by admin | May 28, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: I Made Suparta, Dosen PS Kriya Seni
Kecamatan Manggis yang memiliki luas wilayah 69,83 km2 dengan jumlah penduduk 47.202 jiwa berada dibagian Selatan Kabupaten Karangasem dengan jarak tempuh 9 KM dari kota Karangasem. Kecamatan yang sarat dengan mitos, adat dan tradisi megeret pandan ternyata memiliki berbagai potensi profesi yang cukup beragam. Lebih membanggakan lagi, berbagai jenis seni , budaya, adat dan kerajinan sampai saat ini masih tetap berlanjut. Tenganan yang identik dengan kain klasik pegringsingan dan megeret pandan juga memiliki potensi dibidang pembuatan prasi. Secara visual bentuk dan teknik tampilan prasi yang berkembang di Desa Tenganan ada perbedaan dengan yang di Sidemen. Bentuk penampilan tokoh yang ada dalam lembaran sebuah daun rontal dihiasi dengan beberapa tokoh atau setiap adegan/babak digambar beberapa tokoh. Untuk sebuah ceritera seperti memerlukan beberapa lembar daun rontal. Tampilan wujud visual dibuat dengan merangkai lembaran-lembaran daun rontal yang menggunakan seutas benang. Untuk merangkai lembaran-lembaran daun rontal tersebut dengan cara melobangi kedua sisi dan bagian tengah rontal. Dari beberapa sumber tertulis maupun nara sumber mengatakan, Tenganan adalah desa tua yang tergolong Bali Age atau pegunungan.
Keberadaan kain tenun gringsing Tenganan dapat eksis sampai sekarang juga tidak lepas dari kepercayaan masyarakat terhadap Dewa Indra dan asal-usul leluhurnya. Perlu diketahui, walaupun masyarakat Tenganan beragama Hindu Dharma namun hanya percaya hanya pada satu Dewa yaitu Dewa Indra, dan tidak pada Tri Murti yaitu Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa. Kain tenun bagi mereka adalah salah satu bagian yang tidak perpisahkan dari kesehariannya baik sebagai busana maupun keperluan upacara. Jenis kain serta warnanya adalah simbol untuk membedakan status dan jenis upacara yang dilakukan.. Jenis kain blebet ini digunakan hampir pada semua umur baik laki-laki maupn perempuan. Khusus bagi ibu ibu kain tenun jenis blebet yang digunakan berwarna putih dengan pola garis kotak-kotak/segi empat. Kegiatan membuat prasi dilakukan sebagai pekerjaan pokok untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Kerajinan membuat prasi yang berkembang di Tenganan lahirnya lebih belakang dibandingkan yang berkembang di Sidemen. Mudita yang merupakan pioner pembuat prasi di Tenganan pada suatu hari mengatakan, kegiatan ini awalnya dilakukan untuk melengkapi naskah dalam menulis rontal yang terkait dengan ceritera yang ada.
Kerajinan di Kecamatan Manggis karangasem selengkapnya
by admin | May 28, 2010 | Berita
SOLO, KOMPAS.com – Rintisan Sekolah Berstandar Internasional dan Sekolah Berstandar Internasional jangan hanya dijadikan label saja, tetapi juga harus benar-benar memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Pemerintah hendaknya juga tidak mudah mengeluarkan perizinannya.
Demikian diungkapkan pengamat pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Prof Ravik Karsidi di Solo, Rabu (26/5/2010). Ravik mengatakan, saat ini banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah hanya karena melihat label RSBI dan SBI tersebut. Padahal, kata dia, belum tentu sekolah tersebut benar-benar berkualitas internasional.
“Ya, bahkan kemarin banyak sekolah RSBI yang siswanya banyak tidak lulus ujian, semestinya anak yang masuk dalam sekolah ini bisa lulus. Untuk itu, perlu adanya evaluasi,” papar Ravik, yang juga Pembantu Rektor I UNS.
Menurut dia, pemerintah semestinya harus lebih ketat memberikan status RSBI dan menaikkannya menjadi SBI. Selain itu, sekolah dengan status RSBI dan SBI saat ini juga harus dibenahi mulai dari input, proses hingga output.
“Jumlah sekolah RSBI dan SBI yang ada sudah cukup, yang penting saat ini adalah pembenahan sistematiknya. Sejak awal, seharusnya dalam perekrutan calon siswa dilakukan secara online, tidak seperti saat ini. Dengan sistem online calon siswa yang direkrut akan lebih ketat,” katanya.
Sumber: http://edukasi.kompas.com/read/2010/05/26/11502079/Kualitasnya.Belum.Tentu.Internasional
by admin | May 28, 2010 | Berita
BANDUNG, (PR).- Ketidakpercayaan diri seseorang akan mendorong ke dalam plagiarisme atau menjiplak karya orang lain yang dijadikan seolah-olah hasil karyanya. Di kalangan akademisi, tindakan tersebut bisa dikenai sanksi akademik ataupun sanksi pidana.
Hal itu dikemukakan Asisten Direktur Bidang Akademik Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, M.S., dalam rangkaian seminar “Gerakan Berantas Kecurangan Akademik” di gedung 5 Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unpad, Jatinangor, Rabu (26/5).
Engkus memaparkan, plagiarisme di kalangan mahasiswa merupakan tindakan yang dikategorikan kriminal akademik. “Plagiator akan diberi sanksi akademik dari fakultas. Bisa jadi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiarisme akan dikenai sanksi pidana,” ujarnya.
Dia menambahkan, saat ini telah dibentuk satu badan independen kampus, yakni komisi etika yang berfungsi untuk mengatasi tindakan pendiskriminasian pada golongan tertentu di kampus. “Plagiarisme juga bisa diadukan ke komisi ini,” tuturnya.
Selain faktor tidak percaya diri, kata Engkus, hal lain yang memengaruhi seseorang menjiplak hasil karya orang lain, di antaranya karena orang tersebut tidak mau peduli bahwa plagiarisme merupakan tindakan yang tercela.
Engkus mengharapkan, dengan digelarnya kegiatan tersebut, tindakan plagiarisme dapat dihindarkan, baik oleh mahasiswa maupun masyarakat. “Saya mengimbau mahasiswa agar dapat menularkan kejujuran kepada orang di sekelilingnya, baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat,” ucapnya. (CA-02)***
Sumber: http://newspaper.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=142048
by admin | May 26, 2010 | Berita
Jakarta, Kompas – Uni Eropa memberikan bantuan hibah Rp 2,4 triliun atau 200 juta euro untuk mendukung pemerintah mempercepat pencapaian target-target kebijakan pendidikan dasar 9 tahun sesuai dengan tujuan pembangunan milenium tahun 2015.
Dari jumlah hibah Rp 2,4 triliun, sebagian akan diberikan selama lima tahun dalam bentuk keahlian teknis dan akses pada metode pendidikan yang berhasil dipraktikkan di komunitas internasional. Bantuan selama lima tahun ini akan dikelola Bank Pembangunan Asia (ADB).
”Bantuan ini untuk memastikan setiap anak Indonesia memperoleh pendidikan dasar 9 tahun yang berkualitas. Ini bantuan anggaran pertama dari Uni Eropa (UE) dan kedua yang terbesar di Asia. Akan ada fase kedua, tetapi jumlahnya masih akan dibahas lebih lanjut,” kata Komisioner Urusan Pembangunan di Komisi Eropa Andris Piebalgs, seusai menandatangani perjanjian pendanaan hibah Uni Eropa kepada Indonesia dalam Program Dukungan Sektor Pendidikan bersama Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh, Selasa (25/5) di Jakarta.
Bukan pinjaman
Nuh menekankan, bantuan dari UE itu berupa hibah dan bukan pinjaman. Hibah UE itu akan disalurkan dalam bentuk dukungan anggaran (budget support) kebijakan dan strategi dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014 untuk perluasan akses, peningkatan kualitas, dan tata kelola layanan pendidikan dasar. ”Hibah ini untuk penguatan program-program yang sudah ada dan memastikan serta mempercepat capaian-capaiannya,” kata Nuh.
Sedikitnya 25 persen dari Rp 2,4 triliun itu akan dialokasikan untuk program-program seperti peningkatan standar kualitas pendidikan dan akreditasi sekolah, peningkatan kemampuan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan pejabat kabupaten/kota untuk mengelola penyelenggaraan pendidikan dasar. ”Bantuan untuk keahlian teknis sangat penting karena pendidikan zaman sekarang tidak sama dengan 10 tahun lalu,” kata Piebalgs.
Ia mengatakan, dunia pendidikan dinamis dan perubahannya sangat drastis sehingga metode penyampaiannya pun harus berubah. Tidak bisa lagi dengan cara konvensional.
Dukungan sektor anggaran merupakan suatu cara pelaksanaan bantuan pendidikan dengan memberikan bantuan keuangan kepada bendahara negara penerima. Dukungan anggaran ini dimasukkan dalam anggaran nasional sehingga mengikuti prosedur pengambilan keputusan dan kendali parlemen yang sama dengan anggaran pendapatan dan belanja dalam negeri.
Piebalgs mengatakan, dukungan anggaran ini tidak dirancang untuk membiayai proyek tertentu, tetapi hanya untuk mendukung pemerintah dalam melaksanakan kebijakan-kebijakan pendidikan. ”Tidak harus ada laporan rutin atau evaluasi dari kami. Bagi kami yang penting pemerintah benar-benar melaksanakan kebijakannya. Itu saja imbal baliknya,” ujarnya. (LUK)
Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/26/04112477/hibah.rp.24.triliun.untuk.pendidikan
by admin | May 26, 2010 | Berita
Jakarta — Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa di bidang pendidikan bukanlah sekadar kerja sama biasa. Perjanjian Pendanaan Hibah dari Uni Eropa (UE) untuk sebuah program baru yaitu “Program Dukungan Sektor Pendidikan” sebesar 200 juta euro (Rp2,4 triliun) fase pertama, yang ditandatangani tadi pagi (25/5), sebagai kerja sama luar biasa.
“Letak keluarbiasaannya adalah siapa pun yang memberikan perhatian secara khusus di dunia pendidikan dan setiap kali kita bicara tentang pendidikan, pasti menyangkut yang namanya manusia,” ujar Menteri Nuh, sesuai penandatanganan hibah itu. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen yang sangat jelas terhadap pendidikan. Paling tidak hal ini terlihat dalam bentuk komitmen bujet yaitu mengalokasikan 20 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pendidikan.
Di samping itu pemerintah Indonesia periode melekatkan pendidikan sebagai prioritas nomor kedua, di antara 11 prioritas-prioritas yang lain yang harus selesai pada periode 2009-2014. Prioritas ini juga untuk menjawab komitmen Indonesia dalam memenuhi target-target yang tertuang di dalam Millenium Development Goal’s (MDG’s), prinsip-prinsip pendidikan untuk semua (education for all), dan pendidikan berkelanjutan (educational for sustainable development).
Menurut Menteri Nuh, dalam bekerja sama, ada empat pilar penting yang harus diperhatikan. Pertama, pemahaman bersama (mutual understanding). “Kita sama-sama memahami bagaimana Masyarakat Ekonomi Eropa dan juga sebaliknya, Masyarakat Ekonomi Eropa juga dapat memahami bagaimana Indonesia,” ujarnya.
Pilar kedua yaitu mutual respect . “Kita harus saling menghargai dan menghormati masyarakat Uni Eropa yang mempunyai prinsip dan karakteristik sendiri, demikian pula sebaliknya,” tuturnya.
Ketiga, mutual trust. “Jadi di antara kita harus saling percaya karena tanpa saling percaya kita tidak mungkin bisa melanjutkan, mengembangkan, yang namanya kerja sama itu”, katanya.
Pilar Keempat yaitu mutual benefit, yang artinya Masyarakat Uni Eropa yakin dan dipastikan akan mendapatkan keuntungan, dan masyarakat Indonesia pun juga akan mendapatkan keuntungan,” tuturnya. (nasrul).
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/5/25/penandatanganan-hibah-uni-eropa.aspx
by admin | May 26, 2010 | Berita, pengumuman
PENGUMUMAN
Diberitahukan kepada seluruh mahasiswa FSRD ISI Denpasar, bahwa :
A. Pendaftaran TA semester genap dilaksanakan mulai tanggal 7 s/d 11 Juni 2010
B. Pameran dilaksanakan tanggal 21 s/d 25 Juni 2010
C. Pendaftaran dilaksanakan dibagian Akademik FSRD ISI Denpasar dengan melengkapi persyaratan sbb:
- Transkrip nilai yang sudah disahkan dan dilampiri KHS
- Kuitansi SPP terakhir
- Kuitansi Pembayaran TA (pembayaran TA Rp. 1.200.000)
- KTM asli
- Sertifikat studi banding asli
- Surat pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah (khusus DKV)
- Surat peryataan peserta ujian TA bermaterai Rp. 6.000
- Surat keterangan ikut ujian TA
- Surat keterangan layak ujian TA
- Formulir biodata peserta pameran TA
- Pas photo terbaru berwarna ukuran 3 x 4 sebayak 2 lembar
- Poin 6 – 10 dapat diambil di bagian akademik
- Melampirkan kartu kredit kegiatan mahasiswa yang sudah dilegalisir oleh PD III
Demikian kami sampaikan untuk diperhatikan dan dilaksanakan, terimakasih.
Denpasar, 26 Mei 2010
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005
Catatan:
Apabila mahasiswa tidak bisa ikut/batal ujian TA, uang pendaftaran tidak dapat diambil kembali