“Metu Bhuwana Manu” Buka PKB XLVII dengan Simbol Kelahiran dan Harmoni Semesta

Jun 30, 2025 | Berita, Headline

Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII 2025 resmi dibuka dengan penampilan sendratari kolosal berjudul “Metu Bhuwana Manu”, di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, Sabtu (21/6) malam. Sendratari ini menjadi persembahan simbolik kelahiran manusia dalam semesta yang harmonis, sejalan dengan tema besar PKB tahun ini: “Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya”.Acara pembukaan dihadiri oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, Gubernur Bali Wayan Koster, serta ribuan penonton yang memadati arena.

Pertunjukan memukau yang diproduksi oleh Institut Seni Indonesia Bali (ISI BALI) bekerja sama dengan Sanggar Seni Bungan Dedari. Mengusung kekuatan narasi visual, musikal, dan koreografi, Metu Bhuwana Manu menjadi refleksi artistik tentang perjalanan kelahiran manusia sebagai bagian dari keharmonisan jagat raya. Pergelaran ini dibuka dengan Tari Pendet sebagai penyambutan, lalu dilanjutkan oleh sendratari utama yang menghadirkan puluhan penari, penabuh, dan penggerong dalam satu kesatuan estetik.

Rektor ISI BALI, Prof. Dr. I Wayan ‘Kun’ Adnyana, menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh tim kreatif yang terlibat “Metu Bhuwana Manu menjadi wujud kontribusi ISI BALI dalam mengembangkan seni pertunjukan yang berakar pada nilai-nilai adiluhung budaya Bali, namun dikemas dengan pendekatan estetik, konseptual, dan artistik yang kontekstual dengan zaman. Inilah komitmen kami dalam merawat tradisi sekaligus menjawab tantangan masa depan seni dan budaya,” ujarnya.

Pertunjukan ini dipimpin oleh Dr. Gede Mawan sebagai Koordinator, dengan Dr. Gusti Putu Sudarta sebagai Direktur Artistik. Tim komponis melibatkan nama-nama terkemuka: Dr. Ketut Garwa, Dr. Wayan Suharta, Made Dwi Andika Putra, M.Sn., Gde Made Indra Sadguna, Ph.D., Dr. Made Kartawan, M.A., dan Putu Hartini, M.Sn.

Kekuatan gerak tari disusun oleh koreografer senior dan muda: Dr. Made Sidia, A.A. Ayu Mayun Artati, M.Sn., Wayan Sutirtha, M.Sn., Komang Sri Wahyuni, M.Sn., Dr. Kt Suteja, dan Dr. Ketut Sariada. Gerong diciptakan oleh Komang Sekar Marhaeni, M.Si., menambah nuansa vokal khas dalam dinamika dramatik pertunjukan.

Sementara itu, detail visual diperkuat oleh tim penata kostum: Gusti Ayu Ketut Suandewi, M.Si., Nyoman Kasih, M.Sn., Wayan Adi Gunarta, M.Sn., Wayan Fajar Febriani, S.Sn., Suminto, M.Sn., dan Ketut Sutapa, M.Sn., yang menyatukan elemen tradisional dan kontemporer dalam balutan busana panggung. (ISIBALI/Humas)

Categories

Pengumuman

Loading...