by admin | Feb 11, 2015 | Berita

Kiriman : Ketut Hery Budiyana, A.Md
Suasana gedung Citta Hasta Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari Rabu (28/1) berubah menjadi haru karena digelarnya acara Yudisium Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar pada semester ganjil 2014/2015. Menurut Pembantu Dekan I FSRD ISI Denpasar Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn. yang sekaligus sebagai Ketua Panitia, total mahasiswa peserta yudisium kali ini sebanyak 43 orang. Peserta yudisium terdiri dari 13 mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni, 1 mahasiswa dari Prodi Kriya Seni, 10 mahasiswa Prodi Desain interior, 15 mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Visual, dan 4 mahasiswa dari Prodi Fotografi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pengumuman 5 mahasiswa peraih karya Tugas Akhir terbaik dan 5 mahasiswa peraih nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik. Perolehan karya terbaik diraih oleh Ida Bagus Purba Negara dari Program Studi Desain Komunikasi Visual meraih karya terbaik I, Ngurah Arya Sutawan dari Program Studi Fotografi meraih karya terbaik II, Andri Chandrasa NP Daulique dari Program Studi Desain Interior meraih karya terbaik III, I Gede Eka Umawan dari Program Studi Desain Komunikasi Visual meraih karya terbaik IV, dan Gina Marcelina Manoi dari Program Studi Desain Komunikasi Visual meraih karya terbaik V.
Sementara IPK tertinggi diraih oleh Ilutfiatun dari Program Studi Interior dengan IPK 3.53, kemudian di posisi kedua diraih oleh I Kadek Ari Anggawan dari Program Studi Seni Rupa Murni dengan IPK 3.46, terbaik ketiga diraih oleh Buya Rakhmat Angger Pamungkas dari Program Studi Fotografi dengan IPK 3.46, terbaik keempat diraih oleh Anak Agung Made Wira Satria dari Program Studi Desain Interior dengan IPK 3.42, serta terbaik kelima diraih oleh I Gede Eka Umawan dari Program Studi Desain Komunikasi Visual dengan IPK 3.39.
Selanjutnya dalam sambutannya, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diyudisium, “Semoga setelah melalui tahapan yudisium dan wisuda nantinya, mahasiswa akan menjadi alumnus yang tetap mengharumkan nama kampus ISI Denpasar serta menjadi professional yang memiliki karakter original dalam karya-karyanya” ungkap Dra. Ni Made Rinu, M.Si. Harapan tidak hanya dilontarkan oleh dekan FSRD namun juga seluruh dosen dan pegawai di lingkungan ISI Denpasar, yang dalam kesempatan ini diwujudkan dengan foto bersama dan bersalam-salaman diakhir acara
Serangkaian yudisium ini telah digelar Pameran Tugas akhir yang digelar di Museum Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandi. Pameran sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik tersebut dibuka oleh Rektor ISI Denpasar, Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.Skar., M.Hum. Rektor menyampaikan bahwa semua lulusan ISI Denpasar pasti mendapatkan pekerjaan, karena mereka telah dibelaki 3 kompetensi utama yaitu sikap, pengetahuan dan praktek penciptaan seni. Sehingga selain bisa berteori seni mahasiswa juga ahli dalam praktek seni.
by admin | Jan 13, 2015 | Berita
Kiriman : Esti Wulaningrum, S.S
Sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap nilai untuk kelas tari, sebanyak 8 orang mahasiswa asing mementaskan hasil studinya pada hari Jumat, 09 januari 2015, bertempat di Gedung Candra Metu ISI Denpasar. Mahasiswa asing yang mendapatkan beasiswa dari pemerintah RI yang bernama Darmasiswa menampilakan beberapa tarian diantaranya tari Rejang, tari Pendet, tari Baris Gede, dan tari Wirayuda.
Menurut salah satu pengajar kelas tari untuk mahasiswa asing A.A.A. Mayun Artati, SST.,M.Sn, mahiswa
Darmasiswa RI TA 2014/2015 baru belajar tari Bali selama 6 bulan (1 semester), walaupun waktunya terbilang singkat, namun berkat semangat belajar mereka tinggi, mereka mampu menarikan beberapa tari Bali dengan sangat baik.
Hal senada juga disampaikan Ida Bagus Surya Pradantha, S.Sn.,M.Sn. yang juga sebagai salah satu guru tari untuk mahasiswa asing, bahwa pementasan ini sebagai evaluasi kelas tari dari mahasiswa
Darmasiswa RI.
by admin | Jan 5, 2015 | Berita
Seminggu setelah buku berjudul I Wayan Beratha Seniman Bali Kelas Dunia (editor I Nyoman Darma Putra) diluncurkan di Universitas Udayana, Sabtu malam besok, 3 Januari 2015, akan digelar pementasan seni bertajukMengenang Mpu Seni Karawitan Bali I Wayan Baratha di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Pagelaran seni yang dimulai pada pukul 19.30 Wita sampai selesai ini akan menyajikan tiga buah ciptaan seni pertunjukan dari sekian banyak karya I Wayan Baratha yaitu tari Tani, tabuh Kutus Playon, dan sendratari Ramayana.
Empu seni I Wayan Beratha yang memiliki sumbangsih penting pada seni pertunjukan Bali, telah berpulang pada hari Sabtu (10 Mei 2014) lalu dalam usia sepuh 91 tahun. Dalam rentang perjalanan hidupnya, maestro seni karawitan dan tari yang dilahirkan pada tahun 1923 di Banjar Belaluan, Denpasar, ini telah mementaskan kesenian Bali ke berbagai perjuru dunia. Pak Beratha, demikian ia selalu disebut secara hormat, dikenal sebagai tokoh pembaharu gamelan kebyar dan pencetus lahirnya sendratari Bali. Jagat seni Bali kehilangan seorang seniman besar yang rendah hati.
“Untuk mengenang jasa luar biasa Pak Beratha sebagai seniman besar seni pertunjukan Bali itulah, diantaranya, kami menyajikan karya-karya beliau kepada khalayak,“ ujar Dr. I Gde Arya Sugiartha, S.S.Kar, M.Hum, Rektor ISI Denpasar. Dijelaskan oleh Arya Sugiartha, pagelaran tiga karya I Wayan Beratha itu akan langsung dibawakan oleh para seniman senior yang pernah mengecap ilmu dari almarhum. Diantaranya, untuk sendratari Ramayana akan disajikan oleh Prof. Dr. I Wayan Dibia, SST, MA (Anoman), Cokorda Raka Tisnu, SST, M.Si (Rahwana), dan Cokorda Putra Padmini, SST, M.Sn (Sita). Sementara itu para penabuh yang akan tampil adalah Dr. I Nyoman Astita, MA, I Ketut Gede Asnawa, S.S.Kar, MA, I Nyoman Windha, S.S.Kar, MA, I Wayan Suweca, S.S.Kar, M.Si, I Wayan Suweca, S.S.Kar, M.Mus dan lain-lainnya.
Sendratari Ramayana yang tercipta pada tahun 1965 adalah salah satu karya monumental I Wayan Beratha. Seni drama tari dengan sumber cerita epos Ramayana ini begitu cepat dikenal luas oleh masyarakat Bali, sehingga Wayan Beratha banyak diminta oleh sekaa-sekaa seni pertunjukan untuk mengajarkan sendratari tersebut. Didorong oleh sambutan yang begitu besar dari kalangan penonton terhadap pementasan sendratari yang dibawakan oleh Kokar Bali dan ASTI Denpasar, pada tahun 1970-an, Wayan Beratha menambah peran-peran penting atau tambahan yang ada dalam cerita Ramayana. Sendratari Ramayana yang sebelumnya hanya terdiri dari beberapa adegan, yaitu pengembaraan Rama, Sita, dan Laksmana di hutan Dandaka sampai terculiknya Sita oleh Rahwana, kemudian dikembangkan lagi dengan memasukkan peran-peran lain seperti Anoman, Jatayu, Subali, Sugriwa, Kumbakarna, Wibisana, Trijata, beberapa dayang, monyet, dan raksasa, sehingga menambah durasi pentas dari empat puluh lima menit menjadi dua jam. Kini dalam bentuk yang dipadatkan, Sendratari Ramayana ciptaan I Wayan Beratha itu sering disajikan sebagai seni pertunjukan turistik.
Sebelum menciptakan Sendratari Ramayana, Wayan Beratha telah menciptakan Sendratari Jayaprana pada tahun 1962. Sendratari yang mengangkat lakon legenda romatik-tragik daerah Bali Utara itu adalah sendratari pertama Bali setelah munculnya seni pentas dengan prinsip estetik yang sama (Sendratari Ramayana Prambanan) di Jawa Tengah pada tahun 1961. Seluruh sendratari yang diciptakan Wayan Beratha dibawakan oleh siswa-siswi Kokar (Konservatori Karawitan) Bali, dimana ia mengabdi sebagai guru. Pada tahun 1960-an, Wayan Beratha juga menciptakan Sendratari Mayadanawa (1966) dan Sendratari Rajapala (1967) yang sempat berkembang di tahun 1970-an.
Dedikasi I Wayan Beratha untuk mengembangkan sendratari terus bergelora di sela-sela keasyikannya sebagai tukang laras gamelan yang laris. Pada tahun 1977, Wayan Beratha diminta oleh Pemerintah Tingkat II Kabupaten Badung untuk menggarap sebuah sendratari yang akan disuguhkan dalam Festival Sendratari se-Bali. Beratha memilih Nara Kesuma sebagai judul garapannya. Lakon yang mengisahkan masa muda Salya ini digarapnya dengan telaten dan penuh kesungguhan. Hasilnya, sendratari wakil Kabupaten Badung keluar sebagai juara pertama.
Masyarakat penonton dan jagat seni sungguh berterimakasih kepada Mpu Seni Pak Beratha. Syukurlah, pemerintah daerah dan pusat telah memberikan pengakuannya terhadap ketokohan I Wayan Beratha lewat penganugrahan perhargaan seni. Selain berjasa sebagai pembaharu gamelan kebyar, inovasinya menciptakan sendratari yang berawal pada tahun 1962 hingga puncak produktifitasnya berkarya iringan sendratari kolosal PKB hingga tahun 1980-an meneguhkan diri I Wayan Beratha sebagai seniman perintis sendratari Bali. Kini sendratari menjadi genre pertunjukan yang diapresiasi masyarakat, dan pantaslah Pak Beratha dihormati sebagai Bapak Sendratari Bali.
by admin | Dec 15, 2014 | Berita
Kiriman : Ade Aprilia Puspayanti, Ni Kadek Ary Meilyani, Galih Sekar Sari, I Putu Nova Widiantara, dan I Gusti Ngurah Fajar Paramartha (Mahasiswa TV dan Film ISI Denpasar)
Pada tanggal 12 Desember 2014, Program Studi Kriya Seni ISI Denpasar mengadakan workshop “Penerapan Warna Pébéo pada Bahan Mixed Media” yang bekerja sama dengan Bali Cipta Seni. Workshop yang bertempat di Gedung Citta Hasta Mandala lantai III ISI Denpasar ini, mengundang langsung narasumber dari Prancis bernama Martine Marin. Kegiatan yang dimulai sekitar jam 9 hingga jam 3 sore ini, diawali dengan pembukaan dan pemberian sambutan oleh Ketua Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Pembantu Rektor III, Pembantu Dekan II dan III, kepala prodi Kriya Seni, serta seluruh mahasiswa FSRD.
Menurut Drs. Ketut Muka Pendet M.Si selaku Kepala Prodi Kriya Seni, workshop ini membutuhkan waktu 2 minggu untuk persiapan. Workshop yang baru pertama kali diadakan di ISI Denpasar ini, rencananya akan diadakan setiap tahun termasuk mengadakan lomba yang akan berlanjut dengan pameran hasil karya para mahasiswa. Andi Wirawan yang merupakan agen dari PT. Gading Murni, ikut membantu terlaksananya kerjasama antara ISI Denpasar dengan brand alat seni dan lukis yang bernama Pébéo ini.
“Acara ini sangat penting bagi mahasiswa jurusan seni, karena dalam workshop ini mahasiswa diajarkan mengenai penggunaan berbagai jenis material dalam pengaplikasian berbagai jenis karya,” ucap Kepala Prodi Kriya Seni ISI Denpasar tersebut. Acara ini juga tidak hanya sebatas komunikasi satu arah dari penceramah, para peserta pun ikut aktif dalam mencoba pengaplikasian Pébéo ini. Pada akhir acara, para peserta dikelompokkan berdasarkan prodi dan diajak untuk menciptakan beberapa karya dengan teknik yang berbeda.
Pengumuman pemenangpun disambut meriah dan antusias saat setiap kelompok mendapatkan hadiahnya masing-masing. Dengan teknik pemberian pelajaran seperti ini, mahasiswa diharapkan lebih terinspirasi untuk menerapkan ilmu baru dalam kehidupan sehari-hari.
by admin | Dec 12, 2014 | Berita, pengumuman

by admin | Dec 10, 2014 | Berita
Kiriman : Nyoman Lia Susanthi, SS., MA (Dosen PS Film Dan TV)
Sebagai persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Seni Sebanyak 8 mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan sukses menyelenggarakan Ujian Tugas Akhir Tahun Akademik 2014/2015. Menurut Dekan FSP, I Wayan Suharta, S.SKar.,M.Si pagelaran ujian tugas akhir pada periode ganjil tahun akademik 2014/2015 berlangsung sehari pada tanggal 29 November 2014. Dilanjutkan dengan ujian komprehensif pada tanggal 1 Desember 2014.
Pergelaran karya seni sukses digelar di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar yang dimulai sekitar pukul 19.00 wita. Peserta ujian tahun ini yang berjumlah 8 mahasiswa terdiri dari penciptaan sebanyak 7 orang terdiri dari Jurusan Tari sebanyak 2 orang, Jurusan Karawitan sebanyak 4 orang dan Jurusan Pedalangan sebanyak 1 orang, sedangkan mahasiswa yang mengambil pengkajian berjumlah 1 orang dari Jurusan Karawitan.
I Wayan Suharta mengharapkan juga kehadiran dari masyarakat untuk dapat menyaksikan pergelaran tugas akhir mahasiswa FSP ISI Denpasar, guna mempertanggungjawabkan karyanya kepada publik. sehingga masyarakat mendapat kesempatan untuk mengapresiasi hasil proses belajar yang mereka tempuh selama sekitar 4 tahun. Menariknya juga adalah para penguji selain berasal dari lingkungan akademis ISI Denpasar, para maestro seni juga turut diundang untuk dapat memberi masukan dan kritikan terhadap hasil karya cipta mahasiswa ISI Denpasar.
Secara keseluruhan penampilan karya seni mahasiswa beragam dari yang tradisi hingga kontemporer atau sarat dengan nilai kolaborasi, namun tetap berakar pada nilai-nilai tradisi. Untuk penciptaan mereka akan menyuguhkan karya ciptaan yang orisinil dan bermutu. Adapun judul karya Perang Banjar oleh Putu Rekayasa, Ki Naga Keras oleh Angra Dana Suka, Tri Guna oleh I Gusti Ngurah Gd. Dharma Widnyana, Dhana oleh I Komang Tri Sandi Yasa Putra, Blabur oleh I Wayan Ariawan, Diskusi oleh I Made Yogi Antara, Ketug Lindu oleh I Gede Yudi Artawan.