Denpasar, 16 Juli 2025 – Kelompok 3(+1) dari Kelas Penciptaan Seni Inovatif Program Pascasarjana ISI Bali dengan hormat mengumumkan penyelenggaraan “The Butterflies of Catur Warna,” sebuah seni rupa pertunjukan berbasis masyarakat yang berlokasi di Pantai Karang pada hari Sabtu, 19 Juli 2025, pukul 15.00 – 16.00 WITA.
Karya ini merupakan eksplorasi konseptual terhadap dinamika kondisi mental manusia khususnya hubungan antara anak dan orang tua, diartikulasikan melalui metafora “The Butterflies of Catur Warna.” Pada awalnya kupu-kupu ini merepresentasikan para praktisi seni yang terlibat—yaitu Durga Laksmi (Perupa), Rai Muliyana (Fotografer), Wahyu Putra (Penari Tuli), dan Stary Brosnan (Interpreter)— serta 12 partisipan yang terlibat dengan memposisikan diri sebagai; yang mengalami atau hanya merepresentasikan pengalaman kesepian individu lainnya, yang sering kali diakibatkan oleh disrupsi komunikasi interpersonal antara anak dan orang tua. Dan akhirnya representasi kupu-kupu ini berkembang menjadi fragilitas sekaligus keindahan psike manusia dalam pencarian konektivitas dan pemahaman.
Konsep Catur Warna, yang secara etimologis berarti empat warna, dalam konteks ini berfungsi sebagai spektrum representasi kondisi mental. Representasi Catur Warna pada emosi intens dapat menjadi mengarah kedua hal yang dianggap positif dan negatif tergantung bagaimana cara untuk mengelola emosi-emosi intens tersebut. Merah; gairahkemarahan, putih; kedamaian-kehampaan, kuning; keceriaan-kecemasan, hitam; misteriduka Proses kreatif pertunjukan ini diawali dengan pengumpulan data kualitatif melalui Google Form untuk mengidentifikasi simbol-simbol keseharian yang mengindikasikan kualitas hubungan, baik positif maupun negatif, dari perspektif anak dan orang tua.
Simbol-simbol tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam seni rupa pertunjukan berbasis masyarakat “The Butterflies of Catur Warna,” yang menitikberatkan pada partisipasi aktif masyarakat umum. Inisiatif kolaboratif ini diharapkan dapat memicu efek kupu-kupu (butterfly effect) dalam diskursus sosial. Kami berasumsi bahwa intervensi artistik berskala mikro yang mengintegrasikan isu-isu psikologis dapat memicu dampak makro di masa mendatang. “The Butterflies of Catur Warna” melampaui fungsi performatif, berfungsi sebagai katalisator refleksi dan dialog, serta langkah awal menuju pemahaman dan empati yang komprehensif.
Sebagai kulminasi dari proyek ini, hasil kolaborasi akan disempurnakan melalui Forum Group Discussion (FGD) dan/atau pameran, yang diharapkan akan memperkaya khazanah pengetahuan kolektif mengenai interaksi manusia dan kesejahteraan mental.




