M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

B-GAAD II Perkuat Kemitraan Strategis untuk Keunggulan Akademik

B-GAAD II Perkuat Kemitraan Strategis untuk Keunggulan Akademik

Teguhkan Komitmen Melalui Deklarasi Panca Mahadharma B-GAAD

Foto: Rangkaian B-GAAD II Tahun 2025 mempergelarkan Tari Cancala-Bhuwana-Candika, Trunajaya, dan Jeriring Janger di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI, Jumat (31/10).

Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) kembali menyelenggarakan poros pendidikan tinggi seni dan desain di kawasan Asia-Pasifik melalui perhelatan Bali–Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II 2025, yang resmi dibuka pada Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI. Tahun ini, B-GAAD mengusung tema Tutur–Bhuwana–Tuwuh (Mitos–Dunia–Memori), yang menegaskan pentingnya mitos sebagai pengetahuan hidup yang membentuk kebijaksanaan dan identitas peradaban manusia.

Rektor ISI BALI, Prof. Dr. I Wayan Adnyana, menyampaikan bahwa B-GAAD merupakan inisiatif ISI BALI untuk membangun ruang aktualisasi strategis berskala internasional yang mempertemukan lembaga-lembaga pendidikan tinggi seni dan desain di kawasan Asia-Pasifik. “B-GAAD bukan sekadar forum pertemuan, melainkan wadah pencairan gagasan, konsep, dan visi yang memperkuat solidaritas Asia-Pasifik menuju inovasi baru,” ujarnya.

Tahun ini, B-GAAD II diikuti oleh sebelas universitas dari kawasan Asia-Pasifik, tiga institusi seni, dan satu lembaga pemerintah luar negeri, di antaranya: Akademi Seni Budaya dan Warisan Kebangsaan (ASWARA) Malaysia; Kazakh National Academy of Choreography; Lasalle College of the Arts dan Nanyang Academy of Fine Arts (NAFA) Singapura; Phetchaburi Rajabhat University Thailand; University of Western Australia (UWA); Kyoto Saga University of Arts dan Okinawa Prefectural University of Arts Jepang; University of Iowa Amerika Serikat; Jatiya Kabi Kazi Nazrul Islam (JKKNI) University Bangladesh; serta Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) Republik Korea. Dukungan juga datang dari Agung Rai Museum of Art (ARMA), Komaneka Art Gallery, Misato City Jepang, dan Wiswakarma Museum Gianyar.

Dalam pidato pembukaannya, Rektor ISI BALI menegaskan bahwa mitologi—sebagaimana dikemukakan oleh Edith Hamilton dalam Mythology: Timeless Tales of Gods and Heroes (1969)—adalah cermin cara manusia berpikir dan merasakan sejak masa purba. Melalui mitologi, manusia menelusuri kembali hubungan yang mendalam dengan alam—dengan bumi, laut, pepohonan, bunga, dan bukit—sebuah hubungan yang kian pudar di era modern ini.

Foto: Pembacaan Deklarasi B-GAAD oleh Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana disaksikan oleh seluruh pimpinan perguruan tinggi seni dan desain di Asia-Pasifik, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI.

Sebagai wujud komitmen memperkuat jejaring kerja sama dan keberlanjutan keunggulan akademik, B-GAAD II melahirkan Deklarasi Panca Mahadharma B-GAAD bertajuk Caksu–Bhuwana–Citta (Noble Vision for Shining Futures), yang ditandatangani oleh para pimpinan dan dosen perguruan tinggi seni dan desain di Asia-Pasifik. Deklarasi ini menegaskan lima misi utama: (1) Memperkuat kemitraan untuk kemajuan dan keberlanjutan keunggulan akademik; (2) Berkomitmen terhadap kesejahteraan masyarakat dan komunitas; (3) Berkolaborasi untuk melestarikan budaya dan warisan local; (4) Berpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan ekologis; (5) Menumbuhkan kreativitas dan inovasi teknologi dalam seni dan desain.

Deklarasi tersebut ditandatangani oleh para pemimpin dan akademisi terkemuka, yaitu:

Prof. Dr. I Wayan Adnyana (Rektor ISI BALI, Indonesia), Asst. Prof. Dr. Sanor Klinngam, Dr. Kitsada Tungchawal, dan Asst. Prof. Rapipan Thiamdaet (Phetchaburi Rajabhat University, Thailand); Prof. Kate Hislop (Dean, School of Design, University of Western Australia, Australia); Prof. Dr. Koh Young Hun (Hankuk University of Foreign Studies, Republik Korea); Asst. Prof. Catherine Parrott, MFA (University of Iowa, Amerika Serikat); Prof. Dr. K. Azril Ismail dan Assoc. Prof. Suzlee Ibrahim (Akademi Seni Budaya dan Warisan Kebangsaan/ASWARA, Malaysia); Prof. Jaygo Bloom, MFA (Lasalle College of the Arts, Singapura); serta dari ISI BALI, Dr. Ni Made Arshiniwati (Ketua Senat), Prof. Dr. Anak Agung Gde Bagus Udayana (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi), Dr. I Made Jodog (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum), Prof. Dr. I Komang Sudirga (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama), serta Nyoman Dewi Pebriyani, Ph.D (Direktur Pascasarjana ISI BALI).

Foto: Pembukaan B-GAAD II Tahun 2025, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI.

Serangkaian kegiatan B-GAAD II berlangsung dari 27 hingga 31 Oktober 2025 di berbagai venue di dalam dan luar kampus ISI BALI, meliputi Bali–Global Arts and Design Symposium (B-GADS), Bali–Global Performing Arts Map (B-GPAM), Bali–Global Art Map Exhibition (B-GAME), Bali–Global Innovative Design Map Exhibition (B-GIDME), Bali–Global Encounter Figure (B-GEF), Bali–Global Authentic Trip (B-GAT), B-GAAD Leaders’ Summit, Bali–Global Expo and Job Fair (B-GEJF)

Kegiatan pembuka diwarnai World Cultural Carnival, yang menafsirkan tema Myths–World–Memories melalui parade artistik melibatkan seluruh program studi sarjana, sarjana terapan, dan pascasarjana ISI BALI. Selain itu, hadir pula peluncuran buku dan karya seni bertajuk Bali–Global Encounter Figure (B-GEF) #1: Unveiling Borrowed Light, hasil kolaborasi Prof. K. Azril Ismail dan Azrul K. Abdullah dari ASWARA Malaysia bersama ARMA Museum. Masih dalam rangkaian B-GAAD II, Workshop Woodcut oleh Prof. Paul Trinidad dari University of Western Australia juga diselenggarakan untuk mahasiswa ISI BALI, memperkaya pertukaran pengetahuan lintas budaya dan teknik artistik. (ISIBALI/Humas)

Pergelaran Intermedium Ananta–Mahaboga–Anantya Buka B-GAAD II 2025

Pergelaran Intermedium Ananta–Mahaboga–Anantya Buka B-GAAD II 2025

Foto: Pergelaran intermedium bertajuk Ananta–Mahaboga–Anantya dalam Pembukaan B-GAAD II 2025, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI.

Menandai pembukaan perhelatan Bali–Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali menghadirkan pertunjukan intermedium bertajuk Ananta–Mahaboga–Anantya, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI. Pergelaran ini menjadi bagian dari program Bali–Global Performing Arts Map (B-GPAM) yang menampilkan kolaborasi lintas disiplin seni antara tari, musik, animasi, dan desain kostum.

Mengusung konsep “Bumi dalam memori peradaban Bali”, karya ini menghidupkan kembali mitologi Anantaboga, sosok naga raksasa penyangga dunia yang dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan sumber kesejahteraan. Melalui metafora kosmik, pertunjukan Ananta–Mahaboga–Anantya menghadirkan pembacaan baru atas mitos tersebut dalam bentuk tari yang menghanyutkan sekaligus menggugah, memvisualkan tragedi alam yang merekah menjadi harapan kehidupan.

Foto: Pergelaran intermedium bertajuk Ananta–Mahaboga–Anantya dalam Pembukaan B-GAAD II 2025, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI.

Karya ini dikemas sebagai pertunjukan multi-medium, memadukan unsur gerak, animasi, dan kostum yang saling berkelindan membangun pengalaman visual dan emosional bagi penonton. Di bawah koordinasi Dr. I Gede Yudarta, SSKar., M.Si., karya ini melibatkan tim kreatif dari berbagai program studi di ISI BALI.

Karya ini dikemas sebagai pertunjukan multi-medium, memadukan unsur gerak, animasi, dan kostum yang saling berkelindan membangun pengalaman visual dan emosional bagi penonton. Di bawah koordinasi Dr. I Gede Yudarta, SSKar., M.Si., karya ini melibatkan tim kreatif lintas program studi di ISI Bali, mencerminkan kekuatan kolaborasi antardisiplin seni.

Salah satu elemen paling mencuri perhatian adalah kostum para penampil yang dilengkapi dengan lampu LED yang dapat menyala dan meredup mengikuti ritme gerak tubuh serta animasi di layar LED. Efek pencahayaan yang sinkron dengan visual digital ini menghadirkan sensasi dinamis seolah tubuh penari dan layar menjadi satu kesatuan hidup yang berinteraksi secara real-time.

Foto: Pergelaran intermedium bertajuk Ananta–Mahaboga–Anantya dalam Pembukaan B-GAAD II 2025, Selasa (28/10) di Auditorium Kirtya Sabha Mahottama ISI BALI.

Pertunjukan ini juga menampilkan perpaduan apik antara gamelan Bali dan orkestra modern yang berfungsi sebagai pengantar dramatik sepanjang pergelaran. Alunan gamelan yang sarat nuansa spiritual berpadu dengan orkestra yang megah, menciptakan jalinan bunyi yang memperkuat atmosfer visual dan memperdalam makna karya. Pergelaran memberikan pengalaman multisensori yang menggugah, di mana tradisi dan teknologi bertemu dalam harmoni yang memukau.

Koreografi diciptakan oleh Kadek Diah Pramanasari, M.Sn. dan Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani, M.Sn. Penataan kostum digarap oleh Ida Ayu Ari Mahadewi, M.Sn. dan Ni Putu Dyah Pradnya Candriasih, M.Sn., sementara visual animasi dikerjakan oleh I Wayan Agus Mahardika, M.Sn., I Made Hendra Mahajaya Pramayasa, M.Sn., Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, M.Sn., Muhammad Ragil Zulkifly, Anak Agung Istri Kirana Maheswari, Andi Adytia Moh Firmansyah, I Gede Krisnayaka Saskara, I Kadek Angga Dwipayana, Armansyah Rizki Alfahkri, I Dewa Putu Nova Andika Putra, dan I Gede Mahendra Dana. Bidang music dan gamelan ditangani oleh I Wayan Diana Putra, M.Sn., Ni Putu Hartini, M.Sn., Guntur Eko Prasetyo, M.Sn., Putu Lukita Wiweka Nugraha Putra, M.Sn., serta I Gede Raditya Yudhistira, M.Sn. (ISIBALI/Humas)

Pameran Internasional B-GAME 2025 Refleksikan Mitos dan Memori

Pameran Internasional B-GAME 2025 Refleksikan Mitos dan Memori

Foto: Pembukaan Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.  

Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) resmi membuka Pameran Seni Rupa Internasional Bali–Global Art Map Exhibition (B-GAME) pada Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian Bali–Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II 2025, yang menghadirkan karya 66 seniman dari Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Jepang, Australia, dan Bangladesh.

Mengusung tema Tutur–Bhuwana–Tuwuh (Myths–World–Memories), pameran yang dikuratori Arif B. Prasetyo, Warih Wisatsana (Bali), dan Jeon Dongsu (Korea) ini menjadi ruang dialog kreatif yang mempertemukan pengalaman otentik, daya tahan, serta inovasi para seniman dalam menafsirkan mitos sebagai sumber pengetahuan dan kebijaksanaan bangsa-bangsa di kawasan Asia-Pasifik.

Foto: Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.  

Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana menjelaskan mitos dipahami bukan sekadar cerita masa lampau, tetapi juga sebagai cahaya yang menuntun hubungan manusia dengan alam. “Sebagaimana dikemukakan oleh Edith Hamilton dalam Mythology: Timeless Tales of Gods and Heroes (1969), mitos adalah cara manusia purba berpikir dan merasakan dunia—menghubungkan manusia dengan bumi, laut, pepohonan, dan gunung dengan kedekatan yang kini jarang dirasakan,” ujar Guru Besar Bidang Sejarah Seni ini.

Prof. Kun Adnyana menambahkan, tantangan seniman masa kini, sebagaimana ditegaskan dalam teori Alison George (The Brain, 2018), adalah bagaimana karya seni dapat menguatkan memori kolektif—bahwa dalam hitungan detik, seni mampu menarik perhatian dan menanamkan kesan mendalam. Melalui karya-karya yang dipamerkan, B-GAME 2025 berupaya memperkuat ingatan kolektif kita tentang komitmen bersama terhadap kemanusiaan, pelestarian budaya lokal, dan keseimbangan ekologis.

Dalam sambutannya, A.A. Gde Rai, pendiri ARMA, menyambut baik penyelenggaraan B-GAME yang kedua kalinya di ARMA. Ia mengungkapkan kebanggaannya bahwa ARMA kembali dipercaya menjadi tuan rumah bagi pertemuan seniman internasional, setelah sukses menyelenggarakan edisi pertama tahun lalu. Menurutnya, pameran ini tidak hanya memperkuat posisi Bali sebagai pusat seni rupa dunia, tetapi juga mempertegas peran seni sebagai jembatan lintas budaya dan lintas bangsa.

Foto: Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.  

Pameran B-GAME 2025 digelar di dua lokasi utama, yakni Agung Rai Museum of Art (ARMA) dan Komaneka Art Gallery, keduanya berlokasi di Ubud. Dua ruang ini menjadi peta baru relasi antara seni dan mitos, serta menegaskan peran keduanya dalam memperkaya ingatan dan nalar generasi masa kini.

Hadir dalam pembukaan tersebut Koman Wahyu Suteja, delegasi luar negeri B-GAAD II, jajaran pimpinan dan dosen ISI BALI, seniman, budayawan, serta mahasiswa.

Dalam kesempatan itu, Rektor ISI BALI menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para kurator, seniman, desainer, maestro, profesor tamu, media, mitra, serta seluruh panitia yang telah bekerja dengan penuh semangat, cinta, dan dedikasi. Pameran ini diharapkan menjadi simbol solidaritas dan penguatan platform Asia-Pacific Axis of Arts and Design Higher Education, serta memperkuat posisi Bali sebagai poros global seni dan kebudayaan kontemporer.(ISIBALI/Humas)

ISI BALI Buka Pameran Desain Internasional B-GIDME

ISI BALI Buka Pameran Desain Internasional B-GIDME

Foto: Pembukaan Pameran Desain Internasional B-GIDME di N-CAS ISI BALI, Senin (27/10)

Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) kembali menghadirkan pameran internasional bertajuk Bali-Global Innovative Design Map Exhibition (B-GIDME) 2025, sebagai bagian dari rangkaian Bali-Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II 2025. Pameran yang berlangsung di Nata Citta Art Space (N-CAS), ISI BALI, resmi dibuka pada Senin (27/10) olehRektor ISI Bali, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana.

Mengusung tema besar “Tutur Bhuwana Tuwuh (Myths–World–Memories)”, Pameran yang dikuratori Tjok Istri Ratna CS dan Pande Made Artadi- Bali, serta Prof. Loyce Arthur-USA, menjadi ruang dialog dialektis yang mempertemukan pengalaman autentik dan pergulatan perspektif mengenai ketahanan serta inovasi dalam menafsirkan mitos secara bebas. Mitos dihadirkan sebagai warisan kebijaksanaan luhur bangsa-bangsa Asia-Pasifik, yang sejak zaman kuno telah menjadi jembatan antara manusia dan alam.

B-GIDME 2025 menampilkan karya 108 desainer terkemuka dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Jepang, dan India, yang secara khusus terpilih karena kemampuannya menafsirkan tema Myths–World–Memories melalui perspektif inovatif. Melalui karya-karya ini, diharapkan terbentuk memori kolektif yang memperkuat komitmen bersama untuk kemakmuran manusia, pelestarian budaya lokal, serta keseimbangan ekologi.

Tahun ini, ISI BALI memberikan perhatian khusus terhadap penyelenggaraan B-GIDME dengan melakukan renovasi besar pada ruang pamer Nata-Citta Art Space (N-CAS). Langkah ini menjadi wujud visi ISI Bali untuk menjadikan B-GIDME sebagai pameran unggulan yang mencerminkan inovasi desain terkini.

Selain itu, apresiasi tinggi disampaikan kepada para kurator, desainer, maestro, dosen tamu, mitra media, dan seluruh panitia yang dengan dedikasi, cinta, dan semangatnya menyukseskan penyelenggaraan B-GIDME 2025. Melalui pertemuan ini, ISI Bali berharap dapat memperkuat solidaritas serta memperdalam platform kerja sama pendidikan tinggi seni dan desain di kawasan Asia-Pasifik.

Pameran B-GIDME 2025 berlangsung mulai 26 Oktober hingga 26 November 2025diN-CAS ISI BALI. (ISIBALI/Humas)

Seminar dan Workshop “Pengolahan Sampah Organik menjadi Eco Enzym” oleh DWP ISI Denpasar

Seminar dan Workshop “Pengolahan Sampah Organik menjadi Eco Enzym” oleh DWP ISI Denpasar

Denpasar, 10 Oktober 2025 — Dharma Wanita Persatuan (DWP) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menyelenggarakan Seminar dan Workshop bertajuk “Pengolahan Sampah Organik menjadi Eco Enzym” pada Jumat, 10 Oktober 2025, bertempat di Gedung Desain Hub ISI Bali. Kegiatan ini menghadirkan Ni Wayan Yuli Ekayani, seorang Volunteer Eco Enzym, sebagai narasumber utama.

Acara diikuti oleh 125 peserta yang terdiri dari unsur anggota DWP, dosen, mahasiswa, serta tenaga kependidikan ISI Bali. Melalui kegiatan ini, DWP ISI Denpasar berupaya meningkatkan kesadaran sivitas akademika terhadap pengelolaan sampah organik yang ramah lingkungan sekaligus memberikan keterampilan praktis dalam mengolah limbah rumah tangga menjadi produk bermanfaat.

Dalam sambutannya, Ketua DWP ISI Denpasar menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen DWP untuk mendukung program kampus hijau dan berkelanjutan. “Kami ingin menanamkan kesadaran bahwa setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Melalui pelatihan pembuatan Eco Enzym, kami berharap muncul perubahan nyata dalam perilaku pengelolaan sampah di lingkungan kampus maupun rumah tangga,” ujarnya.

Narasumber Ni Wayan Yuli Ekayani dalam paparannya menjelaskan bahwa Eco Enzym merupakan cairan alami hasil fermentasi limbah organik seperti kulit buah dan sayur dengan gula merah dan air. Cairan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain sebagai pembersih alami, pupuk cair, dan pengurai limbah.

Kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik langsung, yang dilaksanakan di Teba Modern yang dikelola oleh ISI Bali sebagai tempat pengelolaan sampah organik. Dalam kegiatan ini, peserta diajak membuat Eco Enzym menggunakan bahan-bahan sederhana dari sisa dapur. Antusiasme peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan serta partisipasi aktif selama sesi seminar dan workshop berlangsung. Melalui kegiatan ini, diharapkan DWP ISI Denpasar dapat menjadi pelopor dalam gerakan pengelolaan sampah organik di lingkungan kampus serta menginspirasi masyarakat luas untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan

Program Studi Desain Produk ISI Bali Gelar Pengabdian di Jatiluwih, Angkat Teh Beras Merah sebagai Oleh-Oleh Khas Berbasis Kearifan Lokal

Program Studi Desain Produk ISI Bali Gelar Pengabdian di Jatiluwih, Angkat Teh Beras Merah sebagai Oleh-Oleh Khas Berbasis Kearifan Lokal

JATILUWIH, TABANAN, Program Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pengabdian ini terlaksana dalam rangka pemberdayaan Kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) Tridatu Jatiluwih. Kegiatan yang berfokus pada pengembangan branding dan desain kemasan teh beras merah. Produk olahan unggulan dari beras merah cendana merupakan varietas khas yang hanya ditemukan di Jatiluwih. “Kami ingin teh beras merah tidak hanya dikenal sebagai minuman sehat, tapi juga sebagai duta budaya Subak,” ujar Ni Luh Desi In Diana Sari selaku ketua pelaksana kegiatan PKM ini. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilaksanakan berkolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Dosen Desain produk yang terlibat  Made Gana Hartadi, Ni Wayan Sri Wahyuni, Genial Nabilaisyah Firdauzi, dan Ni Ketut Pande Sarjani.

Pameran produk kemasan teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih

Desain kemasan sebagai strategi branding Teh Beras Merah Jatiluwih dirancang melalui pendekatan desain berbasis kearifan lokal. Tim pengabdian membantu mitra merancang kemasan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga merepresentasikan identitas budaya Jatiluwih. Identitas budaya yang ditonjolkan khususnya sistem Subak dan lanskap sawah terasering yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Desain kemasan mengintegrasikan elemen visual seperti gunung, alur sawah dengan terasiring berundak, serta aktivitas matekap (membajak sawah tradisional), dipadukan dengan palet warna alami dan informasi produk yang lengkap.

Desain kemasan teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih

Melalui kegiatan diseminasi yang dilaksanakan minggu 19 Oktober 2025 bertempat di Monumen UNESCO Jatiluwih. Wisatawan mancanegara yang berkunjung memberikan respons positif terhadap pelaksanaan kegiatan. Banyak pengunjung menyatakan bahwa kemasan baru teh beras merah terasa lebih autentik, bermakna, dan layak dijadikan oleh-oleh khas yang mencerminkan keunikan Jatiluwih. Destinasi yang baru saja dinobatkan sebagai Best Tourism Village 2024 oleh UN Tourism.

Wisatawan membeli produk teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih

Selain desain kemasan, tim juga memberikan pelatihan pengemasan higienis, pembuatan tas kertas ramah lingkungan, serta strategi promosi digital kepada anggota UKM Tridatu. Harapannya, produk ini dapat menjadi ikon ekonomi kreatif berkelanjutan yang memperkuat posisi Jatiluwih sebagai destinasi wisata berbasis budaya dan keberlanjutan. Bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas lokal, diharapkan dapat menjadi wujud nyata peran ISI Bali dalam mendukung pelestarian warisan budaya sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui desain yang berakar pada nilai lokal.

Foto bersama dosen Program Studi Desain Produk ISI Bali dan pihak UKM Tridatu Jatiluwih

Loading...