M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Satya Pati

Satya Pati

Penata

Nama                         : I Kadek Sumiarta

Nim                            : 200701018

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Mengisahkan kekuatan  cinta Sampik dan Ing Thai yang tak tergoyahkan……..yang tak pupus oleh keegoisan orang tua Ing Thai. Meski dalam kehidupannya cinta mereka teruji begitu berat. Namun kekuatan cinta yang tulus mempersatukan mereka di dunia akhir, yang membuktikan bahwa kasih sayang mereka abadi selamanya.

Pendukung Tari      :

1. I Gusti Ayu Sri Widhya Ningsih

2. I Made Nova Antara

Penata Iringan                 : I Wayan Ary Wijaya, S.Sn

Pendukung Iringan           : Palawara Music Company

Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011

Tahap Ngelehan, Manggur dan Ngelaras dalam proses pembuatan Pencon

Tahap Ngelehan, Manggur dan Ngelaras dalam proses pembuatan Pencon

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Ngelehang atau pemangguran merupakan tahapan yang dilakukan di luar prapen atau disisi, artinya proses ini dilakukan tanpa mempergunakan api. Dengan kata lain setiap tahapan pemangguran tidak diikuti dengan pemanasan dan pembakaran trompong. Pada proses ini dititikberatkan pada pembersihan dan penghalusan bagian sisi trompong sambil melakukan penyeteman suara atau pelarasan trompong.

Tahapan dalam proses ngelehang dan ngelaras adalah sebagai berikut:

  1. Narik atau nyok-cokin yaitu meratakan sisi muka trompong atau menghilangkan bekas-bekas pukulan palu yang masih tersisa akibat proses sebelumnya. Dilakukan dengan cara dipukul pada bagian basang atau muka trompong menggunakan palu tampel dan palu penarikan dengan memakai alas landesan paron, dengan posisi trompong nempel sangat rapat dengan landesan. Untuk menghindari agar trompong tidak pecah atau retak saat narik dilakukan. Trompong dalam keadaan hitam dan tidak panas bersifat tidak lentur saat dipukul dan agak rentan pecah, oleh sebab itu narikin dilakukan sangat hati-hati. Hasil proses ini adalah tangkar dan kalor trompong terlihat lebih rata.
  2. Mapar atau ngeracap lambe trompong, dilakukan dengan mengikir pada ujung lambe yang diletakkan di atas selundagan kayu. Mapar bertujuan untuk membuat bagian tersebut lebih rata dan lebih rapi.
  3. Nebah adalah membersihkan muka trompong dengan menggunakan panggur, ditekan sangat keras pada bagian kalor dan tangkar yang sekaligus bertujuan membesarkan nada trompong.
  4. Ngikir dilakukan setelah proses nebah sudah selesai. Ngikir dilakukan mempergunakan kikir biasa yang dilakukan pada semua bagian trompong yaitu dimulai pada bagian lambe kemudian kepejungut, kalor dan tangkar kemudian pada bagian moncol. Kecuali pada gelang moncol kikir yang dipakai adalah berupa kikir yang sisinya bundar yang disebut kikir gilik sehingga gelang moncol tidak akan padah. Hasil dari pengikiran ini adalah semua bagian trompong terlihat jelas, rapi semua sudut maupun garis lingkaran pada usuk nampak jelas.
  5. Manggur lambe yaitu pemangguran yang dilakukan pada bagian lambe, bertujuan menghilangkan bekas kikiran pada lambe.
  6. Manggur lambe yaitu pemangguran yang dilakukan pada bagian lambe, bertujuan menghilangkan bekas kikiran pada lambe.
  7. Nyudsud merupakan tahap pembersihan yang paling akhir dengan proses pemangguran. Nyudsud dilakukan pada semua bagian trompong dengan kekuatan tekanan panggur yang tidak keras karena tahapan ini merupakan tahap penghalusan bekas-bekas kikir pada semua sisi trompong.
  8. Matutang atau ngelaras adalah mengatur tinggi rendahnya nada atau bunyi. Nada trompong diatur sedemikian rupa sesuai dengan urutan maupun ukuran yang sudah diperhitungkan terlebih dahulu, disesuaikan dengan selera dan aturan-aturan yang mampu menghasilkan suara trompong yang enak dan indah untuk didengar.
  9. Ngesongin atau membuat lubang gegorok, lubang gegorok dibuat sebanyak empat buah lubang dalam sebuah trompong yang posisinya terletak pada bagian bawah lambe berjarak ½cm di atas pengilat dan ukuran lubang tersebut antara 1 atau 1½cm. Lubang gegorok ini berfungsi sebagai tempat memasukkan tali jika nantinya trompong yang sudah selesai dibuat akan dipasang di atas pelawah trompong, digantung atau direntangkan secara berderet. Alat untuk membuat lubang gegorok adalah dengan mempergunakan andar, pada ujung andar tersebut sudah dipasang sebuah besi urik-urik yang berfungsi untuk melubangi.

Tahap Ngelehan, Manggur dan Ngelaras dalam proses pembuatan Pencon, selengkapnya

Seeking of Spirit

Seeking of Spirit

Penata

Nama                     : I Gede Agus Nasa Suryastawa

Nim                       : 2007 02 048

Program Studi       : Seni Karawitan

Sinopsis       :

Dua rasa, dua warna, dua karakter musik dalam diri membuat dilema hidup hitam dan putih. Jalan yang akan dilalui berat untuk melepaskan keduanya…

Dengan media barang bekas sebagai pendukung musik, instrumen Suling dan Simbal Hat yang menjadi karakter dalam dua aliran musik (Tradisi dan Modern).

Melalui pencarian yang panjang, perjalanan waktu kian tertuju, salah satu yang akan dijalani berat untuk melepaskan diri. Dilema ini akan coba dipecahkan melalui pencarian jati diri yang sesungguhnya(Seeking of Spirit) adalah tujuan utama

Pendukung Karawitan       :

Crew Eka Wakya Banjar Paketan dan Pemuda Lovina

Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011

Perkembangan Kerajinan Patung Batu Padas Di Desa Silakarang

Perkembangan Kerajinan Patung Batu Padas Di Desa Silakarang

Kiriman: I Wayan Werdianta, Mahasiswa PS. Kriya Seni ISI Denpasar.

Kondisi Desa Silakarang

Desa Silakarang termasuk wilayah Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, kabupaten

Gianyar, Propinsi Bali, terletak di sebelah barat kabupaten Gianyar dengan batas-batas: di sebelah penghujung utara Desa Singakerta (kecamatan Ubud), di sebelah barat Desa Mambal (kecamatan Abiansemal, Badung), sebelah selatan Desa Singapadu Tengah (kecamatan Sukawati Gianyar), sebelah timur Desa Lodtunduh (kecamatan Ubud, kabupaten Gianyar). Secara geografis, desaSilakarang; merupakan dataran rendah dengan ketinggian 250 sampai 300 meter di atas permukaan air laut dan panas suhu 24 sampai 33 derajat celcius. Luas wilayah 3.000 meter persegi (monografi desa Silakarang 1998). Berdasarkan data statistik tahun 1998 penduduk desa Silakarang adalah 331 KK dengan jumlah penduduk 1.324 yang mata pencahariannya sangat beragam.

Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Silakarang

1 Bertani 10

2 Pematung ukir 662

3 PNS/ABRI 52

4 Dagang 101

5 Buruh 489

Jumlah 1324

Sumber Data: Catatan kependudukan Banjar adat Silakarang

Berdasarkan atas uraian tersebut, Desa Silakarang berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu sentra industri yang bergerak dalam sektor seni dan kerajinan. Sebagian besar penduduknya memilih mata pencaharian mematung/ukir sehingga untuk kedepannya dapat

dijadikan andalan untuk menopang kehidupan masyarakat. Industri ini juga dapat dijadikan suatu pembinaan dalam menyongsong pasar bebas yang banyak dikunjungi pembeli dunia karena sebagai rekanan bisnis (manca negara) yang memiliki disain diproduksi di Silakarang sehingga terjadi akulturasi pemikiran seni antara pemahaman terhadap seniman lokal dengan karya seni tradisinya dengan orang asing tentang kebebasan berekpresi.

Pemasaran Karya Seni Patung

Produksi Patung Tradisional dan Patung Modern Tahun 2005

1 Patung Brahma Patung Ikan 400 1.460

2 Patung Wisnu Patung Kura kura 440 1.456

3 Patung Hanoman Patung Kodok 400 2.904

4 Patung Ganesia Patung Gajah 588 732

5 Patung Twalen Patung Torso 208 312

6 Patung Wredah Dewi Tara 216 396

7 Patung Singa Patung Buda 448 1.448

8 Patung Dedari Patung abstrak 204 150

9 P Buta nawasari Patung Mengantuk 424 2.896

10 P Naniswara Patung Melamun 456_ 2.908

J u m l a h 3.784 14.662

Komposisi ( %) 20,51 79,49

Sumber data: Pengusaha Patung di Silakarang

Pemasaran karya seni patung yang tejadi di Desa Silakarang tidak sepenuhnya dibeli olehwisatawan, namun banyak pembeli domestik, bahkan ada orang Bali. Patung yang dibeli oleh para wisatawan kebanyakan adalah patung modern, namun ada juga yang membeli patung tradisional. Penjualan patung yang terjadi sangat mempengaruhi besarnya tingkat produksi yang dihasilkan oleh para pematung dari banjar Silakarang. Untuk itu di sini akan disajikan produksi antara patung tradisional dengan patung modern yang dihasilkan oleh para pengusaha patung di banjar Silakarang. Besarnya perbandingan jumlah patung tradisonal dengan patung modern dapat dilihat dari bagaimana posisi produksi patung tradisional dengan patung modern dengan adanya perkembangan pariwisata. Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa produksi patung tradisional hanya sebesar 20,51% dari produksi total patung dan produksi patung modern sebesar 79,49%. Ini berarti produksi patung modern lebih besar dari produksi patung tradisional, namun produksi patung tradisional masih cukup besar peluang pasarannya.

Dampak Pariwisata Terhadap Karya Seni Patung

Pariwisata membawa perubahan yang sangat besar terhadap perkembangan karya seni

patung di Desa Silakarang, serta memiliki dampak yang sangat luas terhadap tatanan dan nilaidalam berkarya seni. Perubahan tersebut dapat sebagai pendorong ke arah perkembangan,pemeliharaan, pelestarian bahkan resiko terhadap lingkungan sosial maupun lingkungan alam.Adaptasi masyarakat lokal dengan wisatawan selain memiliki latar belakang ketertarikanterhadap, pandangan hidup (Agama Hindu), adat istiadat, kepercayaan, dan juga dilatar belakangioleh ketertarikan atas produksi seni dan kerajinan (seni patung). Para seniman sangat adaptipterhadap ide-ide yang dibawa wisatawan dalam usaha menciptakan disain patung baru.Wisatawan juga sangat menghargai karya seni patung tradisional sebagai identitas warna lokalyang harus dijaga dan dikembangkan, dengan memasukan inovasi-inovasi baru. Dari akulturasipemahaman terhadap ide dengan kultur berbeda berbeda, muncullah ide-ide kreatif, selain untukmemenuhi kebutuhan lokal juga untuk memenuhi kebutuhan wisatawan.Dari aspek sosial budaya; Dengan tidak mengurangi makna positif dari pariwisata, harusdiakui pariwisata menimbulkan konflikkepentingan antara pelestarian dan pengembanganterhadap produk lokal. Melihat perkembangan patung di Silakarang dari generasi ke generasiterus meningkat, disain dan produk semakin bertambah besar dengan kualitas mutu meningkat.Sehingga komoditas para seniman dengan karya seni patungnya berkembang menjadi suatubagian dari industri pariwisata yang memberikan kepuasan atas barang dan jasa. Untuk menjagaeksistensi dan mencermati dampak yang mempengaruhi seniman dalam berkreatifitas lebih maju,dapat bersaing, hak cipta para seniman harus mendapat perlindungan dari pemerintah. Sumbersumberyang menyebabkan persaingan itu yaitu: a) perebutan sumber daya; dengan menguasaisumber daya baik itu merupakan sumber daya alam, manusia maupun teknologi secara tidaklangsung sudah dapat memenangkan persaingan, b) perluasan batas-batas sosial budaya,persaingan bisa muncul dalam kehidupan majemuk karena perbedaan tradisi, bahasa, hukum, danidentitas sosial dapat menyatu dalam kepentingan politik, c) benturan kepentingan politik,idiologi dan agama.Aspek ekonomi, berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan psikologis berupa: sandang,pangan, papan, dan kebutuhan mewah serta berkaitan dengan kebutuhan yang bersifat intrinsikyaitu: kepuasan, kesenangan, kedamaian. Dengan adanya kedua kebutuhan tersebut, dalam idustripariwisata yang memiliki kekuatan ekonomi mampu mengendalikan para seniman dan parapemilik kios-kios seni, untuk membuat disain-disain baru sesuai dengan kebutuhan pasar. Disatusisi pesanan/orderan wisatawan sangat dibutuhkan karena memiliki potensi menghasilkanpendapatan untuk menopang kebutuhan hidup. Dalam posisi tidak berdaya para pematungmenjadi sangat bergantung pada wisatawan dan mau mengerjakan apa saja yang menjadikebutuhan pasar yang dikehendaki wisatawan. Sehingga terjadilah provanisasi untuk dijadikanmodel dalam industri, sehingga lahirlah produksi masal sebagai cerminan budaya populer.Sedangkan dari aspek lingkungan; berkaitan dengan kebersihan, keselamatan lingkungan, danpembangunan berkelanjutan.

Dampak Pariwisata terhadap seni patung di Silakarang

Perkembangan Kerajinan Patung Batu Padas Di Desa Silakarang, selengkapnya

64 Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain di Yudisium

64 Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain di Yudisium

Kiriman Hery Budiyana, Staf FSRD ISI Denpasar.

Denpasar– Bertempat di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Fakultas Seni Rupa dan Desain melaksanakan  Yudisium tadi pagi (27/6). Yudisium berlangsung setelah sebelumnya FSRD menggelar pameran Tugas Akhir yaitu dari hari Selasa 7 Juni 2011 sampai dengan Jumat 17 Juni 2011 yang dilaksanakan di Bantara Budaya dan Ujian Komprehensif  pada tanggal 7 Juni 2011 sampai dengan 15 juni 2011. Sebanyak 64 orang mahasiswa FSRD ISI Denpasar dinyatakan lulus Ujian Akhir, yang terdiri dari PS. Seni Rupa Murni 17 orang, PS. Desain Interior 12 orang, PS. DKV 31 orang serta PS. Fotografi 4 orang.

Menurut Ketua Panitia Acara sekaligus PD I FSRD Drs. Olih Sulihat Karso, MSn, hasil Ujian Akhir yang diperoleh oleh mahasiswa peserta Yudisium ini rata-rata sangat memuaskan yang mencerminkan kualitas pendidikan di ISI Denpasar. Pada kesempatan tersebut juga diumumkan 5 besar peraih IPK tertinggi untuk semester genap tahun akademi 2010/2011 yaitu Desak Putu Yogi Antari (Fotografi) 3,66, I Nyoman Suarnata (Seni Rupa Murni) 3,57, I Kadek Arka Dwipayana (Seni Rupa Murni) 3,41, Ni Made Puspita Sari (DKV) 3,40, dan I Gede Jaya Putra (Seni Rupa Murni) 3,38. Sedangkan untuk karya terbaik terpilih juga lima mahasiswa yaitu  Ni Made Puspita Sari (DKV), I Nyoman Suarnata(Seni Lukis), I Nyoman Suarajana (Seni Lukis), Nur Alyani Moeliono (Desain Interior) serta Nyoman Hilda A. Florensia (Desain Interior).

Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi menyatakan bangga atas capaian yang diraih oleh mahasiswa peserta Yudisium dan mengharapkan agar mahasiswa terus mempertahankan kredibilitas dan profesionalitasnya ketika akan terjun di dunia kerja setelah lulus nanti. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya atas prestasi yang telah dicapai oleh mahasiswa khususnya peserta yudisium dan berpesan bahwa ujian sesungguhnya adalah bagaimana pembuktian kredibilitas keilmuan kita di masyarakat. Di dunia kerja yang sesungguhnya sangat dibutuhkan insan-insan yang kreatif, etos kerja tinggi dan mau mengambangkan jaringan kerja atau networking yang intensif, tentu output yang secara akademis berkualitas sangat diharapkan ikut mengembangkan industri kreatif yang sedang digalakkan pemerintah saat ini. Bagi lembaga ini merupakan dasar pijakan untuk menyusun rancangan program pendidikan dan pengembangan lembaga ke depannya. Prof. Rai juga menawarkan mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan S2 di ISI Denpasar, mengingat ISI Denpasar tahun ajaran ini telah membuka Program Pascasarjana jurusan pengkajian seni. Hadir pula dalam acara terebut Dekan Fakultas Seni pertunjukan, didampingi oleh pembantu Dekan III FSP.

Rĕtna Pradana

Rĕtna Pradana

Penata

Nama                     : Ni Made Liza Anggara Dewi

Nim                        : 200701032

Program Studi   : Seni Tari

Sinopsis :

Retna Predana ialah sebuah istilah yang berarti wanita utama dalam Bahasa Kawi. Wanita utama adalah pribadi yang mampu melaksanakan apa yang menjadi tugas dan kewajibannya sehari-hari. Masyarakat Hindu di Bali yang begitu kental dengan pelaksanaan upacara keagamaan, mengharuskan kaum wanitanya terampil dalam membuat sarana upacara. Digambarkan dengan sekelompok gadis Hindu Bali yang cantik dan ulet yang sedang melakukan aktifitas mejejaitan, ditrasformasikan menjadi sebuah karya tari kreasi yang berjudul Retna Pradana.

Penata Karawitan   : I Made Subandi, S.Sn

Pendukung Tari      : Mahasiswa ISI Denpasar Smtr II dan VI Tari

Pendukung Karawitan : Sanggar Ceraken Batuyang

Ujian Tugas Akhir FSP Gelombang I Tahun 2011

 

Loading...