M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Instrumen dan Teknik Instrumentasi Gamelan Pegongan

Instrumen dan Teknik Instrumentasi Gamelan Pegongan

Oleh: I Gede Yudartha (dosen PS Seni Karawitan)

Gong Gede menurut Pande Made Sukerta (1998:57) adalah salah satu perangkat gamelan yang terbesar diantara perangkat gamelan Bali yang ada, baik dilihat dari jumlah tungguhannya, Larasan maupun ukuran ukuran masing-masing tungguhannya. Sebagai sebuah orkestrasi, gamelan Gong Gede memiliki karakteristik yang agung, hidmat dan kokoh yang mana hal tersebut ditambah dengan adanya dominasi instrumen perkusi didalamnya.

Secara fisik gamelan ini didominasi oleh instrumen berbilah dan berpencon dengan ukuran yang terbesar sampai instrumen kecil. Dari instrumen-instrumen yang terdapat didalamnya dilihat dari fungsinya masing-masing dapat dikelompokan sebagai instrumen melodis, instrumen garap, pemurba irama dan instrumen pengatur matra. Yang dapat dikelompokkan sebagai instrumen melodis adalah terompong ageng dan terompong barangan, gangse jongkok, jublag, penyacah dan jegogan. Instrumen yang tergolong instrumen garap adalah riyong, bonang, dan ceng-ceng kopyak. Sebagai pemurba irama adalah kendang sedangkan instrumen pengatur matra atau struktur adalah bebende, kempur, kempli dan gong.

Dari berbagai instrumen melodis yang terdapat dalam barungan Gong Gede, terdapat pula berberapa teknik yang dipakai dalam memainkan instrumen. Gangse Jongkok sebagai ciri khas gamelan ini terdiri dari tiga bagian yaitu Gangse Jongkok Penunggal. Gangse Jongkok Pengangkep Ageng dan Gangse Jongkok Pengangkep Alit. Pada instrumen Gangsa Jongkok Penunggal dan Pengangkep Ageng teknik yang dipergunakan adalah teknik keklenyongan yaitu sebuah teknik permainan instrumen dengan memainkan melodi-melodi pokoknya saja. Walaupun terdapat persamaan dalam teknik pukulan, namun dari kedua instrumen terdapat perbedaan dimana perbandingan pukulannya adalah dalam 1 pukulan Penunggal terdapat 2 pukulan Pengangkep Ageng. Adapun teknik yang dimainkan dalam pengangkep alit disebut dengan intil-intil. Disamping instrumen tersebut di atas, yang termasuk dalam kelompok ini adalah berupa instrumen yang bilahnya tergantung diantaranya penyacah, jublag dan jegogan dimana masing-masing instrumen tersebut juga dimainkan secara bertingkat dimana terdapat perbandingan 1 pukulan jegogan sama dengan 4 pukulan Jublag, sedangkan 1 pukulan jublag sama dengan 4 pukulan penyacah.

Instrumen dan Teknik Instrumentasi Gamelan Pegongan selengkapnya

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung

Oleh: I Made Berata (dosen PS Kriya Seni)

Seni kerajinan logam merupakan salah satu ekspresi budaya masyarakat Bali yang telah ditekuni sejak  zaman Bali kuna. Aktivitas rutinitas membuat kerajinan logam ini termuat dalam prasasti Bulian yang tersimpan di Desa Banu Bwah, mencatat beberapa peralatan yang terbuat diri bahan logam seperti  kris (keris), wadung (kapak), linggis (alat pencongkel), lukai (sabit), sasap (semacam tajak), dan zirah (Kurug). Bahkan dalam prasasti juga dimuat  pande mas, pande besi, dan pande tembaga. (Tista, 1986: 99). Keterampilan membuat kerajinan logam ini, adalah warisan leluhur yang  pada saat ini masih ditekuni oleh perajin yang keberadaannya tersebar di daerah pedesaan atau kecamatan yang ada di Bali. Salah satunya adalah Kabupaten Klungkung terabadikan perajin-perajin yang memiliki keterampilan membuat kerajinan dari bahan logam.

Secara garis besar seni kerajinan logam di daerah Klungkung terdiri dari kerajinan pande besi, kerajinan kuningan serta kerajinan mas dan perak. Kerajinan pande besi  lebih banyak memproduksi produk perlengkapan peralatan rumah tangga. Namun ada juga beberapa pande besi di daerah Kusamba kecamatan Dawan Klungkung yang khusus memproduksi keris. Sementara untuk kerajinan kuningan, mas dan perak lebih banyak berkembang di daerah Kamasan, dan desa Budaga.  Macam dan jenis produk yang dihasilkan beraneka ragam.  Khususnya di lingkungan  Banjar Pande desa Kamasan, perajin lebih banyak memproduksi produk kerajinan perak berupa peralatan upacara keagamaan seperti, bokor, sangku, wanci, payung pagut, dan lain-lain.

Daerah-daerah yang merupakan sentra seni kerajinan logam dan industri-industri kecil lainnya, telah memberikan sumbangan  esensial bagi pengayaan dan pelestarian identitas budaya bangsa. Seni kerajinan logam sebagai ungkapan kreativitas budaya masyarakat telah memberikan  peluang bagi masyarakat di daerah Klungkung untuk bergerak, mencipta, memelihara, menularkan, dan mengembangkan keahliannya, dengan menciptakan bentuk-bentuk produk baru. Produk-produk kerajinan yang diproduksi sebagian besar diperuntukkan untuk sarana upacara adat  keagamaan.

Kerajinan Logam di Kabupaten Klungkung selengkapnya

Anggaran Pendidikan 20 Persen Belum Tepat Sasaran

Anggaran Pendidikan 20 Persen Belum Tepat Sasaran

TEMPO Interaktif, Jakarta – Direktur Eksekutif Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) Ilham Cendekia Srimarga menyayangkan anggaran pendidikan di Indonesia yang mencapai 20 persen tidak tepat sasaran dalam penggunaannya.

Ketika berbicara dalam seminar akuntabilitas sekolah di Hotel Century, Rabu (12/5), Ilham mengatakan anggaran yang besar tersebut kenyataannya sulit diakeses oleh masyarakat miskin. “Kenyataannya akses sekolah bermutu bagi rakyat miskin sangat kecil,” ujarnya

Kebutuhan spesifik kaum miskin, seperti dana operasional, dana transport yang seharusnya dibiayai oleh dana pendidikan belum tercover. Sementara di sebagian besar daerah di Indonesia, 1/3 anggaran pendidikan dibelanjakan untuk pos gaji.

Selain itu, masih sering terjadi kebocoran anggaran, alokasi yang tidak tepat, mark up, serta dibelanjakan tidak sesuai peruntukan. “Persoalan lainnya adalah probelm akuntabilitas,” kata Ilham pula.

Hal senada diungkapkan Ade Irawan dari Indonesia Corruption Watch. Dia menyebutkan bahwa anggaran pendidikan 20 persen hanya dari presentasenya yang naik, tapi nominal tidak berubah. “Karena 20 porsen itu dengan memasukkan anggaran sebelumnya. Jadi ini hanya dipakai sebagai alat politik saja,” ucapnya. Ade juga mempersoalkan masalah akuntabilitas, yang menurutnya tidak bisa dipisahkan dari transparansi. ROSALINA.

Sumber: http://www.tempointeraktif.com/hg/pendidikan/2010/05/12/brk,20100512-247584,id.html

M Nuh: Penghapusan PMPTK Untuk Efisiensi Anggaran

M Nuh: Penghapusan PMPTK Untuk Efisiensi Anggaran

Jakarta – Menteri Pendidikan Nasional M Nuh membantah penghapusan Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) akan berdampak pada penurunan mutu dan kualitas para guru. Sebaliknya, penghapusan PMPTK dilakukan untuk efisiensi anggaran, memudahkan kordinasi dan lebih meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik.
“Ini kan keluarga Diknas juga kan mereka guru intinya, tidak mungkin Diknas tidak memperhatikan karir, nasib guru dan lainnya itu tidak mungkin kan itu sudah ada dalam Undang-undang dan peraturan-peraturan yang lainnya,” ujar Menteri Pendidikan Nasional M Nuh, di gedung Kementrian Pendidikan Nasional, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Rabu (12/5/2010).
Menurut M Nuh, dengan penerapan sistem ini (dihapuskannya Ditjen PMPTK), justru nantinya akan lebih fokus untuk meningkatkan mutu dan kualitas guru karena nantinya akan ada penanggung jawab masing-masing. “Nah, sekarang justru kita distribusi beban yang tadinya bertumpu di satu titik kita bagi dan diintegrasikan karena yang direkstrukturisasi bukan hanya PMPTK tapi juga MPDM (Manajemen Pendidkan Dasar Menengah). Ditjen Pendidikan menengah yang untuk SMK dan SMA nah guru-guru ini yang nanti akan terintegrasi, karena untuk yang saat ini untuk peningkatan fasilitaskita harus mengkoordinasikan dua Ditjen,” ungkapnya.
Lebih lanjut menurutnya, hal ini diambil karena jumlah tenaga pengajar di Indonesia mencapai 2,6 juta sehingga pihak Kemendiknas merasa perlu memilah-milah untuk menaungi para tenaga pengajar sesuai dengan jenjang pendidikan dan sekolah tempat mereka mengajar.
“Karena kan guru kita 2,6 juta kita akan bagi-bagi mana yang sudah selesai kualifikasinya dan yang belum (ya) diselesaikan dan ke depannya kita akan bentuk pengawas kepala sekolah dan nanti akan ada Ditjen sendiri,” paparnya.
Jika hal ini diterapkan nantinya tidak ada penumpukan tanggung jawab hanya pada Ditjen PMPTK melainkan sekarang sudah didistribusikan sesuai dengan spesialisasi masing-masing sekolah dan tenaga pengajar.
“Ibarat jalan tol dulu hanya dibuka satu pintu sehingga jalurnya menumpuk (di Ditjen PMPTK), sekarang kan dibuat banyak pintu sehinga jalurnya tidak menumpuk,” jelasnya.
Selain itu program ini juga masih harus disosialisasikan kepada masyarakat karena hal ini juga diperuntukan untuk meningkatkan kesejahteraan guru-guru di Indonesia. “Misalnya tugas di Kementrian masalah sertifikasi pembinaan peningkatan profesi, percepatan kualifikasi karena banyak guru kita yang belum D4 atau S1, karena kan Undang-undangnya masih baru yang mensyaratkan mesti S1,” pungkasnya.
Sebelumnya, ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) berunjuk rasa di Gedung DPR dan Kementrian Pendidikan Nasional. Mereka menuntut agar Ditjen PPMTK tidak dihapuskan karena akan menurunkan mutu pendidik. Mereka mengancam akan melakukan mogok nasional dan berunjuk rasa di depan istana presiden.(mpr/ape)

Sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/05/13/020013/1356382/10/m-nuh-penghapusan-pmptk-untuk-efisiensi-anggaran?n991102605

Unsur-Unsur Seni Rupa

Unsur-Unsur Seni Rupa

Oleh: I Made Suparta, Dosen PS Kriya Seni ISI Denpasar

Secara umum orang tidak akan tertariknya kalau melihat suatu karya kriya membahas tentang unsur, karena unsur adalah bagian terkecil dari sesuatu yang membentuk kesatuan sistem. Berbeda dengan orang/kelompok pragmatis, formal, dan sruktural, karena berasumsi suatu karya dilihat karena adanya unsur-unsur yang membentuk. Sebagai praktisi sekaligus pendidik dibidang seni, unsur adalah hal yang sangat diperlukan untuk memberi dan mendukung suatu obyek. Dalam pembentukan suatu struktur pada karya seni kriya/ ukiran, dalam unsur yang terkecil dapat dijadikan identitas suatu bentuk atau motif.

Bentuk adalah bagian yang paling sukar dan rumit diantara empat elemen yang menunjang terjadinya sebuah karya seni rupa. Namun demikian, Plato membedakan bentuk itu; antara bentuk yang relatif dan yang absolut. Bentuk relatif yang dimaksudkan adalah perwujudan yang perbandingan maupun keindahannya terkait atau dikaitkan pada hakikat bentuk-bentuk alam dan merupakan tiruannya. Sedangkan bentuk absolut adalah suatu abstraksi yang terdiri dari garis lurus, lengkung yang dihasilkan lewat perentara atau tidak, serta bentuk-bentuk di alam, tiga dimensional.  Dan sesuai dengan pengrtian dan sifat yang dimilikinya, maka bentuk ada dua macam yaitu yang arsitektural dan bentuk simbolik ”abstrak dan absolut” (Herbert Read, terj. Soedarso, 2000: 27).

1.  Garis

Garis adalah hubungan dua titik/jejek-jejak titik yang bersambungan atau berderet. Dalam gambar, garis adalah aktual/nyata. Dalam seni lukis/patung, garis bersifat maya atau berupa kesan karakter garis tergantung pada alat dan bahan yang digunakan seperti: karakter garis dengan pensil berbeda dengan goresan kapur, begitu pula tekanan tangan dalam menggores. Dalam seni kriya garis bisa didapat dengan berbagai teknik pahatan dan cawian. Garis yang  tampak pada pahatan bisa berbentuk  garis lurus, lengkung, mendatar, zigzag, keras ataupun tipis.

Garis adalah unsur yang paling penting/elementer dalam seni rupa. Garis adalah hubungan dua buah titik atau jejak-jejak titik yang bersambungan atau berderet yang dapat menghasilkan irama. Secara historis jenis seni rupa yang menggunakan garis (kontur)  ada di gua-gua yang bertolak dari keinginan untuk menggaris.  Pedoman yang kuat dan ampuh bagi seni, dan buat kehidupan ini, adalah bahwa makin tajam, nyata, dan kuat garis batasnya, makin sempurna karya seninya.

Pada  seni kriya garis dalam ornamen bersifat aktual atau nyata, sedangkan dalam pahatan/ukiran garis tersebut bersifat maya atau berupa kesan. Kesan garis terjadi karena adanya pertemuan dua permukan atau sisi dalam bentuk. Secara fisik garis yang dimunculkan akibat pahatan/ukiran menjadi karakter tersendiri sesuai dengan yang dikehendaki atau memang merupakan karakter pembuatnya.     Arah jejak dan jarak garis dapat berupa garis lurus, lengkung, zig-zag, vertikal, horisontal, ikal, dan vertikal.

Unsur-Unsur Seni Rupa Selengkapnya

Pendidikan Perlu Inovasi

Pendidikan Perlu Inovasi

HARDIKNAS 2010, Presiden SBY didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II berfoto bersama para mahasiswa dari ITS, UGM, UI, dan ITB, pencipta prototipe mobil hemat BBM di halaman Istana Negara, Jakarta, seusai peringatan Hari Pendidikan Nasional 2010, kemarin.
JAKARTA (SI) – Untuk mengembangkan inovasi masa depan,anak didik harus dipacu mengembangkan keingintahuan intelektual dengan kebebasan berimajinasi secara konstruktif. “Jangan guru berkata,murid mendengar. Harus diubah sehingga murid makin aktif, dikasih pekerjaan rumah untuk membangun imajinasi mereka.
Biarkan mereka kreatif mencari-cari, mengarangngarang, tapi yang sifatnya konstruktif,” ujar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional 2010 di Istana Negara, Jakarta, kemarin. Guna mempercepat perkembangan inovasi, Kepala Negara berharap Komite Inovasi Nasional yang akan dibentuk pada 20 Mei 2010 dapat segera bertugas bersama dengan masyarakat luas.
Kerja sama tersebut nantinya diharapkan bisa membantu mempercepat pertumbuhan inovasi di Indonesia. Dalam sambutan acara yang dihadiri guru dan siswa berprestasi nasional itu Presiden juga mengingatkan agar pendidikan mampu melahirkan manusia berkarakter dan berpengetahuan.“Kita bisa menyimpulkan mereka yang bisa survive dan menang, sukses, adalah yang berpengetahuan dan berketerampilan di berbagai cabang profesi.
Yang kedua adalah mereka yang berkarakter kuat,”katanya. Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh dalam sambutannya mengatakan, institusi pendidikan harus terusmenerus meningkatkan kualitas akademik dan metodologi pembelajarannya. “Institusi pendidikan harus mampu menumbuhkan dan mengembangkan secara bersamaan antara hal-hal yang sifatnya faktual informatif dan fiksional naratif,”ujarnya.
Pada kesempatan itu Presiden memberikan tanda kehormatan Satyalancana Pendidikan dan Satyalancana Wirakarya.Satyalancana Pendidikan dianugerahkan kepada para guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang bertugas di daerah khusus atau terpencil dan memiliki prestasi serta dedikasi luar biasa dalam melaksanakan tugasnya.
Satyalancana Wirakarya dianugerahkan kepada pelajar jenjang pendidikan dasar sampai menengah yang berprestasi memperoleh medali emas dalam berbagai ajang internasional.Penghargaan diberikan atas darma bakti mereka yang besar terhadap negara dan bangsa.Mendiknas M Nuh juga menyerahkan penghargaan bagi sekolah perintis pendidikan karakter.
Selain itu, Presiden memberikan hadiah komputer jinjing bagi para pelajar sekolah menengah yang lulus ujian nasional (UN) 2010 dengan nilai terbaik tingkat nasional.“ Selamat atas prestasinya, saya akan memberikan hadiah manis,” kata Kepala Negara. Enam pelajar yang mendapatkan komputer jinjing adalah tiga orang lulusan sekolah menengah atas dan tiga orang lulusansekolahmenengahpertama.
Usai puncak acara Presiden meninjau lima prototipe mobil hemat BBM kreasi mahasiswa empat perguruan tinggi yakni Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Indonesia,dan Institut Teknologi Bandung. Presidenmenyaksikandemonstrasimobil itu meluncur di halaman Istana. Mobil hemat energi ini akan bertanding pada ajang Shell Eco- Marathon Asia di Sirkuit Sepang, Malaysia, Juli mendatang. Lomba yang telah diadakan sejak 70-an di Eropa ini baru pertama kali digelar di kawasan Asia. (nurul huda/ant).

Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/323777/38/

Loading...