M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Skema Pemberian Beasiswa Diubah

May 24, 2010 | Berita

JAKARTA(SI) – Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) mengubah skema pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi. Jika sebelumnya beasiswa diberikan setelah siswa dinyatakan lulus sekolah, ke depan beasiswa akan disiapkan sejak siswa belum lulus.

Kemendiknas akan aktif melakukan pendataan terhadap prestasi siswa di sekolah sejak belum lulus. Staf Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bidang Komunikasi Media Sukemi mengatakan, nantinya sekolah akan mulai pendataan mulai dari siswa duduk di kelas tiga. Data-data yang dikumpulkan dari siswa berprestasi dan berpotensi ini akan menentukan pemberian beasiswa masuk ke perguruan tinggi.
Pendataan juga akan melibatkan perguruan tinggi negeri. Rencananya, tahun depan sebelum pengumuman ujian nasional (UN),siswa berpotensi dan berprestasi yang dicalonkan menerima beasiswa sudah akan mengetahui.“ Pendataan mengenai status miskin tidak termasuk dalam kebijakan ini,”tegas Sukemi di Cisarua kemarin. Sebagaimana diketahui, sebelumnya beasiswa diberikan langsung berdasarkan pilihan dan tes di perguruan tinggi negeri.
Ada juga yang mengajukan sendiri dan kemudian diakomodasi oleh sekolah. Sukemi menjelaskan, saat ini Kemendiknas sedang memverifikasi data-data calon penerima beasiswa.“ Verifikasi dilakukan agar tidak ada kursi ganda,”paparnya. Staf Ahli Mendiknas Bidang Organisasi dan Manajemen Abdullah Alkaff menyatakan, saat ini Kemendiknas sedang menghitung secara nasional kebutuhan biaya pendidikan. Penghitungan akan dibandingkan dengan daya beli masyarakat.“
Jadi, nanti bisa diketahui berapa biaya yang dibutuhkan oleh orang tua siswa untuk menyekolahkan anaknya,” paparnya. Penghitungan ini juga akan memperjelas berapa semestinya dana beasiswa yang diberikan ke masyarakat. Mendiknas Mohammad Nuh mengatakan,pihaknya akan melakukan kerja sama pendidikan dengan universitas di Hong Kong.
Salah satu pokok kerja sama adalah kesempatan studi lanjut pendidikan strata dua (S-2). “Hong Kong menawarkan sejumlah beasiswa untuk berbagai bidang keilmuan.Kami juga akan mengundang mahasiswa Hong Kong untuk belajar di Indonesia,”tegas Nuh. (neneng zubaidah)

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/326280/

Categories

Loading...