ISI Bali Tampilkan Gong Guwung Gumi Pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali

Jun 20, 2025 | Berita, Headline

Memaknai tema Pesta Kesenian Bali tahun 2025 yaitu Jagad Kerthi, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali menggubah barungan anyar bernama Gong Guwung Gumi. Barungan anyar sebagai hasil eksplorasi baru ISI Bali pada pawai PKB tahun ini dapat dikatakan cukup “melompat”. Melompati tradisi musik prosesi Bali yang lazim menggunakan instrumen kendang dan ceng-ceng kopyak. Prof. Dr. I Wayan Adnyana didampingi pula oleh Prof. Dr. I Komang Sudirga, S.Sn., M.Hum sebagai penanggung jawab produksi pertunjukan menawarkan gagasan untuk mencoba menyusunan barungan baru berpijak pada istrumen gong dan pencon sarwa datu. Pijakan menyusun barungan anyar berbasis instrumen gong dan pencon untuk merayakan pencapaian tetinggi teknik cor logam sembari menafsir tema Jagad Kerthi.

Barungan anyar Gong Guwung Gumi menantang kreativitas baru untuk lepas dari kebiasaan murba kendang dan pengramen dari ceng-ceng kopyak. Kemudian istrumen reyong serta tawa-tawa selain memainkan melodi juga sebagai pemurba, penyaji angsel dan membentuk pola ornament ritmis. Gong dan kempul/kempur yang secara konvensional berfungsi sebagai kolotomik diposisikan sebagai instrumen melodis dengan olahan melodi teknik gebug calung/nyalungin.

            Gong Guwung Gumi sebagai nama dari barungan baru hasil olah kreatif dosen Fakultas Seni Pertunjukan ISI Bali merujuk pada gong sebagai instrumen terbesar golongan gong dan pencon yang dalam konsep kompositorisnya menjadi dasar pengembangan pola-pola dari instrumen lainnya seperti reyong, tawa-tawa, kajar dan kempul/kempur. Kemudian Guwung Gumi bermakna ruang dan wadah dari seluruh instrumen gong dan pencon berbahan sarwa datu untuk merajut ritme, melodi dalam bingkai matra serta tempo. 

            Barungan anyar Gong Guwung Gumi disusun oleh beberapa instrumen gong dan pencon dari barungan gamelan Bali dan Jawa yang sudah ada sebelumnya yaitu 14 pencon terompong Semara Dhana, 14 pencon reyong Baleganjur Saih Pitu, 11 pencon tawa-tawa berlaras Saih Pitu, 4 pencon kajar, 4 pencon kempli, 7 pencon kempur Jawa, 8 pencon gong Bali dan satu gong beri. Barungan Gong Guwung Gumi dimainkan oleh 63 penabuh dari mahasiswa program studi Seni Karawitan dan Pendidikan Seni Pertunjukan. Adapun komposer dari barungan Gong Guwung Gumi adalah Putu Tiodore Adi Bawa, S.Sn., M.Sn, Saptono, S.Sen., M.Si dan I Wayan Diana Putra, S.Sn., M.Sn yang juga selaku koordinator produksi pertunjukannya. Bertindak sebagai artistik director adalah Dr. I Wayan Budiarsa, S.Sn., M.Si dan koorprodi Seni Karawitan Dr. I Nyoman Kariasa, S.Sn., M.Sn sebagai Pembina teknik karawitan.

Barungan Gong Guwung Gumi turut menyertai energi tarian kosmik Dewa Siwa dalam mencipta tata semesta melalui lambaian estetis penari disertai olah ritme-melodi seluruh instrumen moncol/pencon yang disusun secara berlapis dalam metrum presisi. Prof. Kun menambahkan barungan anyar Gong Guwung Gumi menggelar altar adhi nada, nuwur Siwa Nataraja tedun menata R’ta Bhuwana. Semua kemudian menari, meraya ritmis samasta.  Kemudian penata tari dari Tari Siwa Nataraja yang disertai oleh barungan Gong Guwung Gumi adalah I Gede Oka Suryanegara, S.ST., M.Sn, Ni Kadek Diah Pramanasari, S.Sn., M.Sn dan Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani, S.Sn., M.Sn. Jumlah penari yang terlibat sebanyak 27 orang dengan komposisi 1 orang penari putra berperan sebagai Dewa Siwa, 8 orang penari putri sebagai delapan sinar suci Dewa Siwa, 9 orang penari putri sebagai deeng pemendak dan 8 orang penari putra menarikan penjor sebagai sarana mendak Dewa Siwa. Para penari merupakan mahasiswa-mahasiswi program studi Tari dan Pendidikan Seni Pertunjukan.

Categories

Pengumuman

Loading...