M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Katarsis, 2006

Apr 21, 2010 | Artikel, Berita

Oleh Bendi Yudha

Pengantar Karya seni Lukis

Bahan Akrilik pada Kanvas

Ukuran: 100 X 100 Cm

Fenomena yang terjadi sekarang ini bahwa dunia materi mengungguli dan bahkan menguasai dunia spiritual, sehingga carut marutnya tatanan kehidupan ini muncul di mana-mana. Nampaknya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan ini sudah mulai luntur yang mendasari pikiran dan prilaku manusia, sehingga segala sesuatunya selalu diukur berdasar atas materi, membuat manusia terninabobokan olehnya bahkan ia menjadi bingung serta lupa akan jati dirinya sebagai manusia. Di sinilah manusia harus menyadari bahwa kunci dari kebingungan tersebut adalah; ia hendaknya insaf serta kembali ke jalan yang benar yaitu menghayati nilai-nilai sastra yang mengajarkan kebenaran untuk menuju jalan keabadian.

Hal tersebut di atas divisualisasikan lewat bentuk uang kepeng dengan ukuran besar sebagai simbol akan besarnya pengaruh kekuatan duniawi terhadap kehidupan manusia, yang seyogyanya harus diimbangi dengan ajaran ajaran spiritual sebagai penyucian diri yang bersumber dari sastra aji merupakan kunci agar tidak terjerumus ke lembah nista. Dalam konteks ini hal tersebut disimbolkan dengan berbagai bentuk dan jenis lontar serta bentuk kunci beralaskan kain putih pada sudut kanan yang mengandung arti bahwa hanya nilai-nilai kesucianlah yang mampu mengantarkan manusia ke alam keabadian.

Categories

Loading...