Kerjasama Pendidikan Indonesia-Thailand Terus Berlanjut

Kerjasama Pendidikan Indonesia-Thailand Terus Berlanjut

Bangkok – Atase Pendidikan KBRI Bangkok, Didik Sulistyanto,  mempresentasikan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional RI tentang guru dan siswa SMP dan SMA, dalam Seminar on Professional Secondary Education Provision Towards ASEAN-OBEC MoE Thailand, di Chiang Mai.

Didik diundang sebagai Key Note Speaker dalam Seminar on Professional Secondary Education Provision Towards ASEAN-OBEC MoE Thailand, dan mempresentasikan makalahnya yang berjudul Behold at Neighbors Towards ASEAN 2015. Makalah tersebut dipresentasikan di depan 2.362 Kepala Sekolah Secondary School se-Thailand di Hotel Lotus Pang Suan Kaew, Chiang Mai, pada 12 September 2011.

Isi makalah antara lain tentang kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional RI tentang guru dan siswa SMP dan SMA, serta kerja sama School Partnership antara Indonesia dan Thailand yang mencapai 150 sekolah di Indonesia dan 150 sekolah di Thailand. Selain itu, dijabarkan pula strategi persiapan menjelang ASEAN Community 2015 khususnya di bidang pendidikan dan social culture, serta pentingnya tindak lanjut MoU antara Kementerian Pendidikan Thailand dan Kementerian Pendidikan Nasional RI yang telah ditandatangani kedua Menteri pada tanggal 27 Januari 2011 saat SEAMEC Conference di Brunei Darussalam.

Tindak lanjut hasil kegiatan Seminar on Professional Secondary Education Provision Towards ASEAN-OBEC MoE Thailand adalah sebagai berikut: (1) Pengiriman guru Bahasa Indonesia untuk mengajar di beberapa sekolah di Thailand, (2) Pengiriman guru Thailand dan Indonesia dalam bidang matematika dan sains, dalam rangka pertukaran guru dan kurikulum sekolah antarkedua negara, (3) Pertukaran kurikulum Secondary School kedua negara, serta (4) Pertukaran siswa Secondary School kedua negara dalam rangka ASEAN Community 2015.

Sumber: kemdiknas.go.id

Perempuan Ohh ….Wanita Riwayatmu Kini…

Perempuan Ohh ….Wanita Riwayatmu Kini…

Oleh: Nyoman Lia Susanthi, Dosen PS Seni Pedalangan ISI Denpasar.

Perempuan dijadikan sebagai objek dalam karya, sesungguhnya sudah bukan hal yang baru. Dulu perempuan sering dijadikan objek dalam lukisan. Sebut saja dari sepuluh lukisan terkenal sepanjang sejarah dunia telah memasukkan lima objek perempuan dalam lukisan, sisanya lukisan berjenis naturalis dengan konsep pemandangan, kehidupan kota dan abstrak. Dari kelima lukisan dengan objek perempuan, hanya satu lukisan yang melibatkan peran laki-laki, namun tetap dalam lukisan objek wanita diutamakan. Kelima lukisan dunia yang terkenal rata-rata tercipta sekitar abad ke-19, diantaranya lukisan berjudul “The Dream” oleh Pablo Picasso, “Girl with a Pearl Earring” oleh Jan Vermeer, “Luncheon of the Boating Party” oleh  seniman asal Perancis Pierre Auguste Renoir, “The Kiss” oleh Gustav Klimt, yang menggambarkan ciuman sempurna dengan memposisikan wanita sangat terhormat, dan lukisan yang paling terkenal yaitu Mona Lisa oleh Leonardo Da Vinci.

Daya pikat perempuan pun menjadikan salah satu pelukis ternama keturunan Spanyol dan Amerika Antonio Maria Blanco menjadikan perempuan Bali sebagai fokus dari karya-karya lukisnya. Hingga model dalam  lukisannya yaitu seorang penari tradisional Bali bernama Ni Ronji dinikahi pada tahun 1953.  Bisa dikatakan bahwa Antonio adalah seorang pelukis feminin abadi. Ia merupakan seorang maestro lukisan romantik-ekspresif. Hal yang sama juga dilakukan pelukis yang bernama A.J. Le Mayeur. Ia datang ke Bali pada tahun 1937, karena daya tarik pantai sanur yang sangat indah serta wanitanya. Sebagai pelukis Le Mayeur sangat menyukai objek perempuan, yang akhirnya mengantarkan dia untuk menikahi model dalam lukisannya yang bernama Ni Polok. Ni Polok merupakan penari terkenal pada jamannya yang berasal dari Desa Kelandis.

Dulu representasi wanita sangat indah digambarkan lewat objek lukisan, lalu bagaimana dengan nasib perempuan di era digital ini? Jawabannya masih sama. Perempuan masih menjadi objek, namun yang berbeda tidak hanya dalam lukisan, kini merambah hingga media elektronik tv, terutama iklan. Banyak opini terucap bahwa media terutama iklan telah mengkonstruksi gender dalam representasi perempuan cenderung dijadikan objek. Tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan memiliki potensi besar untuk pemasaran, selain karena daya tarik terhadap aktualisasi nilai produk, target marketnya, juga consumer goods yang ditujukan khusus wanita lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perempuan memang telah menjadi fenomena komoditas yang tak terelakkan dalam kancah komunikasi iklan.

Tapi konstruksi iklan terkadang sangat menyesatkan. Produk yang sesungguhnya memiliki fungsi general, dikomunikasikan tidak lagi bersifat fungsional tetapi sudah bergeser ke arah konsep gender. Manifestasi maskulin cenderung menjadi idiom yang dimiliki oleh komoditi seperti otomotif, rokok, suplemen, dan lain sebagainya. Sedangkan iklan shampoo, sabun, alat kecantikan hingga peralatan rumah tangga dan dapur cenderung dimanifestasikan sebagai komoditi yang dekat dengan wilayah femininitas. Sebagai contoh iklan bumbu masak, pembersih lantai dan diterjen direpresentasikan oleh wujud perempuan yang menggambarkan hanya perempuan-lah yang bertanggung jawab atas tugas domestik tersebut, tanpa melibatkan peran laki-laki. Selain itu iklan juga kerap mengekploitasi perempuan. Mereka secara langsung telah memberi label negatif pada perempuan hitam, pendek dan berambut keriting.  Konstruksi media menentukan nilai kecantikan sebagai garis pembatas bagi perempuan. Media membentuk perempuan cantik secara perlahan, tetapi terus-menerus lewat iklan. Sehingga menjadi sesuatu yang baku dalam penerimaan masyarakat, bahwa cantik itu putih, langsing, berbibir sensual, dan berdaya tarik seksual bahkan mengonstruksi perempuan sendiri. Maka nafsu perempuan pun berusaha menjadi perempuan yang dicitrakan media, dengan mengubah identitas kulit mereka. Kondisi seperti ini tentu saja membuat perempuan tidak rasional lagi. Seperti yang diungkapkan Lee dan Johnson (2007) bahwa iklan memberikan pengaruh bawah sadar terhadap sikap dan prilaku khalayak target.

Kontruksi iklan membentuk image bahwa perempuan cantik itu “putih”, sehingga membawa perempuan berusaha mengubah kulitnya, yang seharusnya cukup dipelihara. Fenomena ini terjadi di daerah tropis Kenya, 80 persen wanita Kenya memakai produk kecantikan untuk mengubah kulitnya menjadi lebih putih. Keinginan mereka mengubah identitas aslinya karena ingin terlihat menarik, dicintai serta menjanjikan hidup baru. Padahal kulit hitam legam warga Kenya telah selaras dengan lingkungan tropis Kenya yang panas. Ini menggambarkan adanya pergeseran peran iklan yang awalnya mengisyaratkan nilai dan manfaat dari produk, kini beralih pada kualitas iklan dengan menumbangkan realitas produk.

Dari gambaran tersebut terurai bahwa dulu dan sekarang wanita tetap menjadi objek. Jika kecantikan wanita dulu lewat lukisan, yang menggambarkan wanita cantik apa adanya (natural beauty) dengan peran cenderung keibuannya, tapi kini dunia iklan menggeser cantik perempuan lebih ke gaya hidup dengan tetap memelihara mitos-mitos lama terutama relasi gender antara laki-laki dan perempuan.

Perempuan Ohh ….Wanita Riwayatmu Kini… selengkapnya

HARMONI JIWA

HARMONI JIWA

Penata

Nama                     : Komang Wahyu Dinata

Nim                       : 2007 02 036

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis       :

Ketika aku sadar, bahwa Tuhan mamberikan ku anugerah tertinggi berupa akal pikiran. Seharusnya membuat hidupku penuh dengan kebahagian. Akantetapi, ketika aku tak sanggup lagi mengendalikannya, anugerah tersebut justru membuatku tersiksa atas fisualisasi keindahan semu yang datang seakan berbisik padaku untuk mengejar dan memarahinya. Aku lelah, aku ingin melawan semua itu.

Pendukung Karawitan : Phalawara Music Company.

 

 

 

 

WENARA KONYER

WENARA KONYER

Penata

Nama                     : I Putu Eka Wisnaya

Nim                       : 200701025

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Disaat pikiran manusia diselimuti oleh rasa mabuk, maka tubuhnya pun ikut mabuk. Ketika itu sifat wenara konyer merasuki jiwanya yaitu: banyak bicara, banyak tingkah, sombong dan merasakan dirinya paling kuat. Akan tetapi tubuh dan kekuatan fisiknya telah menurun tanpa dia sadari. Sering kali mendorong keinginannya untuk berbuat yang tidak sesuai dengan kemampuannya yang nantinya berakibat fatal bagi dirinya sendiri.

Penata Iringan                 : I Made Yogi Antara

Pendukung Iringan           : Mahasiswa Jurusan Karawitan dan Tari Smtr. VI ISI Denpasar

 

ISI Denpasar Segera Gebrak “Young Photograpers Competition Southeast  Asian Heritage”

ISI Denpasar Segera Gebrak “Young Photograpers Competition Southeast Asian Heritage”

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar akan mengikuti lomba foto pada awal 2012 yang diselenggarakan oleh SEAMEO SPAFA di Bangkok. Kompetisi tingkat Asia Tenggara ini akan diikuti oleh 11 negara anggota SEAMEO, yaitu Brunai, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina,Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timur Leste.

Dengan mengusung tema “Our Heritage”, kompetisi ini diharapkan melahirkan fotograper-fotograper muda handal, yang  mampu menampilkan warisan budaya Asia Tenggara yang tangible dan intangible  seperti monument, tempat-tempat bersejarah, makanan, kesenian, perhiasan, pakaian, tarian, teater, musik, instrument, dll. ISI Denpasar dengan prodi termuda Fotograpy di Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) akan mengikuti kompetisi bergengsi ini.

Arba Wiarawan, Ketua Prodi Fotograpy FSRD menggandeng hampir semua mahasiswa di jurusannya yang memang tertarik mengikuti kompetisi tersebut. Arba beserta Dekan FSRD dan juga mahasiswa diterima Rektor di Ruang Sidang ISI Denpasar guna mendapatkan pengarahan terkait kompetisi tersebut.

Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A., yang mewakili Indonesia dalam SEAMEO SPAFA Governing Board Member dan telah menjadi pengurus untuk dua periode, telah menghadiri pertemuan terkait kompetisi fotograper muda ini di Bangkok beberapa waktu yang lalu. Prof. Rai yang ditemui setelah memberikan pengarahan kepada mahasiswanya itu, mengatakan optimis bahwa mahasiswa ISI Denpasar akan keluar jadi pemenang. “Mahasiswa Jurusan Fotograpy ISI Denpasar sudah sering menjadi juara di tingkat nasional dan internasional. Melihat semangat mahasiswa dan ketekunan mereka, kami optimnis, salah satu dari mereka akan keluar jadi pemenang,”ujarnya.

De Vira Puspita dan Bayu Juniartha, dua mahasiswa Fotograpy yang juga pemenang dalam lomba debat bahasa Inggris ISI Denpasar mengatakan hal senada. “Kami akan melakukan yang terbaik, niscaya hasilnya pasti baik juga. Ini adalah kesempatan emas bagi kami untuk menunjukkan jati diri”katanya sambil tersenyum.

TRI SAMAYA

TRI SAMAYA

Penata

Nama                     : I Putu Candra Wijaya

Nim                       : 200703004

Program Studi       : Seni Pedalangan

Sinopsis       :

Di ceritakan perjalanan Tri Samaya turun ke Bumi (Madya Pada) menyusup mencari keberadaan Bhatara Guru yang sudah mengutuk dirinya menjadi Kala Rudra, karena ingin bertemu dengan Bhatari Uma yang sudah di kutuk menjadi Bhatari Durga. Pertemuannya itu menyebabkan munculnya Buta Kala yang mengganggu kehidupan manusia dan upacara di Kerajaan Galuh, Sang Hyang Tri Samaya segera turun dan menemui Raja Batatipati, menyampaikan kepergian bhatara guru. Raja Galuh (Sri Batatipati) disuruh mempersiapkan dan menghaturkan sesajen, yakni caru Pancasia beserta menampilkan kesenian Wayang Golek Topeng Pajegan, Wayang Lemah, dimana Sang Hyang Iswara menjadi Dalang dengan didampingi oleh Bhatara Brahma dan Bhatara Wisnu sebagai ketengkong. Agar Sang Hyang Kala Rudra dan Bhatari Durga Somya Rupa.

Pendukung Karawitan                 :

  • Sanggar Sangita Mredangga
  • Pendukung Tari Sanggar Pucuk Bang
  • Pembantu Dalang 3 Orang
Loading...