M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

I Ketut Sumantra Seniman Tari Dari Bumi Gamelan

I Ketut Sumantra Seniman Tari Dari Bumi Gamelan

Kiriman: Oka Ari Wibawa, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar    

I Ketut Sumantra lahir Di Desa Tihingan, tanggal 2 februri 1950. Beliau anak dari pasangan I Wayan Pica (almarhum) dengan Ni Ketut Polih (almarhum), seniman tari yang brasal dari Desa Tihingan ini dari kecil sudah memiliki bakat seni atau jiwa seni  Karena dilihat dari garis keturunan tidak ada darah seni dalam artian orang tua bliau tidak memiliki jiwa seni.

 Apresiasi seni bliau muncul ketika mulai belajar di sekolah SD th 1958, ketika itu beliau ikut kesenian sandiwara untuk perayaan hari kenaikan kelas , dari sanalah beliau menunjukkan bakat seninya.Bliau juga pernah menonton sendratari yang dibawakan oleh siswa siswi KOKAR BALI yang pada saat itu pentas Di Desa Galiran Klungkung sekitar tahun 1962,  menurut beliau pementasan sendra tari itu  sanggat bagus sehingga setlah menonton pertunjukan tersebut apresiasi seni beliau semakin bergelora.

Setelah tamat di SD bliau melanjutkan ke SMP, ketika duduk di bangku SMP Di Desa Tihinggan ada pembangunan kesenian Janger moderen dan beliau ikut sebagai penari kecak, menurut penuturan beliau yang di sampaikan kepada penulis tanggal 22 oktober 2011.  Saat menarikan kecak bliau merasakan adanya wibawa, dan sangat menjiwai peran tersebut dimana hal ini di sebut dengan ketakson, masyarakat juga memiliki pendapat yang sama dengan apa yang bliau rasakan oleh masyarakat bliau dianggap berbakat dalam hal menari. Disampaing penari janger di Tihingan juga ada kesenian Drama, dalam pementasan drama beliau berperan sebagai celuluk, bliau sangat pintar membawakan peran celuluk yang kadang lucu dan kadang menyeramkan. Setelah tamat SMP tahun 1967 atas dorongan orang tua dan masyarakat Tihingan dan kebetulan juga kakak kandung bliau yang bernama I Ketut Urip Adyana bekerja di KOKAR BALI (pns) menyarankan beliau melanjutkan sekolah di sana, akan tetapi bliau masih binggung untuk menentukan pilihan atau belum mantap untuk sekolah di KOKAR BALI karena merasa sangat kurang keterampilan di bidang seni untuk melanjutkan sekolah di kokar, akan tetapi dorongan masyarakat yang begitu besar menghilangkan rasa kekawatiran beliau sehingga tidak ada keraguan lagi bliau melanjutkan sekolah di KOKAR BALI

 Setelah memulai sekolah di Kokar apa yang beliau kawatirkan menjadi kenyataan, melihat keterapilan teman-teman yang begitu bagus di bidang seni membuat beliau menjadi kurang percaya diri  atau yang ngetren dibilang sekarang bliau merasa minder untuk bergaul disana. Rasa kurang percaya diri ini beliau ungkapkan dalam bahasa Bali lumrah sehingga menarik perhatian penulis untuk di tulis dalam riwayat hidup bliau yaitu “ Merase elek idewek melajah dini ninggalin timpal-timpale dueg-dueg pesan ngigel ajak megambel, idewek tune mekejang bakat masuk dini”, karena keputusasaan ini beliau pernah memiliki rancana pindah dari Kokar dan beralih kesekolah perawat akan tetapi niaat beliau diurungkan karena malu dan takut mengecewakan masyarakat, kemudian setelah belajar cukup lama dan dengan konsisten mengikuti pelajaran beliau mulai menemukan jati diri untuk terus meneruskan pendidikan di bidang seni samapae selesai pendidikan di KOKAR BALI tahun 1970.

Setelah menyelesaikn pendidikan di kokar bali  bliau melajutkan ke ASTI Denpasar tahun 1971, ketika itu sudah mulai ada kegiatan kepariwisataandan mulai berkembang di Bali sehingga banyak di perlukan penari ASTI dan KOKAR atau group-group kesenian yang lain yang ada di Bali untuk pentas di tempat-tmpat pariwisata di Denpasar dengan bayaran yang masih murah. Hampir tiap malam beliau mengikuti acara pentas di hotel yang ada di Denpasar,di samping kegiatan kampus yang begitu banyak dalam pengabdian masyarakat. Ketika itu sendratari RAMAYANA sangat di gemari oleh masyarakat di seluruh Bali dan sampai di luar bali, dalam pementasan tari Ramayana beliau bisa menarikan seluruh tokoh yang di butuhkan di setiap pementasan sendratari Ramayana, bahkan beliau menciptakan adegan raksasa krerek pada saat adegan raksasa berperang melawan hanoman. Beliau pernah menjadi pelatih di Banjar Boni Kuta dari tahun 1971 sampai 1975 untuk kepentingan pariwisata di Kuta, propesi sebagai pelatih ini beliau lakukan sambil kuliah di ASTI Denpasar (kerja sambil kuliah). Pada proses terkhir di ASTI Denpasar bliau membuat karya tuli dengan judul Tari Kecak Di Bona Gianyar, karaya seni Tari KUCING, dan penampilan tari klasik tari ARYA gaya Batuan, dengan hasil karya ini beliau berhak menyandang gelar BA atau Sarjana muda tahun 1975.

Ketika sudah mendapat gelar BA, bliau di minta mengajar ke ASTI Jogjakarta bersama rekan beliau I Wayan Senen,dan A A Putra Negara oleh ketua ASTI Jogjakarta Drs. RM Soedarsono.,M.A. bliau mengngajar disana mulai tahun 1976  sebagai pengajar honorer tentang tari Bali dan karawitan Bali pada tahun  1977 diangkat menjadi PNS di ASTI Jogjakarta.

 Diluar kegiatan mengajar di kampus beliau juga mengajar menari untuk masyarakat jogjakarta, dan mengisi acara Ayo Blajar menari di TV Jogjakarta, di samping itu juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pemuda pelajar bali yaitu (KBP) Keluarga Purantara Bali d bidang pengembangan seni budaya,beliau juga menjadi ketua kursus tari Bali di Jogjakarta, dan kegiatan pentas baik dalam kepentingan pacara Hindu daan upacara lainya.

Pada tahun 1978 beliau mulai kuliah tingkat Doktoral (S1) di ASTI Jogjakarta, proses untuk meraih gelar S1 ditempuh dengan dua tahap yaitu di sebut dengan Konser pertama dan Konser kedua. Konser pertama berbentuk tari kreasi dengan judul PENCULIKAN dengan durasi waktu 30 menit dan konser kedua Dramatari dengan judul GATOTKACA KRODHA dengan durasi waktu satu jam, dengan menyelesaikan dua tahap ini pada tahun 1982 bliau berhak menyandang gelar SST. Tahun 1986 atas permintaan ketua ASTI Denpasar beliau pindah kebali  di ASTI Denpasar sebagai dosen tari jawa sampai saat sekarang ini.

Di Desa Tihingan dan kabupaten Klungkung beliau memiliki peran yang sangat besar dalam usaha memajukan daerah. Usaha ini beliau lakukan melalui pembinaan generasi muda di bidang kesenian daerah Bali, saat ini beliau memiliki sanggar tari dan tabuh dengan nama sanggar Panji Ulangun Shanti, sanggar ini didirikan untuk mewadahi kegiatan anak-anak di desa Tihingan dalam hal yang fositip yaitu belajar menari dan menabuh gamelan Bali untuk melestarikan seni budaya yang adi luhung.

KARYA-KARYA TARI I KETUT SUMANTRA.,Sst

  1. Tari kontenforer dengan judul Tari Kucing tahun 1975
  2. Tari Tengkorak Hidup tahun 1984
  3. Pragmen tari AJISAKA dalam rangka hari raya nyepi pertama di Jogjakarta tahun 1948
  4. Tari penyambutan PANGAN JALI untuk siaran TV Jogjakarta pargelaran budaya nasional 1983
  5. Menggarap pragmentari dengan judul DUAGUNG ISTRI KANIA dalam rangka pestival gong kebyar sebali yang diwakili oleh Desa Pangi duta kabupaten Klungkung 1986
  6. Baris Sakral dengan judul  BARIS GEDE PUCANG PATI 1990
  7. Tari PUSPAKENCANA ( tari penyambutan) 1998
  8. Pragmen tari BAHULA DUTHA dalam rangka pestival gong kebyar se Bali yang di wakili oleh desa tihingan 1998
  9. Menggarap cak kontenforer untuk kepentingan film pendekar liyar tahun 1982

I Ketut Sumantra Seniman Tari Dari Bumi Gamelan selengkapnya

Deformasi Bentuk Anjing Dalam Berkarya Seni Lukis

Deformasi Bentuk Anjing Dalam Berkarya Seni Lukis

Anjing menjadi dasar pencipta di dalam berkarya seni lukis, ide yang menarik didapat dari obyek anjing, dari segi tingkah lakunya maupun kehiduannya yang dilihat pada lingkungan sekitar pencipta, digunakan sebagai obyek visual yang dilihat secara langsung sebagai sumber inspirasi dari proses kreativitas pencipta. Dimana obyek anjing diolah sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni lukis.

Karya yang diwujudkan yaitu tentang kehidupan anjing untuk dijadikan simbol dalam karya seni lukis. Didalam visualnya menggunakan berbagai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna, ruang atau bidang dan tekstur. Menggabungkan unsur-unsur estetika seperti pusat perhatian, irama, komposisi, keseimbangan dan proporsi, yang nantinya akan menghasilkan obyek anjing dengan dikerjakan menggunakan teknik campuran antara akrilik dan kolase. Anjing yang diungkapkan tidak seperti bentuk aslinya, tetapi sudah di deformasi menurut pengolahan bentuk dengan ide pencipta dengan menggunakan tekstur nyata.

Anjing yang pencipta ingin sampaikan di dalam karya seni lukis ialah kehidupan anjing liar untuk bisa menyampaikan kepada masyarakat anjing adalah bintang yang setia pada tuannya, anjing adalah sahabat bagi manusia anjing memiliki banyak peranan bagi manusia dan tidak bisa dipungkiri anjing memiliki memberikan keuntungan bagi manusia, dari itulah pencipta mendapatkan inspirasi untuk berkarya seni lukis.

Kata Kunci : Anjing inspirasi dalam berkarya.

  

Anatomi Tubuh Manusia  Sebagai Objek Penciptaan Kriya Seni

Anatomi Tubuh Manusia Sebagai Objek Penciptaan Kriya Seni

Alam lingkungan merupakan sumber imajinasi yang tak pernah habisnya dijadikan sumber inspirasi dalam berkarya seni. Sumber ide tersebut tidak saja terbatas pada alam binatang dan tumbuhan, melainkan juga alam manusia. Penciptaan karya seni sesungguhnya tidak lepas dari adanya pengaruh lingkungan, pengalaman fisik, pengalaman batin dan peristiwa menakjubkan yang dialami oleh seniman itu sendiri. Peristiwa dan pengalaman tersebut akan mengendap dan direnungkan kembali sehingga memunculkan endapan pengalaman estetis, selanjutnya diinterpretasikan ke dalam bentuk karya seni kriya yang melahirkan simbol-simbol yang dapat mewakili perasaan dan kepribadian dari pencipta. Dalam hal ini pencipta tertarik dengan anatomi tubuh manusia yang dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam berkarya seni.

Tubuh/anatomi manusia masing-masing memiliki peranan yang sangat penting dalam aktivitas manusia itu sendiri, bisa dilihat dari ujung kepala sampai ujung kaki. Anatomi tubuh manusia dilihat dari bentuk dan susunannya, terdiri dari potongan-potongan bagian tubuh yang memiliki keterkaitan hubungan organ. Bila ditelaah satu persatu, organ dan tubuh manusia sangat kompleks, memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya antara organ yang satu dengan yang lain. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki antar bagian tubuh manusia dimulai dari bagaimana bentuknya, jaringan-jaringan yang menyusunnya, fungsi serta cara kerja masing-masing (Syaifuddin, 2009: 5).

Aktivitas Anak Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis

Aktivitas Anak Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Berkarya Seni Lukis

Masa kanak-kanak merupakan masa yang penuh dengan keceriaan, dan kejadian-kejadian yang sangat berkesan, serta banyak kenangan-kenangan yang tidak terlupakan hingga dewasa. Apabila pencipta amati aktivitas anak dalam keseharian, seperti bermain di dalam rumah dan di luar rumah, dengan teman ataupun sendirian, dimana dalam dunia anak-anak dapat dijumpai gerak-gerik yang lucu, lugu, gembira penuh dengan keceriaan has anak-anak. Yang paling menonjol terlihat pada sikap anak-anak adalah kepolosan, keluguan dan kejujuran.

Pada masa kanak-kanak mereka mempunyai sifat lugu, jujur melakukan apa yang ingin dilakukannya tanpa dibuat-buat. Anak-anak sangat menikmati sampai-sampai anak-anak lupa dengan rasa capek, lelah, panas dan terkadang lupa dengan kegiatan yang harus mereka kerjakan.

Dunia anak-anak adalah dunia penuh beraneka ragam aktivitas. Dari aktivitas anak yang sedang melakukan kegiatan bermain, yang dilakukannya itulah yang membangkitkan ide dan menggugah kenangan pada saat masa tersebut dan memvisualkannya ke dalam seni lukis. Dalam perwujudannya, pencipta menggunakan berbagai unsur-unsur seni rupa seperti : garis, warna, ruang, bentuk dan tekstur. Pencipta juga menerapkan prinsip – prinsip estetika yang terbentuk dari penyusunan komposisi, proporsi, pusat perhatian, keseimbangan, irama, kesatuan, harmoni dan kontras. Proses penciptaan melalui beberapa tahapan yaitu, proses eksplorasi, proses preparation, proses experimen, proses forming dan proses finishing. Dalam wujud karya ada dua aspek, yaitu aspek ideoplastis yang menyangkut ide atau gagasan, yaitu berawal dari pembuatan sketsa dan aspek fisikoplastis yang menyangkut tentang teknik palet penggarapan elemen visual. Serta unsur-unsur seni di dalamnya dengan jumlah karya 15 dengan judul Aktivitas Anak.

Kata kunci : seni lukis, aktivitas, anak-anak.

Materi Garapan Tari Dwapara

Materi Garapan Tari Dwapara

Kiriman: Ngakan Made Wikrama Jaya, Mahasiswa PS Seni Tari, ISI Denpasar.

Materi garapan Tari Dwapara ini terdiri dari :

  1. Ide yaitu hal mendasar dalam menggarap karya tari ini, baik dari dalam diri penata maupun dari luar diri penata (lingkungan, fenomena sosial, dll). Proses penataannya adalah tahapan-tahapan / studi awal sebagai langkah di dalam mewujudkan ide, sehingga menjadi sebuah bentuk garapan tari, seperti merancang konsep garapan, eksplorasi (penjajagan), improvisasi (percobaan) dan forming (pembentukan).
  2. Bentuk garapan adalah garapan tari ini dituangkan dalam konsep tari yang digarap dalam bentuk tari kontemporer.
  3. Penyajian, garapan tari kontemporer ini akan disajikan dalam bentuk tari kelompok kecil, dengan pendukung 4 wanita dan seorang lelaki.
  4. Gerak, rangkaian gerak yang dipergunakan dalam tari Dwapara yakni : gerak  melengkung, melompat, meloncat, setengah kayang, canser, berputar, mengalir, mengayun, selang-seling, menjambak, kontras, simetris, merangkul, level, desain datar, desain dalam, desain vertikal, desain horisontal,  desain kontras, desain spiral, desain lengkung, bersudut, desain spiral, tinggi, medium, rendah, terlukis, garis lanjutan, garis tertunda, asimetris
  5. Tata rias busana tari Dwapara mempergunakan busana kerakyatan masyarakat Bali pada umumnya yang dikreasikan.
  6. Iringan, musik tari kontemporer Dwapara menggunakan alat musik seperti 2 buah jimbe, 1 buah gong beri, sebilah ceng ceng, 1 buah suling, 4 buah kantil semarandana, 2 buah jegog semarandana, 2 buah jublag semarandana, dan 2 buah gong.

            Durasi garapan ini 12 menit, garapan tari ini menekankan konsep kesederhanaan, simpel dan minimalis dalam menjawab pemenuhan desain ruang, waktu serta dinamika melalui eksplorasi ungkap lewat olahan tubuh dan dilengkapi dengan properti. Pengumpulan ekspresi dari kedua karakter wanita mempertegas apa konflik dan hal yang ingin disampaikan dalam tari kontemporer Dwapara ini.

Penyajian Tari Dwapara

            Bagian I (opening) : penari 1 dan 3 berada di UCS di atas trap hitam, kemudian penari 4 dan 5 berada disamping kanan kiri depan panggung. Dimulai dari bergerak melambaikan tangan mengelus penari 1 kemudian tejradi roman. Penari 3 merespon dengan menunjuk ke penari 1 dan 2 hingga penari 2 turun dari bahu penari 1 (suasana romantis dan dilematik).

–          Diawali penari 1 bergerak melangkah ke depan dengan kaki point ke depan, tangan kiri menunju ke depan desain asimetri. Dilanjutkan dengan gerak rampak penari 2 dan 3 dari posisi tidur menyamping menjadi duduk berhadapan dengan posisi tangan tekuk ke atas simetris (suasana : gelisah).

–          Diawali dengan gerakan bergantian dari penari 2 dan 3, kemudian penari 1 berangkat melangkah dengan adanya ayunan tangan,  kemudian penari 1 berdiri di tengah panggung sambil melakukan gerakan mengalir dengan tangan, kemudian merenung. Dilanjutkan dengan gerakan bergantian dari penari 2 dan 3 berupa gerakan tangan mencekik dan menjambak rambut sebagai tanda ketidakterimaan dengan kasih sayang yang tidak adil, kemudian saling dorong dan tersungkur jatuh kanan kiri, tangan menyentuh lantai kaki di tekung (jongkok, menghadap kanan kiri). Kemudian penari 4 dan 5 ikut bergerak mengalir bersamaan saat terjadi konflik penari 2 dan 3 dengan rerakan ayunan leher, pinggang dan tangan secara berulang. Kemudian berdiri indiukan badan berhadapan kanan dan kiri saling bergantian (suasana : keragu-raguan dan konflik).

–          Mulai akan masuk bagian II : gerakan berjalan dari semua penari berpindah tempat dengan transisi melangkah dengan tangan kanan lurus dan kiri ditekuk sambil berputar terlebih dahulu ditempat. (suasana : kebersamaan).

            Penari 1 pose di UCS dengan tangan terlentang telapak di tekuk, posisi  kaki terbuka dan merantah. Kemudian penari 2 dan 3 bergerak dengan setengah kayang kaki kanan ditekuk kiri lurus ke belakang dan tangan menyembah ke atas. Sedangkan penari 4 dan 5 bergerak melambai dengan posisi badan bersila kaki kanan tekuk dan kiri terlentang ke samping serta tangan melambai ke depan bergantian. (suasana : hening dan mengharap).

–          Melakukan gerakan berjalan berpindah tempat dan memutar di tempat (suasana : pengharapan)

–          Penari 4 dan 5 bergerak berjalan dan cros posisi sambil menunjuk ke penari 1, 2 dan 3 dengan gerakan badan mengayun dan bergantian (suasana : keragu-raguan dan pengharapan).

–          Seluruh penari berputar di tempat, kemudian melakukan gerakan berjalan dengan tangan direntangkan kemudian tangan kiri tidak di belakang pinggang dan tangan kanan lurus ke depan. Dilanjutkan dnegan gerakan menekuk kaki dan censer ke depan dengan posisi mengharapke kiri samping panggung (suasana : kebersamaan).

–          Gerakan cencer kaki ke kanan ke kiri, kemudian memutar ke depan dengan posisi tangan sama dengan waktu pose sebelumnya hingga menghadap ke depan (suasana : kegembiraan).

–          Diawali dengan gerakan memutyar tangan kiri, hingga membentuk desain diagonal ke atas kanan, membungkuk ke depan hingga kembali ke pose awal. Dilanjutkan dengan gerakan rampak dengan kaki kanan menendang ke depan, bersamaan dengan tangan kanan dan kiri menyilang ke depan lalu ke atas mundur kaki kanan, dorong ke samping kanan, lompat terus berlutut. Dari berlutut kepala bergerak dari merunduk ke depan, lompat kaki kanan dan kiri, dorong ke kanan tangan lurus ke kanan kaki kiri lurus point hingga berpindah tempat dengan silangan kaki kiri ke kanan dan diakhiri dengan kaki kanan ditekuk, kaki kiri lurus ke samping tangan kiri belakang pinggang, tangan kanan lurus ke samping dan leher patah ke kanan dilakukan pengulangan 2x kanan dan kiri.

–          Seluruh penari, setelah melakukan gerakan rampak, berputar di tempat, kemudian melakukan gerakan berjalan berpindah tempat dengan gerakan kaki ditekuk dan tangan kanan kiri lurus ke depan barulah direntangkan saat berjalan.

–          Diawali dengan penari 3 dan 4, bergerak memulai dengan kaki kiri maju, tutup kemudian kaki kanan tekuk angkat ke depan terus kesamping, diikuti gerakan kedua tangan ke atas. Dilanjutkan dengan jinjit dan berlutut, berdiri diikuti gerakan tangan mendorong tertunduk ke samping kiri. Kemudian menekuk kaki, memutar sambil tangan kanan di depan dan kiri di belakang pinggang. Gerakan ini dilakukan bergantian antara penari 3, 4 dan 5. Sedangkan penari 1 bergerak patah-patah kemudian berjalan menuju penari 2, 5 dan 3, 4 secara bergantian, sambil berusaha meyakinkan masing-masing penari wanita dengan gerakan lambaian, kaki ditekuk dan kaki yagn lain lurus rendah sesekali merentangkan tangan dan berputar sambil melakukan gerakan ayunan tangan selang seling atas bawah. (suasana : perselisihan).

Materi Garapan Tari Dwapara selengkapnya

Restoran

Restoran

Kiriman, Abdi Patria Syafei Narim, mahasiswa PS. Desain Interior, ISI Denpasar.

1. Pengertian Restoran

Restoran berasal dari bahasa latin yaitu restaurare, dalam bahasa Inggris berarti a public eating place, yaitu rumah makan atau tempat makan umum.

Menurut Zain (2001 : 1164) restoran berarti rumah makan dan menurut Marsum WA, dalam bukunya Restoran dan Masalahnya mengatakan bahwa, ”Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersil, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamu baik berupa makan maupun minum”.

Dari beberapa uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa arti dari restoran yaitu tempat usaha atau bangunan yang menyediakan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dengan memberikan pelayanan yang baik kepada semua pengunjung.

2. Sejarah Restoran

Sejarah restoran berasal dari ratusan tahun yang lalu. Di Mesir pada 512 SM ada sebuah tempat makan dengan menawarkan satu jenis makanan. Yaitu kombinasi dari daging burung liar dengan bawang dan sereal. Makan siang untuk  para pengusaha dinyatakan pertama kali dibuat oleh seorang penjaga kedai Roman pada tahun 40 SM untuk mereka yang terlalu sibuk dan tidak sempat pulang.

Dalam Encyclopedia Britannica, istilah restoran pertama kali dijelaskan sebagai berikut:

”Rumah makan pertama kali yang kemudian dikenal dengan nama restoran didirikan pada tahun 1765, oleh A. Boulanger, yaitu makanan berupa sup sayur di Paris. Keberadaan rumah makan ditunjukkan dengan memberikan tanda pada pintu rumahnya dalam bahasa latin. Datanglah pada saya dengan perut buruk kamu (dalam keadaan lapar dan saya akan menyembuhkan kamu)”.

Selanjutnya banyak ditiru oleh para juru masak dan pelayan yang meninggalkan majikan mereka masing–masing  dengan mendirikan usaha yang sama. Hal ini merupakan salah satu peristiwa penting mengikuti perkembangan revolusi Perancis. Keruntuhan kaum bangsawan mengakibatkan mereka tidak dapat membiayai pengikutnya lebih lanjut, termasuk tukang masak dan pelayan-pelayannya. Di antara restoran yang pertama kali berdiri, salah satu diantaranya  didirikan oleh seorang yang bernama Antonis Beauvilliers.

Di Inggris restoran mulai dikenal sejak abad ke-16, dalam bentuk penyediaan makanan pada kedai minuman dan penginapan dengan harga dan waktu yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Tetapi istilah restoran itu sendiri baru digunakan setelah revolusi Perancis, pada awal abad ke-19.

Rumah makan di Amerika pada umumnya meniru rumah makan di Inggris, disamping rumah makan yang khusus untuk Imigran. Rumah makan Delmonico di New York dibuka pada awal tahun 1837, dan dianggap sebagai restoran pertama di Amerika, karena restoran itu sendiri didirikan dengan mengikuti sistem restoran di Perancis.

Di Indonesia restoran berkembang setelah G30S/PKI, yaitu pada Tahun 1965. Sedangkan sebelum Tahun 1945, hanya terdapat warung yang hanya melayani orang pribumi. Kemudian setelah Tahun 1945, berkembang menjadi rumah makan. Pada perkembangan selanjutnya yaitu pada Tahun 1966, telah menjadi restoran karena penghasilan per kapital masyarakat Indonesia semakin baik.

Pada perkembangan saat ini, dengan adanya tuntutan pelayanan cepat saji, maka telah berkembang restoran dengan system pelayanan fast food.

  1. Macam-macam tipe restoran.

Dilihat dari pengelolaan dan system penyajian, Marsum (1993:8-11) menjelaskan restoran dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:

  1. A’la Carte restaurant.

Adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi, tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap makanan dalam restoran ini memiliki tarif sendiri-sendiri.

  1. Table D’hote restaurant.

Adalah restoran yang khusus menjual satu susunan menu yang lengkap (hidangan pembuka sampai hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.

  1. Coffee shop atau Brasseire.

Adalah restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang, dan makan malam secara cepat dengan harga yang pantas. Pada umumnya system pelayanannya adalah American service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya, ready on plate service, artinya makanan sudah diatur dan disiapkan diatas piring. Kadang-kadang penyajiannya juga dilakukan dengan buffet prasmanan.

  1. Café.

Adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanan terbatas dan tidak menjual minuman beralkohol.

  1. Canteen.

Adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat para pekerja dan pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffee break, yaitu minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat dan seminar.

  1. Continental Restaurant.

Adalah suatu restoran yang menitik beratkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Bersuasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai dan rileks.

  1. Carvery.

Adalah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga yang telah ditetapkan.

  1. Dining room.

Dining room yang terdapat di hotel kecil seperti motel atau inn, merupakan tempat yang lebih ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel yang bersangkutan, namun juga menerima tamu dari luar.

  1. Discotheque.

Adalah restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil mendengarkan alunan musik, juga menampilkan live band. Bar adalah salah satu fasilitas utama dalam seduah diskotik, hidangan yang tersedia umumnya berupa snack.

  1. Fish and Chip Shop.

Adalah restoran yang banyak terdapat di Inggris, pengunjung dapat membeli bermacam-macam keripik dan ikan goring, biasanya berupa ikan cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi, jadi makanannya tidak dinikmati ditempat itu.

  1. Grill Room.

Adalah restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri proses memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga dengan steak house.

Restoran selengkapnya

Loading...