Di Era 5.0, persaingan global semakin cepat, dengan perkembangan teknologi, informasi dan media. Kondisi ini harus direspons dengan cepat pula. Kuncinya, kecepatan dalam penguasaan teknologi, dan mengikuti perkembangan informasi dan media, menjadi sebuah keniscayaan.
‘’Terlebih dalam dunia pendidikan tinggi di era digital ini, penguasaan teknologi informasi sangatlah penting, di samping selalu meningkatkan kualifikasi pendidikan,’’ ujar Ketua LP2MPP ISI Denpasar, Dr. I Komang Arba Wirawan, S.Sn.,M.Si.
Karena itu dosen Prodi Produksi Film dan Televisi ini berupaya meningkatkan kualifikasi pendidikannya. Setelah meluluskan Program Magister, Arba Wirawan menempuh pendidikan di Program Doktor Kajian Budaya Unud tahun 2011. Saat mengikuti perkuliahan di Kajian Budaya Unud, Arba Wirawan mengaku banyak mendapat pengetahuan dan pengalaman yang sangat berguna untuk pengembangan diri dan institusi, tempatnya mengabdikan diri, yakni Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Sebagai dosen di Program Studi Fotografi ISI Denpasar tahun 2003-2013, bersama kawan-kawan Arba mampu mengantarkan Prodi Fotografi untuk mendapatkan Akreditasi A. Akreditasi adalah hal utama untuk kinerja sebuah prodi. Tak hanya itu, Arba Wirawan terlibat dalam pendirian Prodi Produksi Film dan Televisi, ISI Denpasar tahun 2013.
‘’Saya bersyukur bisa kuliah di Kajian Budaya FIB Unud. Kalau tidak, mungkin riwayat akademik saya berbeda. Makanya, atas pencapain karier ini tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud,’’ kata mantan wartawan foto harian DenPost ini.
Setelah berhasil menyukseskan proses akreditasi prodi dan mendirikan prodi baru, Arba Wirawan mendapatkan peluang baru menjadi Asesor BANPT, kemudian juga menjadi Pengurus Perkumpulan Prodi Film dan Televisi Indonesia. Pada awal tahun 2022 Arba Wirawan dipercaya menjadi Majelis Kebudayaan Bali (MKB). Sebelumnya, Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Kun Adnyana, mempercayainya sebagai Ketua LP2MPP IS Denpasar periode 2021-2025.
Pinang Promotor di Australia
Saat kuliah di Kajian Budaya FIB Universitas Udayana, ada hal menarik yang tak pernah dilupakan Arba Wirawan dalam pemilihan promotor untuk penyusunan disertasinya. Ia pun meminang Prof. I Nyoman Darma Putra, guru besar FIB Unud. Menarik, Arba justru memohon kesediaan Prof. Darma Putra menjadi pembimbing riset dan penulisan disertasi, ketika bertemu di kampus University of Western Australia, Perth.
Pertemuan di Negeri Kangguru itu terjadi karena saat itu Arba mengikuti rombongan ISI Denpasar dalam muhibah kesenian yang mementaskan sendratari Ramayana. Waktu itu, Prof. Darma Putra hadir menonton pementasan tersebut. Kebetukan saat itu Prof. Darma Putra hadir di Perth untuk mengikuti lokakarya sebuah proyek riset dengan grup risetnya di Australia.
‘’Pertemuan itu sungguh bersejarah bagi perjalanan karier saya. Saya merasa terlalu berani meminta kesediaan beliau menjadi calon promotor saat itu. Saya sudah mengenal Pak Darma sejak lama, khususnya dalam dunia jurnalistik. Beliau rendah hati, karena itu saya memberanikan diri memohonnya menjadi promotor,’’ ujarnya. Kemudian Prof. Darma Putra menerima permohonan Arba, karena topik disertasinya sesuai dengan keahliannya dalam dunia media, liputan, framing, dan wacana kritis. Selanjutnya tim pembimbing pun terbentuk, terdiri atas Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A. (Kopromotor I), dan Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Kar., M.Hum (kopromotor II), yang pernah menjadi Rektor ISI Denpasar dan sekarang Kadis Kebudayaan Provinsi Bali.
Dari tim promotor, Arba mengaku mendapatkan banyak ilmu. Tidak saja untuk menyelesaikan disertasi, tetapi ilmu itu dapat diaplikasikan dalam dunia akademik.
‘’Topik-topik yang saya kaji setelah menulis disertasi tentang wacana televisi, banyak mewarnai riset-riset saya pasca-kuliah. Berapa penelitian, penciptaan karya, produksi film dan artikel, terinspirasi dari proses kuliah di kelas dan diskusi bersama teman-teman sejawat di S3 Kajian Budaya. Banyak teori yang diperoleh sehingga menjadi modal dalam proses penelitian untuk mengajar di S1 dan S2 di ISI Denpasar,’’ kata Arba.
Dalam dunia penelitian, ada sejumlah hasil riset yang telah dihasilkan anggota senat ISI Denpasar ini dalam lima tahun terakhir, seperti Produksi Drama Film Televisi Bung Karno di Bawah Pohon Sukun (2021), Counter Wacana dan Mise En Scene pada Film Gundala (2021), Pertarungan Wacana pada Video Pendek Covid-19 (2019). Ia juga dipercaya sebagai narasumber FGD KKNI-SKKNI Kurikulum Pendidikan Tinggi Film; Kuliah Umum Prodi Film dan TV, FSD, Potensi Utama Medan Bali Studio; The University of Western Australia (Guest Lecturer). (*)
Suksesinews.net, Denpasar – Berbagai karya film drama pendek dari mahasiswa ISI Denpasar, yang merupakan hasil sebuah tugas akan ditayangkan di layar lebar Gedung Dharma Negara Alaya, Lumintang pada hari ini Selasa (25/01) Denpasar.
Ada dua sesi yang akan diputar dari karya tugas film ini nantinya. Sesi I : pukul 13:00-15:00 Wita dan untuk Sesi II : 16:00-18:00 wita. Film ini merupakan sebuah Production House yang tercipta dari sebuah kelompok belajar di Kampus ISI Denpasar.
Diharapkan melalui Production House ini, bisa menjadi wadah bagi mahasiswa produksi film dan televisi ISI Denpasar angkatan 2020 untuk bisa saling berbagi, bercerita dan berkarya.
“Melalui Production House ini juga, setidaknya sejalan dengan salah satu visi dan misi kami yaitu, Bercerita dengan Cinta, Berkarya dengan Rasa,” demikian Gede Nadi, salah satu mahasiwa ISI Denpasar yang karya tugas film nya juga akan diputar hari ini.
Mahasiswa di Semester III yang menjadi Sutradara untuk Tugas Film berjudul “Berjumpa Kembali” ini menceritakan bagaimana penggarapan film drama keluarga yang dibuatnya berdurasi 8 menit.
“Dalam penggarapan mengambil lokasi di tiga titik. Tugas film Berjumpa Kembali ini sasaran penonton untuk di atas umur 13 tahun,” aku mahasiswa yang punya nama Lengkap Gede Nadi Asmara Jaya.
Film yang disutradarai nya ini, dikatakannya menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Amara yang rindu akan suasana pada masa kecilnya. Kemudian gadis mungil yang kini beranjak remaja itu kembali menemukan barang kenangan dari ayahnya.
Dari sini Amara kembali teringat dengan sosok kehadiran ayahnya yang merupakan sosok orang tua tunggal. Disetiap barang yang ia temukan memiliki sejarah dan kenanganya tersendiri, mulai dari hadiah ulang tahunnya, dan barang barang milik pribadi ayahnya, ia teringat dengan segala kejadian suka maupun duka bersama ayahnya.
“Saking rindunya ia dengan ayahnya tiba-tiba ia merasakan ayahnya hadir disampingnya,” ungkap De’Nadi sapaan akrabnya.
Disampaikan Nadi, alasan mengapa dirinya mengangkat topik cerita ini dikarenakan seperti yang kita ketahui, semua anak perempuan cinta pertamanya adalah seorang sosok ayah.
“Akan tetapi tidak semua anak perempuan yang beruntung cinta pertamanya adalah sosok seorang ayah,” Pungkasnya, serambi memastikan bahwa screening film ini dibuka untuk umum dan gratis.(Suksesibali)
Atraktif dan tawarkan beragam makna. Sebanyak 31 mahasiswa dari Program Studi Seni Murni, FSRD Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menggelar pameran bersama di LV8 Resort Hotel Canggu. Karya seni yang disajikan mungkin beda dari biasanya, yakni karya seni yang merupakan hasil program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di 8 Mitra dengan pilihan program pembelajaran, seperti magang, studi/projek independen, dan wirausaha. Pameran dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Dr. Drs. Anak Agung Gede Rai Remawa, M.Sn, Kamis (20/1).
Suasana hotel memang menjadi lebih hidup karena dihiasi dengan karya seni merupakan oleh seni kreatif dengan energy positif. Beberapa karya seni rupa berupa patung, lukisan di baju dan seni instalasi menyulap lobby hotel menjadi lebih indah. Sementara puluhan karya seni lukis dengan berbagai ukuran mengiasi disetiap dinding menuju kamar hotel, restaurant hingga di dinding menujua areal pantai. Setiap langkah akan dipenuhi dengan kisah yang lahir dari karya seni itu. Warna dan aliarannya juga beragam, sehingga pameran seni rupa ini memang pantas untuk dikunjungi.
Head Community Relations LV8 Resort, Made Merta Widana mengatakan, karya seni yang terpajang didinding hotel memberikan fibrasi positif, tak hanya menumbuhkan rasa senang bagi para pelayan hotel, tetapi juga para wisatawan. Karena itu, hotel ini sangat mendukung program pameran tersebut. “Ini merupakan implementasi LV8 Resort Hotel Canggu mendukung dan berpartisipasi dalam pemajuan kebudayaan yang meliputi adat, tradisi, seni, dan budaya Bali sebagai salah satu motor pengerak ekonomi kerakyatan, dalam kerangka meningkatkan kesejahteraan para seniman sertamasyarakat secara luas,” ucapnya.
LV8 Resort Hotel Canggu senantiasa memberi kesempatan kepada mahasiswa seni dan para seniman untuk memanfaatkan fasilitas ruangan yang tersedia sebagai ajang kreativitas untuk menampilkan pencapaian kreatif dan karya terbaik kepada khalayak luas. “Kami mendukung para seniman ini untuk melestarikan yang kemudian mengembangkan kesenian dan budaya Bali. Ingat, pariwisata Bali itu adalah pariwisata budaya, sehingga untuk menjaga pariwisata harus lebih awal menjaga budaya,” ucapnya.
Wakil Rektor Rai Remawa mengatakan, saat ini kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Kebijakan MBKM yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan merupakan kerangka untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman. Melalui program ini, terbuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya.
Dengan ekosistem pembelajaran yang merdeka akan memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian. “Melalui interaksi yang erat antara perguruan tinggi dengan dunia kerja, dengan dunia nyata, maka perguruan tinggi akan hadir sebagai mata air bagi kemajuan dan pembangunan bangsa, turut mewarnai budaya dan peradaban bangsa secara langsung,” ungkapnya.
Kordinator Prodi Seni Murni, Dr. I Wayan Setem, M. Sn mengatakan, mahasidswa yang menggelar pameran ini telah melaksanakan program MBKM secara menyeluruh di semua Program Studi. Khusus untuk Program Studi Seni Murni program MBKM diikuti oleh 31 mahasiswa di 8 Mitra, yaitu Studio Nyoman Erawan (Sukawati, Gianyar) diikuti oleh 5 mahasiswa, Studio Made Budiana (Denpasar) 3 mahasiswa, Studio Ketut Budiana (Ubud, Gianyar) 3 mahasiswa, Studio Putra Yasa (Kerobokan, Badung) 5 mahasiswa, Sanggar Sri Wedari (Klungkung) 2 mahasiswa, Museum Rudana (Ubud, Gianyar) 4 mahasiswa, Sahaja Sahati (Denpasar) 4 mahasiswa, Agung Collection (Denpasar) 4 mahasiswa,
Setem mengatakan, dalam kaitan penetapan mutu MBKM dituntut beberapa pion penting, salah satunya yakni mutu pelaporan dan presentasi hasil yang merupakan kemampuan untuk mendisiminasikan kepada masyarakat luas. Terkait hal tersebu Prodi Seni Murni, FSRD ISI Denpasar bekerja sama dengan LV8 Resort Hotel Canggu memfasilitasi pameran hasil-hasil pembelajaran MBKM secara terpusat. “Pameran ini akan berlangsung sesuai dengan kesepakatan mahasiswa untuk mengakhirinya, kebetulan pihak hotel mendukung, sehingga diberikan ruang berpameran lebih panjang,” ungkap pria ini senang. (BTN/bud)
KBRN, Denpasar: Pengayaan terkait pengetahuan dibidang digitalisasi dalam dunia pendidikan seni terus digencarkan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Melalui Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Denpasar, pengayaan tersebut kian ditingkatkan dengan menggelar workshop yang bertajuk “Gamelan Midi Dalam Pendidikan Seni”, yang telah dilaksanakan Kamis, (23/12/2021).
Kegiatan yang dibuka Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr. I Ketut Garwa, S.Sn., M.Sn., itu menghadirkan kreator musik/gamelan digital yang telah memiliki reputasi yaitu Komang Wahyu Dinata, S.Sn., M.Sn dan I Putu Cory Arsatama, S.Pd.
“Kedua creator music /gamelan ini kami hadirkan untuk berbagi mengenai pengetahuan aplikasi VST, DAW dan Tools dari perangkat Cubase”, jelas Garwa.
Pengayaan yang belangsung sehari itu diikuti oleh mahasiswa semester I dan III. Pada workshop Gamelan Midi ini mahasiswa diajarkan secara khusus mengenai teknik sampling VST bunyi gamelan agar nantinya dapat diolah dalam worksheet DAW program Cubase atau yang lainnya.
“Tutorial sampling VST ini disambut baik oleh peserta dari mahasiswa karena akan menjadi bekal bagi mereka ketika menempuh mata kuliah Komposisi Karawitan di semester IV”, pungkas Garwa.
DENPASAR, NusaBali Kehadiran seluruh guru besar bersama dengan civitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar diharapkan bisa berkolaborasi penuh serta bergerak solid dalam berbagai inisiatif pembangunan Bali. Apalagi ISI Denpasar yang sudah banyak mencetak guru besar dan saat ini kembali mencetak tiga guru besar sekaligus. Demikian disampaikan Wakil Gubernur Bali Prof Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) saat memberikan sambutan pada Inagurasi dan Sapa Publik Guru Besar Anyar ISI Denpasar di Kampus ISI Denpasar, Jumat (17/12). Pada kesempatan tersebut, Wagub yang juga Guru Besar ISI Denpasar ini mengatakan pembangunan Provinsi Bali dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali era Baru mempunyai lima program prioritas, yaitu pemajuan adat, tradisi, kearifan lokal, seni dan budaya. “Bertambahnya jumlah guru besar di ISI Denpasar tentu akan semakin memicu akselerasi program pemajuan seni budaya Bali,” jelasnya. Lebih lanjut, tokoh Puri Ubud ini pun mengatakan bahwa Pemprov Bali akan selalu menjadikan ISI Denpasar dengan segenap potensi strategisnya sebagai mitra dalam penguatan dan pemajuan adat, tradisi, kearifan lokal, seni dan budaya Bali. “Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), terutama terkait skema KKN Tematik, saya harapkan menopang penguatan dan pemajuan Desa Adat di Bali. Seperti kegiatan Rekonstruksi Seni Langka, Branding Desa Adat, Pembangunan Ekosistem Seni Budaya dan lainnya yang relevan,” imbuhnya. Tak lupa, Wagub Cok Ace mengucapkan selamat kepada ketiga Guru Besar yang dikukuhkan. Dia pun berharap ketiga guru besar tersebut bisa langsung memperlihatkan karya untuk mewujudkan cita-cita bersama. “Masyarakat Bali tentu menunggu kerja nyata Guru Besar ISI Denpasar terutama untuk terlibat aktif dalam penguatan dan pemajuan Seni Budaya Bali,” tandasnya. Sementara Rektor ISI Denpasar Prof Dr Wayan ‘Kun’ Adnyana mengatakan institusinya terus berupaya menciptakan SDM yang tangguh, berjiwa pancasila, dinamis, kritis, kreatif dan inovatif dalam bidang penciptaan, pengkajian, pendidikan, penyajian dan kewirausahaan seni, budaya dan desain. Untuk itu kehadiran guru besar baru di kampusnya tentu diharapkan akan semakin mengakselerasi mewujudkan cita-cita ISI Denpasar. Ke depan ia pun melanjutkan untuk mendukung pengembangan SDM Bali yang makin berkualitas, institusinya tentu tidak akan melupakan pelayanan kepada para pendidik. Adapun beberapa pelayanan bagi tenaga dosen di ISI Denpasar menurutnya seperti memberikan skema kompetisi penelitian disertasi doctor bagi dosen ijin belajar, kompetisi keluaran penelitian jurnal bereputasi dan buku elektronik nasional, pendirian sentra KI dan fasilitasi keluaran hak cipta, serta mendorong dosen doktor lektor kepala untuk berlomba-lomba mengajukan kenaikan jabatan Guru Besar. Senada dengan Wagub Cok Ace, Rektor Kun Adnyana pun menanti dan berharap kiprah Guru Besar akan kemajuan Seni, Adat, Budaya dan Tradisi Bali untuk segera diwujudkan. “Kita bersama-sama tidak hanya mewujudkan visi misi ISI Denpasar, namuan juga visi-misi Provinsi Bali,” gugahnya. Pada kesempatan ini terdapat tiga guru besar yang diinagurasi, yaitu Prof Dr Drs I Wayan Mudra MSn, Guru Besar Ilmu Kriya Keramik yang membacakan orasi ilmiah berjudul ‘Kriya Keramik Bali dalam Pelestarian Budaya Tradisi’. Kedua Prof Dr Ni Made Ruastiti SST MSi, Guru Besar Bidang Ilmu Seni Pertunjukan Pariwisata dengan orasi ilmiahnya berjudul ‘Pengembangan Model Seni PErtunjukan bagi Anak-Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal’. Terakhir Prof Dr I Komang Sudirga SSn MHum, Guru Besar Bidang Kajian Seni Karawitan yang membacakan orasi ilmiah berjudul ‘Praktik dan Pergulatan Ideologis Pasantian di Era Global’. *nat