Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar,MHum saat membuka PKKMB yang diwakili sejumlah mahasiswa, sisanya mengikuti secara daring
Denpasar (BBN INDONESIA) – Sebanyak 482 mahasiswa baru (maba) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar angkatan 2020/20201 mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) secara daring dari 5-8 Oktober 2020.
“Skema seleksi mahasiswa baru yang kami lakukan memenuhi asas keadilan, setiap warga negara yang memenuhi kriteria punya kesempatan yang sama, tidak membedakan suku, ras, agama dan suku. Selain itu juga akuntabel dan transparan,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar,MHum saat membuka langsung PKKMB di Kampus ISI Denpasar, Senin (5/10).
Guru Besar Seni Karawitan itu mengemukakan, seluruh mahasiswa program sarjana terapan dan sarjana tersebut dijaring melalui tiga skema.
Pertama, lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), lulus seleksi sebanyak 76 orang, jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) sebanyak 199 orang, dan sisanya sebanyak 207 lolos lewat jalur Mandiri.
“Tahun ini ISI Denpasar mendapatkan kuota Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 120 kursi, dan terisi 74 kursi setelah diseleksi lewat tiga skema tersebut, serta sisanya pendaftar reguler,” katanya.
Prof Arya menegaskan, ISI Denpasar adalah perguruan tinggi berlabel seni yang spesifik, sehingga lulusan ISI Denpasar otomatis menjadi seniman dan desainer yang sangat dibutuhkan dalam membangun negeri ini.
Oleh karena itu, ia meyakini seluruh mahasiswa baru yang masuk ISI Denpasar murni berdasarkan niat yang tulus, bukan semata-mata pilihan alternatif setelah tidak diterima di perguruan tinggi lain.
Terkait pelaksanaan PKKMB yang berlangsung di tengah kondisi pandemi COVID-19, Arya pun meminta maaf karena mungkin pelaksanaannya tidak bisa maksimal seperti tahun-tahun sebelumnya.
Namun ia memastikan dan sudah berpesan kepada Wakil Rektor agar merancang skema terbaik sehingga substansi PKKMB tidak berkurang meski secara tatap maya.
“Seleksi kita juga sangat ketat. Jadi antara kampus dan mahasiswa berhak menilai masing-masing. Tujuan kita sama, ingin mendapatkan yang terbaik,” ujarnya.
Selama empat hari pelaksanaan PKKMB, pihaknya tetap melakukan pemantauan terhadap keseriusan mahasiswa baru. Jika dinilai kurang ideal, pihaknya tidak segan mengeluarkan mahasiswa yang dinilai kurang pas menjadi bagian ISI Denpasar. Begitupun sebaliknya, jika ada mahasiswa baru yang merasa kurang “sreg” bisa membatalkan diri menjadi mahasiswa baru.
Prof Arya pun mengucapkan selamat bergabung bagi para maba yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
“Kami pastikan sarana, prasarana dan tenaga dosen di ISI Denpasar sangat memadai dan memuaskan. Kualitas dosen menjadi pertimbangan paling vital bagi calon mahasiswa dalam memilih perguruan tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia PKKMB sekaligus Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa, MKes memaparkan, pelaksanaan PKKMB berpedoman pada SE Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud No 631/E.E2/KM/2020 tanggal 18 Juni 2020.
Dalam SE tersebut, memuat empat butir penting, diantaranya, memerintahkan perguruan tinggi melaksanakan PKKMB berbasis daring guna mencegah penularan COVID-19.
Kemudian, PKKMB bertujuan memperkenalkan, menyiapkan, dan mengakselerasi mahasiswa baru dalam proses transisi menjadi mahasiswa yang sadar akan hak dan kewajibannya.
Selanjutnya, PKKMB merupakan tanggung jawab pimpinan perguruan tinggi, dibantu oleh dosen dan tenaga kependidikan.
“Dalam pelaksanaannya, Kemendikbud mengimbau perguruan tinggi menambah aturan internal, agar PKKMB tidak keluar dari norma dan etika,” kata Artayasa, sembari mengungkapkan PKKMB juga berpedoman pada Surat Kementerian Pertahanan RI No B/433/M/2017, perihal Pelaksanaan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dalam PKKMB.
Selama PKKMB berlangsung, mahasiswa baru diberikan materi sistem pendidikan tinggi, terutama semua jenis layanan di ISI Denpasar, materi kepemimpinan, Bela Negara, toleransi, bahaya penyalahgunaan narkotika, dan yang lainnya.
Selain menghadirkan pemateri dari kalangan ISI Denpasar juga mengundang pembicara dari luar, seperti dari Korem 163/Wirasatya dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Bali. (BBN/Ant)
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum saat mewisuda perwakilan mahasiswa, Rabu (30/9/2020)
Denpasar (BBN INDONESIA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum memotivasi lulusannya yang juga merupakan para seniman agar mampu beradaptasi dalam segala situasi.
“Situasi pandemi COVID-19 bisa dijadikan lompatan menciptakan karya-karya seni inovatif yang belum terpikirkan sebelumnya. Itu sudah terbukti dengan lahirnya karya seni virtual yang juga sudah dilombakan oleh Dinas Kebudayaan,” kata Prof Arya disela-sela pelaksanaan Wisuda XXIV Institut Seni Indonesia Denpasar yang berlangsung semi virtual, di Denpasar, Rabu.
Wisuda ISI Denpasar yang dilaksanakan perpaduan virtual dan langsung itu diikuti 386 wisudawan dari jenjang Sarjana Terapan, Sarjana dan Program Pascasarjana. Hanya beberapa perwakilan wisudawan yang diizinkan mengikuti prosesi secara langsung di titik pusat Gedung Studio Film, kampus setempat.
Awalnya, pimpinan ISI Denpasar berencana menggelar wisuda secara semi virtual pada Mei 2020. Tetapi, sebagian besar mahasiswa mendesak digelarnya wisuda konvensional sembari menunggu situasi normal. Namun, karena hingga September, kasus COVID-19 di Bali masih cukup tinggi, sehingga disepakatilah penyelenggaraan wisuda memadukan kegiatan virtual dan langsung.
Prof Arya menyadari lulusan tahun ini menghadapi tantangan yang sangat berat, karena minimnya lapangan pekerjaan, serta pembatasan aktivitas berkesenian akibat dampak pandemi COVID-19.
Tetapi, untuk menjaga ketajaman “soft skill” Selama pembatasan aktivitas sosial, dia menyarankan lulusannya tetap produktif menghasilkan karya sesuai kompetensinya masing-masing, sebagai persiapan saat situasi sudah pulih.
“Yang bisa dilakukan sekarang mengumpulkan koleksi karya seni. Misalnya pelukis, teruslah melukis. Bagi fotografer, teruslah memotret, kumpulkan karya sebagai stok, sehingga pas sudah normal, bisa dipamerkan. Metode seperti ini juga berlaku untuk semua seniman dari segala keahliannya,” ujarnya.
Menjelang masa purnatugasnya sebagai rektor pada Maret 2021, Prof Arya mengaku bangga diberi amanah memimpin kampus seni pelat merah satu-satunya di Bali-Nusra selama delapan tahun.
Diapun menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajarannya yang turut membantu menyukseskan program kerjanya untuk mencapai visi lembaga menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal tahun 2020 ini.
Selain sukses mencatatkan berbagai prestasi membanggakan, Prof Arya tak menampik masih banyak kekurangan selama masa kepemimpinannya.
“Selama delapan tahun saya didampingi orang-orang hebat, mulai dari wakil rektor, dekan, kepala biro, seluruh dosen dan pegawai. Saya sangat terbuka sebagai pemimpin, dan saya yakin rektor berikutnya akan lebih hebat,” ucapnya.
Dalam wisuda yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat itu, lulusan terbaik untuk jenjang Magister (Prodi Seni) diraih oleh, Ni Luh Putu Asti Suarini (IPK 3,91), Nyoman Tri Ratih Aryaputri (IPK 3,91), Ni Made Bunga Pradnya Paramita (IPK 3,86), serta Sang Nyoman Gede Adhi Santika (3,72).
Pada jenjang Sarjana, I Gusti Ayu Mas Nari Wulan (IPK 3, 97), I Gede Yuda Pramada (IPK 3, 93) dan Ni Kadek Rina Ari Yustisia (IPK 3, 92) lolos sebagai tiga lulusan terbaik. Ketiganya berasal dari Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan.
Sedangkan lulusan terbaik jenjang Sarjana Terapan diraih oleh, Ni Wayan Dina Marreta (IPK 3,67) Putu Angga Wicaksana Putra (IPK 3, 59) Ni Komang Ari D. Supanti (IPK 3, 55). (BBN/Ant)
Para narasumber dalam kegiatan webinar yang dilaksanakan Prodi Desain Mode ISI Denpasar sebagai pemenang hibah PPPTV 2020 dari Kemendikbud. ANTARA/HO-ISI Denpasar/2020
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha melepas lulusan seni dalam agenda Wisuda ke-XXIV ISI Denpasar yang dilaksanakan semi virtual, Rabu (30/9/2020).
DENPASAR – 368 mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mengikuti wisuda ke-XXIV (ISI) yang dilaksanakan semi virtual, Rabu (30/9/2020). Sedangkan prosesi secara langsung di Gedung Studio Film dihadiri perwakilan wisudawan dari jenjang Sarjana Terapan, Sarjana dan Program Pascasarjana.
Dalam wisuda itu, lulusan terbaik untuk jenjang Magister (Prodi Seni) diraih Ni Luh Putu Asti Suarini (IPK 3,91), Nyoman Tri Ratih Aryaputri (IPK 3,91), Ni Made Bunga Pradnya Paramita (IPK 3,86) dan Sang Nyoman Gede Adhi Santika (3,72).
Tiga lulusan terbaik dari jenjang Sarjana yaitu I Gusti Ayu Mas Nari Wulan (IPK 3, 97), I Gede Yuda Pramada (IPK 3, 93) dan Ni Kadek Rina Ari Yustisia (IPK 3, 92). Mereka berasal dari Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan. Sementara, lulusan terbaik jenjang Sarjana Terapan diraih Ni Wayan Dina Marreta (IPK 3,67) Putu Angga Wicaksana Putra (IPK 3, 59) dan Ni Komang Ari D. Supanti (IPK 3, 55).
Sebelumnya, pimpinan ISI Denpasar berencana menggelar wisuda secara semi virtual pada Mei 2020. Namun, sebagian besar mahasiswa mendesak digelarnya wisuda konvensional sembari menunggu situasi normal. Karena hingga September kasus Covid-19 bekum meredam, disepakati penyelenggaraan wisuda semi virtual.
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum., menyadari lulusan tahun ini menghadapi tantangan cukup berat karena minimnya lapangan pekerjaan serta pembatasan aktivitas berkesenian akibat dampak wabah global Covid-19.
Kendati demikian, Guru Besar Seni Karawitan ini memotivasi lulusannya agar mampu beradaptasi di segala situasi. Malah, situasi Covid-19 bisa dijadikan lompatan menciptakan karya-karya seni inovatif yang belum terpikirkan sebelumnya. Dan itu sudah terbukti dengan lahirnya karya seni virtual yang sudah dilombakan oleh Dinas Kebudayaan.
Dalam enjaga ketajaman ‘soft skill’ seniman selama pembatasan aktivitas sosial, Arya Sugiartha menyarankan lulusannya tetap produktif menelurkan karya sesuai kompetensinya masing-masing, sebagai persiapan saat situasi sudah pulih. “Yang bisa dilakukan sekarang mengumpulkan koleksi karya seni. Misalnya pelukis, teruslah melukis. Bagi fotografer, teruslah memotret, kumpulkan karya sebagai stok, sehingga pas sudah normal bisa dipamerkan. Metode seperti ini juga berlaku untuk semua seniman dari segala keahliannya,” kata Arya Sugiartha.
Terakit menjelang masa purna tugas sebagai rector Maret 2021, Rektor asal Pupuan, Tabanan ini mengaku bangga diberi amanah memimpin kampus seni plat merah satu-satunya di Bali-Nusra selama delapan tahun. Ucapan terimakasih pun disematkan untuk jajarannya yang turut membantu menyukseskan program kerjanya untuk mencapai visi lembaga menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal tahun 2020.
Selain sukses mencatatkan berbagai prestasi membanggakan, Arya Sugiartha juga tak menampik masih banyak kekurangan selama masa kepemimpinannya. Untuk itu, ia berharap rektor baru bisa menyempurnakan ke depan. “Selama delapan tahun saya didampingi orang-orang hebat, mulai dari wakil rektor, dekan, kepala biro, seluruh dosen dan pegawai. Saya sangat terbuka sebagai pemimpin, dan saya yakin rektor berikutnya akan lebih hebat,” ujarnya.(sur)
Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum saat mewisuda perwakilan mahasiswa (Antaranews Bali/Ni Luh Rhisma/2020)
Denpasar (ANTARA) – Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum memotivasi lulusannya yang juga merupakan para seniman agar mampu beradaptasi dalam segala situasi.
“Situasi pandemi COVID-19 bisa dijadikan lompatan menciptakan karya-karya seni inovatif yang belum terpikirkan sebelumnya. Itu sudah terbukti dengan lahirnya karya seni virtual yang juga sudah dilombakan oleh Dinas Kebudayaan,” kata Prof Arya disela-sela pelaksanaan Wisuda XXIV Institut Seni Indonesia Denpasar yang berlangsung semi virtual, di Denpasar, Rabu.
Wisuda ISI Denpasar yang dilaksanakan perpaduan virtual dan langsung itu diikuti 386 wisudawan dari jenjang Sarjana Terapan, Sarjana dan Program Pascasarjana. Hanya beberapa perwakilan wisudawan yang diizinkan mengikuti prosesi secara langsung di titik pusat Gedung Studio Film, kampus setempat.
Awalnya, pimpinan ISI Denpasar berencana menggelar wisuda secara semi virtual pada Mei 2020. Tetapi, sebagian besar mahasiswa mendesak digelarnya wisuda konvensional sembari menunggu situasi normal. Namun, karena hingga September, kasus COVID-19 di Bali masih cukup tinggi, sehingga disepakatilah penyelenggaraan wisuda memadukan kegiatan virtual dan langsung.
Prof Arya menyadari lulusan tahun ini menghadapi tantangan yang sangat berat, karena minimnya lapangan pekerjaan, serta pembatasan aktivitas berkesenian akibat dampak pandemi COVID-19.
Tetapi, untuk menjaga ketajaman “soft skill” Selama pembatasan aktivitas sosial, dia menyarankan lulusannya tetap produktif menghasilkan karya sesuai kompetensinya masing-masing, sebagai persiapan saat situasi sudah pulih.
“Yang bisa dilakukan sekarang mengumpulkan koleksi karya seni. Misalnya pelukis, teruslah melukis. Bagi fotografer, teruslah memotret, kumpulkan karya sebagai stok, sehingga pas sudah normal, bisa dipamerkan. Metode seperti ini juga berlaku untuk semua seniman dari segala keahliannya,” ujarnya.
Menjelang masa purnatugasnya sebagai rektor pada Maret 2021, Prof Arya mengaku bangga diberi amanah memimpin kampus seni pelat merah satu-satunya di Bali-Nusra selama delapan tahun.
Diapun menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajarannya yang turut membantu menyukseskan program kerjanya untuk mencapai visi lembaga menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal tahun 2020 ini.
Selain sukses mencatatkan berbagai prestasi membanggakan, Prof Arya tak menampik masih banyak kekurangan selama masa kepemimpinannya.
“Selama delapan tahun saya didampingi orang-orang hebat, mulai dari wakil rektor, dekan, kepala biro, seluruh dosen dan pegawai. Saya sangat terbuka sebagai pemimpin, dan saya yakin rektor berikutnya akan lebih hebat,” ucapnya.
Dalam wisuda yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat itu, lulusan terbaik untuk jenjang Magister (Prodi Seni) diraih oleh, Ni Luh Putu Asti Suarini (IPK 3,91), Nyoman Tri Ratih Aryaputri (IPK 3,91), Ni Made Bunga Pradnya Paramita (IPK 3,86), serta Sang Nyoman Gede Adhi Santika (3,72).
Pada jenjang Sarjana, I Gusti Ayu Mas Nari Wulan (IPK 3, 97), I Gede Yuda Pramada (IPK 3, 93) dan Ni Kadek Rina Ari Yustisia (IPK 3, 92) lolos sebagai tiga lulusan terbaik. Ketiganya berasal dari Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan.
PILREK : Ketua Senat ISI Denpasar I Wayan Gulemdra bersama Ketua Panitia Pilrek AA Rai Remawa, Sekretaris Dewa Ketut Wicaksana, anggota Komang Arba Wibawa, I Gede Eko Jaya Utama sosialisasi tahapan Pilrek kepada wartawan.
DENPASAR – Pemilihan Rektor (Pilrek) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar mulai bergulir seiring masa jabatan Rektor Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.S.Kar., M.Hum, berakhir 22 Maret 2021.
Ketua Senat ISI Denpasar I Wayan Gulendra mengatakan, Pilrek di ISI Denpasar berpedoman pada Peraturan Senat ISI Denpasar No. 1 tahun 2020 tentang Tata Cara Pemilihan Rektor ISI Denpasar Periode 2021-2025 dengan menimbang dan mengingat undang-undang dan peraturan menteri terkait. “Kami beri kesempatan bagi siapa saja, dari mana saja untuk mengikuti pemilihan Rektor ISI Denpasar sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditentukan,” kata Gulendra didampingi Ketua Panitia Pilrek Dr. Drs. AA Rai Remawa, M.Sn., Sekretaris Dr. Dewa Ketut Wicaksana, SSP., M.Hum., Anggota Dr. Komang Arba Wibawa, S.Sn., M.Si, I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM serta anggota lain dalam jumpa pers di ruang rapat Rektor ISI Denpasar,”Selasa (8/9/2020).
Ia berharap peran aktif masyarakat dalam memberikan masukan yang konstruktif untuk kemajuan ISI Denpasar sebagai institusi pendidikan seni dan budaya milik warga Bali dan Indonesia pada umumnya. “Pemilihan Rektor adalah salah satu agenda yang menentukan arah lembaga ini. Waktunya sudah agak mepet. Berdasarkan peraturan menteri, lima bulan sebelum jabatan rektor aktif habis maka tahapan Pilrek berikutnya sudah harus dimulai sehingga kami mohon dukungan masyarakat,” harapnya.
Sementara, Ketua Panitia Pilrek Dr. Drs. AA Rai Remawa, M.Sn. menyampaikan, tahapan Pilrek 2021-2025 dilaksanakan mulai 3 September 2020 dengan agenda rapat pembahasan dan penetapan tata cara pemilihan rektor dan pembentukan panitia pengangkatan rektor. Dilanjutkan dengan sosialisasi media dan civitas akademika dan pengumuman-pengumuman penjaringan bakal calon Rektor dari 9-20 September 2020.
Ia menambahkan, pendaftaran bakal calon Rektor dimulai 21 September-2 Oktober 2020. “Apabila bakal calon masih kurang, waktunya bisa diperpanjang,” jelas dia. Selanjutnya pada 5-6 Oktober masuk ke tahap seleksi administrasi. 7 Oktober penetapan oleh Senat, serta rencananya 12 Oktober tahap pengumuman bakal calon rektor. “Tanggalnya bisa berubah beberapa hari jika terjadi perpanjangan waktu saat pendaftaran bakal calon,” ujarnya .
Tahap krusial yakni penyampaian visi misi calon rektor di depan sidang terbuka senat termasuk penilaian dan penetapan tiga calon rektor dalam sidang senat tertutup. “Tanggal 2 November ini harus selesai dua agenda sekaligus. Selanjutnya pada 5 November, kami sodorkan 3 nama kandidat ke Mendikbud. Pilrek sendiri diagendakan 4 Desember 2020. Semoga semua berjalan lancar sesuai agenda,” harapnya.
Soal persyaratan calon rektor, Rai Remawa menjelaskan, harus Pegawai Negeri Sipil yang punya pengalaman jabatan sebagai dosen dengan jenjang akademik paling rendah Lektor Kepala, beriman dan bertakwa Kepada TYME, berusia paling tinggi 60 tahun, punya pengalaman manajerial, bersedia dicalonkan menjadi rektor, sehat jasmani rohani, bebas narkotika, penilaian prestasi kinerja baik dalam dua tahun terakhir.
Selanjutnya, tidak sedang menjalani tugas belajar atau izin belajar lebih dari enam bulan, tidak sedang menjalani hukuman, tidak pernah dipidana penjara, berpendidikan doktor, tidak pernah melakukan plagiat, serta telah membuat dan menyerahkan laporan harta kekayaan pejabat negara ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia menjamin independensi panitia dan senat dalam Pilrek. “Komposisi suara dari senat 65 persen, dan dari Mendikbud (pusat) sebesar 35 persen. Dari Kemendikbud juga melakukan cek and ricek jejak tiga kandidat calon rektor,”tandasnya.(sur)