by admin | Jul 2, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn.
Judul Karya Sang Sutradara. Medium: kayu. Shape: kayu mahoni, batok kelapa, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): dua ekor nimfa undur-undur, empat buah segi tiga berderaf, dan sebuah bola bertekstur. Display: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran: 55 X 20 X 63 Cm.
Struktur:
Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dan berdiri ditopang sepasang kaki undur-undur yang menghimpit derap segi tiga, menyangga keseluruhan karya dengan kokoh. Dekoratif pahatannya sangat menonjol, untuk menampilkan greget makna yang disampaikan. Tiga segi tiga tersusun seirama, serta tekstur pusaran yang menggambarkan abstraksi rumah undur-undur. Segi tiga kecil untuk mengharmoniskan koposisi, dan sebagai landasan bola dunia.
Analisis Simbolik:
Judul ini mengisyaratkan bahwa hidup adalah juga suatu panggung permainan, dimana setiap individu memainkan kartu hidupnya, sebagai igur, dan sebagai sutradara. Inspirasinya dari nimfa undur-undur, bagaimana mereka menggali lobang di pasir, bersembunyi di dalamnya, menunggu mangsa dan memainkan pasir untuk menangkap mangsanya. Demikian pula dalam kehidupan, manusia selalu terlibat dalam permainan, memperjuangkan sesuatu, menciptakan sesuatu, menawarkan, menyembunyikan, berpura-pura sampai dengan aksi tipu-metipu, adalah suatu dinamika dalam kehidupan.
Deskripsi Karya:
Judul Karya Keindahan dan kematian. Medium: kayu. Shape: kayu mahoni, kayu sonokeling, batok kelapa, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): dua ekor ngengat sedang kawin, menghimpit sebuah segi tiga meninggi. Dua buah segi tiga kecil menempel di kedua sisi sebagai penyeimbang komposisi. Dua buah motif berpilin meliuk dari perut kedua ngengat, menjadi satu (kenikmatan). Display: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran:55 X 25 X 76 Cm.
Struktur karya:
Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dan berdiri di antara dua sudut segi tiga dan perut ngengat. Perut ngengat dibuat melingkar-lingkar melambangkan keterikatan nafsu, dihubungkan dengan motif berpilin menjadi satu kearah puncak kenikmatan. Segi tiga yang melatar belakangi merupakan hamparan layar tanpa tekstur, lambang kekosongan makna kehidupan.
Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II Selengkapnya
by admin | Jul 1, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: Drs. I Wayan Mudra, M.Sn.
Proses pembuatan gerabah pada dasarnya memiliki tahapan yang sama untuk setiap kriyawan. Demikian juga halnya dengan proses pembuatan gerabah yang dipasarkan di Bali, yang membedakan adalah perbedaan alat yang dipakai dalam proses pengolahan bahan dan proses pembentukan /perwujudan. Perbedaan alat merupakan salah satu faktor penyebab perbedaan kualitas akhir yang dicapai oleh masing-masing kriyawan. Misalnya dalam proses pembentukan badan gerabah dengan teknik putar, ada kriyawan yang menggunakan alat tradisional dengan tenaga gerak kaki atau tangan, sementara kriyawan yang sudah lebih maju ada menggunakan alat putar dengan tenaga listrik (electrick wheel). Kelebihan alat yang kedua dibandingkan yang pertama adalah lebih stabil dalam pengoperasiannya serta lebih efesien dalam waktu dan tenaga. Perbedaan alat tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.
Tahapan proses pembuatan gerabah :
- a. Tahap persiapan
Dalam tahapan ini yang dilakukan kriyawan adalah :
1). Mempersiapkan bahan baku tanah liat (clay) dan menjemur
2). Mempersiapkan bahan campurannya
3). Mempersiapkan alat pengolahan bahan.
- b. Tahap pengolahan bahan.
Pada tahapan ini bahan diolah sesuai dengan alat pengolahan bahan yang dimiliki kriyawan. Alat pengolahan bahan yang dimiliki masing-masing kriyawan gerabah dewasa ini banyak yang sudah mengalami kemajuan jika dilihat dari perkembangan teknologi yang menyertainya. Walaupun masih banyak kriyawan gerabah yang masih bertahan dengan peralatan tradisi dengan berbagai pertimbangan dianggap masih efektif. Pengolahan bahan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengolahan bahan secara kering dan basah. Pada umumnya pengolahan bahan gerabah yang diterapkan kriyawan gerabah tradisional di Indonesia adalah pengolahan bahan secara kering. Teknik ini dianggap lebih efektif dibandingkan dengan pengolahan bahan secara basah, karena waktu, tenaga dan biaya yang diperlukan lebih lebih sedikit. Sedangkan pengolahan bahan dengan teknik basah biasanya dilakukan oleh kriyawan yang telah memiliki peralatan yang lebih maju. Karena pengolahan secara basah ini akan lebih banyak memerlukan peralatan dibandingkan dengan pengolahan secara kering. Misalnya : bak perendam tanah, alat pengaduk (mixer), alat penyerap air dan lain-lain.
Proses Pembuatan Gerabah selengkapnya
by admin | Jun 30, 2010 | Berita
Kiprah ISI Denpasar sebagai institusi yang mengembangkan kesenian dan melestarikan kesenian dan kebudayaan Bali telah dikenal secara internasional, buktinya pada penghujung bulan Juni (30/6) ISI Denpasar kedatangan rombongan dari Universiti Pendidikan Sultan Idris Malaysia. Itu terungkap dalam Acara Penerimaan Oleh Rektor ISI di Ruang Sidang Rektorat ISI Denpasar.
Dalam pertemuan tersebut terungkap mereka adalah Dosen dan Mahasiswa dari Jurusan Minor Tari yang bertujuan untuk mengapresiasi sejarah tari dan berencana mengadakan semacam workshop untuk mempelajari bagaimana kedudukan dan sejarah tari pendet bagi masyarakat Bali dan menganalisa keunikan atau kekhasan tari pendet dibandingkan tari yang lain, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman lagi seperti kejadian yang telah terjadi waktu yang lalu. Nah berkaitan dengan diadakannya Pesta Kesenian Bali XXXII ini mereka sedang mengapresiasi kesenian-kesenian yang ditampilkan pada PKB tersebut dan berencana untuk tampil pada event tersebut tahun depan. Rencananya mereka akan menampilkan teater rakyat Melayu yang memang khas dari Malaysia.
Salah seorang dosen juga menanyakan langkah-langkah yang ditempuh ISI Denpasar sehingga dapat menerima mahasiswa asing dari seluruh dunia dan bagaimana pola pendidikan seni di ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar menjelaskan dengan diselingi dengan joke-joke ringan sehingga membuat suasana menjadi hangat.
Sekilas Tentang Universiti Pendidikan Sultan Idris
Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) merupakan salah satu institusi pendidikan tertua di Malaysia yang berdiri sejak 1922. Universiti ini mengkhususkan diri pada bidang seni, teknologi, sastra, humaniora sampai agama yang terbagi menjadi 10 Fakultas yaitu: Fakulti Bahasa dan Komunikasi , Fakulti Muzik dan Seni Persembahan , Fakulti Pendidikan dan Pembangunan Manusia , Fakulti Sains dan Matematik , Fakulti Seni, Komputeran dan Industri Kreatif , Fakulti Pengurusan dan Ekonomi , Fakulti Sains Sukan dan Kejurulatihan,
Fakulti Sains Kemanusiaan , Fakulti Pendidikan Teknikal dan Vokasional , Institut Pengajian Siswazah. Di UPSI juga terdapat program Magister pasca sarjana dan Doktoral sesuai dengan bidang yang dipilih.
Humas ISI Denpasar
by admin | Jun 30, 2010 | Berita
Tak terasa ISI Denpasar akan berumur 7 tahun pada 28 Juli nanti mungkin terasa masih muda, namun jika dilihat dari sejarahnya kiprahnya di bidang pendidikan seni sudah puluhan tahun yang lalu. Menjelang Dies Natalis VII ini mahasiswa ISI Denpasar ternyata berhasil memenangkan berbagai perlombaan maupun program baik yang bersifat nasional maupun internasional dan bahkan ada beberapa yang lagi berkompetisi dengan seluruh universitas di negeri ini tepatnya di PEKSIMINAS X yang akan berlangsung dari 24-29 Juli 2010. Ajang Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional), seperti yang dinyatakan pada Pola Pengembangan Kemahasiswaan yang diterbitkan oleh Ditjen Dikti Depdiknas tahun 2006, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan praktik mahasiswa dalam menumbuhkan apresiasi terhadap seni, baik seni suara, seni pertunjukkan, penulisan sastra, seni rupa, dll. Untuk tahun 2010 ini dilaksanakan di Pontianak-Kalimantan Barat. Itu terungkap dalam pertemuan Mahasiswa peserta PEKSIMINAS dan Mahasiswa berprestasi dengan rektor ISI Denpasar di Ruang Rektor ISI Denpasar, yang juga dihadiri oleh PR III dan PD III FSRD.
Dalam kesempatan tersebut Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA sangat bangga dengan kiprah dan prestasi mahasiswa ISI Denpasar khususnya untuk tahun 2010 ini dan mendorong agar semangat ini ditularkan kepada mahasiswa yang lain sehingga Lembaga ini semakin mengukuhkan jati dirinya di tingkat Nasional dalam hal yang positif. Prof. Rai menambahkan yang menarik dari prestasi mahasiswa ini adalah ternyata Mahasiswa ISI Denpasar tidak hanya berprestasi di bidangnya saja, Mahasiswa ISI Denpasar yang terkesan hanya bisa menari, megambel dan menggambar buktinya bisa berprestasi di bidang yang lain.
Dalam pertemuan itu juga terungkap ada dua orang mahasiswa ISI Denpasar yang berprestasi gemilang tahun ini yaitu Ketut Adhi Apriana dari Jurusan DKV dan I Gede Wirawan dari Jurusan Pedalangan. Ketut Adhi Apriana berhasil memperoleh peringkat 4 tingkat Nasional Kontes Rencana Bisnis Kreatif PPKI 2010 dan juga memenangkan program meliput Final Piala Dunia yang berlangsung Di Afrika Selatan yang diselenggarakan oleh salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. Lain lagi dengan I Gede Wirawan, mahasiswa pedalangan yang juga ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ISI Denpasar ini akan bertolak ke Turki, ia adalah 1 dari 14 mahasiswa dari seluruh Indonesia yang berhasil lolos dan satu-satunya dari Perguruan Tinggi Seni.
Menurut PR III Drs. I Made Subrata, M.Si sebenarnya sungguh banyak mahasiswa yang berprestasi di ISI Denpasar dan rencananya pada saat Dies Natalis VII ini akan diadakan acara khusus untuk memberikan rasa terima kasih lembaga terhadap mereka. Karena baik secara langsung maupun tidak langsung mereka ikut mengangkat citra lembaga di tingkat nasional maupun internasional, tentu ini merupakan hasil dari kerja keras mereka dan juga hasil buah didik dosen-dosen yang telah mendidik mereka selama ini. Pihak kemahasiswaan akan mendata mahasiswa yang berprestasi selama ini dan rencananya akan memberikan insentif khusus pada mereka.
Humas ISI Denpasar
by admin | Jun 30, 2010 | Berita
Hal tersebut disampaikan Direktur Profesi Pendidik, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Achmad Dasuki, Selasa (29/06) di Jakarta. Penyataan tersebut disampaikannya saat berdialog bersama perwakilan guru-guru honorer yang tergabung dalam Komite Guru Bekasi (KGB), Komite Aksi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Sosial (NGO KAMMPUS), Forum Komunikasi Tata Usaha (FKTU), dan Rumah Diskusi Guru (Rumdis).
“Pengangkatan guru non-PNS menjadi CPNS tanpa tes merupakan komitmen para wakil Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan tenaga honorer yang tercecer, terselip, dan tertinggal ini,” ujar Dasuki yang didampingi Kepala Pusat Informasi dan Humas, M. Muhadjir.
Ia menjelaskan bahwa setiap guru berstatus bukan PNS yang mengajar sebelum tahun 2005 berhak mendapatkan kenaikan status menjadi CPNS asalkan memenuhi kualifikasi dan syarat tertentu. “Dia mengajar terus menerus tanpa putus, memenuhi 24 jam mengajar per minggu, diangkat oleh pejabat yang berwenang, serta penghasilannya dibiayai oleh APBN dan APBD,” papar Dasuki.
Namun, ia mengingatkan, guru yang telah melakukan verifikasi data dan dinyatakan lulus, tidak dapat diangkat sekaligus dalam tahun yang sama. Ini disebabkan terbatasnya anggaran yang pemerintah miliki. “Jadi, memang guru harus sabar. Kami tidak mungkin mengangkat sekaligus guru yang berstatus honorer itu menjadi CPNS. Prosesnya harus bertahap,” tegas Dasuki.
Kepala Biro Kepegawaian Kemdiknas, Mashuri Maschab yang juga hadir sebagai narasumber dalam dialog tersebut menjelaskan bahwa meskipun lulus dalam verifikasi, namun apabila tidak memenuhi ketentuan batas umur maksimum, maka guru tersebut tidak bisa diangkat sebagai CPNS. Namun, berdasarkan kebijakan pemerintah, guru yang tidak diangkat sebagai CPNS berhak atas kebijakan pendekatan kesejahteraan.
Mashuri menjelaskan dengan ketentuan tersebut, maka guru itu tetap mengajar dengan statusnya sebagai honorer tetapi mendapat perhitungan kesejahteraan tertentu. Ia mengungkapkan bahwa guru yang tidak lolos verifikasi akan dikembalikan pada pemerintah daerah. “Pemerintah daerah berkewajiban memberikan gaji di atas UMR (upah minimum regional),” tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa sejak diberlakukannya peraturan mengenai otonomi daerah, maka kebijakan pendidikan di tingkat dasar dan menengah, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi kewenangan pemerintah daerah. “Jadi, kami tidak berwenang mengangkat guru. Itu sepenuhnya kewenangan pemerintah daerah,” ujar Mashuri.
Saat berdialog tersebut, perwakilan guru honorer asal Kota Bekasi, Jawa Barat ini menyuarakan sejumlah sikap, di antaranya mendorong peningkatan kesejahteraan dan status bagi pada pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus honorer di sekolah negeri. Selain itu, mereka juga mendukung percepatan pembubaran Ditjen PMPTK dan menyambut baik pembentukan tiga direktorat pengganti Ditjen PMPTK.
“PMPTK tidak mengakomodasi guru honorer di sekolah negeri untuk sertifikasi padahal kami memenuhi 24 jam mengajar per minggu dan telah mengabdi selama belasan tahun. Kami ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, namun tidak diberikan kesempatan yang sama,” kata Ketua Komite Guru Bekasi (KGB), Abdul Rozak.
Menanggapi hal itu, Dasuki menjelaskan bahwa berdasarkan peraturan penggunaan dana APBN, dana tersebut tidak boleh dipakai membiayai aktivitas non-permanen. Itu sebabnya, kata Dasuki, pemerintah tidak dapat memberikan sertifikasi kepada guru yang masih berstatus honorer. “Kalau menyertifikasi guru honorer, berarti kami menyalahi aturan,” tegas Dasuki.
Ia juga menambahkan bahwa permasalahan tercecernya guru honorer di daerah akibat pengangkatan yang dilakukan sepihak oleh Kepala Sekolah. Untuk itu, mulai tahun 2014, Kepala Sekolah yang masih mengangkat tenaga honorer, maka Surat Keputusan pengangkatan dirinya sebagai Kepala Sekolah akan langsung dicabut. “Kami harus tegas, agar permasalahan ini tidak terjadi lagi,” katanya. (ratih)
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/6/29/honorer.aspx
by admin | Jun 30, 2010 | Berita

Jakarta – Pemerintah membuat terobosan baru dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas doktor di Indonesia. Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh mengatakan, masyarakat berbasis pengetahuan kuncinya ada pada orang yang memiliki keahlian. “Memang ada orang yang dibiarkan begitu saja tapi keahliannya bagus, tapi tidak banyak. Akan lebih kuat jika orang-orang yang memiliki keahlian tersebut kita “ciptakan”,” ujarnya ketika menerima wakil Indonesia yang akan bertanding di sejumlah olimpiade sains, di kantor Kemendiknas, pada 28 Juni.
Karena itu, kata dia, pemerintah mulai tahun ini menyiapkan dana sebesar Rp1 triliun untuk beasiswa strata-2 dan strata-3 untuk para mahasiswa berprestasi. Beasiswa tersebut bisa digunakan di dalam dan di luar negeri. “Gagasan besarnya, kami sudah menyiapkan dana Rp1 triliun. Itu sudah merupakan keputusan politik,” ucap Menteri Nuh.
Di kesempatan yang sama Nuh juga menyatakan, wakil Indonesia pada olimpiade internasional atau siapa pun yang berhasil mengharumkan nama bangsa, akan mendapat beasiswa sampai S3 di universitas mana pun. “Anak-anak yang ikut olimpiade ini merupakan benih mahal yang sudah teruji. Karena itu kami jadikan prioritas untuk menjadi doktor nantinya,” katanya. (aline)
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/2010/6/30/cetak-doktor.aspx