by admin | Jun 27, 2012 | Berita
Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior
Untuk kedua kalinya Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menerima pertukaran mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) selama 3 minggu di Denpasar. Bertempat di Gedung Natya Mandala, hari Senin (25/6), delegasi yang dipimpin oleh Ass/Prof. Paul Trinidad diterima oleh PR IV ISI Denpasar, Bapak I Wayan Suweca, S.SKar., M.Hum yang dalam kesempatan ini mewakili Rektor ISI Denpasar yang sedang bertolak ke Thailand. Sejumlah 11 mahasiswa asing ini akan mengikuti kegiatan yang terbagi dalam dua tahap, yakni tahap pertama selama 2 minggu belajar di ISI Denpasar dan 3 hari belajar lukisan di Kamasan Klungkung, kemudian kembali lagi ke ISI Denpasar untuk menggelar pameran sebagai wujud dari hasil pembelajaran di Bali.
Program ini adalah yang kedua, pertama kali diadakan pada tahun 2011 dengan nama kegiatan International Studio for Arts and Culture FSRD-ALVA (ISACFA), ini merupakan program pertukaran sebagai wujud nyata dari penandatangan MoU antara ISI Denpasar dengan UWA. Acara pembukaan yang bertempat di gedung Natya Mandala berlangsung hingga siang hari dengan disuguhi tarian selamat datang, yakni tari selat segara dan tarian Satya Brasta. Dalam sambutannya, Bapak Suweca mengungkapkan bahwa kedatangan mahasiswa kali ini menunjukkan bahwa program ini sangat diinginkan di sana, saya harap kedepannya semoga program ini bisa berlangsung rutin. Selanjutnya Prof Paul dalam sambutannya mengucapkan terimakasih telah menerima kunjungan ini dengan baik, serta mengungkapkan bahwa program ISACFA mendapatkan respon positif di UWA.
Selama dua minggu belajar di ISI Denpasar, mahasiswa akan diberikan materi mengenai kebudayaan Bali, Photography, desain graphis, dan lukis. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan ini, mahasiswa akan mengikuti pelajaran mulai dari pagi hingga sore hari, yang terbagi dalam aktivitas di dalam ruangan dan diluar ruangan. Selain itu dalam program ini, mahasiswa juga diajak untuk ke beberapa objek wisata budaya, seperti museum maupun tempat sakral seperti tirta empul. “Tujuan dari program ini adalah untuk memperkenalkan budaya Bali kepada mahasiswa, sehingga mereka bisa merasakan langsung kehidupan masyarakat Bali”, ungkap Prof.Paul.
Usai pembukaan program ini, mahasiswa diarahkan untuk mengelilingi kampus ISI Denpasar, sebagai bagian dari proses pengenalan lingkungan kampus. Mereka sangat menikmati proses orientasi ini, “kampus ISI Denpasar sejuk banyak pepohonan dan bangunan kampus ini sangat menarik dan klasik”, ungkap salah satu mahasiswa peserta program ini.
by admin | Jun 25, 2012 | Berita
Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tidak pernah sepi dari kunjungan yang bersifat nasional maupun internasional. Sekali lagi bertepatan pada hari Jumat (22/6), ISI Denpasar menerima kunjungan SEAMEO SPAFA yang terdiri dari guru-guru kesenian dan seniman yang berasal dari Negara Thailand. Dalam kesempatan ini, delegasi diterima oleh Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya di Gedung Green Room, delegasi dijamu dengan makanan tradisional khas Bali dan dalam kesempatan yang sama Rektor ISI Denpasar mempresentasikan mengenai profile kampus dan memperkenalkan jajarannya. Usai menjamu tamunya, Rektor ISI Denpasar mengarahkan delegasi menuju Gedung Wantilan yang letaknya tepat di depan Pura, untuk menyaksikan pertunjukan Gambuh, yang merupakan salah satu kesenian tradisional Bali yang baru saja direvitalisasi.
Gambuh merupakan gabungan alat musik tradisional Bali yang salah satu alat musiknya menggunakan suling gambuh yang bentuknya besar dan terbuat dari bamboo, dalam kesempatan ini, Rektor ISI Denpasar sempat memberikan penjelasan singkat kepada para delegasi mengenai fungsi alat musik ini. “Dalam meniupkan alat musik ini, anda harus berlatih menggunakan pernafasan yang panjang” ungkap Prof Rai dalam penjelasannya. Usai memberi penjelasan tersebut, salah satu delegasi maju kedepan, kemudian tanpa sungkan mencoba menggunakan alat musik gambuh ini. Salah satu peserta mengatakan, bahwa di Thailand mereka juga memiliki alat musik serupa suling tapi tidak sebesar ini. Kemudian pagelaran gambuh dimeriahkan dengan adanya tari-tarian yang ditarikan oleh beberapa penari dan saling berkait antara penari satu dengan lainnya.
Tak terasa waktu beranjak sore, dimana usai menyaksikan tari-tarian, foto bersama, dan saling tukar-menukar souvenir, delegasi diajak mengelilingi kampus ISI Denpasar, diantaranya Gedung Latta Mahosadi yang menyimpan berbagai koleksi gamelan, kostum tari, dan beberapak tokoh wayang. Delegasi sangat takjub saat diajak mengelilingi gedung ini, beberapa diantaranya berfoto di sela-sela alat musik.
Ketua delegasi SEAMEO SPAFA Dr.Abhakornke, mengungkapkan bahwa delegasinya mengunjungi Indonesia terangkai dalam kegiatan selama lima hari, dimana sebelumnya mereka sempat mengunjungi Pesta Kesenian Bali (PKB) serta mengunjungi museum-museum yang tersebar di Denpasar dan Ubud, dan dihari sabtu (23/6) delegasi juga mengunjungi kampus ISI Denpasar dalam rangka kegiatan pelatihan Panji.
by admin | Jun 21, 2012 | Berita
Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.
Bertempat di Gedung Pameran Kriya Hasta Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Penciptaan Seni menggelar acara pameran yang mengangkat tema “Inovasi untuk Eksistensi”. Acara yang dibuka pada hari minggu (17/6) bertepatan dengan Banyu Pinaruh ini, dihadiri oleh Rektor ISI Denpasar, Ketua Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana ISI Denpasar, dosen, mahasiswa, dan pegawai di lingkungan ISI Denpasar, serta beberapa seniman yang memang diundang langsung oleh panitia. Acara yang berlangsung di tengah-tengah kesibukan Pesta Kesenian Bali (PKB) ini cukup mengundang perhatian masyarakat umum untuk datang ke acara tersebut. Acara yang sedianya mulai dibuka pada pukul 18.30, mundur beberapa menit dikarenakan beberapa undangan terjebak macet diseputaran wilayah art center yang letaknya bersebelahan dengan kampus ISI Denpasar.
Walaupun dimulai mundur beberapa menit dari waktu yang ditentukan, tidak mengurangi antusiasme undangan maupun masyarakat umum yang ingin melihat hasil karya mahasiswa ISI Denpasar. Acara diawali oleh sambutan KaProdi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn, beliau mengungkapkan bahwa Pameran merupakan suatu aktifitas yang sangat penting artinya dalam proses studi, karena memiliki peran yang amat luas. “Apabila peran ini dimaknai sebagai pembuka jejaring apresiasi, maka ruang akan terbuka semakin lebar tempat pergulatan kreatif dan berkompetisi menentukan kualitasnya”, ungkap Murdana. Usai sambutan dari KaProdi, acara dilanjutkan dengan persembahan mahasiswa S2 berupa gerak dan tari yang berjudul Kelahiran Pascasarjana.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor ISI Denpasar yang sekaligus membuka pameran, beliau mengingatkan kepada para mahasiswa pascasarjana agar mampu menjelaskan konsep maupun makna dibalik hasil karyanya, sehingga penikmat karya seni mampu memahami apa yang ada dibalik dari karya seni itu. “Pelaksanaan acara sehari setelah perayaan Saraswati merupakan pilihan yang tepat, Saraswati diperingati sebagai lahirnya ilmu pengetahuan, dan hari ini pelaksanaan pameran diwarnai dengan gerak dan tari sebagai kelahiran pascasarjana”, tambah Prof.Rai.
Pameran dibuka dengan pemotongan bunga di depan pintu masuk pameran, adapun Rektor ISI Denpasar mengundang beberapa pejabat dan seniman untuk bersama-sama melakukan pemotongan bunga sebgai tanda dibukanya pameran pascasarjana ISI Denpasar. Usai dibuka, selanjutnya undangan dan masyarakat umum segera diperbolehkan untuk menikmati pameran yang akan berlangsung hingga 24 juni 2012.
by admin | Jun 20, 2012 | Berita
Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.
Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menerima kunjungan dari perwakilan Edith Cowen University (ECU), yakni Associate Prof. Helen Vita Bonavita, PhD yang menjabat sebagai Dean International. Beliau mengunjungi kampus ISI Denpasar dalam rangka pendekatan kerjasama bersama ISI Denpasar. Diterima oleh Rektor ISI Denpasar di Gedung Rektorat pada hari Senin (18/6), Helen menyatakan ketertarikannya terhadap kampus ISI Denpasar. Beliau memperkenalkan profile kampus Edith Cowen yang bertempat di Perth dan menjelaskan program-program yang ada, dan dalam kesempatan yang sama, Prof. Rai juga mempresentasikan profile kampus ISI Denpasar, dimulai dari sejarah hingga perkembangan ISI Denpasar saat ini. Dan diluar dugaan ternyata banyak jurusan dan program yang ditawarkan oleh ECU juga ditawarkan oleh ISI Denpasar, hal ini semakin menambah keinginan kedua Institusi untuk lebih mengembangkan hubungan ini dalam sebuah kesepakatan.
“Ternyata kampus kita memiliki jenis program yang hampir sama, hal ini tentu saja akan mempermudah kerjasama ke depannya” ungkap Prof Rai. Bagaikan gayung bersambut, Helen mengungkapkan kegembiraannya menemukan kampus yang memiliki visi dan misi yang sama, “dalam waktu dekat pihak kami akan mengajukan Articulation Agreement, kemudian disusul dengan Memorandum of Understanding (MoU)”ungkap Hellen. Rencana kunjungan delegasi ISI Denpasar ke Perth pada November tahun ini pun telah dipilih dan ditetapkan oleh kedua belah pihak sebagai waktu yang tepat untuk penandatanganan MoU di Perth.
Kesempatan mengunjungi kampus ISI Denpasar, tak hanya dihabiskan dengan duduk didalam gedung, Prof.Rai mengajak Helen dan jajarannya untuk mengunjungi dan mengelilingi kampus ISI Denpasar. Tujuan pertama adalah mengunjungi ruang-ruang kelas dan wantilan yang dijadikan tempat mahasiswa latihan tari, kemudian melihat pameran hasil karya mahasiswa pascasarajana ISI Denpasar di Gedung Kriya Hasta Mandala, yang sehari sebelumnya baru saja dibuka. Helen menyempatkan diri berdiskusi dengan mahasiswa dan bertanya-tanya mengenai karya seni yang dipamerkan baik dari segi konsep maupun proses pengerjaannya.
Tempat terakhir yang dikunjungi sebelum meninggalkan kampus ISI Denpasar, adalah museum Gamelan di Gedung Latta Mahosadi yang menyimpan berbagai koleksi gamelan, wayang, dan konstum tari. Kemudian rombongan turun dan berpamitan,“Sampai jumpa di Perth”, ungkap Helen kepada Prof.Rai.
by admin | Jun 18, 2012 | Berita
Kiriman Ni Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen Desain Interior.
Bertepatan dengan dilaksanakannya Pembukaan Pameran Tugas Akhir mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar, Mahasiswa Pasca Sarjana ISI Denpasar mengadakan acara Seminar yang bertempat di Gedung Natya Mandala. Seminar ini dihadiri oleh Ketua Prodi Pascasarjana, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn dan menghadirkan Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai S, M.A sebagai keynote speaker yang sekaligus membuka acara seminar.
Seminar kali ini mengangkat tema “Eksplorasi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar”, didasari oleh pemikiran mengenai ragam bidang seni yang bermunculan, telah membawa sebuah kemajuan dalam eksplorasi keindahan, sehingga eksplorasi seni yang tidak terbatas dan selalu memunculkan ide-ide baru serta kajian-kajian dalam sebuah pencarian keindahan. Dalam acara Seminar ini turut mengundang pembicara dari ISI Denpasar, yakni Dr. Tjokorda Udiana Nindhia Pemayun, S.Sn., SH.,M.Hum; Dr.Drs. I Gusti Ngurah Ardana, M.Erg,; dan Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn. Sistem yang digunakan adalah diskusi panel, dimana seluruh pembicara memaparkan materinya masing-masing, kemudian sesi tanya jawab diletakkan diakhir.
Seminar ini merupakan perwujudan dari mata kuliah seminar yang harus diikuti oleh mahasiswa pascasarjana, 53 orang pemakalah mahasiswa pascasarjana dibagi menjadi 4 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 12-14 pembicara. Kesemuanya terbagi dalam 2 sesi, dimana sesi pertama terdiri dari pembicara satu hingga delapan, usai istirahat sejenak dilanjutkan dengan sesi kedua yang terdiri dari pembicara sembilan hingga empat belas.
Ketua panitia yang ditemui dalam kesempatan terpisah, mengungkapkan dengan diangkatnya tema ini, diharapkan mampu memberikan sumbangan wawasan bagi para seniman maupun akademisi dalam kegiatan eksplorasi seni.
Proses pelaksanaan seminar ini cukup menguras tenaga para mahasiswa pascasarjana, namun semangat tetap terpancar dari wajah mereka yang berharap agar prosposal yang diajukan mendapat respon yang positif. Pelakasanaan seminar ini merupakan yang pertama kali bagi program Pascasarjana ISI Denpasar yang baru saja membuka programnya di tahun 2011.
by admin | Jun 17, 2012 | Berita
Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.
Bertempat di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar berlangsung acara workshop tari yang digelar selama 3 hari, terhitung dari hari senin (11/6) hingga hari rabu (13/6). Pelaksanaan workshop dibuka oleh Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Wayan Suweca, S.SKar.,M.Mus, dalam kesempatan ini, beliau menjelaskan tentang sekilas sejarah terbentuknya ISI Denpasar dan perkembangannya.
Workshop diikuti oleh siswa-siswi dari River Side Secondary School Singapore sejumlah 26 siswa dan 4 orang guru pendamping. Selama tiga hari siswa-siswi dilatih tari oleh beberapa dosen dan mahasiswa. Adapun siswi perempuan sejumlah 21 orang dilatih tari pendet oleh Ida Ayu Wimba Rupawati SST.,M.Sn bersama dua orang mahasiswa di Gedung Natya Mandala, sedangkan siswa laki-laki sejumlah 5 orang dilatih tarian Baris oleh I Gede Oka Suryanegara SST.,M.Sn dan Ida Bagus Surya di Gedung Green Room. Siswa siswi mengikuti kegiatan workshop yang dimulai dari pagi hingga siang hari, para pengajar dari ISI Denpasar yang memang telah terbiasa melatih siswa siswi asing, tidak menemui kesulitan yang berarti, sehingga siswa siswi tersebut dapat dengan mudah menyerap gerakan yang diajarkan.
Usai menjalani workshop selama tiga hari ini, nantinya tarian ini akan dipentaskan di Singapore dengan tujuan untuk memperkenalkan budaya Bali. Para siswa siswi yang memang biasa menari melayu dan india ini, tidak merasakan kesulitan yang berarti dalam menguasai gerakan tarian bali, karena telah memiliki dasar gerakan tari. Para siswa siswi sangat antusias mengikuti workshop, hal ini terlihat hingga hari terakhir pelaksanaan workshop mereka masih bersemangat dan terlihat mulai menguasai gerakan tari bali.
Workshop tari yang diadakan selama 3 hari merupakan salah satu bentuk kerjasama ISI Denpasar dengan berbagai pihak dari luar. Mereka merasakan kegiatan ini benar-benar menyenangkan karena tidak saja mengenal budaya bali, namun secara langsung merasakan pengalaman diajarkan langsung oleh penari bali. Salah seorang guru pendamping siswa-siswi ini mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi siswa-siswi kami, “kegiatan ini mampu memberikan suasana baru, jadi travelling sekaligus juga belajar memahami budaya setempat” tambahnya.
“Pengalaman yang luar biasa berada 3 hari di ISI Denpasar dan kami berharap bisa datang kembali kesini”, ungkap salah satu peserta saat hari terakhir latihan. Sebelum meninggalkan kampus ISI Denpasar, seluruh peserta dan pengajar foto bersama dan bersalam-salaman.