M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan Kanda University

Pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan Kanda University

Upaya ISI Denpasar untuk go international memang merupakan sebuah visi misi yang selalu diemban hingga saat ini, salah satu wujud nyatanya adalah terlaksananya MoU dengan Kanda University of International Studies. Untuk yang kesekian kali, kembali direalisasikannya pertukaran pelajar dimana salah seorang pelajar dari Kanda University of International Studies Jepang dikirim untuk belajar selama satu semester di jurusan Karawitan ISI Denpasar. Mahasiswa tersebut adalaha Kato Akane yang merupakan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia di kampus tersebut.

Rabu, (24/8) yang lalu, Rektor ISI Denpasar menerima Prof. Minagawa dan Kato Akane di ruang kerjanya. Ditemui seusai tes wawancara calon mahasiswa peserta program pascasarjana ISI Denpasar Prof Rai  mengatakan sangat bahagia atas kehadiran perwakilan Kanda University yaitu Prof Minagawa yang membawa serta salah satu mahasiswa untuk belajar di ISI Denpasar, semoga kedepannya ISI Denpasar yang akan mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti pertukaran pelajar ke Kanda University”.

Dalam kesempatan yang sama Prof Minagawa yang sangat pandai berbahasa Indonesia juga mengungkapkan kehadirannya di ISI Denpasar tidak hanya mengantar mahasiswanya saja namun juga memiliki tujuan untuk melakukan research atau penelitian mengenai Gong Kebyar, penelitian yang dilakukan tata laras gong kebyar ini dibiayai oleh pemerintah Jepang, dan prof Minagawa akan menulis dari segi ilmu budaya dan sosialnya. Saya berharap bisa mewawancarai Prof Rai sebagai salah satu tokoh composer gong kebyar di Bali” ujarnya. Prof Rai pun menyetujui rencana tersebut dan dalam waktu dekat ini prof Minagawa akan memulai penelitian tersebut.

Proses Pembuatan Bilah

Proses Pembuatan Bilah

Kiriman I Putu Arya Sumarsika, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar.

            Dalam pembuatan seprangkat gamelan adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan ketrampilan yang khusus dan dimiliki oleh seorang pande gamelan, dan dalam prosesnya mempergunakan cara-cara dan alat-alat yang bersifat tradisional dan modern. Dalam pekerjaan ini teknologi modern tersebut hanya mampu mempengeruhi sebagian kecil dari pekerjaan membuat gamelan di Banjar Babakan Desa Blahbatuh.

Peleburan Tahap ke-2

            Peleburan dalam hal ini adalah peleburan tahap ke-dua yang sebelumnya pada peleburan tahap pertama pande gamelan melebur timah dan tembaga yang setelah matang disebut dengan “krawang lakar masak”. Setelah krawang matang mulailah tahap penakaran yang didapat dari memecahkan krawang yang dilebur pada tahap pertama dan timbang sesuai dengan kebutuhan instrumen yang akan diproses. Dalam proses penakaran ini sangat mempengaruhi kualitas suara nantinya setelah selesai proses keseluruhan usai. Laklakan adalah sebuah lempengan-lempengan krawang/perunggu yang sudah melalui tahap pencetakan. Lempengan bakal bilah yang belum pernah ditempa, semua itu disebut laklakan.

Dalam proses pencetakan bakalan laklakan gamelan ini, pada intinya sama seperti proses pembuatan krawang di atas. Tetapi pada proses pembuatan laklak sudah menentukan takaran bilah yang akan dibuat.

Pada proses pembuatan gamelan bilah Semar Pegulingan Saih Pitu di perapen milik I Wayan Pager di Banjar Babakan, Blahbatuh tidak hanya mengandalkan bahan baku yang tergolong baru. Beliau mengatakan bahwa bahan pembuatan gamelan disini juga mempergunakan bahan bekas gamelan yang sudah rusak, dan barang bekas seperti kabel yang sudah tidak terpakai lagi dapat dibeli tengkulak-tengkulak.

Hal ini dilakukan karena permintaan dari pemesan gamelan dan dapat menekan biaya produksi. Pengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan sangat berbeda dengan mengunakan bahan tembaga dan timah murni. Dalam memproses bekas gamelan yang akan dijadikan barungan gamelan baru mengalami proses yang agak lama. Ini dikarenakan gamelan bekas yang diproses  memiliki kotoran dan membutuhkan proses peleburan agak lama, dan membutuhkan tambahan campuran untuk membuat instrumen apapun yang akan dibuat. Ini dikarenakan instrumen yang akan dibuat memerlukan cadangan tembaga atau tambahan bahan kurang lebih 1 ons untuk cadangan.

Membuat laklakan bilah di tempat ini masih menggunakan krawang yang sudah berupa lempengan pecahan gamelan yang sudah diancurkan dengan palu besi, yang sebelumnya melalui proses ngalub terlebih dahulu. Ngalub adalah proses memanaskan krawang tanpa membuat krawang berubah warna menjadi merah melainkan membuat krawang menjadi setengah matang. Ngalub berfungsi membuat pecahan gamelan menjadi renyah, sehingga mudah diancurkan. Setelah krawang dihancurkan langkah selanjutnya pande mempersiapkan api untuk memanaskan musa.

  1. Peleburan diawali dengan mempersiapkan alat-alat yang dipakai dalam proses peleburan,  memerlukan “tungku perapian” yang biasanya akan rusak setelah dipakai. Hal yang harus dipersiapkan : landesan dua buah, sebuah palu besi dengan berat 1,5kg, 2 buah sepit besar, sebuah blower atau pompa angin modern, sepotong kayu sebagai landesan untuk menghancurkan  krawang dari lempengan krawang yang sudah mengalami peleburan, 12 penyangkan, 15 buah musa yang isinya 2,5-3,5 kg, arang dan minyak kelapa atau minyak goreng.
  2. Dalam pengerjaan pembentukan laklakan ini 15 buah musa yang dipergunakan bergiliran dalam tungku perapian atau perapen mengingat tungku perapian tidak terlalu besar untuk menampung semua bahan bilah sekaligus.Tahap penakaran pada instrumen bilah memiliki berat yang sama  mulai dari bilah yang paling kecil sampai yang paling besar. Sesuai dengan pemaparan penulis pada tabel. 1 (satu).
  3. Setelah takaran sudah tepat dan selesai dilakukan selanjutnya krawang dimasukkan ke dalam masing-masing musa yang sudah disiapkan. Satu (1) takaran dipanaskan dalam 1 musa, kecuali takaran untuk jegogan,  menggunakan 2 musa dan kemudian dipanaskan dengan arang kayu kopi  selama kurang lebih 90 menit sambil diaduk mempergunakan sepit untuk mengetahui apakah krawang yang dibakar  sudah cair atau masih keras.
  4. Sambil menunggu krawang mencair atau matang, disiapkan  penyangkan. Dalam proses pembuatan laklakan bilah penyangkan sangat mutlak digunakan ini dikarenakan, nantinya akan mempermudah pengerjaan membentuk bilah. Pada penyangkan yang digunakan untuk laklakan sebelum dipakai terlebih dahulu diisi dengan minyak kelapa atau minyak apa saja asalkan minyak goreng  ini dimaksudkan agar pada proses penuangan lakar laklakan yang berupa cairan laklakan nantinya berjalan dengan lancar.

Proses Pembuatan Bilah Selengkapnya

Papan Nama dan Stiker Sebagai Sarana Promosi SD Saraswati 2 Denpasar

Papan Nama dan Stiker Sebagai Sarana Promosi SD Saraswati 2 Denpasar

Kiriman: Gd Lingga Ananta Kusuma Putra, SSn., Alumni PS. DKV ISI Denpasar

Papan Nama

Penulis akan membahas tentang visualisasi desain pembuatan papan nama SD Saraswati 2 Denpasar.

Unsur Visual Desain

1. Bentuk Fisik

Bentuk fisik dari media papan nama ini adalah persegi panjang.

2. Ilustrasi

Dalam media papan nama ini hanya menggunakan sebuah ilustrasi logo SD Saraswati 2 Denpasar.

3. Teks

            Pada media papan nama ini menggunakan teks hampir sama seperti papan nama pada umumnya, yaitu terdiri dari nama dan alamat, tetapi pada papan nama ini berisi tulisan “status disamakan”, kalimat ini berarti bahwa semua murid yang bersekolah di SD Saraswati 2 Denpasar memiliki hak dan kewajiban yang sama tanpa melihat latar belakang keluarganya.

4. Huruf / Typografi

Jenis huruf yang digunakan adalah

5. Warna

Warna yang digunakan adalah dominan warna hijau, baik background maupun tulisannya.

6. Bahan

Perancangan media papan nama ini menggunakan bahan artboard.

7. Teknik Cetak

Untuk mewujudkan media papan nama ini menggunakan teknik manual.

Kreatif Desain

Pada proses kreatif desain media papan nama dibuat 3 alternatif desain yang selanjutnya dipilih salah satu sebagai desain terpilih. Desain papan nama ini dipilih karena memiliki lebih nilai estetis dibandingkan dengan 2 alternatif desain lainnya yang sedikit kurang menarik. Ilustrasi yang ditampilkan desain terpilih lebih dinamis dengan warna dan pencahayaan yang memiliki nilai keserasian terhadap latar belakangnya.. (untuk lebih jelasnya lihat lampiran)

Stiker

Penulis akan membahas tentang visualisasi desain pembuatan media stiker yang digunakan sebagai salah satu media promosi SD Saraswati 2 Denpasar.

Unsur Visual Desain

1. Bentuk Fisik

Bentuk fisik dari stiker ini adalah mengikuti bentuk desain, dengan ukuran 15 x 10 cm. Bentuk dari stiker ini yang dibentuk mengikuti bentuk desain agar bentuknya terlihat lebih kreatif dan menarik. Ukurannya tidak terlalu besar maupun kecil, hal itu dimaksudkan agar mudah ditempel ditempat-tempat yang strategis.

2. Ilustrasi

Dalam perancangan media promosi stiker ini, ilustrasi yang dipergunakan adalah ilustrasi kartun Ganesha. Penggunaan ilustrasi ini bertujuan menimbulkan kesan yang menarik perhatian, sehingga sekolah ini makin dikenal masyarakat luas.

3. Teks

Pada media stiker ini, menggunakan teks yang hanya berupa nama SD Saraswati 2 Denpasar. Tujuannya agar stiker terlihat lebih jelas dan menarik serta lebih mudah memberitahukan apa yang dipromosikan.

4. Huruf / Typografi

            Menggunakan jenis huruf Jokerman, agar lebih terkesan ceria.

5. Warna

Dalam perancangan stiker ini menggunakan warna hijau abu dan kuning pada ilustrasinya. Pewarnaan pada ilustrasi menggunakan teknik digital painting dengan penambahan shadow  agar lebih menarik dan disukai anak-anak.

6. Bahan

Perancangan media stiker ini menggunakan bahan vinyl stiker. Vinyl stiker digunakan karena merupakan kertas yang lazim/biasa digunakan dalam pembuatan stiker.

7.Teknik Cetak.

Untuk mewujudkan media ini menggunakan teknik cetak digital cutting. Cetak digital cutting digunakan karena untuk produksi stiker cutting dalam jumlah banyak maupun sedikit, harganya murah dan lebih bagus dibanding dengan proses cutting konvensional.

Kreatif Desain

Kreatif desain merupakan proses kreatif yang terdiri dari layout/gambar kasar dan gambar detail, serta mempertimbangkan indikator serta unsur-unsur desain dan bobot penilain desain sebagai acuan desain terpilih. Dalam proses kreatif perancangan desain stiker ini, dibuat 3 alternatif desain.

Desain stiker ini dipilih karena jika dibandingkan dengan 2 alternatif desain yang lainnya, tata letak dalam desain ini dianggap lebih menarik, lebih banyak memenuhi kriteria desain serta paling sesuai dengan konsep perancangan yang digunakan yaitu “ceria dan informatif”. Teks yang digunakan dalam desain ini berupa nama SD Saraswati 2 sendiri, agar lebih jelas dan menarik. (untuk lebih jelasnya lihat lampiran)

Papan Nama dan Stiker Sebagai Sarana Promosi SD Saraswati 2 Denpasar, selengkapnya

Persyaratan Tugas Akhir (TA)

PENGUMUMAN

Nomor: 1170/IT5.1/DT/2011

Diberitahukan kepada Mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang akan mendaftar Tugas Akhir (TA) Semester Ganjil 2011/2012 agar menyetorkan nilai yang belum lengkap  di portal ke bagian akademik.

Adapun syarat – syarat pendaftaran TA (pengajuan judul) adalah sbb:

 

  1. Melampirkan formulir/blangko pengajuan judul (tersedia di web);
  2. Mengajukan 3 judul proposal;
  3. Melampirkan transkrip akademik yang ada di portal
  4. Khusus mahasiswa Jurusan Desain melampirkan bukti (sertifikat asli) studi banding (TKMDII/KMDGI) dan menyumbangkan 1 (satu) buku desain;
  5. Semua persyaratan dimasukkan ke dalam map; warna merah untuk PS. SRM, warna biru untuk Jurusan Desain, warna hijau untuk PS. Kriya dan warna kuning untuk PS. Fotografi.

Demikian kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan. Terimakasih.

Denpasar, 23 Agustus 2011

A.n. Dekan

Pembantu Dekan I,

Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

NIP.  196107061990031005

 

JŇĀPAKA

JŇĀPAKA

Penata

Nama                    : I Made Putra Wijaya

Nim                       : 200701031

Program Studi  : Seni Tari

Sinopsis :

Jnapaka berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti memberi tahu dan mengajari. Harmonisasi antara guru dan murid harus terjalin layaknya bunga dan kumbang yang saling membutuhkan satu sama lain. Ketulusan dan kesungguhan , merupakan modal utama untuk melahirkan sebuah keharmonisan. Hal ini diungkapkan kedalam sebuah garapan tari kreasi yang diambil dari cerita penyamaran Arjuna dengan nama Werhatnala ,menjadi seorang guru kesenian di kerajaan Wirata.

 Pendukung Tari      :

1. I Made Nova Antara              (Mahasiswa Smtr IV/T ISI Dps)

2. NI Wayan Sumantari             (Mahasiswi Smtr II/T ISI Dps)

3. Gusti Ayu Indra Mahyurani    (Mahasiswi Smt IV IKIP PGRIBali)

4. Ida Bagus Adi Prawira Utama (Siswa SMA Negeri 1 Ubud)

5. Dewa Ayu Eka Rismayanti      (Siswi SMK Negeri 4 Denpasar)

Penata Iringan       : I Wayan Sudiarsa, S.Sn

Pendukung Iringan  : Sanggar ARMA Kumara Sari, Pengosekan, Ubud

 

Loading...