Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, dan Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes, serta sejumlah peserta seleksi Jalur Mandiri yang terhubung dalam Zoom Meeting sebelum pelaksaan ujian. ANTARA/HO-Dok ISI Denpasar
Denpasar (ANTARA) – Institut Seni Indonesia Denpasar melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2020/2021 untuk Jalur Mandiri melalui ujian secara daring dari rumah masing-masing calon mahasiswa.
“Untuk Jalur Mandiri ini, kami akan menerima mahasiswa 30 persen dari kuota total mahasiswa baru atau sekitar 150 orang,” kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha, SSKar, MHum, di Denpasar, Kamis.
Seleksi Jalur Mandiri ISI Denpasar ini dilaksanakan selama dua hari, dari 5-6 Agustus 2020 yang diikuti oleh 363 calon mahasiswa dari 383 orang yang sebelumnya telah mendaftar.
“Dengan seleksi Jalur Mandiri ini, maka kami akan segera menyelesaikan sistem penerimaan mahasiswa baru karena September mendatang sudah dimulai perkuliahan semester ganjil tahun akademik 2020/2021,” ucap Prof Arya.
ISI Denpasar sebagai satu-satunya kampus seni negeri di wilayah Bali-Nusra ini, lanjut dia, sama dengan tahun-tahun sebelumnya menerima calon mahasiswa baru melalui tiga jalur yakni Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri dan terakhir melalui Jalur Mandiri.
Melalui tiga jalur seleksi itu, ISI Denpasar akan menerima calon mahasiswa sebanyak 600 orang, sama halnya dengan kuota tahun sebelumnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr Drs I Nyoman Artayasa, MKes, menambahkan untuk seleksi Jalur Mandiri biasanya pihak ISI Denpasar lebih melihat dari sisi praktik yang dilakukan calon mahasiswa.
Namun, karena kondisi pandemi COVID-19, akhirnya diputuskan memakai sistem ujian secara daring. Selain mengujikan mengenai materi seni, juga berisi materi mengenai Pancasila, wawasan kebangsaan dan pengetahuan umum lainnya.
Di samping mengikuti ujian secara daring, calon mahasiswa sebelumnya juga wajib sebelumnya menyertakan atau mengirimkan portofolio.
Prof Artayasa menambahkan, terkait penentuan siapa yang lolos di Jalur Mandiri ini akan diakumulasikan antara nilai hasil ujian secara daring dan portofolio yang sudah diputuskan untuk diberikan bobot penilaian sekian persen.
“Mudah-mudahan semua prosesnya dapat berjalan dengan lancar dan pada prinsipnya kami melaksanakan seleksi dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 secara ketat,” ujarnya didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.
Sementara itu, Kepala UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi ISI Denpasar Nyoman Lia Susanthi, SS, MA mengatakan pihaknya bekerja sama dengan bagian akademik ditugaskan menyelenggarakan ujian Jalur Mandiri secara daring.
“Calon mahasiswa tidak ke kampus untuk melaksanakan kegiatan ujian daring, tetapi mahasiswa melakukan ujian tulis dari rumah masing-masing,” ujarnya.
Lia mengatakan dari 383 orang yang sudah mendaftar di Jalur Mandiri, yang mengikuti tes secara daring sebanyak 363 orang, atau 95 persen dari jumlah pendaftar.
“Dua hari sebelumnya, kami melakukan pertemuan teknis untuk memastikan bahwa peserta harus bisa terkoneksi dengan internet. Selain itu, peserta harus memiliki dua device atau alat untuk mendukung kegiatan ujian, yakni PC atau laptop, dan handphone,” ucapnya.
Peserta ujian, tambah Lia, sebelumnya sudah diminta untuk menginstal program Safe Exam Browser yang bertujuan untuk mengunci browser dari masing-masing peserta ujian agar tidak bisa membuka aplikasi selain ujian yang diberikan.
Denpasar: Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar diberikan keleluasaan membuat karya cipta yang menjadi bahan ujian tugas akhir melalui aplikasi multimedia. Kebijakan ini tak lepas dari situasi pandemi virus korona (covid-19).
“Kami memberikan opsi untuk tugas akhir ini bisa membuat karya cipta langsung dengan maksimal melibatkan lima hingga enam orang, ataupun memilih opsi karya cipta melalui aplikasi multimedia,” kata Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar I Komang Sudirga di Denpasar, Rabu, 5 Agustus 2020.
Selain dalam bentuk karya cipta seni, lanjut dia, mahasiswa kampus seni pelat merah itu juga memilih pengkajian seni atau skripsi dalam menyelesaikan tugas akhir. Ujian tugas akhir mahasiswa FSP ISI Denpasar yang dilaksanakan sepanjang Agustus 2020. Ujian diikuti 85 mahasiswa dari lima program studi, yakni Prodi Karawitan, Prodi Tari, Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan, Prodi Pedalangan, dan Prodi Musik.
“Ini bukan semata-mata kehendak mahasiswa tetapi karena situasi yang tidak memungkinkan mahasiswa melibatkan banyak pendukung untuk proses latihan pembuatan karya cipta seni,” ujar Sudirga.
Sudirga menuturkan, dalam penggunaan aplikasi multimedia mahasiswa dapat menggabungkan teknologi dengan bermain sendiri atau memadukan dengan sistem perekaman dan proses sulih suara. Demikian juga untuk proses ujiannya bisa sepenuhnya melalui daring, ada juga yang merekam dalam bentuk video kemudian dipresentasikan di depan penguji. Untuk karya dipertanggungjawabkan pula melalui ‘script‘ karya.
Sudirga berharap para mahasiswa tetap bersemangat mengikuti ujian tugas akhir kali ini. Meskipun, tidak bisa menampilkan karya cipta dengan melibatkan banyak pihak dan ditampilkan secara langsung seperti tahun-tahun sebelumnya. Para mahasiswa juga diingatkan untuk tetap melaksanakan kegiatan dengan mengedepankan protokol kesehatan pencegahan covid-19.
“Tetaplah berkarya menjadi putra-putri terbaik dan nantinya bisa terjun di masyarakat. Para mahasiswa, kami harapkan bisa berkontribusi bersama-sama untuk membangun Bali dan Indonesia melalui seni budaya,” ucapnya.
NusaBali.com – Latihan Fragmentari Cak Era Baru di Wantilan ISI Denpasar, Rabu (29/7). .-IST
DENPASAR, NusaBali Fragmentari ‘Cak Bermasker’ akan ditampilkan dalam acara pmbukaan pariwisata Bali untuk wisatawan Nusantara, di kawasan ITDC Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan Badung, Kamis (30/7) ini. Cak tatanan era baru ini dipersembahkan oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum, mengatakan frgmentari yang disiapkannya ini terbulang baru, mengikuti protokol tatanan era baru cegah Covid-19. Masker yang dikenakan para penari didesain sedemikian rupa, sehingga seolah menjadi bagian utuh dari properti (kostum pentas). Selain itu, para penari juga jaga jarak rata-rata 1 meter saat pentas. Karena itu, jumlah penari yang dilibatkan tidak banyak, hanya 18 orang. Apalagi, panggung pembukaan resmi wisatawan Nusantara yang disiapkan hanya berukuran 14 meter x 10 meter. Kalau dalam kondisi normal, jumlah penari untuk pagelaran Tari Cak biasanya mencapai seratusan orang, tergantung luas stage. “Nah, untuk Cak Bermasker yang ditampilkan di Nusa Dua hari ini, durasi pentas hanya 4 menit, sebagai tarian penyambutan,” jelas Prof Arya Sugiarrha, Rabu (29/7). Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama ISI Denpasar, I Ketut Garwa SSn MSn, para penari Cak Bermasker ini diambil dari mahasiswa Semester V Jurusan Kerawitan. Ada dua tokoh dalam ephos Ramayana yang akan menjadi tokoh sentral saat pembukaan wisatawan Nusantara nanti, yakni Hanuman (warna putih) dan Anggada (warna merah), keduanya melambangkan kekuatan. Warna yang dikenakan dua tokoh ini juga melambangkan Bendera Merah-Putih. “Kami hanya 3 kali latihan sebelum pentas,” katanya. Sementara itu, pembukaan tahap kedua pariwisata Bali untuk wisatawan Nusantara akan dilakukan Kamis ini, dalam rangkaian Deklarasi ‘Program Kepariwisataan dalam Tatanan Kehidupan Bali Era Baru Digitalisasi Berbasis QRIS’, di kawasan ITDC Nusa Dua. Acara pembukaan ini akan dihadiri Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki, Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif Whisnutama Kasubandio, dan Gubernur Bali Wayan Koster bersama Forkompida dan stakeholder terkait. *k17
(Baliekbis.com),Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan pencapaian visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali di bidang kebudayaan semakin maju dengan diundangkannya Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan.
“Hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan Bali dikandung semua di dalam peraturan daerah ini, sehingga kita sekarang telah memiliki aturan yang cukup memadai untuk memperkuat dan memajukan kebudayaan Bali yang menjadi jantung kehidupan masyarakat Bali,” ujar Gubernur didampingi Ny. Putri Suastini Koster dan Wakil Gubernur yang juga Guru Besar ISI Denpasar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar dalam rangka Dies Natalis XVII dan Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. I Wayan Adnyana, S.Sn.M.Sn dan Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. di Gedung Natya Mandala, Kampus ISI Denpasar, Selasa (28/7).
Gubernur menambahkan Bali memiliki kekayaan tradisi sejak dahulu yang tumbuh dan dimanfaatkan oleh para leluhur. Selama ini kekayaan tradisi ini masih kurang serius dibangkitkan, dijaga, dipelihara serta dimajukan sehingga secara perlahan-lahan semakin mundur, luntur dan mungkin sudah ditinggalkan oleh sebagian besar masyarakat di desa adat.
“Karena itu ini harus kita gali kembali, dibangunkan agar dia menjadi satu potensi yang mencerahkan kehidupan masyarakat di provinsi Bali serta juga mendorong perekonomian masyarakat Bali,” kata Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini.
Gubernur mengatakan dalam konteks pelaksanaan Peraturan Daerah ini serta Peraturan Gubernur sebelumnya yang berkenaan dengan kebudayaan, ISI Denpasar memiliki ruang yang cukup memadai untuk mengaktualisasikan potensi yang ada.
Menurutnya ISI Denpasar memiliki sumber daya yang mumpuni yakni dosen, mahasiswa serta sembilan 9 orang Guru Besar. “Saya kira ini sumber daya yang luar biasa untuk mengembangkan seni yang ada di Bali ini termasuk seni tradisi. Saya titip nanti dengan satu skema tertentu seni-seni tradisi yang berakar di desa adat yang tumbuh di desa adat yang digeluti oleh masyarakat desa adat kemudian sekarang ditinggal punah lantas dia tidak lagi muncul sebagai kekayaan seni, mohon supaya ISI Denpasar bergerak ke bawah melalui kegiatan pengabdian masyarakat, kuliah kerja nyata maupun juga kegiatan kemasyarakatan lainnya, turun ke bawah untuk masuk ke wilayah itu agar bersentuhan langsung dengan kekayaan seni yang ada di akar rumput,” katanya.
Menurut Gubernur inilah yang harus dikembangkan oleh ISI Denpasar dalam kegiatan Tri Dharma yang menjadi tugas utama sebagai perguruan tinggi. “Dengan demikian Saya kira seni dan budaya di Bali yang berbasis tradisi maupun juga yang berbasis modern itu akan terus maju terus berkembang di tengah-tengah dinamika lokal nasional dan global inilah yang menjadi kekayaan kita,” ujarnya.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum mengatakan dalam bidang pengabdian masyarakat tahun 2020 mahasiswa ISI Denpasar mengadakan KKN di desa adat masing-masing sebagai dukungan terhadap program Gubernur Bali.
Hanya saja dengan situasi pandemi program ngayah ke desa-desa dan pura-pura di Bali dengan berat hati harus dihentikan sementara. “Namun demikian, kami merasa bersyukur karena Bapak Gubernur dan Pemprov Bali telah menginisiasi dan membiayai penciptaan seni virtual yang telah tayang di media sosial dapat kami pastikan dari 202 sanggar seni yang dibantu oleh Bapak Gubernur mendapatkan bantuan penciptaan seni virtual itu 80 persen mahasiswa dan alumni ISI Denpasar,” ujarnya.
Pada kesempatan ini Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati memberi ucapan selamat kepada dua guru besar yang dikukuhkan yakni Prof. Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. dan Prof. Dr. I Wayan (Kun) Adnyana, S.Sn.M.Sn yang juga Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.(pem)
NusaBali.com – Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum. .-YULIA
DENPASAR, NusaBali Selama pandemi Covid-19, sistem pertemuan berubah dari tatap muka langsung menjadi pertemuan virtual. Begitu pula di perkuliahan, sistem pembelajaran dengan tatap muka kini beralih menjadi proses belajar mengajar virtual. Di satu sisi, terdapat proses pembelajaran yang memerlukan praktek, seperti yang terdapat di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Di ISI Denpasar sendiri, sistem pembelajarannya mengacu pada 50% teori dan 50% praktek. Untuk pembahasan teori, memang tidak memiliki masalah dengan pembelajaran daring. “Yang teori sudah hampir tidak ada masalah. Saya kira untuk belajar daring dengan media yang cukup bagus, seperti Zoom dan lain-lain itu semua dosen sudah fasih dengan itu. Mahasiswa juga sudah kita berikan biaya pulsa,” ujar Rektor ISI Denpasar, Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar MHum kepada NusaBali, Selasa (7/7).
Sementara itu, dari segi praktek, pihak ISI Denpasar juga memiliki kebijakan tersendiri. Prof Arya Sugiartha menyebutkan, bahwa selagi praktek tersebut bisa dilakukan di rumah, maka tetap akan dilakukan di rumah. Salah satu yang menjadi contoh praktek ini yaitu dalam seni tari.
Dosen pengajar akan melakukan proses rekaman pada dirinya sendiri lebih dahulu untuk dibagikan ke mahasiswa sehingga mahasiswa dapat mempelajari gerak tarian tersebut. Kemudian, mahasiswa juga akan melakukan perekaman dalam melakukan tarian tersebut dan dikirimkan ke dosen pengajar, sehingga dosen pengajar mampu memberikan umpan balik atas penampilan mahasiswanya.
Sementara itu, kebijakan lainnya yang dilakukan oleh ISI Denpasar yaitu dengan menimbang pembelajaran praktek yang memerlukan alat yang tidak dimiliki mahasiswa, seperti pada pembelajaran di laboratorium bagi mahasiswa Program Studi Film dan Televisi. “Nah kalau yang itu memang kita berikan izin untuk melakukan praktek di kampus. Kita izinkan, cuma tetap harus dia memenuhi protokol,” jelas Prof Arya Sugiartha.
Protokol yang dimaksud berupa pembersihan ruangan yang telah dilakukan secara rutin oleh Satgas Covid-19 ISI Denpasar, dan juga akan dilakukan setelah kelas tersebut berakhir. Juga, pembatasan jumlah mahasiswa yang menggunakan laboratorium tersebut dalam satu pertemuan, yang bisa dilakukan dengan memecah kelompok mahasiswa dalam dua sesi.
Praktek kesenian lainnya yang diizinkan memerlukan alat yaitu pada seni karawitan dan seni pedalangan yang memerlukan alat-alat kesenian di studio ISI Denpasar utamanya saat ujian tengah semester. Beruntung, dalam seni pedalangan biasanya tidak terlalu melibatkan banyak orang, dan rata-rata mahasiswa di seni karawitan memiliki satu atau dua alat tersebut di rumah atau di banjarnya masing-masing. “Kalau di Karawitan, paling tidak kendang dia punya di rumahnya. Beberapa alat yang ringan-ringan dia punya di rumahnya. Kalaupun dia tidak punya di rumahnya, dia punya di banjarnya atau di sanggarnya. Saya kira Karawitan selama ini tidak terlalu banyak di kampus, karena alat-alat gamelan Bali kan rata-rata masyarakat kita punya,” lanjutnya.
Sementara itu, ISI Denpasar kini juga tengah menuju persiapan penilaian Tugas Akhir (TA) mahasiswanya yang bakal digelar di kisaran akhir Juli hingga Agustus 2020. Untuk itu, konsep virtual juga menjadi opsi bagi mahasiswa ISI Denpasar yang karyanya hendak dinilai. Selain membuat karya tulis, karya seninya akan didokumentasikan dalam bentuk video untuk kemudian dinilai oleh dewan penguji. “Jadi mereka berkarya sendiri di rumah, membuat tari baru, membuat gamelan baru, direkam, dikasih ke pendukungnya, dipelajari. Nah kemudian itu yang akan kita ujikan dalam wujud seni virtual. Jadi itu format baru. Materinya tetap seni pertunjukkan, kemudian ditampilkan, dipublikasikan secara virtual,” papar Rektor Prof Arya Sugiartha.*cr74
NusaBali.com – Pelakksanaan UTBK di ISI Denpasar, Minggu (5/7). .-IST
DENPASAR, NusaBali Minggu (5/7) menjadi hari pertama pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer yang bertempat di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Pelaksanaan UTBK di ISI Denpasar diikuti oleh sebanyak 2.815 peserta yang pelaksanaannya terbagi dalam dua tahap, yakni sesi pertama yang berlangsung pada 5-14 Juli 2020 dan sesi kedua pada 20-29 Juli 2020 mendatang.
Di hari pertama pelaksanaan UTBK ini, pihak ISI Denpasar menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 dengan ketat. Memasuki area kampus ISI Denpasar, peserta UTBK wajib melalui pengecekan suhu badan dengan batas suhu yakni 37,5derajat Celcius. Peserta juga dihimbau untuk tetap menggunakan masker. Sementara itu, tempat cuci tangan dan hand sanitizer juga telah tersedia di lokasi UTBK.
“Secara teknis kita sudah siapkan semua. Teknis penyelenggaraan ujian tesnya, jadi reservoir, kemudian meja, ruang, dan seterusnya. Kemudian secara standar covid juga sudah kita laksanakan. Jarak minimal, isi ruang, kemudian kewajiban peserta dalam rangka memenuhi standar-standar covid itu. Dan syukur, hari ini sudah berjalan,” ujar Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes, Minggu (5/7).
Memang, di hari pertama pelaksanaan UTBK, belum ada peserta yang terdeteksi memiliki suhu di atas 37,5 derajat Celcius. Namun jika terdapat peserta yang terdeteksi memiliki suhu yang lebih tinggi, maka peserta tidak diijinkan untuk memasuki area kampus dan mengikuti tes. Peserta yang tidak bisa mengikuti tes dengan alasan tersebut bisa mengikuti sesi force majeure atau dialihkan ke sesi kedua UTBK.
Dalam hal ini, pihak ISI Denpasar juga bekerjasama dengan Puskesmas Denpasar Timur untuk memantau kondisi selama UTBK berlangsung. “Kita sudah dapat izin dari Diskes Provinsi Bali, kemudian beliau meminta agar kita berkoordinasi dengan Puskesmas Dentim. Kemarin kita sudah melakukan sowan ke situ, nah diberikan personal contact jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan berkaitan dengan kesehatan,” lanjut Nyoman Artayasa didampingi oleh Dekan Fakultas Seni Pertunjukan, Dr I Komang Sudirga dan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain, Dr AA Gede Bagus Udayana.
Tak hanya dari sisi peserta, protokol juga dilakukan dengan melakukan disinfeksi pada ruangan UTBK yang mulai dilakukan sebelum pelaksanaan UTBK yang juga akan tetap dilakukan selama pergantian sesi. Selain itu, rapid tes dilakukan kepada para pengawas ruangan UTBK. Pengawas ruangan juga dibekali dengan masker dan vitamin.
Sementara itu, dari sisi teknis, ISI Denpasar yang dilengkapi dengan empat laboratorium digunakan secara optimal untuk pelaksanaan UTBK. “Jumlah peserta untuk tahun 2020 ini mencapai 2.815 peserta yang mendaftar di pusat UTBK ISI Denpasar. Dan ISI Denpasar sendiri menyiapkan infrastruktur sebanyak 110 komputer yang terbagi menjadi empat lab,” papar Koordinator TIK UTBK ISI Denpasar Nyoman Lia Susanthi SS MA.
Di antara empat laboratorium ini, terdapat laboratorium interior dengan kapasitas 30 orang, laboratorium DKV berkapasitas 35 orang, laboratorium bahasa 15 orang, dan laboratorium ISI berkapasitas 30 orang. “Sebelumnya kita rencananya ada mitra. Namun karena kondisi Covid-19 ini jadi kita terpaksa mitra dibatalkan. Sesuai dengan petunjuk LPMPT kita mengoptimalkan lab yang ada di kampus kita,” tambah Koordinator Pelaksana UTBK ISI Denpasar I Ketut Adi Sugita, didampingi oleh Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM.
Untuk mengantisipasi kendala-kendala teknis, pihak ISI Denpasar juga melakukan persiapan seperti menyiapkan genset. Sementara, dua komputer cadangan di setiap ruangan telah disiapkan jikalau terdapat kendala seperti komputer hang atau terdapat masalah pada akun peserta. *cr74