M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

LINGING CARIK

Penata

Nama                     : I Made Novianta

Nim                       : 2005 02 009

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis:

Linging adalah bunyi atau suara. Carik adalah sawah. Bunyi atau suara di persawahan  merupakan inspirasi penata manakala mendengar gemericik air yang jatuh dari pematang sawah ke sawah, suara sunari, suara katak (kodok), dan binatang yang lain yang ada di persawahan. Suara Kepuakan yang dipergunakan untuk mengusir burung yang dimainkan anak-anak petani sambil bermain dan bernyanyi di saat padi mulai menguning. Suasana tersebutlah yang dijadikan ide oleh penata ke dalam sebuah garapan musik inovatif yang berjudul “LINGING CARIK”.

Pendukung Karawitan:

Sanggar Seni Mario Bross Br. Buduk, Mengwi, Badung

KAPINGON

Penata

Nama                     : I Made Purdita

Nim                       : 2006 02 025

Program Studi       : Seni Karawitan

Gemuruh…….ombak,…….hembusan angin,……teriknya matahari,menyinari kemilau pasir di pantai yang memberikan suatu pemaknaan terwujudnya nilai-nilai estetika yang merupakan anugerah Yang Maha Esa.

Fenomena di atas yang menghilhami penata untuk mentransformasikan suasana melalui sebuah komposisi karawitan kreasi kekebyaran dengan menggunakan media ungkap barungan Gong Kebyar. Dengan mengaktualisasikan unsur-unsur musik yang masih berpijak pada pola karawitan tradisi sehingga lahirlah komposisi karawitan kreatif dan inovatif dengan judul “Kapingon”

Pendukung Karawitan    :

Sekaa Gong Werdi Swara Banjar Kedaton Kesiman Denpasar Timur

“ MOKSA”

Penata

Nama                   : I Wayan Putra Jaya Semara

Nim                       : 2004.01.02.1.0011

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis:

Mencari kebahagiaan abadi merupakan tujuan setiap insan, dimana di jaman sekarang ini sangatlah sulit mencapai kebahagiaan abadi, sebab dalam perjalanan hidup ini penuh dengan godaan dan rintangan yang harus dihadapi. Keinginan tersebut penata ungkapkan dalam wujud komposisi karawitan dengan Judul “MOKSA” yang berarti kebahagiaan tertinggi. Komposisi Karawitan ini merupakan garapan yang bermediakan Angklung Kebyar, dimana perasaan bimbang, kalut, keseriusan, dan kecermatan menjalankan hidup untuk menuju kebahagiaan tertinggi digambarkan melalui melodi, irama,tempo,harmoni dan dinamika.

Pendukung Karawitan :

Sekaa Dharma Kerti Yoga, Br.Pande Pedungan

Kerajinan Pis Bolong di Kabupaten Klungkung

Kerajinan Pis Bolong di Kabupaten Klungkung

Oleh: I Made Berata (dosen PS Skriya Seni)

Menyimak  kata ”Pis Bolong” terasa aneh bagi kebanyakan orang, oleh karena ”pis bolong” adalah sebutan lain dari uang kepeng Cina dalam bahasa Bali. Pis berarti ”uang” dan ”Bolong” adalah lubang; maksudnya uang kepeng yang memiliki lobang segi empat. Uang kepeng ini merupakan pengaruh kebudayaan Cina, yang menjadi petanda hubungan Cina dengan Bali  pada zaman kekuasaan dinasti Ming dan dinasti Tang. Dalam kebudayaan Hindu uang kepeng Cina ini digunakan sebagai sarana upacara keagamaan, seperti arca yang merupakan pengejawantahan dewa Khayangan, wakul, pelengkap sesaji yang disebut sarin canang, dekorasi dan sebagainya.

Bermacam bentuk dekorasi dan arca sarana upacara keagamaan tersebut di atas, mengilhami inspirasi beberapa perajin di banjar Pande desa Kamasan mengembangkan seni kerajinan pis bolong. Seni kerajinan pis bolong atau uang kepeng adalah seni kerajinan yang menggunakan material uang kepeng sebagai bahan dasarnya.

Penggunaan Pis Bolong sebagai material seni kerajinan merupakan salah satu upaya konservasi dan pengembangan budaya Bali, serta mengantisipasi pis bolong asli (pis bolong dari Cina), yang keberadaannya semakin langka. Khususnya di  Bali,  pis bolong sangat diperlukan oleh masyarakat hindu untuk kepentingan upacara yadnya, karena hampir disetiap upakara mempergunakan pis bolong yang menurut keyakinan  masyarakat Hindu mengandung signifikansi simbolis.

Menurut tokoh  agamawan/sulinggih Ida Pedanda Sidemen menjelaskan, pada  masa  kedatangan   Majapahit  di Bali  beredar  pis  bolong asli dari Cina, yang

dipergunakan sebagai  alat  pembayaran  yang  sah (uang kartal)  dan digunakan untuk sarana upakara dalam pemujaan oleh umat Hindu. Ketika Belanda  mulai menguasai Bali yang ditandai dengan  jatuhnya kerajaan Buleleng  pis bolong tidak diberlakukannya lagi sebagai uang kartal, namun pis bolong ini tidak ditarik dari peredarannya, karena masyarakat hindu masih menggunakan sebagai sarana upakara (Sidemen, 2006: 51).

Perkembangan berikutnya, pis bolong ini digunakan untuk material seni kerajinan, bahkan setelah tahun 1970 an ketika meroketnya kunjungan wisatawan manca negara ke Bali, serta diperhatikannya sektor kerajinan oleh pemerintah (Michel Picard, 2006: 31), penggunaan pis bolong sebagai material seni kerajinan semakin meningkat pula. Dengan semakin banyak jumlah keteng pis yang diperlukan, sehingga keberadaan  pis bolong menjadi semakin berkurang, yang berakibat pada kesulitan  para perajin dalam mencari dan menyediakan material. Para seniman dan perajin dalam penggunaan pis bolong sebagai media karya seni, awalnya ada yang menggunakan pis bolong asli (Cina) dan ada pula perajin yang menggunakan pis bolong tiruan, sesuai dengan permintaan konsumen.

Kerajinan Pis Bolong di Kabupaten Klungkung Selengkapnya

TARI KREASI PUTRI KERAS “NYARI”

Penata

Nama                     : Ni Putu Sri Desy Ekayanthi

Nim                       : 200601021

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Nyari berarti melakukan sesuatu dengan sari yang dituangkan dalam karakter Leak Sari. Leak Sari merupakan ilmu pengeleakan paling tinggi dari ilmu pengeleakan lainnya. Bahkan manusia dan bukan bangkai yang menjadi santapannya namun dari sari bungalah yang menjadi santapannya yang merupakan sumber energi dari Leak Sari tersebut.

Penata Iringan       : I Ketut Cater, S.Sn

Pendukung Tari      :

1. Ni Wayan Aniek Ferdiantini

2. Ni Luh Putu Putri Utami

3. Ni Wayan Lia Candra Dewi

4. Ida Ayu Ratih Ragiswari

Pendukung Karawitan       : Sekaa Angklung Pasraman Sewaka Widya

Darma Kanaka(Pabanyumas),

Banjar Batanancak, Mas-Ubud

WARAPARICÁRIKÁ

Penata

Nama                     : Putu Mahesa Utari

Nim                       : 200501002

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Sifat tegas, semangat, lincah dan enerjik merupakan sifat-sifat umum yang dimiliki oleh seorang pelayan wanita, selain itu seorang pelayan wanita memiliki kelembutan dan lemah gemulai. Sifat- sifat inlah yang ditampilkan dalam garapan dan dengan olah vocal yang mewakili ekspresi jiwanya. Demikian arti ungkapan dari WARAPARICÁRIKÁ. Kelebihan dan kemampuannya dituangkan melalui perubahan olah gerak dan ekprasi untuk menunjukkan karakter.

Pendukung Karawitan       : Sanggar Arma Kumara Sari,

Pengosekan, Ubud-Gianyar

Loading...