by admin | Mar 8, 2012 | Berita
Kiriman Hery Budiana, Staf FSRD.
Setiap mata yang hadir di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pasti memuji acara spektakuler yang digelar hari itu. Bukan hanya karena penampilan Agus Teja, demonstrasi mengajar tari dan dalang oleh dosen ISI, serta fashion show yang menghadirkan pragawati-pragawati cantik dengan rancangan designer Bali ternama, tapi yang utama adalah kehadiran Dirjen Dikti (Direktur Jendral Pendidikan Tinggi ), Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso,M.Sc. untuk menyerahkan Surat Mandat Program Studi Baru ISI Denpasar, yaitu S1 Pendidikan Sendratasik (Seni Drama, Tari dan Musik), S1 TV dan Film, serta D4 Fashion Design. Penyerahan surat mandat dari Dirjen Dikti kepada Rektor ISI Denpasar ini juga dirangkaikan dengan penandatangan Prasasti serta Icon oleh Dirjen Dikti, penyerahan penghargaan kepada Designer-Designer Bali oleh Rektor ISI Denpasar, serta menyaksikan Bali Agung teater di Bali Safari & Marin Park.
“Jumlah penduduk Indonesia yang sudah mengikuti pendidikan tinggi hanya 27,2%, jumlah yang sangat rendah, sehingga untuk meningkatkan persentase tersebut, pembukaan Prodi-Prodi baru harus dipercepat. Saya sangat bangga dengan seniman Indonesia, yang tidak meminta fasilitas, tapi terus berkarya, dan dengan berkarya, menjadi besar dengan sendirinya. Teruslah berkarya sehingga kita bisa menjaga seni budaya kita yang adi luhung,”papar Prof.Djoko Susanto dalam sambutannya sebelum menyerahkan surat mandat dan menandatanganan prasasti.
Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr.I Wayan Rai S.,M.A. mengucapkan terima kasih kepada Dirjen Dikti atas penyerahan surat mandat Prodi baru ISI Denpasar, serta seluruh undangan yang hadir diantaranya Rektor PT se-Bali, Koordinator Kopertis Wilayah II dan VIII, Ketua BKS PTSI, Ketua Forum Guru Besar Seni &Empu Seni, Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar &Provinsi Bali, Ibu Wali Kota, Ibu Wagub,Konsul negara-negara sahabat, Direktur ICCR, para Designer Bali, serta seluruh mahasiswa dan undangan yang hadir pada acara tersebut.”Saya mengutip ungkapan Empu Tantular, kutundukkan dunia dengan keindahan. Dan saya tambahkan, mari kita tundukkan dunia dengan keindahan seni budaya Indonesia yang adi luhung, dan semoga kita bisa menang tanpa mengalah,” pungkas Prof. Rai.
Dengan dibukanya 3 Prodi baru ini, ISI Denpasar sekarang memiliki 12 Prodi di 2 Fakultas, 4 di FSP, dan 8 di FSRD sebagai tempat seniman-seniman menimba ilmu.Berkibarlah ISI Denpasar!!!
by admin | Mar 7, 2012 | Berita
Kiriman Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., MHum., Dosen PS Seni Karawitan.
Adanya kerinduan masyarakat akan kaset-kaset dan CD Gending-Gending Klasik Pegongan dan Kekebyaran serta menyadari pentingnya dokumentasi, publikasi, serta sosialisasi karya-karya dosen dan mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar, I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn.menyambut baik kerja sama dengan Bali Record untuk mendokumentasikan karya-karya seniman dengan rekaman berupa kaset dan CD.
Bertempat di Gedung Latha Mahosadi kampus setempat, seluruh mahasiswa Jurusan Karawitan semester II,IV,VI, dan VIII didampingi para dosen dan pegawai, Sabtu lalu mengadakan rekaman maraton selama hamper 24 jam. Seluruh penabuh, baik mahasiswa maupun dosen dari Fakultas Seni Pertunjukan melaksanakan kegiatan rekaman ini dengan baik, sehingga proses rekaman berjalan dengan lancar. Adapun tabuh-tabuh yang direkam adalah Lelambatan, hasil rekonstruksi tabuh Lelambatan gaya Batur, iringan Tari Baris Gede, iringan Rejang dan Topeng. Selain itu, gending-gending Kekebyaran diantaranya Selat Segara, Wiranjaya, Kebyar Terompong, Garuda Wisnu, dan Satya Brasta.
“Ini adalah rekaman kesekian setelah kami tidak mengadakan rekaman khusus untuk beberapa tahun ini. Namun tiap tahun dalam kegiatan Tugas Akhir (TA) mahasiswa, rekaman tetap berjalan, dan hasilnya juga disebarkan ke masyarakat. Kerjasama mutualisme antara ISI Depasar dan Bali Record ini, merupakan salah satu cara untuk mempersembahkan hasil karya kepada masyarakat.Apapun hasil karya kampus, sudah seyogyanya masyarakat turut menilai. Terima kasih kami kepada Bapak Rektor yang selalu memberikan dukungan untuk kegiatan ini, serta pihak Bali Record atas kerjasamanya selama ini”papar Garwa didampingi Ketua Jurusan Karawitan, I Wayan Suharta.
Sosialisasi dari hasil pendokumentasian ini direncanakan akan dimulai saat Wisuda Sarjana ISI Denpasar Juli mendatang, sehingga masyarakat dapat menikmati dan juga menilai hasil karya seniman-seniman ini. Proses pendokumentasian ini tentunya merupakan pembelajaran bagi mahasiswa untuk memupuk kebersamaan dalam seni pertunjukan.
by admin | Mar 2, 2012 | Berita
Kiriman Ni Ketut Dewi Yulianti, SS., MHum., Dosen PS Seni Karawitan
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar yang baru saja menandatangani nota kesepakatan ( MoU) dengan Pusat Bahasa Indonesia Perth Australia, hari Kamis (1/3) kembali menjalin kerjasama dengan SMKN 3 Sukawati. Bertempat di Aula Utama SMKN 3 Sukawati, Rektor ISI Denpasar , Prof. Dr. I Wayan Rai S.,M.A. dan Kepala SMK 3 Sukawati, Drs. I Ketut Suandi Gunastra disaksikan oleh keluarga besar SMK 3, pejabat struktural ISI Denpasar, Kadis Dikpora Gianyar, alumnus SMK 3, serta undangan lainnya telah menandatangani nota kesepakatan, guna meningkatkan SDM dalam bidang seni pertunjukan dan pariwisata.
SDM lulusan SMK 3 diharapkan mampu memegang peranan dan sebagai ujung tombak dalam dunia seni pertunjukan dan pariwisata. Lulusan yang ingin melanjutkan studi di ISI Denpasar yang memiliki prestasi tidak perlu khawatir akan biaya pendidikan, karena ISI Denpasar menyediakan beasiswa bagi hampir 42% jumlah mahasiswanya. “Kami memiliki 999 mahasiswa yang aktif saat ini, dan 42% dari jumlah tersebut menerima beasiswa Bidik Misi, Supersemar Unggulan, BRI, Pemda, PPA, dan PPM. Selain itu, untuk memberi peluang kerja bagi para lulusan ISI Denpasar, kami terus menjajaki kerjasama dengan universitas, pemerintah, kedutaan, serta institusi terkait, sehingga nantinya para lulusan ISI Denpasar dapat mengisi tempat-tempat yang membutuhkan skill para lulusan,”papar Rai didampingi Pembantu Rektor IV seusai penandatanganan MoU.
Rai juga mengatakan bahwa Kedutaan Besar RI di Bangkok membutuhkan local staff untuk mengajar seni. Ini tentunya merupakan peluang emas bagi para lulusan ISI Denpasar. Pada kesempatan itu juga, Kepala SMK 3, memaparkan kegiatan UKK (Ujian Kompetensi Keahlian) yang diselenggarakan dirangkaikan dengan penandatanganan MoU dengan ISI Denpasar,dengan tujuan utama peningkatan SDM dan kualitas lulusan. Sukses dan selamat untuk ISI Denpasar dan SMKN 3 Sukawati.
by admin | Mar 2, 2012 | Berita
Sawangan Depok, 28 Februari 2012-Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2012 yang mengangkat tema meningkatkan kinerja dan intergritas layanan dan pendidikan kebudayaan resmi berakhir hari ini.
Perhelatan yang biasa disebut Rembuknas ini telah memasuki hari kedua. Pada hari terakhir ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menyampaikan laporan terkait dua alasan mengapa harapan masyarakat terhadap kemdikbud sangat tinggi. “Pertama semakin disadarinya fungsi pendidikan dan kebudayaan dalam peningkatan mutu bangsa, khususnya dalam meregenerasi kualitas anak bangsa,” ujar Nuh. Selain yang kedua, anggaran 20% untuk pendidikan dirasa cukup untuk memperbaiki sistem, sarana dan prasarana di bidang pendidikan.
Wakil Presiden RI Boediono juga turut hadir dan memberikan arahan. Menurut Boediono, kemajuan suatu bangsa tergantung pada tiga hal, yaitu sumber daya manusia yang berkualitas, generasi pengganti yang lebih baik dari yang diganti serta pentingnya pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dalam suatu bangsa. Inilah tugas dari komunitas pendidik dalam meningkatkan generasi selanjutnya dianggap sangat penting. “Character building adalah bagian intergal dari pendidikan, jangan sampai dipisahkan” ucap Boediono menutup arahannya.
Pada penutupan Rembuknas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan e-Monitoring Pendidikan. E-Monitoring Pendidikan merupakan aplikasi yang dibangun secara online di seluruh Indonesia untuk memantau setiap program pendidikan. E-Monitoring ini digunakan sebagai sistem pelaporan elektronik untuk melihat pencapaian target kinerja dan penyerapan anggaran.
Sumber: dikti.go.id
by admin | Feb 28, 2012 | Berita
Sawangan Depok, 27 Februari 2012-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh membuka Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2012 di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbangtendik Kemdikbud).
Perhelatan ini dihadiri lebih dari 1500 peserta pemangku pendidikan dan kebudayaan dari seluruh Indonesia. Turut hadir juga seluruh pejabat Kemdikbud dan tamu undangan dari Komisi X DPR RI dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Penandatanganan kontrak kinerja antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Djoko Santoso dengan para rektor perguruan tinggi negeri mengawali digelarnya RNPK 2012. Penandatanganan ini diwakili oleh Rektor Universita Riau Ashaluddin Jalil, Rektor Universitas Palangkaraya Henry Singasara dan Rektor Universitas Musamus Philipus Betaubun.
Mendikbud menjelaskan dua hal besar, yaitu sepuluh kebijakan strategis kementerian dan materi rembuknas itu sendiri. Dia menyampaikan, selalu ada perbedaan pandangan dalam setiap pembuatan kebijakan. Karena kebijakan strategis bukanlah kebijakan untuk diri sendiri melainkan melibatkan seluruh komponen bangsa. Dan setiap kepentingan yang diterjemahkan dalam kebijakan tidak mungkin mencakup semua lapisan tersebut. “Meski tidak mencakup semua, kebijakan harus memberi manfaat sebesar-besarnya dan seluas-luasnya,” ujarnya.
Dari sepuluh kebijakan kementerian yang disebutkan oleh Mendikbud antara lain kebijakan yang disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Oktober 2011 lalu tentang penyatuan kembali fungsi pendidikan dan kebudayaan. Kebijakan lain adalah kebijakan BOS, yang penyalurannya pada 2012 ini telah mencapai seratus persen hanya pada dua minggu pertama. Untuk itu Mendikbud menyampaikan terima kasih dan kepala daerah yang telah ikut mendukung kebijakan tersebut.
Sedangkan materi rembuknas yang disampaikan oleh Menteri Nuh merupakan pokok-pokok masalah yang akan dibahas di komisi-komisi. Ada delapan komisi yang akan membahas masing-masing masalah. Mendikbud berharap, dalam dua hari ini ada hasil atas pembahasan tersebut. “Tidak ada alasan kita tidak meningkatkan kinerja,” katanya.
Mendikbud menyampaikan, sasaran yang diinginkan dari rembuk ini adalah meningkatkan kinerja layanan dan integritas layanan. Dengan target bekerja benar dan taat azas, diharapkan ada empat aspek terpenuhi, yaitu efisiensi, efektivitas, transparansi dan akuntabilitas.
Setelah itu, ada pula penandatangan kontrak antara Kepala Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan Syawal Gultom dengan Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif dan Elektronika Malang Suwarno, Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (LPMP) Provinsi Jawa Tengah Makhali, Kepala LPMP Provinsi Sumatera Barat Jamaris Jamna. Ketiga, penandatanganan antara Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini Non formal dan Informal Lydia Freyani Hawadi dengan Kepala P2NFI Regional II Ade Kusmiadi..
Sumber: dikti.go.id
by dwigunawati | Feb 28, 2012 | Berita, pengumuman

DEPOK, Selasa, 28 Februari 2012 –
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tampaknya mulai melunak terkait kewajiban publikasi jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan S-1, S-2, dan S-3. Ketentuan itu diedarkan melalui surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada 27 Januari. Pro dan kontra datang dari kalangan perguruan tinggi. Pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Senin (27/2/2012), menyiratkan bahwa ketentuan tersebut hanya bersifat dorongan. Nuh mengatakan, surat edaran Ditjen Dikti memang tak memiliki kekuatan hukum.
“Surat edaran Dikti memang tidak ada kekuatan hukum. Tapi kita mendorong ke arah sana,” kata Nuh kepada para wartawan di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK), di Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Kemdikbud, Bojongsari, Depok, Senin (27/2/2012).
Akan tetapi, menurutnya, aturan itu berbanding lurus dengan upaya memperbanyak produksi jurnal ilmiah. Nuh mengungkapkan, jurnal ilmiah yang dihasilkan mahasiswa saat ini masih sangat rendah dan tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa. Jumlah produksi jurnal ilmiah Indonesia hanya sepertujuh dari jurnal ilmiah yang diterbitkan negara tetangga Malaysia.
Sementara itu, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Idrus Paturusi menjelaskan, MRPTN dan Dirjen Dikti telah menyepakati surat edaran itu hanya sebagai dorongan. Ia mengatakan, karena sifatnya hanya dorongan, maka tidak ada sanksi bagi mahasiswa yang tidak menjalankannya.
Artinya, kata dia, mahasiswa yang bersangkutan tetap bisa lulus meski makalahnya gagal diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
“Tidak ada sanksi untuk itu. Hanya mendorong agar mahasiswa membuat makalah dan memasukannya ke jurnal. Baik jurnal internal kampus maupun internasional,” kata Idrus.
Ia menegaskan, surat edaran itu hanya bersifat dorongan untuk membangun kesadaran menulis. Akan tetapi, predikat kelulusan tetap akan berbeda antara mahasiswa yang berhasil dengan mahasiswa yang gagal melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Gagalnya publikasi makalah dalam jurnal ilmiah akan berpengaruh pada penilaian akhir.
Seperti diberitakan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdikbud mengeluarkan surat edaran yang mewajibkan seluruh mahasiswa (S-1, S-2, dan S-3) melakukan publikasi makalah dalam jurnal ilmiah. Alasan utamanya adalah untuk merangsang budaya analisis dan penulisan ilmiah di lingkungan perguruan tinggi.
Sumber : KOMPAS.com