M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Rakornas Kehumasan Perguruan Tinggi Negeri 2011

Rakornas Kehumasan Perguruan Tinggi Negeri 2011

Rapat Koordinasi Nasional Kehumasan Perguruan Tinggi Negri tahun 2011 dilaksanakan di Bandung tanggal 14 Oktober hingga 16 Oktober. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kurang lebih 70 Perguruan Tinggi Negeri seluruh Indonesia yang terdiri atas Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, serta politeknik.

Rakornas dibuka oleh Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementrian Pendidikan Nasional, yakni Prof.Dr.Ibnu Hamid, dengan mengangkat tema “Koordinasi Pengelolaan Informasi Pendidikan Menuju Perguruan Tinggi Negeri Kelas Dunia”, dimana diharapkan kedepannya humas setiap Perguruan Tinggi Negeri mampu memberikan dukungan penuh terhadap peningkatan kualitas masing-masing institusinya menuju PTN kelas Dunia, ungkap Prof Ibnu saat pembukaan acara.

Pemberian materi rakornas terbagi dalam sesi pemaparan dan workshop. Adapun sesi pemaparan diisi dengan Webometriks yang dibawakan oleh Kepala Pustekkom Kemendiknas DR.Ari Santoso, DEA; dan Perkembangan RUU Pendidikan Tinggi oleh Tim Panja RUU Perguruan Tinggi. Kemudian materi workshop terdiri atas Teknik Pembuatan Press Releas dan Strategi Mengundang Wartawan; serta Analisis Isi Pemeritaan Media atau Cyber PR.

ISI Denpasar mengirimkan satu orang wakilnya untuk mengikuti rakornas yang berlangsung selama tiga hari. Ini merupakan kesempatan baik untuk membentuk jaringan dengan rekan-rekan humas diseluruh Indonesia, selain itu materi yang diberikan juga sangat bermanfaat sebagai bekal dalam menjalankan tugas kehumasan, ungkap seorang perwakilan dari ISI Denpasar.

Pengantar Garapan Jagat  Santhi

Pengantar Garapan Jagat Santhi

Kiriman I Made Gawi Antara, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Hidup ini adalah suatu dinamika. Dinamika tanpa kendali ibarat perahu tanpa kemudi ia akan berlayar menurut arah angin dan ombak yang berhembus. Demikian juga kebudayaan Bali yang didukung oleh manusia dan masyarakat Bali yang umumnya beragama Hindu. Dinamika kehidupan ini wajib dikendalikan agar jangan kehilangan jati dirinya atau nafasnya yaitu Agama Hindu. Dalam dinamika akan selalu ada inovasi, inovasi jangan sampai kehilangan inti tradisi yang mengandung nilai universal .

            Bagi para seniman kreatif, dalam hal berkesenian kreativitas menjadi hal yang penting guna memberikan spirit dan vitalitas terhadap seni tradisi agar lebih bergairah dan mampu mengaktualisasikan diri dengan situasi dan perkembangan estetika pada jamannya. Sejalan dengan pemikiran ini, I Komang Sudirga juga mengatakan bahwa dengan modal kreativitas, setiap generasi seniman akan berupaya untuk memberikan sentuhan baru pada kesenian tradisi yang mereka miliki sehingga nantinya akan mampu memberikan angin segar guna mendorong bangkitnya kesenian masa lampau.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu perkembangan dan perubahan  di dalam jagad seni akan sangat ditentukan oleh kerja kreatif senimannya. Begitu pula sebaliknya, kesenian akan mandeg jikalau tidak ada kreativitas dari seniman kreatif. Periode tahun 1970 sampai dengan 1990an, seni karawitan Bali mengalami kemajuan yang cukup menggembirakan. Kemajuan seni karawitan Bali pada waktu itu memperlihatkan dua sisi yang menarik dan sangat menentukan masa depan dari seni karawitan di daerah ini. Di satu sisi telah terjadi penyebaran gamelan ke seluruh Bali, bahkan keluar daerah serta ke luar negeri. Kondisi ini diikuti oleh munculnya komposisi-komposisi karawitan baru yang semakin rumit dengan teknik permainan yang semakin kompleks.

Di sisi lain terlihat terjadinya perubahan ekspresi musikal dan pembaruan gaya-gaya musik lokal. Di Bali dewasa ini hampir setiap desa telah memiliki gamelan. Banyak desa memiliki 2 – 3 barungan gamelan. Namun demikian tidak dapat dipungkiri lagi bahwa jenis gamelan yang paling baik perkembangannya adalah Gong Kebyar. Kiranya hal ini disebabkan oleh keberadaan barungan gamelan ini yang serba guna dan yang paling sesuai dengan selera masyarakat banyak terutama kalangan generasi muda.

Sebagaimana halnya dengan lahirnya ide karya komposisi karawitan yang akan penata beri judul Jagat Santhi, ini merupakan sebuah bentuk karya komposisi karawitan inovatif yang lahir dan terinspirasi dari fenomena lika- liku kehidupan manusia di dunia ini. Jadi secara substansi dapat dikatakan bahwa latar belakang lahirnya garapan ini dari ide musikal.

Jagat Santhi  merupakan dua buah kata yang bersumber dari bahasa Jawa Kuna yaitu dari kata Jagat artinya bumi (dunia), sedangkan Santhi artinya damai (perdamaian). Jadi Jagat Santhi di sini diartikan sebagai sebuah ungkapan rasa untuk menyatakan sesuatu kedamaian di dunia, kedamaian dalam hal ini dimaksudkan sebagai sebuah kondisi kehidupan masyarakatnya tenteram, sejahtera, damai dan bebas dari penderitaan. Kondisi inilah yang menjadikan penata untuk mentransformasikan menjadi sebuah garapan  komposisi karawitan inovatif.

Jagat Santhi  dalam konteks garapan ini, akan tercermin dari suasana yang dimunculkan dari tabuh ini lebih banyak akan mengolah unsur melodi sehingga mampu menghasilkan sebuah wujud garapan yang melodis. Setiap orang di dalam berkreativitas secara umum selalu ingin mengungkapkan ekspresi estetis yang mereka miliki, selanjutnya dituangkan ke dalam media ungkap dan menjadi sebuah wujud karya.

Berdasarkan judul diatas penggarap menemukan beberapa kesan, yang pertama adalah hasrat untuk menampilkan suasana hati yang damai kedalam garapan Jagat  Santhi  dari sinilah penggarap terinspirasi untuk mewujudkan suatu komposisi karawitan inovatif yang terdiri dari unsur-unsur keindahan (Estetika) yang memberikan pemahaman tentang bagaimana cara mewujudkan suatu garapan yang bisa dinikmati oleh masyarakat dengan instrumentasi dan unsur musikalnya.

Dari hal tersebut, memunculkan suatu ide yang ditransformasikan menjadi sebuah komposisi karawitan inovatif yang diungkapkan melalui media ungkap yaitu beberapa instrument dari barungan gamelan gong kebyar sebagai wujud garapan, merupakan media pokok dalam mencurahkan unsur- unsur rasa musikal. Dimana gamelan ini merupakan gamelan golongan baru dan perkembangannya begitu pesat hampir setiap banjar memiliki barungan gamelan ini karena fungsinya memang mendominer alat-alat barungan lainya. Sebagai karawitan yang berdiri sendiri maupun sebagai iringan tari juga alat ini berfungsi untuk menghidangkan gending-gending lelambatan dan memiliki ciri motif yaitu  sistem pukulan memakai sistem ubit-ubitan, sifatnya gembira, gelisah,dan tekhnik permainan ditonjolkan, pukulan cecandeatan atau jalinan sangat menonjol, alat sangat memegang peranan, pukulan gong, kempli, jegogan, jublag disesuaikan dengan tema lagu.

Maka gamelan gong kebyar ini penata gunakan sebagi media ungkap, karena gambelan ini memiliki rasa musikal tinggi untuk menggambarkan suasana kehidupan untuk mencapai kedamaian.

Ide Garapan

Ide garapan merupakan gagasan pikiran yang ingin disampaikan oleh seorang penggarap dalam karya seni. Ide dalam sebuah garapan karya seni dianggap sangat penting, sebab tanpa adanya ide garapan mustahil akan terwujud. Dalam mendapatkan sebuah ide adalah suatu hal yang gampang-gampang susah, karena ide terkadang muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba, namun terkadang juga harus mencarinya dengan beberapa aktivitas seperti membaca, menonton, mendengar, ataupun merenungi kembali pengalaman  yang pernah dialami, dan lain sebagainya.

Sebagaimana lahirnya ide garapan ini, sangat besar dirangsang dikaitkan dengan perubahan seni gamelan di Bali, khususnya dengan keberadaan gamelan gong kebyar, maka akan terlihat bahwa perubahan fungsi suatu bentuk musik di masyarakat sesuatu yang patut dikhawatirkan. Seperti halnya dalam kaitanya dengan gong kebyar yang tergolong baru, yang belakangan ini sudah mengalami penurunan fungsi utamanya. Keberadaan gamelan ini patut diwaspadai agar perubahan nilai-nilai sosial dan budaya yang terjadi di kalangan masyarakat setempat tidak sampai merusak keberadaan suatu bentuk musik yang sudah ada.  Ide garapan ini adalah ingin membuat sebuah bentuk komposisi karawitan inovatif mencari kemungkinan-kemungkinan baru dalam hal struktur, melodi, serta ritme sesuai dengan tafsir penata. Dari sinilah penggarap terinspirasi untuk mewujudkan sebuah komposisi musik karawitan yang inovatif, yang terdiri dari estetika yang memberikan pemahaman tentang bagaimana cara mewujudkan suatu garapan yang bisa dinikmati oleh panca indra dan instrumentasinya dari unsur musikalisasinya. Dalam garapan ini lebih menekankan kepada pencarian harmonisasi dan suasana sehingga akan dapat mencerminkan judul garapan ini.

Komposisi karawitan Jagat Santhi ini masih mengacu kepada konsep garap musik tradisi inovasi, yakni tradisi tetap menjadi pijakan namun elemen-elemen tersebut dikembangkan melalui pengembangan unsur-unsur musikalnya. Media ungkap yang digunakan untuk mewujudkan karya ini beberapa dari  barungan gamelan Gong Kebyar, instrument yang akan dipakai penata untuk menggarap komposisi karawitan ini meliputi : kendang cedugan (lanang-wadon), suling, satu tungguh reong, jublag, jegog, gangsa pemade (ngumbang-isep), kantil (ngumbang –isep), gong (lanang-wadon), kempur, kajar, kempli, ceng-ceng ricik.

Pengantar Garapan Jagat  Santhi selengkapnya

Decak Kagum Pada Penampilan Cak Cupak

Decak Kagum Pada Penampilan Cak Cupak

Hasrat Putri Raja Wiranantaja dari Kediri, Raden Galuh Laksmi  untuk mendapatkan suami dan sekaligus calon raja menggugah Cupak, si buruk rupa menikahi sang putri dan dinobatkan sebagai raja Kediri, setelah ia membohongi adiknya sendiri bernama Grantang yang sesungguhnya mengalahkan raksasa Manuru. Penolakan Raden Galuh Laksmi terhadap cinta Cupak menyebabkan Prabu Wiranantaja mengadakan sayembara perang untuk menyeleksi calon raja dan suami bagi putrinya. Demikianlah sekilas kisah “Cak Cupak” yang ditampilkan ISI Denpasar pada hari kedua (15/10) Festival Kesenian Indonesia (FKI) VII di Gedung Teater Besar ISI Surakarta yang menuai decak kagum penonton yang memenuhi gedung tersebut.

FKI yang didukung oleh BKS-PTSI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia) yang beranggotakan IKJ (Institut Kesenian Jakarta), ISI(Institut Seni Indonesia) Denpasar,ISI Surakarta, ISI Jogjakarta, ISI Padangpanjang, STSI Bandung,dan STKW Surabaya diawali dengan Seminar Internasional Tentang Vocal bertempat di Gedung Teater Besar ISI Surakarta dimana Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. menjadi salah satu pembicara, selain Edward Herbest dan pembicara luar negri lainnya.

Selain itu, Seminar Internasional Tentang Film, Seminar Mahasiswa, juga digelar serentak pada hari pertama tersebut. Pada malam hari, acara pembukaan FKI VII digelar di Gedung Pendopo ISI Surakarta yang dihadiri oleh Dirjen Dikti, Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni, serta Rektor-Rektor Perguruan Tinggi Seni Indonesia, Rektor PT di Surakarta,serta undangan lainnya. Gong Gede ISI Denpasar tampil di dalam acara pembukaan tersebut. Selain itu ISI Denpasar juga menggelar pameran lukisan yang melibatkan perupa-perupa handal ISI Denpasar. “Terima kasih pada Tuhan, FKI VII telah terlaksana dengan sukses.Hal ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak, dan juga seluruh anggota BKS-PTSI. Festival Kesenian Indonesia menjadi ajang pelestarian seni budaya Indonesia. Dengan penanaman seni budaya di setiap insan Indonesia kita akan dapat  meningkatkan karakter bangsa Indonesia tercinta ini”papar Prof Rai didampingi PR IV, I Wayan Suweca.

Pada acara penutupan 16/10 malam, Prof.Rai sebagai Ketua BKS-PTSI 2009-2011 menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada Rektor ISI Surakarta, sesuai hasil rapat BKS-PTSI (15/10), dan pelaksanaan FKI VIII 2013 akan dilaksanakan di ISI Jogjakarta.

Kemdiknas Berubah Jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kemdiknas Berubah Jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Jakarta — Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh menyampaikan, Kementerian Pendidikan Nasional akan berubah menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dalam mengemban tugasnya, Mendiknas akan mendapat satu tambahan wakil menteri yang membidangi kebudayaan. Proses pembudayaan termasuk bagian dari pendidikan.  Menteri Nuh menyebut ada tiga hal yang akan dilakukan terhadap budaya yaitu konservasi, pengembangan, dan sebagai diplomasi kultural.

“Besok (Selasa), Insya Allah kemungkinan beliau (Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono) akan mengumumkan adanya perubahan. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan berubah menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi  Kreatif, sedangkan di sini berubah jadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Menteri Nuh ketika memberikan keterangan pers di Kemdiknas, Jakarta, Senin (17/10).

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam audiensi dengan para calon wakil menteri di rumah pribadinya Puri Cikeas Indah, Bogor, Sabtu (15/10/2011) malam, menunjuk Profesor Arsitektur Universitas Gadjah Mada, Wiendu Nuryanti, untuk menjabat wakil menteri bidang kebudayaan Kementerian Pendidikan Nasional.
Mendiknas mengatakan, saat ini di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Kembudpar) ada dua direktorat jenderal yang mengurusi bidang kebudayaan. Nantinya, kata Menteri Nuh, akan digabung menjadi satu yaitu menjadi Direktorat Jenderal Kebudayaan. “Kantornya di sini (Kemdiknas),” katanya.

Mendiknas menyampaikan, Kembudpar saat ini juga menerima anggaran fungsi pendidikan. Nantinya, anggaran tersebut akan dialihkan. ” Saya baca di draft (anggarannya) Rp260 miliar, tetapi yang penting bahwa kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, sehingga tidak ada perdebatan anggaran pendidikan dipakai yang lain,” katanya.
Menurut Mendiknas, proses pembudayaan termasuk bagian dari pendidikan.  Menteri Nuh menyebut ada tiga hal yang akan dilakukan terhadap budaya yaitu konservasi, pengembangan, dan sebagai diplomasi kultural. “Pendidikan jangan hanya diartikan matematika, fisika, kimia, dan biologi. Pendidikan itu hakikatnya memanusiakan manusia termasuk di dalamnya menghargai produk-produk budaya kita,” katanya.

Sumber: kemdiknas.go.id

Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian

Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian

Kiriman: I Nyoman Suyadnya, Mahasiswa PS Seni Rupa Murni ISI Denpasar

Unsur fisik seperti garis, bentuk, ruang, warna dan tekstur yang disusun atau diatur secara tepat sesuai dengan ide dalam berkarya seni. Disamping tinjauan elemen juga diuraikan tentang prinsip-prinsip estetik seni lukis yaitu :

a) Komposisi

            Komposisi merupakan suatu cara untuk menyusun suatu bagian sampai keseluruhan didalam mendapatkan suatu wujud. (Poerwadarminta, 1976:17)

            Di dalam karya seni lukis, komposisi nonsimetris biasanya terlihat lebih menarik, karena tidak terkesan kaku, dan bersifat dinamis.

            Komposisi pada karya pencipta bersifat nonsimetris, yaitu pengaturan objek yang sedemikian rupa, untuk menghasilkan keseimbangan dan keharmonisan pada karya.

b) Proporsi

            Proporsi merupakan hubungan antara bagian dari satu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Wanra, tekstur, dan garis memainkan peranan penting dalam menentukan proporsi (Kartika, 2004:64). Proporsi hubungan ukuran antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya. Proporsi hubungan erat dengan balance (keseimbangan) , rhythm (irama), harmoni dan unity (kesatuan) (Susanto, 2002:92).

            Proporsi menurut pencipta adalah ukuran yang digunakan dalam penciptaan karya seni, baik dari bentuk, garis, warna, dan lain sebagainya, dengan menentukan suatu ukuran sebagai keluasan, ketinggian, atau kedalaman sehingga dapat memberi pertimbangan hubungan pada tiap-tiap dari wujud yang ditampilkan secara keseluruhan, yang tujuannya untuk menciptakan keseimbangan serta keharmonisan suatu karya.

c) Pusat Perhatian

            Pusat perhatian adalah titik perhatian dimana penonto atau penikmat mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni. Dalam hal ini seniman bisa memanfaatkan warna, bentuk, objek, gelap terang, maupun ide cerita/tema sebagai pusat perhatian (Susanto, 2002:89).

Dalam seni lukis, pusat perhatian merupakan titik dimana penonton atau penikmat mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni, dalam hal ini pusat perhatian dapat lebih mudah dilakukan dengan : Menggunakan kekuatan warna : Pengggunaan warna diperhatikan pada kekuatan antara objek dan latar belakang lukisan. Dengan ukuran ataupun bentuk : Penerapan ukuran bentuk juga diperhatikan dalam penerapan objek dan latar belakang lukisan. Melalui tempat : Melalui ketepatan penempatan segala unsur seni rupa pusat perhatian akan terbentuk lebih menonjol. Dengan menggunakan gelap dan terang : Gelap dan terang sangat berpengaruh dalam penciptaan pusat perhatian pada karya lukis, yaitu gelap terang pada objek dan latar belakang sebuah karya seni lukis. Membuat perbedaan atau pengecualian : Pengecualian dilakukan misalnya pada latar belakang sebuah karya seni, bila seandainya latar belakang memiliki kekuatan yang seimbang dengan objek utama, maka perbedaan perlu diciptakan dengan meniadakan atau pengecualian terhadap bentuk ataupun warna yang mengganggu objek atau pusat perhatian.

            Pusat perhatian dalam karya pencipta adalah suatu bagian dari karya seni yang menjadi focus, yaitu  penonjolan pada objek yang selalu dibuat berbeda dengan baground.

d) Keseimbangan

            Keseimbangan adalah suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kesetabilan dari kekuatan suatu susunan dan terbaginya atas tiga jenis keseimbangan yaitu : keseimbangan mendatar, keseimbangan tegak lurus, dan keseimbangan informal atau asimetris. (Suryahadi, 1994:11)

            Keseimbangan disimpulkan sebagai suatu unsur dalam seni lukis yang memberikan kesan stabil dalam suatu susunan, baik yang bersifat formal maupun informal. Keseimbangan formal berfungsi memberikan kesan statis dalam suatu susunan, sedangkan keseimbangan informal berfungsi memberi kesan dinamis dalam suatu susunan.

e) Irama

            irama merupakan suatu pengulangan unsure-unsur pendukung karya seni. Pengulangan ini merupakan selisih antara dua wujud yang terletak antara ruang dan waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat di ukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama (Kartika,2004:57).

            Irama sangat penting penerapannya dalam seni rupa, karena pengamatan proses berkarya seni sangat membutuhkan waktu sehingga perlu pengetahuan irama dalam persoalan warna, komposisi, maupun garis.

            Berbicara mengenai nilai estetika tentunya terkait dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, The Liang Gie dalam bukunya ( Garis-garis Besar Estetika) menyebutkan tiga dasar nilai yang terkandung di dalam unsur estetika itu, di antaranya :

a.  Kesatuan (unity)

            Ini berarti nilai estetis itu tersusun secara baik ataupun sempurna bentuk memiliki suatu kesatuan bentuk, antara bagian-bagian sampai keseluruhan (Liang Gie, 1976:48).

            Jadi kesatuan merupakan pennyusunan dari elemen-elemen seni rupa sehingga tiap-tiap bagian tidak terlepas dengan bagian lainnya.

            Dalam ciptaan ini kesatuan diciptakan dengan mengekspresikan warna dengan memadukan tehnik kerok, atau pallet dan tehnik dusel yang di susun sedemikian rupa sehingga mencapai keharmonisan.

b. kerumitan ( complexity )

            benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mendukung perbedaan-perbedaan yang halus.

c. Kesungguhan (intensity)

            Suatu karya estetis yang mampu menunjukkan kualitas tertentu, dan bukan sesuatu yang terlihat sekedarnya. Suatu benda estetis yang baik mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol, dan bukan sekedar suatu yang kosong. Tak menjadi kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar) asalkan merupakan suatu yang intensif atau sungguh-sungguh (Liang Gie, 1976:48).

Pembentuk nilai estetika tersebut diatas, menjadi dasar perwujudan karya, sehingga diharapkan mampu memenuhi suatu keindahan yang tersusun secara baik atau sempurna bentuknya tidak sederhana sekali melainkan kaya akan isi serta mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar yang kosong. Semua itu dilakukan secara intensif atau sungguh-sungguh.

Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian selanjutnya

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, Dosen PS Seni Pedalangan ISI Denpasar.

Film memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai barang tontonan dan barang dagangan. Kesuksesan film sangat ditentukan oleh penontonnya, sehingga idealnya setiap produser bisa membaca keadaan penonton yang hendak disuguhi tontonan mereka. Selain itu kesuksesan film juga dintentukan oleh mutu film, yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu film dengan mengutamakan mutu dagang (commercial Quality) serta mutu seni (Artistic Quality). Kedua unsur tersebut bisa berjalan sejajar atau berlawanan. Contohnya film ‘Biola Tak Berdawai’ memiliki mutu yang bagus namun tidak terlalu laku, sementara film ‘Menculik Miyabi’ mutu filmnya tidak sebaik garapan ‘Biola Tak Berdawai’ namun sangat laku dipasaran. Adapula film yang menjalankan keduamutunya yaitu film ‘Ada Apa Dengan Cinta’ memiliki mutu seni yang baik, terbukti sound track film digarap sangat baik sehingga tidak hanya filmnya yang laris dipasaran tapi juga mutu seni dalam filmya digemari penonton. Euphoria film di Indoensia pasang surut. Pernah menghasilkan kuantitas yang beragam, serta mampu merefleksikan bagian wajah sosial hingga politik Indonesia. namun dari segi kualitas masih sedikit yang bisa diseleksi untuk kompetisi global. Pada aspek film komersial, sinema Indonesia masih belum memiliki keterampilan yang tinggi dan tidak konsisten dalam standarisasi.

Film merupakan dunia yang materialistis, karena uang memegang peranan utama dalam memproduksi film. Sebaik apapun penulis skenario, sutradara, dan tim pembuat film, tidak mungkin dapat melahirkan film tanpa dukungan uang. Majikan dari pembuatan film adalah produser. Dia bertanggung jawab atas modal yang dibutuhkan untuk membuat film. Sehingga bagi produser, film merupakan barang dagangan yang digunakan untuk mencari keuntungan. Banyak upaya yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan, diantaranya menyelipkan produk iklan dalam beberapa adegan film. Film adalah salah satu media massa yang menjual dan mampu merayu massa. Dengan dalih ini maka banyak produsen film menjadikan media ini sebagai salah barang dagangan yang ampuh menjual produk.

Iklan yang berfungsi untuk mempublikasikan produk barang ataupun jasanya memerlukan media yang tergolong massa, diantaranya media cetak, elektronik (tv dan radio) serta film.  Iklan sering muncul dalam media cetak, tv dan radio, namun placement iklan dalam film memang jarang ditemui. Dari sekian banyak film yang direlease Hollywood, kemunculan iklan bisa dihitung dengan jari. Diantaranya film ‘God Must Be Crazy” yang secara tidak langsung memperomosikan Coca-Cola sebagai produk minuman penghilang dahaga. Dalam film tergambar bahwa seorang pilot yang menerbangkan pesawat di negeri yang sangat kering yaitu di Kalahari, Afrika. Ditengah suasana panas dan gerah, sang pilot menghabiskan minuman Coca-Cola dengan nikmatnya. Dari pesawat dia kemudian melempar botol minuman yang jelas berlabel ‘Coca-Cola’. Botol tersebut menjadi bagian dari cerita yang berdurasi 2 jam, dan selalu menampilkan label ‘Coca-Cola’ dengan jelas. Placement iklan dalam film memang tidak semudah menampatkan iklan dalam program acara di televisi, yang tinggal memotong programnya untuk memasukkan iklan dalam sajian program. Memasukkan iklan dalam film memerlukan kecerdasan sang sutradara, agar penempatan produk iklan tidak melepas benang merah dalam cerita film tersebut.

Jika dikaitkan di Indonesia, maka strategi ini adalah upaya untuk mempertahankan film Indonesia yang dijajah Hollywood. Salah satu film yang menjadi kajian penulis untuk placement iklan adalah film berjudul ‘Alahkah Lucunya Negeri Ini’. Penulis memilih film ini karena film ini tergolong film yang baik diantara film Indonesia yang menjadikan tema horror dan wanitanya sebagai komodifikasi. Film “Alangkah Lucunya (negeri ini)” yang disutradarai oleh Deddy Mizwar menggambarkan potret kehidupan masyarakat sehari-hari dan berisikan kritikan sosial pada negeri yang bernama Indonesia. Refleksi realita sosial ditampilkan dalam kehidupan para pencopet yang tidak memiliki pilihan selain mencopet untuk bertahan hidup. Datanglah seorang sarjana ekonomi bernama Muluk yang pengangguran untuk mengelola hasil dari mencopet. Muluk mengelola uang hasil copetan dengan menyicilkan sebuah sepeda motor, membayar guru untuk mengajar dan sisanya ditabungkan. Selain banyak konflik dan sindiran yang terungkap, film ini juga menggambarkan rasa kecintaan terhadap tanah air, tanpa memandang siapa pemimpinnya.

Dari pengamatan penulis, dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’ terdapat banyak sisipan produk iklan yang tampil. Diantaranya Yamaha, Sosis So Nice, Hydro, Promag dan Bank Muamalat. Berikut analisis penulis mengenai pelecement iklan pada film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’:

  1. Sosis So Nice

Sosis So Nice merupakan jenis produk makanan yang kemunculan iklannya paling pertama dalam film ini. Muncul pada menit ke 10.52, menggambarkan tentang anak dari Abah bernama Pipit yang sarjana tapi belum bekerja, hobinya mengikuti kuis di televisi. Dan kuis yang diikuti adalah program kuis So Nice, dengan mengumpulkan bungkus So Nice agar mendapatkan hadiah. Pada menit ke 33.09, 34.39 dan menit 46.51 Muluk, sang pemeran utama membeli oleh-oleh So Nice, sebagai hasil karja pertamanya yang diberikan kepada ayahnya dan calon mertuanya serta Pak Haji. Dalam adegannya, semua menunjukkan ekspresi menyukai oleh-oleh Muluk, sebagai penanda bahwa makanan So Nice itu enak.

  1. Yamaha

Iklan motor Yamaha menjadi bagian dari cerita dan kemunculannya paling banyak diantara produk iklan yang lain. “Motor Yamaha” disebutkan pertama kali pada menit ke 11.08, saat Pipit menyampaikan kepada Abahnya bahwa dia ikut kuis dan hadiahnya adalah “Motor Yamaha”. Selanjutnya di menit ke 16.17 kembali Pipit menonton kuis di tv dengan program kuis interaktif Yamaha. Pada menit ke 35.24 baru tampak produk motor Yamaha ditampilkan dalam film, karena Muluk membelikan motor Yamaha sebagai hasil tabungan dari para pencopet. Di menit ke 41.09 Muluk menunjukkan ke teman-temannya bahwa dia memiliki motor baru Yamaha, dan ekspresi temannya menyatakan bahwa motor yang dibelinya sangat bagus. Gambar motor Yamaha juga jelas ditampilkan pada menit ke 47.30 saat Muluk berkunjung ke rumah calon mertuanya. Terdapat kalimat yang sarat dengan promosi disampaikan oleh calon bapak mertuanya yang menyatakan bahwa “Harga laptopnya 15 juta, lebih mahal dari motor lu donk”. Dari kalimat itu menunjukkan bahwa motor Yamaha itu murah, yaitu kurang dari 15 juta.

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini selengkapnya

Loading...