M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Macam Dan Jenis Seni Kerajinan Di Kabupaten Klungkung Bali

Macam Dan Jenis Seni Kerajinan Di Kabupaten Klungkung Bali

Oleh: I Made Berata

Makalah Seminar IMHERE 2009

Aktivitas membuat barang-barang kerajinan terdapat dan tersebar diseluruh Kabupaten di Bali. Salah satunya adalah Kabupaten Klungkung yang konon merupakan daerah pusat kerajaan dari seluruh kerajaan yang ada di Bali, serta dikabarkan sebagai tempat mengungsinya para Brahmana Hindu, seniman dan perajin Majapahit ke Bali, ketika Kerajaan Majapahit ditundukan oleh Kerajaan Demak Islam pada tahun 1515 (Ten Kate, 2004:080). Para seniman, perajin, Brahmana Hindu Jawa inilah gerangan membawa keemasan kerajaan Gelgel pada abad ke-17, dengan kemegahan istana yang dihias luar biasa. Bukti faktual yang masih utuh dapat dilihat sampai saat ini adalah “kertagosa” berupa sebuah  puri kerajaan yang penuh dihiasi dengan karya-karya seniman dan perajin. Oleh sebab itu daerah Klungkung dikatakan sebagai pusat seniman, perajin, serta berkembangnya kesenian pertama di Bali.

Kekayaan dan potensi sumber daya alam yang dimiliki  Kabupaten Klungkung, serta didukung oleh sebagian masyarakatnya yang berkecimpung dibidang pariwisata menjadikan daerah Klungkung semakin dikenal di dunia luar. Kekayaan dan potensi yang tersebar di berbagai sentra industri kerajinan  dapat dijadikan andalan yang signifikan untuk menunjang perekonomian masyarakatnya. Industri kreatif yang digalakkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono pertengahan 2007 di Jakarta Convention Center (JCC) bukanlah sesuatu yang baru di kalangan masyarakat Klungkung. Hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan bahan dan inisiatif para perajin untuk membuat barang kerajinan dengan menggunakan bahan yang “mungkin” dianggapnya sebagai bahan limbah. Selain itu para perajin juga sudah dan terus  meredesain bentuk-bentuk kerajinan kreatif dan inovatif.

Berdasarkan survei awal ada beberapa sentral kerajinan dalam keberlanjutannya sangat memprihatinkan dan dapat diasumsikan terputus generasi. Keprihatinan tetap menyelubungi kehidupan seni kerajinan yang memerlukan keuletan yang  penuh rutinitas. Keragaman maupun variasi bentuk, material, dan fungsi ganda yang melekat pada kerajinan  merupakan kekayan atau aset daerah yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan. Upaya pelestarian lewat pemetaan adalah solusi yang tepat  untuk mengetahui kualitas maupun kuantitas kerajinan yang tersebar khususnya di daerah/kabupaten Klungkung.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipakai sebagai format atau bingkai untuk mengetahui lebih detail dan  mendalam tentang macam dan jenis kerajinan, sistem dan teknik kerja yang diterapkan, serta adakah yang mendominasi jenis kerajinan tertentu  pada daerah kecamatan di Kabupaten Klungkung. Hal ini sangat perlu dilakukan penelitian dan pemetaan dengan pendekatan suvei.

Makalah Macam Dan Jenis Seni Kerajinan Di Kabupaten Klungkung Bali selengkapnya:

Transpormasi Nilai-Nilai Ceritera Sutasoma Ke Dalam Seni  Patung Modern

Transpormasi Nilai-Nilai Ceritera Sutasoma Ke Dalam Seni Patung Modern

Oleh: Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si

Laporan Penciptaan Dana Dipa ISI Denpasar Tahun 2009

Ringkasan/Summary

Sutasoma salah satu pengajaran weda dalam bentuk ceritera. Dalam ajaran Sutasoma dijelaskan Rwa Bineda adalah sebuah konsep keseimbangan yang berangakat dari dua hal berbeda yang didasari oleh pengendalian untuk mencapai kedamaian dan keharmonisan. Ceritera Sutasoma mengajarkan pada semua insan manusia untuk hidup dalam suasana kedamaian dan keharmonisan di alam semsta ini walaupun penuh dengan  tantangan. Dua kekuatan ini selalu ada pada makhluk hidup termasuk manusia yang tidak dapat dipisahkan yang dapat menjerumuskan dan juga bisa menimbulkan keseimbangan dan keharmonisan. Konsep keseimbangan dan keharmonisan yang terkandung dalam ceritera Sutasoma memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan bersifat universal. Hal sangat menggugah hati pencipta untuk memvisualisasikan ke dalam sebuah karya seni patung modern dengan berbagai pengolahan melalui konsep ruang dan bidang  untuk menghasilkan sebuah karya seni yang original sebagai cerminan identitas pribadi

ICW Menilai Substansi Draf Perppu BHP Menentang Putusan MK

ICW Menilai Substansi Draf Perppu BHP Menentang Putusan MK

BANDUNG,(PR).- Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai, draf Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (Perppu BHP) menentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Secara umum, isi draf perppu BHP ini sama dengan UU BHP yang telah dibatalkan MK.

“Jadi, istilahnya kanibal. Sebab, isinya tetap saja sama dan mencomot dari BHP. Hanya sedikit sekali perubahannya. Kalau isinya sama, ya sama juga bohong dan artinya menentang putusan MK,” kata Manajer Monitoring Pelayanan Publik ICW Ade Irawan pada Mimbar Rakyat “Bagaimana Nasib PT Pasca BHP Ditolak MK”, di Gedung Indonesia Menggugat, Jln. Perintis Kemerdekaan Bandung, Selasa (4/5).

Menurut Ade, hampir setiap yang ada dalam perppu adalah pasal karet. Sebab, diperlukan pasal turunan melalui peraturan menteri. “Nantinya suka-suka menteri dong dan kalau permen kurang kuat,” ujarnya.

Ade mengatakan, saat ini tujuh perguruan tinggi yang berstatus BHMN tidak lagi memiliki payung hukum. Peraturan pemerintah tentang BHMN pun sudah lama tidak berlaku. “Seharusnya, ketujuh PT BHMN ini kembali menjadi PTN. Akan tetapi, itu artinya pemerintah harus mengeluarkan anggaran untuk PTN dan pemerintah tidak akan mau,” katanya.

UU Keuangan

Melalui perppu ini kata Ade, PTN diarahkan untuk menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang peraturannya mengacu pada UU Keuangan. “Seharusnya, yang namanya lembaga pendidikan ya berpayung pada sistem pendidikan nasional bukan peraturan keuangan,” ujarnya.

Oleh karena itu kata Ade, karena awal permasalahannya ada pada penerimaan negara bukan pajak (PNBP), maka seharusnya yang diubah adalah peraturan mengenai keuangannya saja. Tidak perlu mengubah dan justru membuat peraturan baru secara keseluruhan.

“Kalau memang mau otonom dan transparan, tanpa BHP atau perppu BHP pun sebenarnya bisa. Yang kami lihat, sepertinya alasan ini hanyalah menjadi kedok untuk privatisasi. Jadi, kami berkesimpulan UU BHP ataupun perppunya lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Pendidikan Nasional (Gema Pena) Komisariat Universitas Pendidikan Indonesia Hesty Ambarwati mengatakan, setidaknya ada empat prinsip yang harus menjadi acuan pada setiap perumusan dan pengimplementasian sistem pendidikan nasional. Pertama harus sejalan dengan visi pendidikan dan jati diri bangsa, kedua harus membuka akses seluas-luasnya bagi seluruh warga, ketiga berprinsip pada sistem pendidikan yang baik dan berkeadilan, serta yang terakhir harus ada sanksi yang jelas untuk setiap pelanggaran dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan.

“Sudah rahasia umum, berbagai peraturan ideal yang dikeluarkan seringkali tidak selaras dengan realitas.” (A-157)***

“Software” Pendidikan Indonesia Mendunia

“Software” Pendidikan Indonesia Mendunia

Jakarta, Kompas – Peranti lunak atau software pendidikan sains dan Matematika dari PT Pesona Edukasi yang murni buah karya anak bangsa mampu menembus pasar global. Bahkan, PT Pesona Edukasi terpilih menjadi satu dari sembilan partner Microsoft tingkat dunia untuk mengisi materi teknologi baru Microsoft untuk pendidikan MultiPoint Mouse.

Ananta Gondomono, Academic Program Manager PT Microsoft Indonesia, di Jakarta, Selasa (4/5), mengatakan, muatan pendidikan yang diciptakan PT Pesona Edukasi itu diunggah di situs web Microsoft sehingga bisa diakses secara global dan gratis. Microsof mengembangkan teknologi MultiPoint Mouse itu untuk mengatasi kesenjangan penggunaan teknologi informasi di dunia pendidikan.

Menurut Ananta, di ruang kelas yang memiliki komputer atau PC yang terbatas, kini komputer bisa digunakan secara bersama-sama oleh siswa. Yang sudah diuji coba bisa dipakai 20 siswa secara bersamaan.

Teknologi Windows® MultiPoint™ Mouse adalah rekayasa pemrograman komputer yang memungkinkan satu layar komputer dapat diakses sampai lebih dari 30 mouse sekaligus. Satu komputer dapat digunakan oleh 30 anak dalam satu kelas dengan masing-masing anak menggunakan mouse untuk menjalankan aplikasi secara bersama-sama.

Manfaat dari penggunaan teknologi ini adalah memberi kesempatan kepada anak untuk berkolaborasi dalam menjalankan satu program atau berkompetisi satu dengan yang lain. Aplikasi yang diberi nama Amazing Concert dapat diunduh secara gratis di http;//www.microsoft.com/multipoint/mouse-sdk/showcase.aspx.

Hary Candra, Marketing Director PT Pesona Edukasi, menjelaskan, PT Pesona Edukasi mengembangkan peranti lunak Amazing Concert, yakni satu aplikasi peranti lunak pendidikan ”bermain musik bersama”. Selain itu, ada juga DigiCarnival, yakni peranti lunak belajar matematika dengan topik mengurutkan angka, dan Monkey Rescue, yakni peranti lunak belajar bahasa dan pengetahuan umum yang dikemas seperti permainan hangman.

Bambang Juwono, Managing Director PT Pesona Edukasi, berharap melalui peranti ini anak- anak di seluruh dunia, termasuk anak-anak Indonesia, dapat menikmati kegembiraan dalam kebersamaan sehingga melalui seni dan teknologi mereka dapat belajar hidup bersama. (ELN).

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/05/03552610/software.pendidikan.indonesia.mendunia

Desain Interior Ruang Tunggu Terminal Bus Antar Propinsi Ubung Denpasar

Desain Interior Ruang Tunggu Terminal Bus Antar Propinsi Ubung Denpasar

Oleh: Drs. Cok Gd Rai Padmanaba, M. Erg., I Kadek Dwi Noorwatha, SSn., dan I Nyoman Adi Tiaga, SSn

Laporan Penciptaan Dana DIPA ISI Denpasar Tahun 2009

Ringkasan

Sebagai salah satu daerah pariwisata yang sangat terkenal  di Indonesia, Pulau Bali banyak mengundang para pendatang untuk mencoba mengadu nasib di Bali, begitu juga wisatawan untuk berkunjung guna menikmati keindahan alamnya, keunikan adat istiadat dan berbagai atraksi serta hasil karya seni budayanya. Kedatangan mereka ke Pulau Bali bisa melalui berbagai cara baik melalui udara, laut maupun darat. Demikian juga untuk berpergian ke luar Bali tentu juga bisa melalui ke tiga cara tersebut. Bagi mereka yang masuk maupun keluar Bali melalui darat dengan bus, keberadaan terminal Ubung sudah tentu sangat tidak asing lagi. Terminal Ubung merupakan terminal bus terbesar di Bali, yang menghubungkan propinsi-propinsi di Jawa dengan Bali, demikian juga merupakan tempat transit bagi bus-bus yang melakukan perjalanan dari Jawa ke propinsi Nusa Tenggara Barat.

Sebagai terminal terbesar di Bali tentunya menyebabkan terminal Ubung paling banyak melayani calon penumpang yang masuk dan keluar Bali dengan kendaraan bus. Bagi para calon penumpang bus, selama menungggu keberangkatan, keberadaan ruang tunggu yang nyaman dengan berbagai ruang penunjang yang informatif sangatlah didambakan. Dengan ruang tunggu yang terpadu dengan ruang-ruang penunjang lainnya tentu menyebabkan para calon penumpang lebih bisa menikmati suasana terminal dengan nyaman dan beraktivitas dengan lebih efisien. Oleh sebab itu penciptaann Ruang Tunggu Terminal yang bisa menjawab pemikiran-pemikiran di atas adalah  dengan menampilkan sebuah ruang tunggu yang  meningkatkan pelayanan publik dan dapat mengikis image ruang tunggu terminal yang terkesan kurang aman, sumpek, gerah dan kumuh.

Penciptaan ini bertujuan untuk menciptakan/mendesain suatu Interior ruang tunggu terminal yang memanfaatkan penerapan warna dan bentuk-bentuk fasilitas yang mengesankan suatu interior ruang tunggu terminal yang modern namun masih mengangkat krakter lokal daerah.  Mengingat bali merupakan daerah pariwisata dan terminal Ubung adalh salah satu gerbangnya. Konsep ”simply fresh’ yang diangkat penulis merpakan formulasi interior yang diharapkan mengikis image terminal dan mengubahnya menjadi suatu ruang publik yang fungsional dengan penerapan pelayanan publik yang modern.

PTN Harus Cari Sumber Dana Lain

PTN Harus Cari Sumber Dana Lain

Jakarta, Kompas – Sejumlah pengelola perguruan tinggi negeri kesulitan mengoperasikan proses belajar-mengajar jika hanya mengandalkan dana dari pemerintah sebab jumlahnya sangat terbatas. Karena itu, perguruan tinggi melakukan kerja sama penelitian dan berbagai langkah lainnya untuk menghimpun dana.

Di Universitas Sumatera Utara (USU), misalnya, dana dari pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya Rp 209 miliar, sedangkan dari APBD Sumatera Utara Rp 18 miliar. Padahal, biaya operasional mencapai Rp 533 miliar.

”Untuk menutupi kekurangan dana tersebut, kami mengandalkan dana dari masyarakat,” kata Rektor USU Prof Syahril Pasaribu di kantornya, Senin (3/5). Yang dimaksud dana dari masyarakat adalah segala bentuk dana yang diterima selain dari pemerintah dan di luar biaya pendaftaran. Dana dari masyarakat itu mencapai Rp 316 miliar dalam setahun.

Sebagian besar dana tersebut diperoleh dari sumbangan pembinaan pendidikan (SPP). Itu pun dilakukan secara variatif berdasarkan tingkat kemampuan ekonomi mahasiswa. Perbedaan besaran SPP itu bergantung pada jalur yang diambil mahasiswa saat mendaftar.

Di Bandung, Jawa Barat, Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Ahmaloka mengatakan, dari anggaran ITB tahun ini sebesar Rp 700 miliar, kucuran dana dari pemerintah hanya Rp 185 miliar. ”Dana dari pemerintah biasanya habis untuk membiayai urusan teknis, seperti gaji pegawai negeri sipil, membayar listrik, dan operasional lainnya,” kata Ahmaloka.

Adapun dana dari mahasiswa dan alumni sekitar Rp 200 miliar. Dana terbesar sekitar Rp 315 miliar justru didapat dari usaha sendiri lewat beragam kerja sama penelitian dan proyek ilmiah yang jumlahnya mencapai 350 kesempatan per tahun.

Dengan cara ini, Ahmaloka mengatakan, ITB masih memiliki tenaga guna mengembangkan kualitas mahasiswa dan pengajar. Salah satunya pemberian beasiswa bagi 4.000 mahasiswa, melengkapi alat penelitian laboratorium dasar, serta memfasilitasi mahasiswa dan pengajarnya dalam belajar-mengajar, seperti perbaikan dan kelengkapan ruang mengajar.

Di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, dari anggaran sekitar Rp 300 miliar tahun ini, hanya separuhnya dari pemerintah. ”Untuk menutupi kekurangannya, UPI mengandalkan bantuan dana mahasiswa, bantuan asing, serta kerja sama dengan pemerintah dan swasta,” kata Direktur Pembinaan Kemahasiswaan UPI Cecep Dermawan di Bandung, Sabtu.

Di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, mahasiswa hanya membayar sekitar 30 persen dari kebutuhan pendidikannya. ”Sekitar 70 persen lainnya dipenuhi dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan UGM, termasuk menjalin kerja sama dengan berbagai kalangan,” tutur Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat UGM Retno Sunarminingsih Sudibyo.

Subsidi silang

Meskipun anggaran dari pemerintah untuk perguruan tinggi negeri (PTN) sangat minim, sejumlah PTN tetap berupaya memberikan pendidikan murah dan terjangkau bagi kalangan menengah ke bawah.

Oleh karena itu, PTN melakukan subsidi silang. Di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), misalnya, meskipun PTN tersebut membuka jalur mandiri, biaya kuliah dipatok terjangkau, yaitu sekitar Rp 5 juta.

Biaya kuliah di UNJ untuk mahasiswa lewat penerimaan reguler dan nonreguler Rp 2 juta-Rp 5 juta per semester.

”Karena di UNJ banyak mahasiswa tidak mampu, sekitar 25 persen mahasiswa UNJ mendapat bantuan beasiswa pendidikan dari pemerintah dan sumber lain,” ujar Bedjo Sujanto, Rektor UNJ.

Langkah subsidi silang juga dilakukan perguruan tinggi lainnya, seperti Institut Pertanian Bogor, Universitas Indonesia, dan Universitas Jember.

Di USU Medan, mahasiswa yang masuk melalui jalur seleksi penerimaan mahasiswa baru program jalur mandiri (SPMBPJM) biaya SPP-nya mencapai puluhan kali lipat dibandingkan dengan mahasiswa yang diterima melalui jalur lain. Untuk Fakultas Kedokteran, misalnya, mahasiswa jalur SPMBPJM harus membayar SPP Rp 25 juta per semester dan untuk Fakultas Hukum Rp 9 juta per semester. Padahal, untuk mahasiswa jalur lainnya hanya Rp 500.000 per semester.

”Jalur SPMBPJM memang diperuntukkan bagi mahasiswa kaya. Uang SPP yang mereka bayarkan tersebut akan disubsidi silang ke mahasiswa miskin,” kata Kepala Bagian Humas USU Bisru Hafi.

(ELN/MHF/SIR/CHE/LUK/UTI/IRE)

Sumber: http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/05/04/03203168/ptn.harus.cari.sumber.dana.lain

Loading...