M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

DWAPARA

DWAPARA

Penata

Nama                     : Ngakan Made Wikrama Jaya

Nim                       : 200601006

Program Studi       : Seni Tari

Sinopsis :

Garapan tari Dwapara sebuah kehidupan rumah tangga yakni seorang suami yang memiliki istri lebih dari satu. Garapan ini akan mengungkapkan intrik-intrik persaingan, pertengkaran, ketidakadilan dengan bahasa gerak tari kontemporer. Makna yang terkandung dapat mengetuk masyarakat penonton agar dapat menghindari kehidupan berpoligami, karena hal ini dapat merugikan semua pihak.

Penata Iringan                 : I Gede Krisna Putra

Pendukung Tari      : Mahasiswa Jur.Seni Tari Smtr.IV ISI Dps

1. Ni Luh Anix Sariardani

2.Ida Ayu Made Suwari Yanti

3.Ni Wayan Siyantarini

4.I Gusti Ayu Tirtarasmanik

Pendukung Karawitan       : Sekaa Seni “ Ketug Bumi “ Br. Darmayasa, Gulingan Mengwi

Muhibah Seni ke San Fransisco USA

Muhibah Seni ke San Fransisco USA

ISI (Institut Seni Indonesia) Denpasar kembali melenggang di dunia internasional. Rombongan muhibah seni ini beranggotakan 22 orang yang terdiri dari 10 dosen, 10 mahasiswa ISI Denpasar dan didampingi  seorang  tim reviewer  DIKTI  Drs. Tjipto Sumadi, M.S.i.,MPD, serta seorang dari Ka. Seksi Kerjasama Luar Negeri, Dit. Kelembagaan dan Kerjasama Dirjen dikti Dra. Nining Setyawati berada di San Fransisco sejak 6 September lalu, dan kembali ke tanah air pada 16 September 2011. Kegiatan yang dibiayai DIKTIini dikoordinir oleh Konjen RI di San Fransisco beserta staf KJRI.

Para seniman ISI Denpasar ini pentas sebanyak 4 kali untuk resepsi diplomatik HUT RI ke 66, International House UC Berkeley, Asian Art Museum, dan University of San Fransisco. Workshop tari nusantara yang digelar mendapat sambutan yang sangat antusias dari peserta. Rektor ISI Denpasar mengatakan,”Hasil akademis kerjasama dengan UC Berkeley, University of San Fransisco, untuk program S2 dan S3 bagi dosen ISI Denpasar serta Sandwich Program, seminar, workshop, serta kontribusi artikel untuk Jurnal MUDRA ISI Denpasar. Hal ini merupakan peluasan networking untuk antisipasi peluang dan tantangan ke depan,”ujar Prof Rai.

Pada 8 September 2011 pertunjukan di Palace of Fine Art,ISI menampilkan Tari Padang Ulan, Tari Berburu, serta Tari Pakarena, pada 9 Septembe pertunjukan di International House, UC Berkeley dengan  Instrumentalia Rejang Ileh, Tari Selat Segara, Topeng Tua, Instrumentalia Rejang Gucek, Tari Pakarena, seta Dramatari Gambuh, pada 10 September, pertunjukan di asian art museum san francisco dengan mata acara : instrumentalia, tari selat segara, tari topeng tua, tari topeng keras, topeng penasar, dramatari gambuh, pada 11 September  rombongan menghadiri acara penutupan resmi pameran Bali (diundang oleh Asian Art Museum) bergabung dengan komunitas bali pendukung pameran, pada 12 September: pertunjukan di University of San Francisco dengan acara ; instrumentalia, tari selat segara, tari topeng tua, instrumentalia, tari pakarena, tari berburu, dramatari gambuh, serta kegiatan akademis lainnya.

“Keindahan kota Golden Gate Bridge San Fransisco serta antusiasme audience dalam setiap pementasan  tentu merupakan unforgettable moment  bagi kita semua, dan tentu menjadi energizer untuk melangkah lebih baik lagi demi citra ISI Denpasar yang lebih baik,”ujar Dekan FSP, I Ketut Garwa yang turut hadir dalam muhibah seni tersebut.

Nama-Nama Pembimbing TA Semester Ganjil 2011/2012

PENGUMUMAN

Besama ini kami sampaikan nama-nama Dosen Pembimbing Tugas Akhir Mahasiswa FSRD Semester Ganjil 2011/2012

File dapat di download disini.

Demikian kami sampaikan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

 

Denpasar, 19 September 2011

Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan

 

TTD

 

I Ketut Suwitra, SE

NIP. 197904272001121003

Peresmian Peserta Tugas Akhir Mahasiswa FSRD

Peresmian Peserta Tugas Akhir Mahasiswa FSRD

Peresmian Tugas Akhir Mahasiswa Semester Ganjil 2011/2012 FSRD ISI Denpasar Diresmikan Oleh Bapak Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. Wayan Rai S, MA.

Tugas Akhir pada semester ini diikuti oleh 45 0rang mahasiswa yakni:

1. Ps. Seni Rupa Murni 11 orang

2. PS. Kriya Seni 1 orang

3. PS. Desain Interior 10 Orang

4. PS. Desain Komunikasi Visual 23 orang

5. Ps. Fotografi (tidak ada peserta)

Dalam peresmian kali ini juga dihadiri oleh Pembantu Rektor I, Dekan FSRD ISI Denpasar dan pembantu dekan I dan II beserta seluruh peserta, dosen pembimbing, anggota senat, serta Panitia.

Dalam sambutanya Dekan FSRD Mengharapkan kepada seluruh Peserta Tugas Akhir ; Dalam menghasilkan karya ilmiah baik pengkajian maupun penciptaan, harus menggunakan teori-teori terkini sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan sehingga karya ilmiah yang dihasilkan sebagai hasil inspirasi terbaru dan handal sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, dan inspirasi yang dihasilkan merupakan murni dari inspirasi dari penciptanya tetapi bukan inspirasi dari orang lain yang mengandung unsur PLAGIAT. Disamping itu pula mahasiswa dalam menghasilkan karya ilmiahnya harus mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasanya sebagai ilmu pengetahuan yang menunjukan karakter bangsa.

Sedangkan Bapak Rektor ISI Denpasar dalam sambutanya mengharapkan dan menekankan bahwa acara peresemian tugas Akhir Bukan Hanya sebagai rutinitas biasa, tetapi harus mampu menghasilkan sesuatu yang berbeda dan mempunyai nilai plus dibbandingkan dengan peresmian  T.A yang sebelumnya sudah dilakukan.

Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik  Garapan Goresan Ilusi

Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik Garapan Goresan Ilusi

Kiriman Ngurah Krisna Murti, Mahasiswa PS Seni Tari. ISI Denpasar

Analisa Penyajian

                  Penyajian suatu garapan tari diperlukan cara yang matang guna mendukung kelancaran dari garapan ini. Goresan Ilusi ini dipentaskan dan diuji pada tanggal 27 Mei 2011 pukul 19.00 wita di panggung procenium Natya Mandala ISI Denpasar. Panggung procenium merupakan stage dengan satu arah penonton, yang memiliki daerah stage masing-masing. Daerah yang paling kuat dalam ruang tari adalah di centre stage. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan digambarkan stage procenium yang ada di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar yang memiliki daerah-daerah tersendiri.

Kostum

                  Kostum berfungsi untuk menutupi organ tubuh dan dapat menentukan suatu karakter / tokoh yang ditarikan. Selain itu kostum juga dapat memberikan nilai estetik (keindahan) terhadap sebuah karya tari, melalui desain-desain ruang yang ditimbulkan oleh kostum itu sendiri.

                  Kostum yang digunakan dalam garapan ini cukup sederhana mengingat garapan ini merupakan garapan yang berbentuk  kontemporer, selain itu kostum yang digunakan nantinya agar tidak mengganggu gerak yang dilakukan dan juga agar tidak membunuh karakter / tokoh yang dibawakan. Oleh sebab itu penggunaan serta memadupadankan warna yang satu dengan yang lainnya. Perlu diperhatikan agar kostum yang digunakan tepat dengan tema dari garapan itu sendiri. Penggunaan warna kostum biru, putih dan hitam.

           Berikut ini adalah rancangan kostum yang digunakan dalam garapan ini yaitu :

  • Kostum penari pria

–          Baju kaos warna putih dilumuri cat lukisan.

–          Celana pendek warna hitam dilumuri cat lukisan.

  • ·Kostum penari wanita

–          Topeng Rangda setengah jadi.

–          Badong warna merah muda.

–          Slop tangan dengan kuku panjang.

–          Gelang tangan kain warna hitam-putih.

–          Ikat pinggang warna hitam-putih.

–          Rumbai-rumbai dari kain dihiasi dengan gantungan uang kepeng.

–          Kamben.

–          Slop kaki degan kuku panjang.

–          Properti

–               Garapan Goresan ilusi ini menggunakan properti kuas lukis yaitu benda yang berbentuk lurus yang ujungnya berisi bulu untuk mewarnai lukisan di atas kanvas.

Tata Rias Wajah

            Tata rias pada dasarnya diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-garis muka sesuai dengan karakter tarian. Selain itu tata rias wajah juga menambah kesan keindahan yang dipadukan dengan kostum serta penataan lampu. Jadi, dalam karya tari Gresan Ilusi yang dipertunjukan di panggung proscenium dengan lampu-lampu pentas yang kuat, maka dituntut tata rias dengan penggunaan garis-garis muka yang kuat dan tegas serta warna-warna yang lebih tebal. Hal seperti ini juga dipengaruhi adanya jarak antara penari dan penonton agar enak dipandang dan secara umum dalam merias muka penguatan justru pada bagian garis mata, bibir, dan warna pipi.

Secara terperinci alat-alat yang digunakan adalah sebagai berikut :

  • Susu pembersih (cleaning milk) viva untuk kulit normal, berfungsi untuk membuka pori-pori kulit dan mengangkat kotoran yang menempel di kulit
  • Penyegar viva (face tonic) fungsinya untuk menyegarkan kulit
  • Body painting latulipe warna hitam.
  • Bedak tabur Marcks warna hitam
  • Eye shadow Ratu Ayu Solo warna coklat, putih, orange dan hitam berfungsi untuk mempertajam arsiran pada kelopak mata.
  • Eyeliner sebagai penegas garis mata
  • Lipstik rance hitam  ditambah  untuk menambah warna bibir

Musik Iringan Tari

                 Faktor pendukung yang sangat penting pula dalam mewujudkan sebuah garapan tari, yaitu musik iringan. Hal ini dikarenakan, musik iringan tari tidak saja hanya sebagai pelengkap, tetapi penentu karakter, tema, dan suasana yang diinginkan.  Agar gerakan tari dan musik dapat berjalan selaras maka gerak tari dapat disesuaikan dengan ritme atau tempo yang terdapat pada musik iringan, sehingga dapat mewujudkan suasana dan menghidupkan kesan yang diinginkan. Instrumen yang digunakan dalam garapan tari Romance Akhirat ini adalah keyboard, flour, tambore, bongos, shaker, jimbe, suling, kantilan, jublag, gong. Musik iringan ditata oleh I Wayan Ary Wijaya, S.Sn dan didukung oleh Sanggar Palawara music company Tanjung Bungkak Denpasar. Adapun notasi musik atau iringan tari Gresan Ilusi yang digunakan adalah sebagai berikut

Analisa Penyajian, Properti, dan iringan musik  Garapan Goresan Ilusi, selengkapnya

Nilai Sosial

Nilai Sosial

Kiriman: Lintang Arzia Nur Rachim, Siswa SMAN 1 Kuta Utara

I.                   Pengertian Nilai Sosial

Nilai sosial adalah sebuah konsep abstrak dalam diri manusia pada sebuah masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk, indah atau tidak indah, dan benar atau salah. Menurut Horton dan Hunt nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman berarti atau tidak berarti. Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang, tetapi tidak menghakimi apakah sebuah perilaku tertentu salah atau benar. Nilai adalah suatu bagian penting dari kebudayaan. Suatu tindakan dianggap sah artinya secara moral dapat diterima kalau harmonis dengan nilai – nilai yang disepakati dan dijunjung oleh masyarakat di mana tindakan itu dilakukan. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk.

 Untuk menentukan sesuatu itu dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai. Contoh, masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih menyukai persaingan karena dalam persaingan akan muncul pembaharuan-pembaharuan. Sementara pada masyarakat tradisional lebih cenderung menghindari persaingan karena dalam persaingan akan mengganggu keharmonisan dan tradisi yang turun – temurun.

Nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan – peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akan diambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas atau pengontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

Nilai – nilai sosial memiliki fungsi umum dalam masyarakat. Di antaranya nilai – nilai dapat menyumbangkan seperangkat alat untuk mengarahkan masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku. Selain itu, nilai sosial juga berfungsi sebagai penentu terakhir bagi manusia dalam memenuhi peranan-peranan sosial. Nilai sosial dapat memotivasi seseorang untuk mewujudkan harapan sesuaidengan peranannya. Contohnya ketika menghadapi konflik, biasanya keputusan akandiambil berdasarkan pertimbangan nilai sosial yang lebih tinggi. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat solidaritas di kalangan anggota kelompok masyarakat. Dengan nilai tertentu anggota kelompok akan merasa sebagai satu kesatuan. Nilai sosial juga berfungsi sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat tertentu agar orang berprilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya.

II. Jenis – Jenis Nilai Sosial

Di masyarakat kita dapat menjumpai berbagai nilai yang dianut demi kebaikan bersama anggota masyarakat. Di samping beberapa jenis nilai sosial seperti yang diutarakan Notonegoro di atas, masih ada beberapa jenis nilai sosial dilihat dari sifat, ciri, dan tingkat keberadaannya.

  1. a.      Berdasarkan Sifatnya

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal tujuh jenis nilai dilihat dari sifatnya, yaitu nilai kepribadian, kebendaan, biologis, kepatuhan hukum, pengetahuan, agama, dan keindahan.

1) Nilai kepribadian, yaitu nilai yang dapat membentuk kepribadian seseorang, seperti emosi, ide, gagasan, dan lain sebagainya.

2) Nilai kebendaan, yaitu nilai yang diukur dari kedayagunaan usaha manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Biasanya jenis nilai ini disebut dengan nilai yang bersifat ekonomis.

3) Nilai biologis, yaitu nilai yang erat hubungannya dengan kesehatan dan unsur biologis manusia. Misalnya dengan melakukan olahraga untuk menjaga kesehatan.

4) Nilai kepatuhan hukum, yaitu nilai yang berhubungan dengan undang-undang atau peraturan negara. Nilai ini merupakan pedoman bagi setiap warga negara agar mengetahui hak dan kewajibannya.

5) Nilai pengetahuan, yaitu nilai yang mengutamakan dan mencari kebenaran sesuai dengan konsep keilmuannya.

6) Nilai agama, yaitu nilai yang berhubungan dengan agama dan kepercayaan yang dianut oleh anggota masyarakat. Nilai ini bersumber dari masing-masing ajaran agama yang menjelaskan sikap, perilaku, perbuatan, perintah, dan larangan bagi umat manusia.

7) Nilai keindahan, yaitu nilai yang berhubungan dengan kebutuhan akan estetika sebagai salah satu aspek dari kebudayaan.

b. Berdasarkan Cirinya

Berdasarkan cirinya, kita mengenal dua jenis nilai, yaitu nilai yang tercernakan dan nilai dominan.

1) Nilai yang tercernakan atau mendarah daging ( internalized value ), yaitu nilai yang menjadi kepribadian bawah sadar atau dengan kata lain nilai yang dapat mendorong timbulnya tindakan tanpa berpikir panjang. Sebagai contohnya seorang ayah dengan sangat berani dan penuh kerelaan menolong anaknya yang terperangkap api di rumahnya, meskipun risikonya sangat besar.

2) Nilai dominan, yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai-nilai yang lainnya. Mengapa suatu nilai dikatakan dominan? Ada beberapa ukuran yang digunakan untuk menentukan dominan atau tidaknya suatu nilai, yaitu sebagai berikut.

a) Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut.

b) Lamanya nilai dirasakan oleh anggota kelompok yang menganut nilai itu.

c) Tingginya usaha untuk mempertahankan nilai tersebut.

d) Tingginya kedudukan orang yang membawakan nilai itu.

c. Berdasarkan Tingkat Keberadaannya

Kita mengenal dua jenis nilai berdasarkan tingkat keberadaannya, yaitu nilai yang berdiri sendiri dan nilai yang tidak berdiri sendiri.

1) Nilai yang berdiri sendiri, yaitu suatu nilai yang diperoleh semenjak manusia atau benda itu ada dan memiliki sifat khusus yang akhirnya muncul karena memiliki nilai tersebut. Contohnya pemandangan alam yang indah, manusia yang cantik atau tampan, dan lain-lain.

2) Nilai yang tidak berdiri sendiri, yaitu nilai yang diperoleh suatu benda atau manusia karena bantuan dari pihak lain. Contohnya seorang siswa yang pandai karena bimbingan dan arahan dari para gurunya. Dengan kata lain nilai ini sangat bergantung pada subjeknya.

Nilai Sosial selengkapnya

Loading...