
Foto: Pembukaan Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.
Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) resmi membuka Pameran Seni Rupa Internasional Bali–Global Art Map Exhibition (B-GAME) pada Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud. Pameran ini merupakan bagian dari rangkaian Bali–Global Axis of Arts and Design (B-GAAD) II 2025, yang menghadirkan karya 66 seniman dari Indonesia, Thailand, Korea Selatan, Malaysia, Jepang, Australia, dan Bangladesh.
Mengusung tema Tutur–Bhuwana–Tuwuh (Myths–World–Memories), pameran yang dikuratori Arif B. Prasetyo, Warih Wisatsana (Bali), dan Jeon Dongsu (Korea) ini menjadi ruang dialog kreatif yang mempertemukan pengalaman otentik, daya tahan, serta inovasi para seniman dalam menafsirkan mitos sebagai sumber pengetahuan dan kebijaksanaan bangsa-bangsa di kawasan Asia-Pasifik.

Foto: Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.
Rektor ISI BALI, Prof. Dr. Wayan ‘Kun’ Adnyana menjelaskan mitos dipahami bukan sekadar cerita masa lampau, tetapi juga sebagai cahaya yang menuntun hubungan manusia dengan alam. “Sebagaimana dikemukakan oleh Edith Hamilton dalam Mythology: Timeless Tales of Gods and Heroes (1969), mitos adalah cara manusia purba berpikir dan merasakan dunia—menghubungkan manusia dengan bumi, laut, pepohonan, dan gunung dengan kedekatan yang kini jarang dirasakan,” ujar Guru Besar Bidang Sejarah Seni ini.
Prof. Kun Adnyana menambahkan, tantangan seniman masa kini, sebagaimana ditegaskan dalam teori Alison George (The Brain, 2018), adalah bagaimana karya seni dapat menguatkan memori kolektif—bahwa dalam hitungan detik, seni mampu menarik perhatian dan menanamkan kesan mendalam. Melalui karya-karya yang dipamerkan, B-GAME 2025 berupaya memperkuat ingatan kolektif kita tentang komitmen bersama terhadap kemanusiaan, pelestarian budaya lokal, dan keseimbangan ekologis.
Dalam sambutannya, A.A. Gde Rai, pendiri ARMA, menyambut baik penyelenggaraan B-GAME yang kedua kalinya di ARMA. Ia mengungkapkan kebanggaannya bahwa ARMA kembali dipercaya menjadi tuan rumah bagi pertemuan seniman internasional, setelah sukses menyelenggarakan edisi pertama tahun lalu. Menurutnya, pameran ini tidak hanya memperkuat posisi Bali sebagai pusat seni rupa dunia, tetapi juga mempertegas peran seni sebagai jembatan lintas budaya dan lintas bangsa.

Foto: Pameran Internasional B-GAME, Senin (27/10) di Agung Rai Museum of Art (ARMA), Ubud.
Pameran B-GAME 2025 digelar di dua lokasi utama, yakni Agung Rai Museum of Art (ARMA) dan Komaneka Art Gallery, keduanya berlokasi di Ubud. Dua ruang ini menjadi peta baru relasi antara seni dan mitos, serta menegaskan peran keduanya dalam memperkaya ingatan dan nalar generasi masa kini.
Hadir dalam pembukaan tersebut Koman Wahyu Suteja, delegasi luar negeri B-GAAD II, jajaran pimpinan dan dosen ISI BALI, seniman, budayawan, serta mahasiswa.
Dalam kesempatan itu, Rektor ISI BALI menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para kurator, seniman, desainer, maestro, profesor tamu, media, mitra, serta seluruh panitia yang telah bekerja dengan penuh semangat, cinta, dan dedikasi. Pameran ini diharapkan menjadi simbol solidaritas dan penguatan platform Asia-Pacific Axis of Arts and Design Higher Education, serta memperkuat posisi Bali sebagai poros global seni dan kebudayaan kontemporer.(ISIBALI/Humas)
