JATILUWIH, TABANAN, Program Studi Desain Produk, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Pengabdian ini terlaksana dalam rangka pemberdayaan Kelompok Usaha Kecil Menengah (UKM) Tridatu Jatiluwih. Kegiatan yang berfokus pada pengembangan branding dan desain kemasan teh beras merah. Produk olahan unggulan dari beras merah cendana merupakan varietas khas yang hanya ditemukan di Jatiluwih. “Kami ingin teh beras merah tidak hanya dikenal sebagai minuman sehat, tapi juga sebagai duta budaya Subak,” ujar Ni Luh Desi In Diana Sari selaku ketua pelaksana kegiatan PKM ini. Pelaksanaan kegiatan pengabdian dilaksanakan berkolaborasi antara dosen dan mahasiswa. Dosen Desain produk yang terlibat Made Gana Hartadi, Ni Wayan Sri Wahyuni, Genial Nabilaisyah Firdauzi, dan Ni Ketut Pande Sarjani.

Pameran produk kemasan teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih
Desain kemasan sebagai strategi branding Teh Beras Merah Jatiluwih dirancang melalui pendekatan desain berbasis kearifan lokal. Tim pengabdian membantu mitra merancang kemasan yang tidak hanya menarik secara visual, tetapi juga merepresentasikan identitas budaya Jatiluwih. Identitas budaya yang ditonjolkan khususnya sistem Subak dan lanskap sawah terasering yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia. Desain kemasan mengintegrasikan elemen visual seperti gunung, alur sawah dengan terasiring berundak, serta aktivitas matekap (membajak sawah tradisional), dipadukan dengan palet warna alami dan informasi produk yang lengkap.

Desain kemasan teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih
Melalui kegiatan diseminasi yang dilaksanakan minggu 19 Oktober 2025 bertempat di Monumen UNESCO Jatiluwih. Wisatawan mancanegara yang berkunjung memberikan respons positif terhadap pelaksanaan kegiatan. Banyak pengunjung menyatakan bahwa kemasan baru teh beras merah terasa lebih autentik, bermakna, dan layak dijadikan oleh-oleh khas yang mencerminkan keunikan Jatiluwih. Destinasi yang baru saja dinobatkan sebagai Best Tourism Village 2024 oleh UN Tourism.

Wisatawan membeli produk teh beras merah UKM Tridatu Jatiluwih
Selain desain kemasan, tim juga memberikan pelatihan pengemasan higienis, pembuatan tas kertas ramah lingkungan, serta strategi promosi digital kepada anggota UKM Tridatu. Harapannya, produk ini dapat menjadi ikon ekonomi kreatif berkelanjutan yang memperkuat posisi Jatiluwih sebagai destinasi wisata berbasis budaya dan keberlanjutan. Bentuk kolaborasi antara perguruan tinggi dan komunitas lokal, diharapkan dapat menjadi wujud nyata peran ISI Bali dalam mendukung pelestarian warisan budaya sekaligus pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui desain yang berakar pada nilai lokal.

Foto bersama dosen Program Studi Desain Produk ISI Bali dan pihak UKM Tridatu Jatiluwih










