Inovasi Seni dari Keheningan:ISI Bali Bangun Kepercayaan Diri Komunitas Difabel Lewat Tari Pependetan Nirmala, Buleleng. Bali
Foto: Latihan bersama masyarakat Kolok di Desa Bengkala, Buleleng, Bali Kamis (30/10)
Tim pengusul dari Institut Seni Indonesia (ISI) Bali) sukses melaksanakan Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) dengan tema “Inovasi Seni dari Keheningan: Membangun Ekspresi dan Kepercayaan Diri Komunitas Difabel melalui Tari Pependetan Nirmala.”Program ini diketuai oleh Ida Ayu Trisnawati, dengan anggota pelaksana I Gusti Putu Sudarta dan Ida Bagus Ketut Trinawindu, serta melibatkan tiga mahasiswa ISI Bali: Made Tarayana Amanda Putra, I Dewa Gede William Sedana Putra, dan Komang Jana Arta Saputra.
Program ini berfokus di Desa Bengkala, Kabupaten Buleleng, yang dikenal sebagai “Desa Kolok”, karena sebagian warganya merupakan penyandang tunarungu. Meskipun desa ini memiliki potensi seni yang kuat, komunitas difabel masih menghadapi berbagai keterbatasan dalam mengakses ruang ekspresi dan pengembangan diri. Dari kondisi itulah muncul gagasan untuk menghadirkan karya seni yang tidak hanya indah secara estetika, tetapi juga bermakna sosial dan spiritual.
Melalui penciptaan Tari Pependetan Nirmala, tim ISI Bali berupaya menghadirkan ruang seni yang inklusif, memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengekspresikan diri, meningkatkan kepercayaan diri, sekaligus menjaga nilai budaya dan spiritual masyarakat Bali. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat pembangunan sumber daya manusia di bidang seni, pendidikan, kesetaraan gender, dan pemberdayaan penyandang disabilitas.
Pelaksanaan program dilakukan secara bertahap, dimulai dengan sosialisasi program PISN pada 17 Oktober 2025, diikuti oleh pelatihan tari Pependetan Nirmala pada 30 Oktober 2025. Pelatihan dilaksanakan bersama mitra Komunitas Kolok Santhi di Banjar Dinas Kajanan, Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Kegiatan berlangsung dalam suasana penuh semangat, di mana peserta tidak hanya diajarkan gerak dasar dan koreografi, tetapi juga diajak untuk mengolah ekspresi diri, memahami makna spiritual gerak, serta berkolaborasi dalam mencipta. Selain pelatihan, program ini juga melibatkan penciptaan kostum dan properti adaptif, pendampingan intensif, serta dokumentasi proses dan hasil karya. Tujuan akhirnya adalah melahirkan model seni pertunjukan inklusif yang dapat diterapkan oleh komunitas lain, sekaligus memperkuat hubungan antara seni, budaya, dan pemberdayaan sosial.
Foto: Bersama masyarakat Kolok di Desa Bengkala, Buleleng. Bali.
Hasil dari pelaksanaan program ini sangat positif. Para anggota Komunitas Kolok Santhi menunjukkan peningkatan keterampilan, rasa percaya diri, dan antusiasme dalam menampilkan karya mereka. Puncaknya adalah terselenggaranya pertunjukan inklusif Tari Pependetan Nirmala yang mendapat apresiasi luas dari masyarakat Desa Bengkala dan para pemerhati seni.
Selain pertunjukan, program ini juga menghasilkan modul dan video pembelajaran tari, serta dokumentasi ilmiah populer sebagai referensi untuk pengembangan seni inklusif di masa mendatang. Dengan demikian, Tari Pependetan Nirmala tidak hanya menjadi karya seni baru, tetapi juga simbol dari kebersamaan, keberanian, dan keindahan yang tumbuh dari keheningan. Program ini menjadi bukti bahwa seni dapat menjadi jembatan bagi siapa saja untuk mengekspresikan diri, tanpa batas kemampuan fisik atau kondisi sosial. Melalui kerja sama antara akademisi, seniman, dan komunitas lokal, ISI Bali berhasil menunjukkan bahwa inovasi dalam seni tradisi dapat melahirkan perubahan sosial yang nyata dan berkelanjutan.
Denpasar, 4 November 2025 — Program Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali kembali menyelenggarakan kegiatan Kuliah Dosen Tamu sebagai bagian dari pengayaan wawasan akademik mahasiswa. Pada kesempatan kali ini, program studi menghadirkan Bapak Achmad Syarief, MSD., Ph.D., dosen dan peneliti di bidang desain produk yang dikenal luas atas kepakarannya dalam semantik produk.
Kegiatan yang berlangsung di kampus ISI Bali pada Selasa, 4 November 2025, diikuti oleh sekitar 80 mahasiswa Program Studi Desain Produk. Dalam kuliah tamu tersebut, Achmad Syarief menyampaikan materi bertajuk “Semantik Produk: Memahami Pemaknaan Obyek Desain”, yang menyoroti bagaimana bentuk, warna, dan material pada produk dapat menyampaikan pesan dan membangun persepsi pengguna.
Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya pemahaman semantik dalam proses perancangan desain agar produk tidak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai komunikasi yang kuat. “Desainer perlu memahami bagaimana pengguna menafsirkan bentuk dan simbol pada produk. Di situlah semantik berperan sebagai jembatan antara desain dan persepsi,” ujar Achmad Syarief.
Ketua Program Studi Desain Produk ISI Bali, Wahyu Indira, S.Sn., M.Sn, menyampaikan bahwa kegiatan kuliah dosen tamu ini merupakan bagian dari upaya prodi untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan relevan dengan perkembangan industri desain terkini. “Melalui kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan wawasan langsung dari pakar yang berpengalaman, sehingga dapat memperkaya sudut pandang mereka dalam proses perancangan produk,” ungkapnya.
Mahasiswa yang hadir tampak antusias mengikuti jalannya kuliah, dengan sesi diskusi interaktif yang membahas berbagai contoh penerapan semantik produk pada desain kontemporer. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap aspek konseptual dan filosofis dalam desain produk, serta mendorong lahirnya karya-karya inovatif yang berdaya makna tinggi.
*Hadirkan Dosen University of Western Australia, Prof. Paul Trinidad sebagai Narasumber
Foto: Workshop Cetak Grafis di Gedung Citta Kelangen Lt. 2 ISI BALI, Rabu (29/10).
Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menyelenggarakan Bali-Global Encounter Figure (B-GEF) #2: Workshop Cetak Grafis di Gedung Citta Kelangen Lt. 2 ISI BALI, Rabu (29/10). Kegiatan ini merupakan rangkaian Event Bali-Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II Tahun 2025.
B-GEF merupakan sebuah ruang dialog tentang interrelasi individual dan kolektif, yang dikemas dalam bentuk kolaborasi kreatif antara maestro, seniman, tokoh budaya, atau kritikus melalui format workshop.
Foto: Workshop Cetak Grafis di Gedung Citta Kelangen Lt. 2 ISI BALI, Rabu (29/10).
Pada pelaksanaan B-GEF #2 ini, hadir Prof. Paul Trinidad dari University of Western Australia sebagai narasumber. Ia memperkenalkan teknik cetak tinggi (relief printing) yang diaplikasikan pada media kain dan kaos, memperagakan secara langsung proses pengolesan tinta hingga tahap pencetakan hasil karya.
Workshop ini diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai program studi, di antaranya Desain Komunikasi Visual, Seni Murni, Kriya, dan Desain Produk ISI BALI. Para peserta tampak antusias mempelajari serta mempraktikkan teknik cetak grafis bersama sang maestro, mendapatkan pengalaman artistik yang memadukan pendekatan tradisional dengan eksplorasi kontemporer. (ISIBALI/HUMAS)
Foto: Jajaran Pimpinan ISI BALI dan Delegasi B-GAAD II bersama seluruh kontingen World Cultural Carnaval ISI BALI, Selasa (28/10) di Gedung Desain Hub ISI BALI.
World Cultural Carnaval yang menjadi bagian dari rangkaian Bali–Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II Tahun 2025 sukses memukau para delegasi luar negeri yang hadir di Kampus Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI), Selasa (28/10). Pawai seni lintas disiplin ini menampilkan kekayaan mitologi, kreativitas, dan daya cipta mahasiswa dari seluruh program studi di ISI BALI, yang dirangkai dalam tema besar “Tutur–Bhuwana–Tuwuh” (Myths–World–Memories).
Digelar seusai apel peringatan Hari Sumpah Pemuda, karnaval dimulai dari depan Gedung Lata Mahosadhi menuju area Desain Hub, berlanjut ke selatan Fakultas Seni Rupa dan Desain, dan kembali ke titik awal. Sepanjang rute, para peserta menampilkan parade busana tematik, tari, teater, musik, dan properti artistik yang mencerminkan identitas masing-masing program studi. Panggung kehormatan di depan Gedung Desain Hub menjadi pusat perhatian, tempat seluruh kontingen menampilkan atraksi utama di hadapan Rektor, pimpinan perguruan tinggi, mitra, dan tamu-tamu internasional B-GAAD.
Foto: Jajaran Pimpinan ISI BALI dan Delegasi B-GAAD II menyaksikan World Cultural Carnaval ISI BALI, Selasa (28/10) di Bencingah Gedung Desain Hub ISI BALI.
Sebanyak 16 kontingen andil dalam pergelaran ini, masing-masing menafsirkan tema mitologi dan kosmologi Bali melalui medium seni yang berbeda. Prodi Tari dengan tema Sanghyang yang sakral, Karawitan dengan denting kulkul yang menggema secara live, hingga Pendidikan Seni Pertunjukan yang menampilkan kreativitas kostum Cupak Gerantang.
Kontingen Seni Pedalangan dan Teater memadukan wayang orang dengan body painting, sementara Seni Murni menghadirkan visual memedi-median menggunakan bahan alam. Kriya menonjolkan keanggunan bentuk naga, sedangkan Desain Interior dan Arsitektur menampilkan sosok lelakut (orang-orangan sawah) dalam wujud artistik.
Nuansa perang dan keberanian terasa kuat dari kontingen Musik dan Bisnis Digital melalui tema Genderang Perang dengan iringan alat musik tiup yang dimainkan secara langsung. Sementara itu, Desain Komunikasi Visual memeriahkan suasana dengan tema Mayadenawa disertai bunyi-bunyian khas yang mereka ciptakan sendiri.
Foto: Penampilan Prodi Tari dengan judul Sasanghyangan pada World Cultural Carnaval ISI BALI, Selasa (28/10) di Bencingah Gedung Desain Hub ISI BALI.
Dari sisi visual, Fotografi memukau lewat tema Kalarau dengan permainan cahaya reflektor, Desain Mode menampilkan sosok Dadayangan berambut panjang, dan Produksi Film dan Televisi mengusung Wong Samar dengan kostum kamuflase yang misterius. Tak kalah menarik, Desain Produk hadir dengan kostum berbentuk Bedawang (kura-kura raksasa bersisik), dan Animasi menampilkan parade karakter Tantri bertema hewan.
Kelas pascasarjana turut memeriahkan parade ini, Program Doktor (S3) mengangkat simbol kekuatan Garuda, sementara Program Magister (S2) menampilkan figur Dewi Sri sebagai lambang kesuburan, lengkap dengan properti tirta dan musik live yang anggun.
Setiap kontingen terdiri dari sekitar 20 anggota, termasuk dosen dan mahasiswa, yang menampilkan perpaduan antara fashion, koreografi, properti, dan musik tematik. Kolaborasi lintas disiplin ini menunjukkan kekayaan ekspresi artistik sivitas akademika ISI BALI dalam merespons tema besar B-GAAD II yang menautkan antara mitos, dunia, dan kenangan peradaban. (ISI BALI/Humas)
Denpasar, 4 November 2025 — Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menyelenggarakan Workshop Cetak Tinggi bertema “PRAMANA-BHUWANA-KALYANA: Pengetahuan Dunia, Kemuliaan Semesta.”
Kegiatan ini dilaksanakan pada Selasa, 4 November 2025, pukul 09.00 – 14.00 WITA, di Ruang Cetak, Lab Terpadu ISI Bali, dan diikuti oleh mahasiswa semester 3 Program Studi DKV ISI Bali.
Workshop ini dibuka secara resmi oleh Dekan FSRD ISI Bali, Bapak Drs. I Nengah Sudika Negara, M.Erg, serta dihadiri oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama FSRD, Dr. Ni Luh Desi In Diana Sari, S.Sn., M.Sn, narasumber workshop, Bapak Reno Megy Setiawan, dan Koordinator Program Studi DKV ISI Bali sekaligus Ketua Pelaksana acara, Bapak Bayu Segara Putra, S.Ds., M.Sn.
Kegiatan ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran di Program Studi Desain Komunikasi Visual, khususnya dalam memperdalam pemahaman mahasiswa terhadap bidang reproduksi grafika. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diperkenalkan pada teknik cetak tinggi, penggunaan alat dan bahan, serta proses pembuatan karya dengan teknik cukil dan alat cetak manual.
Dalam sambutannya, Koordinator Program Studi DKV ISI Bali, Bapak Bayu Segara Putra, S.Ds., M.Sn., menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaknai sebagai bentuk penerapan pembelajaran berbasis praktik yang menekankan hubungan antara pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Dijelaskan bahwa tema “Pramana Bhuwana Kalyana” memiliki makna pengetahuan untuk kesejahteraan dan kebaikan semesta. Melalui tema tersebut, proses belajar dan berkarya diharapkan dapat dijalankan sebagai wujud dharma — upaya membangun kesadaran dan kebajikan melalui karya visual.
Disampaikan pula bahwa teknik cetak tinggi mengajarkan kesabaran, ketelitian, dan kepekaan terhadap bentuk serta tekstur. Nilai-nilai tersebut dianggap relevan dengan semangat Pramana Bhuwana Kalyana, yaitu bahwa pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk memberi manfaat lebih luas bagi dunia seni dan masyarakat.
Melalui workshop ini, diharapkan wawasan dan keterampilan mahasiswa dapat semakin berkembang, serta mendorong lahirnya karya-karya desain yang mengangkat nilai budaya dan filosofi lokal dengan makna universal.
Foto: Pimpinan dan dosen dari perguruan tinggi seni dan desain di Kawasan Asia Pasifik dalam B-GAAD Leaders’ Summit, Selasa (28/10) di Ruang Sabha Citta Mahottama Gedung Design Hub ISI BALI.
Sebagai rangkaian Event Bali-Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II Tahun 2025, Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) menyelenggarakan B-GAAD Leaders’ Summit, Selasa (28/10) di Ruang Sabha Citta Mahottama Gedung Design Hub ISI BALI. Pertemuan strategis ini dipimpin langsung oleh Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, dan diikuti oleh para pimpinan serta anggota fakultas dari berbagai perguruan tinggi seni dan desain terkemuka di kawasan Asia Pasifik.
Forum ini dihadiri oleh sejumlah pimpinan perguruan tinggi seni dan desain, antara lain Prof. Dr. Wayan Adnyana selaku Rektor ISI BALI, Asst. Prof. Dr. Sanor Klinngam, Dr. Kitsada Tungchawal, dan Asst. Prof. Rapipan Thiamdaet dari Phetchaburi Rajabhat University, Thailand; Prof. Kate Hislop dari University of Western Australia, Australia; Asst. Prof. Catherine Parrott, MFA dari The University of Iowa, Amerika Serikat; Prof. Dr. K. Azril Ismail dan Assoc. Prof. Suzlee Ibrahim dari Akademi Seni Budaya dan Warisan Kebangsaan (ASWARA), Malaysia; serta Prof. Jaygo Bloom, MFA dari Lasalle College of the Arts, Singapura. Dari pihak ISI BALI, turut hadir Dr. Ni Made Arshiniwati, SST., M.Si. (Ketua Senat), Prof. Dr. Anak Agung Gde Bagus Udayana, S.Sn., M.Si. (Wakil Rektor Bidang Akademik dan Sistem Informasi), Dr. I Made Jodog, MFA. (Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum), Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum. (Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama), serta Nyoman Dewi Pebriyani, ST., MA, Ph.D. (Direktur Pascasarjana). Dengan suasana hangat, forum ini menjadi ruang dialog strategis yang mempertemukan para pemimpin pendidikan tinggi seni dan desain dari berbagai negara. Para peserta berbagi pandangan dan paradigma dalam pengelolaan pendidikan tinggi seni dan desain yang berkomitmen pada kemakmuran masyarakat, pelestarian budaya lokal, serta keseimbangan ekologis. Pertemuan tersebut juga menjadi ajang memperkuat solidaritas dan jejaring kerja sama antarperguruan tinggi seni dan desain di kawasan Asia Pasifik.
Foto: Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana (kanan) bersama Penasihat Presiden Phetchaburi Rajabhat University-Thailand, Asst. Prof. Dr. Sanor Klinngam pada penandatanganan Deklarasi B-GAAD, Selasa (28/10) di Ruang Sabha Citta Mahottama Gedung Design Hub ISI BALI.
Puncak dari forum ini ditandai dengan lahirnya The B-GAAD Declaration: Caksu-Bhuwana-Citta (Noble Vision for Shining Futures), sebuah deklarasi yang menegaskan visi bersama perguruan tinggi seni dan desain di Asia Pasifik untuk menumbuhkan semangat solidaritas, tanggung jawab kolektif, dan kerja sama lintas budaya dalam membangun masa depan seni dan desain yang berkelanjutan. Melalui deklarasi ini, para pemimpin sepakat membentuk Asia Pacific’s Axis of Arts and Design Higher Education Network, sebagai wadah untuk menumbuhkan semangat persaudaraan dan kolaborasi lintas bangsa melalui pertukaran pengetahuan dan mobilitas akademik.
Deklarasi tersebut memuat lima misi utama yang disebut Panca Mahadharma, yaitu: (1) Memperkuat kemitraan untuk memajukan dan menjaga keunggulan akademik; (2) Berkomitmen pada kesejahteraan masyarakat dan komunitas; (3) berkolaborasi dalam pelestarian budaya dan warisan local; (4) Bberpartisipasi aktif dalam menjaga keseimbangan ekologi; serta (5) Mendorong kreativitas dan inovasi teknologi dalam bidang seni dan desain. Lima misi ini menjadi pedoman bersama dalam mengarahkan kolaborasi lintas lembaga untuk mencapai visi pendidikan seni dan desain yang unggul, berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan keberlanjutan.
Deklarasi tersebut ditandatangani oleh seluruh peserta yang hadir, meliputi pimpinan ISI BALI serta para perwakilan perguruan tinggi dari Thailand, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat, Malaysia, dan Singapura. Penandatanganan deklarasi ini menjadi simbol komitmen bersama untuk menjadikan B-GAAD sebagai forum dialog, kemitraan, dan kolaborasi berkelanjutan antarperguruan tinggi seni dan desain di kawasan Asia Pasifik dalam mewujudkan The Panca Mahadharma Mission.
Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan “Kun” Adnyana, menyampaikan bahwa B-GAAD Leaders’ Summit meupakan langkah konkret untuk memperkuat posisi ISI BALI dan Indonesia sebagai poros global pendidikan tinggi seni dan desain. “Melalui Deklarasi B-GAAD ini, kita bersama-sama menyalakan cahaya bagi masa depan seni dan desain yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, budaya, dan keberlanjutan,” ujarnya. (ISIBALI/Humas)