by admin | Oct 3, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Ni Nyoman Dinna Arwati, Mahasiswa PS Seni Rupa Murni ISI Denpasar.
Disamping peranan aspek ideoplastis berupa ide, pendapat atau gagasan dan aspek fisikoplastis yang menyangkut masalah tehnik dan pengorganisasian elemen-elemen seni rupa, terwujudnya sebuah karya juga tidak lepas dari peranan unsur keindahan yang lainnya seperti komposisi, kesatuan, pengulangan, ritmis, klimaks, keseimbangan dan proporsi.
- Komposisi
Komposisi adalah penyusunan atau pengorganisasian dari unsur-unsur seni rupa. (Sidik, 1981 : 44) Komposisi merupakan suatu cara pengorganisasian untuk menyusun bagian keseluruhan di dalam mendapatkan suatu wujud. (Poerwadarminta, 1976 : 17).
Dalam urian di atas memperjelas bahwa komposisi dapat dicapai melalui
pengaturan atau penyusunan unsur-unsur seni rupa baik berupa garis, warna, bidang, ruang dan tekstur secara bertumpukan dan kedinamisan dalam suatu karya.
Kesatuan
Berarti estetis itu tersusun secara baik ataupun sempurna bentuknya dan memiliki suatu kesatuan bentuk, antara bagian-bagian sampai keseluruhan. (The Liang Gie, 1976 : 48). Pendapat lain menyebutkan kesatuan atau unity adalah penyusunan atau pengorganisasian dari elemen-elemen seni demikian rupa sehingga menjadi kesatuan organik dan harmoni antara bagian-bagian dengan keseluruhan. (Sidik, 1981 : 47) Jadi kesatuan merupakan penyusunan dari elemen-elemen seni rupa sehingga tiap-tiap bagian-bagian yang tersusun tidak terlepas dengan bagian lainnya disamping itu untuk memperoleh kesatuan bentuk dan keharmonisan di antara semua elemen.
Kontras
Kontras menghasilkan vitalitas. Hal ini mungkin muncul dikarenakan adanya warna komplementer, gelap dan terang, garis lengkung dan garis lurus. Objek yang dekat dan jauh bentuk-bentuk vertikal dan horisontal, tekstur kasar dan halus, area rata dan berdekorasi, kosong dan padat, kalau tidak kontras akan timbul kegersangan, sebaliknya jika hanya terdapat kontras saja maka akan terjadi kontradisi. Untuk menghindari terjadinya hal itu diperlukan transisi atau peralihan guna mendamaikan kontras tersebut. (Sidik, 1981 : 47)
Jadi dengan kontras akan dapat menghasilkan perubahan dan perbedaan dari garis, warna dan bidang serta yang lainnya sehingga karya tidak terkesan monoton.
Irama
Irama adalah perubahan-perubahan bunyi, warna, gerak dan bentuk tertentu secara teratur yang terjadi. (Bastomi, 1992 : 72) Dalam seni rupa, irama adalah aturan atau pengulangan yang teratur dari suatu bentuk atau unsur-unsur. Bentuk-bentuk pokok irama adalah berulang-ulang (repetitive), berganti-ganti (alternative), berselang-seling (progressive), dan mengalir (flowing) (Supono, 1983 : 70). Irama akan memberikan pengulangan secara terus menerus daripada elemen-elemen seni rupa. Pencipta dalam pemanfaatan irama dalam karya seni lukis melalui adanya perbedaan ukuran bentuk dan perbedaan tebal tipisnya garis.
Klimax / Dominasi
Dominasi adalah factor atau unsur seni yang paling kuat. Dominasi dimaksud untuk menonjolkan inti atau puncak seni, oleh karena itu dominasi seni disebut pula klimaks seni. (Bastomi, 1992 : 70)
Pusat perhatian juga disebut dominasi yang merupakan focus dari susunan, suatu pusat perhatian di sekitar elemen-elemen lain bertebaran dan tunduk membantunya sehingga yang kita fokuskan menonjol, tetapi tidak lepas dengan lingkungannya. (Supono, 1983 : 69). Klimaks / dominan sangat berperan dalam karya pencipta dimana memberikan suatu fokus atau pusat perhatian dari keseluruhan karya. Pusat perhatian ini dibuat dengan perbedaan bentuk, kontras, warna melalui tempat dan sebagainya sehingga pengamat ketika pertama kali melihat lukisan penglihatannya jatuh pada pusat perhatian tersebut.
Keseimbangan ( balance )
Dengan singkat dapat dikatakan balance adalah seimbang atau tidak berat sebelah. Keseimbangan adalah suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kestabilan, ketenangan dari kekuatan suatu susunan.
(Suryahadi, 1994 : 11) Keseimbangan dapat bersifat simetris maupun asimetris. Dalam hal seni rupa, berat yang dimaksud lebih cenderung pada berat visual dari pada berat arti fisik. Unsur-unsur visual yang berpengaruh pada berat visual ialah ukuran, warna, serta penempatannya (lokasi). (Supono, 1983 : 69)
Keseimbangan merupakan kepekaan perasaan terhadap suatu unsur dalam seni lukis yang memberikan kesan stabil dalam suatu susunan, baik yang bersifat simetris / formal maupun asimetris / informal. Keseimbangan formal memberikan kesan statis pada suatu susunan sedangkan keseimbangan informal memberikan kesan dinamis pada suatu susunan. Demikian juga dengan karya pencipta, keseimbangan yang dimunculkan adalah keseimbangan informal dimana keseimbangan ini memberikan gerakan dinamis pada wujud karya.
Harmoni
Harmoni atau keserasian adalah timbul dengan adanya kesamaan, kesesuaian dan tidak adanya pertentangan. Dalam seni rupa prinsip keselarasan dapat dibuat dengan cara menata unsur-unsur yang mungkin sama, sesuai dan tidak ada yang berbeda secara mencolok.
Prinsip Prinsip Penyusunan Karya Seni Lukis selengkapnya
by dwigunawati | Oct 3, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : I Nyoman Sukarnata
NIM : 2006.02.040
Program Studi : Seni Karawitan
Sinopsis :
“Ngumbang” berarti mengembara, merupakan suatu proses pencarian jati diri penggarap dengan menggunakan daya imajinasinya untuk mengembara, menjelajahi setiap untaian nada-nada dari gamelan Gong Kebyar guna menemukan hal-hal yang baru. Sehingga terciptalah garapan yang memadukan unsur-unsur musik dengan permainan melodi, tempo, dinamika dan penyiasatan nada-nada dalam bingkai gamelan Gong Kebyar dengan wujud Tabuh Kreasi Pepanggulan.
Pendukung Karawitan : Sekaha “ Dharma Kusuma “ Br. Pinda, Saba, Blahbatuh, Gianyar.



by admin | Oct 2, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, Dosen PS Seni Pedalangan ISI Denpasar.
Demam Korea (Korean wave) saat telah merajai negeri Indonesia. Hal itu diakibatkan karena penyebaran dan pengaruh budaya Korea di Indonesia, terutama melalui produk-produk budaya populer. Film, drama, musik dan pernak-pernik merupakan contoh dari produk budaya popular. Elemen-elemen budaya populer Korea ini menyebarkan pengaruhnya di negara-negara Asia salah satunya Indonesia. Di Indonesia, penyebaran budaya popular dari negeri gingseng ini dilihat sekitar tahun 2002 dengan tayangnya salah satu ikon budaya popular berbandrol drama seri berjudul ‘Autumn in My Heart’ atau ‘Autumn Tale’ yang lebih popular dengan judul ‘Endless Love’, ditayangkan stasiun TV Indosiar. Keberhasilan drama seri Korea tersebut yang dikenal dengan Korean drama (K-drama) diikuti oleh Koean drama lainnya. Tercatat terdapat sekitar 50 judul K-drama tayang di tv swasta Indonesia.
Populernya K-drama membuat rasa ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap budaya Korea meningkat. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa pemeran drama Korea juga berprofesi sebagai penyanyi, sehingga menjadi idol bagi masyarakat. Contohnya drama Korea Athena yang melibatkan boyband Super Junior, atau drama Korea berjudul Full House menjadikan Rain yang juga sebagai penyanyi, memperkenalkan musik Korea di Indonesia. Sehingga membuat musik Korea marak menjajal Indonesia. Korean pop atau K-pop mulai menggurita di kancah musik Indonesia. Terlebih lagi pada tanggal 4 Juni lalu Indonesia dihebohkan dengan sebuah festival bernama ‘KIMCHI K-POP’ (Korean Idols Music Concert Hosted in Indonesia). Bertempat di Istora Senayan Jakarta Super Junior (Suju) tampil yang juga menghadirkan bintang tamu lain dari Korea yaitu Park Jung Min, The Boss, Girl’s Day dan X-5.
Terinspirasi dengan boys band dan girls band Korea, lahirlah banyak boys band dan girls band Indonesia, diantaranya Sm*sh, Max 5, 7 Icons atau pun MR. Bee. Acara-acara televisi pun mulai mengemas program acaranya dengan kesan Korea. Salahsatunya sinetron yang dibuat Trans Tv berjudul Cinta Cenat Cenut. Melibatkan Sm*sh sebagai pemeran utama dalam sinetron tersebut menggambarkan bagaimana gaya rambut, dandanan, fashion dan pernak-pernik Korea menjadi muatan penting dalam garapan sinetron tersebut. Tidak ketinggalan iklan televisi pun ikut bermain dengan melirik kesan Korea dalam tayangan iklan di televisi.
Tentunya ini bukan hal yang seluruhnya buruk karena rasa ketertarikan dapat memberikan nilai yang positif pada hubungan antar negara, namun harus diperhatikan lagi bahwa ketertarikan ini menyebabkan masyarakat, terutama kalangan muda lebih tertarik dengan budaya Korea daripada budaya Indonesia sendiri. Pengaruh kebudayaan Korea yang disebarkan melalui media massa sudah merasuk di berbagai segi kehidupan masyarakat Indonesia. Media massalah yang erat berperan memberikan akses mudah untuk menikmati segala suguhan berbau Korea. Karena itu, dalam tulisan ini penulis berupaya untuk menguraikan bagaimana penyebaran budaya Korea di Indonesia.
- Korean Drama (K Drama)
Drama Korea adalah produk Korea pertama yang berhasil masuk menguasai pasar Indonesia. Drama Korean pertama hadir di layar kaca Indosiar pada tahun 2002 dengan drama Korea pertama berjudul Endless Love. Masuknya produk Korea lewat drama ini diawali dengan keberanian Indonesia yang melakukan liberalisasi pada tahun 1990-an. Selain itu, krisis ekonomi Asia pada akhir 1990-an membawa sebuah situasi di mana pembeli Asia lebih menyukai program acara Korea yang lebih murah. Korea menawarkan harga drama televisi lebih murah seperempat dari harga Jepang, dan sepersepuluh dari harga drama televisi Hong Kong di tahun 2000. Angka ekspor program televisi Korea meningkat secara dramatis, pada tahun 2007 mencapai US $ 150.950.000, dari US $ 12,7 juta pada tahun 1999. Hingga tahun 2011 terdapat sekitar 50 judul drama Korea telah tayang di layar kaca Indonesia. Dari sekian banyak televisi yang ada di Indonesia, perusahaan televisi Indosiarlah yang paling sering menayangkan drama Korea. Hingga saat tulisan ini dibuat, dari pengamatan penulis terdapat 3 drama Korea tayang di Indosiar, yang dimulai dari pukul 12.00 Wib. mengisahkan kerajaan korea, pukul 13.30 Wib terdapat drama Korea berjudul ‘Naughty kiss’ disusul pukul 16.00 Wib. hadir drama Korea berjudul ‘You are My Destiny.’
- Korean Pop (K Pop)
Setelah keberhasilan menguasai pasar Indonesia dengan dramanya, Korea pun mulai menguasai Indonesia dengan tampilan musik Korea. Korean Pop (Musik Pop Korea) disingkat K-pop, adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik pop Korea sudah menembus batas dalam negeri dan populer di mancanegara. Musik pop Korea pra-modern muncul pertama kali pada tahun 1930-an yang dipengaruhi oleh masuknya musik pop Jepang. Tidak hanya budaya pop Jepang, pengaruh musik pop barat mulai menjajah Korea sekitar tahun 1950-an dan 1960-an. Awalnya berkembang musik bergenre “oldies”, kemudian tahun 1970-an, musik rock diperkenalkan dengan pionirnya adalah Cho Yong-pil. Muncul kemudian genre musik Trot yang dipengaruhi gaya musik enka dari Jepang.
Tahun 1992 merupakan awal mula musik pop modern di Korea, yang ditandai dengan kesuksesan grup Seo Taiji and Boys diikuti grup musik lain seperti Panic, dan Deux. Tren musik ini turut melahirkan banyak grup musik dan musisi berkualitas lain hingga sekarang.
Di tahun 2000-an mulai bermunculan artis dengan aliran musik yang berkiblat ke Amerika seperti aliran musik R&B serta Hip-Hop. Mereka adalah MC Mong, 1TYM, Rain, Big Bang yang cukup sukses di Korea dan luar negeri. Selain genre musik sebelumnya bertahan, lahir kembali jenis musik techno memberi nuansa modern.
‘Gurita’ Budaya Populer Korea Di Indonesia selengkapnya
by dwigunawati | Oct 1, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : Luh Putu Yuly Suasrini
Nim : 200701004
Program Studi : Seni Tari
Sinopsis :
Perilaku yang didasari dengan rasa emosi, akan menghasilkan suatu kegagalan dan penyesalan bagi dirinya sendiri. Disinilah rasa tenang dan sikap yang rendah hati, begitu berarti dalam menyikapi suatu masalah. Hal inilah yang dialami oleh Dewi Srikandi, saat perang tandingnya melawan Dewi Larasati dalam mengadu keahliannya memanah satu helai rambut. Dewi Srikandi mengalami kegagalan atas rasa emosi yang berlebihan saat melawan Dewi Larasati.
Penata Iringan : I Putu Putrawan
Pendukung Tari : Ni Kadek Diah Kartini Dewi
Pendukung Karawitan : Sanggar Tripitaka, Desa Munduk, Kabupaten Buleleng.


by admin | Sep 30, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman I Made Darma, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan ISI Denpasar.
Kelir
Kelir merupakan media untuk menampilkan bayangan dalam pertunjukan wayang kulit. Dalam garapan ini penulis menggunakan sebuah kelir yang berukuran :
– Panjang : 2,5 meter
– Lebar : 1,5 meter
Pemakaian kelir dengan panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter tersebut bertujuan untuk memudahkan untuk memainkan wayang melalui pencahayaan lampu listrik dan LCD.
Wayang
Wayang di bali pada umumnya terbuat dari bahan kulit sapi yang ditatah, kemudian diberi warna dan atribut sesuai dengan karakternya masing-masing. Wayang yang dipakai dalam pakeliran yang berjudul Pustaka Tarka ini kurang lebih sebanyak 25 buah diantaranya:
– Satu buah kayonan adalah wayang yang keluar pertama yang melambangkan dunia dalam pewayangan
– Gana kumara adalah wayang berwujud gana, putra dari Dewa Siwa.
– Dewa Brahma adalah wayang berwujud Dewa Brahma.
– Dewa Siwa adalah wayang yang berwujud Dewa Siwa.
– Dewa Wisnu adalah wayang yang berwujud Dewa Wisnu.
– Begawan Asmaranata adalah Wayang berwujud Begawan sebagai pemimpin pesraman kasurgwarena.
– Twalen adalah wayang panakawan dari pihak kanan dalam pewayangan.
– Merdah adalah wayang panakawan dari pihak kanan dalam pewayangan
– Delem adalah wayang panakawan dari pihak kiri dalam pewayangan.
– Sangut adalah wayang panakawan dari pihak kiri dalam pewayangan
– Empat buah tokoh raksasa adalah wayang yang berbentuk wujud raksasa.
– Lima buah bala-bala adalah wayang sebagai rakyat atau prajurit.
– Lima tokoh dewata (panca dewata) adalah wayang yang berbentuk dewa-dewa.
Iringan
Iringan merupakan bagian yang sangat penting di dalam suatu pementasan, begitu juga pada garapan pakeliran. Karena iringan tersebut berfungsi memberikan aksen-aksen pada setiap adegan yang akan digunakan dalam suatu pementasan.
Di dalam garapan ini, penulis menggunakan iringan Gamelan Semaradana, karena dengan menggunakan gamelan Semaradana akan bisa dibuat aksen yang lebih mantap maupun gending-gnding wayang agar sesuai dengan cerita yang penulis garap. Garapan ini diharapkan nantinya dapat memberikan kesan sesuai dengan yang saya inginkan melalui suasana yang ditampilkan didalam pementasan. Adapun barungan gamelan Semarandhana yang dipakai adalah sebagai berikut :
– Dua buah gender rambat,
– Dua buah gangsa,
– Dua buah kantil,
– Dua buah jublag,
– Dua buah kendang,
– Satu buah tawa-tawa,
– Satu buah cengceng ricik,
– Satu buah klentong,
– Satu buah klenang,
– Satu buah kempur,
– Satu buah kajar,
– Satu buah gong,
– Dua buah suling, dan
– Satu buah rebab.
Susunan Pepeson
Babak I
– Kayonan,
– Prolog dengan vocal dan iringan,
– Dialog gana Kumara dengan begawan Asmaranata.
– Di artikan oleh Twalen dan Merdah.
– Gana Kumara memimpin pesraman Kasurgwarene.
– Twalen menjadi peramal gadungan yang di bantu oleh Merdah.
Babak II
– Kayonan
– Narasi dalang dengan iringan.
– Dewa Wisnu datang kepada Gana Kumara dengan tujuan untuk diramal
– Adegan ini memakai peran orang.
Babak III
– Di alog Delem dan Sangut.
– Dewa Brahma datang kepada Gana Kumara dengantujuan untuk di ramal.
– Di alog Gana Kumara dengan Dewa Brahma yang di artikan Twalen, Merdah dan Delwm Sangut.
– Konplik terjadi antara Gana Kumara dengan Dewa Brahma.
– Gana Kumara di bantu oleh Dewa Siwa.
– Perang antara kekuatan Dewa Brahma dengan kekuatan Dewa Siwa.
– Dewa Brahma mengeluarkan seratus delapan raksasa dari dalam tubuhnya.
– Dewa Siwa mengeluarkan panca dewata dari dalam tubuhnya.
– Para raksasa dapat di taklukan oleh Panca Dewata
Tata Cahaya
Di dalam penataan cahaya garapan ini memakai pencahayaan lampu listrik. Dalam garapan ini dipakai satu buah LCD,selain itu garapan ini akan memakai lampu efek seperti lampu warna-warni (torbo ) dengan harapan untuk dapat memberikan aksen-aksen tertentu dalam garapan ini.
Pembabakan Lakon
– Babak I
Gana kumara menghadap Begawan Asmaranata, berbincang-bincang mengenai keberadaan pesraman Kasurgwarena.Karena Gana kumara sudah mendapat panugrahan Pustaka Tarka oleh Dewa Siwa, maka Gana kumara di serahkan untuk memimpin pesraman Kasurgwarena. Yang di bantu oleh Twalen dan Merdah. Dalam kesempatan ini Twalen menjadi peramal gadungan yang di bantu oleh Merdah.
– Babak II
Di ceritakan dewa Wisnu dan dewa Brahma cemburu sosial melihat Gana kumara di beri penugrahan Pustaka Tarka oleh Dewa Siwa. Dewa Wisnu datang kepada Gana kumara dengan tujuan untuk meramal dirinya. Dalam adegan ini memakai peran orang. Waktu Gana keluar klir gelap.
– Babak III
Menyusul kedatangan Dewa Brahma dengan tujuan akan memuji kemampuan Gana Kumara. Dewa Brahma meminta kepada Gana Kumara supaya di ramal. Berapa sebenarnya Dewa Brahma mempunyai kepala. Sedangkan satu kepalanya sudah disembunyikan di dalam perutnya.Hal itu di ketahui oleh Dewa Siwa, kepala Dewa Brahma yang di simpan dalam perutnya, di ambil oleh Dewa Siwa dengan tangan ajaibnya. Setelah diramal oleh Gana Kumara Dewa Brahma di katakana mempunyai empat kepala dan akan menjadi catur muka. Dewa Brahma sangat marah terhadap Gana Kumara. Dewa Brahma mengeluarkan seratus delapan raksasa dari dalam tubuhnya, yang akan menyerang Gana Kumara. Gana Kumera di bantu oleh Dewa Siwa. Dewa Siwa mengeluarkan Panca Dewata dari dalam tubuhnya. Terjadilah perang antara Panca Dewata dengan para raksasa. Yang di menangkan oleh Panca Dewata.
Wujud Garapan Pustaka Tarka selengkapnya
by dwigunawati | Sep 29, 2011 | Berita, Galeri
Penata
Nama : I Wayan Junianto
Nim : 2007 02 012
Program Studi : Seni Karawitan
Sinopsis :
Rasa senang dan gembira dimiliki oleh setiap manuasia di dalam kehidupanya di muka Bumi ini. Kegembiraan tersebut merupakan suatu kekuatan yang bernilai besar dan sangat berarti dalam diri kita. Apabila hati kita telah gembira, tentu akan dapat meringankan pekerjaan yang kita ambil, sehingga hasilnya akan menjadi lebih baik. Berawal dari hati yang senang dan gembira tersebut, penata mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sebuah garapan musik gamelan Bali yang berjudul Lila Hredaya.
Pendukung Karawitan :
Sekaa Gong Kebyar Dharma Gita Laksana, Br. Sumuh, Desa Dauh Puri Kauh, Kecamatan Denpasar Barat.

