Filsafat Jalan Pikiran

Filsafat Jalan Pikiran

Kiriman; Saptono, SSn., Dosen PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

1. Pendahuluan

Melalui filsafatnya Kant bermaksud memugar sifat obyektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar supaya maksud itu terlaksana, orang harus menghidarkan diri dari sifat sepihak rasionalisme dan sifat sepihak empirisme. Rasionalisme mengira telah menemukan kunci bagi pembukaan realitas pada diri subjeknya, lepas dari pengalaman. Empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari pengalaman saja. Ternyata bahwa empirisme, sekalipun dimulai dengan ajaran yang murni tentang pengalaman, tetap melalui idealisme subyektif bemuara pada suatu skeptisme yang radikal (Juhaya S. Praja, 2003:116).

Kritisme Kant dapat dianggap sebagai suatu usaha rasaksa untuk mendamaikan rasionalisme dengan empirisme. Rasionalisme mementingkan insur apriori dalam pengenalan, berarti unsur-unsur yang terlepas dari segala pengalaman (seperti “ide-ide bawaan” ala Descartes). Empirisme menekankan unsur-unsur aposteriori, berarti unsur-unsur yang berasal dari pengalaman, menurut Kant baik rasionalisme maupun empirisme kedua-duanya berat sebelah. Menurutnya, unsur apriori itu sudah terdapat pada indera, dan pengalaman inderawi selalu ada bentuk apriori (ibid, p.116-118)

Fokus dari tulisan ini sebetulnya ingin membawa kritikan Kant, terhadap suatu sikap didalam mengambil Jalan Pikiran dalam falsafah  budaya Jawa dalam mengambil putusan “di gebyah uyah”.

II. Nalar

Tiap –tiap orang sadar, demikian kata Kant, bahwa ia harus memenuhi kewajibannya. Adalah pada kata hatinya yang mengatakan, bahkan memerintahkan: Enkau harus!. Keharusan ini adalah pada budi, sebaliknya pada manusia ada nafsu macam-macam coraknya. Dasar ‘keharusan’ ini bukanlah misalnya karena merasa, bahwa yang harus dilakukan itu menyenangkannya, atau yang baik baginya saja. Sebab jika memang ini sekiranya yang menjadi pedoman dan ukuran tidakan manusia dalam kesusilaan, maka kesusilaan itu akan merupakan yang subyektif belaka dan tak dapat berlaku bagi semua dan tiap-tiap manusia. Sebab pedoman dan ukuran kesusilaan ialah berbuatlah demikian, sehingga pedoman atau dasar tingkahmu itu berlaku bagi seluruh manusia. Manusia pada umumnyalah yang menjadi pedoman dan ukuran tingkah laku, bukan individu (Pujawiyatna, 1994:112).

Akal budi vestrad dengan vernunft menciptakan putusan-putusan.  Pengenalan akal budi juga merupakan sintesa antara bentuk (apriori, yang terdapat pada akal budi dan materi (data-data indrawi). Dalam hal ini, mungkin bisa disejajarkan dengan penalaran yang dalam bahasa Jawanya sering dikategorikan “nalar”dalam arti “budi”. Misalnya wejangan/ajaran yang disampaikan dalam peretunjukan wayang, bagi masyarakat yang senang nonton wayang bisa seringkali merenungkan ajaran-ajaran yang disampaikan sang dalang melalui lakon atau cerita yang digelar. Disini biasanya orang tua sangat serius pada adegan-adegan dialog yang baginya amat penting yang memerlukan pemecahan masalah dengan bijaksana. Umumnya wejangan-wejangan tersebut bersifat terselubung yang harus dikupas oleh para penonton sendiri, dan untuk bisa memetik inti sari wejangan- wejangan yang disampaikan juga diperlukan ketekunan sendiri. Karena untuk mempelajari wejangan itu harus menggunakan halusanya rasa, dan perenungan, bukan emosional. Dengan demikian akan bisa membedakan “ngomong sing nganggo waton” itu sulit dari pada,  “waton ngomong”. Artinya setiap manusia mau melakukan segala hal, harus di “pikir” terlebih dahulu (direnungkan dan untuk dipertimbangkan.) Dahulu sikap dan putusan “tanpa dipikir” terlebih dahulu juga pernah diterapkan seperti “urusan mburi”(model militer).

Filsafat Jalan Pikiran selengkapnya

Visualisasi Desain Flyer

Visualisasi Desain Flyer

Kiriman I Ketut Baskara, Mahasiswa PS. Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar.

Unsur – unsur visual Desain Flyer Engine Room Discotique

1)      Ilustrasi : ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi fotografi. Foto-foto yang digunakan kebanyakan gambar gear dikarenakan sesuai nama perusahaan yakni Engine Room Discotique. Yakni engine yang berarti mesin dan bagian dari mesin pasti terdapat gear. Serta ilustrasi bola disco dimana untuk menunjukan bahwa tempat itu merupakan discotique.

2)      Teks dan Tipografi : Pada bagian teks, informasi dibuat seringkas mungkin. Hasilnya, tiap fasilitas mewakili dari teks yang diberikan yaitu Engine Room Discotheque sebagai headline, always happy hours sub headline serta  teks pendukung lainya menggunakan jenis huruf sans serif yakni font Gill Sans Ultra Bold Condensed dan juga font Poor Richard.

3)      Warna : warna yang adalah warna hitam sebagai dasar. Hitam dipilih sebagai warna dasar untuk memberikan kesan keabadian, keanggunan, kekuatan.. Mewakili dari identitas tempat Engine Room Discotique tersebut.

4)      Tata letak : unsur-unsur desain seperti foto, teks, dan warna disusun secara dinamis namun tertata. Penempatan bidang warna yang berbeda-beda berguna untuk membagi tiap halaman sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan oleh Engine Room Discotique tersebut.

Pembahasan hasil kerja praktek

  1. Tahap Penggalian Ide

Tahapan ini diawali dengan survey ke tempat tersebut dan mencari revieuw atau contoh brosur yang diinginkan oleh klien. Disini hasil studi disesuaikan dengan brief yang diminta. Hasilnya adalah ide untuk membuat brosur yang sangat simple dan komunikatof bagi konsumen yang melihat.

  1. Tahap Pembuatan Sketsa

Pada tahapan ini, bentuk, format dan ukuran flyer divisualisasikan secara sederhana. Flyer dibuat dengan ukuran persegi panjang 20 cm x 28,99 cm.

  1. Tahap Pengumpulan Unsur Desain

Pada tahap ini dilakukan pembagian dan mengurutkan informasi secara sistematis. Setelah konsep didapat, selanjutnya mengumpulkan materi, baik berupa teks, foto, background, ilustrasi pendukung, dan logo-logo. Untuk keperluan foto berasal dari file yang diberikan klien. Foto-foto ini kemudian diedit menggunakan program olah foto sesuai dengan keperluan.Pada bagian teks, informasi dibuat seringkas mungkin. Hasilnya, tiap produk diwakili oleh beberapa kalimat saja.

  1. Tahap Pengaturan Tata Letak

Setelah semua materi siap, proses pengerjaan dilanjutkan pada tahap editing foto dengan menggunakan program olah foto adobe photoshop. Editing mencakup cropping gambar, koreksi warna, pengaturan level dan brightness and contrast. Semua tahapan layout menggunakan software adobe photoshop.

  1. Tahap Pembuatan Alternatif

Pembuatan alternatif dilakukan demi memberikan kesempatan bagi klien untuk memilih desain yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhannya. Pada proyek flyer ini dibuat 2 alternatif yang masing-masing diwujudkan dalam bentuk dummy/mock-upnya.

Visualisasi Desain selengkapnya

Hari Raya Nyepi Dalam Konteks Seni Di Desa Pupuan

Hari Raya Nyepi Dalam Konteks Seni Di Desa Pupuan

Kiriman Kadek Swartana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Nyepi merupakan salah satu hari raya umat beragama hindu yang ada di indonesia. Hari raya nyepi datang setiap satu tahun sekali, yaitu pada hari tilem sasih kasanga. Berkaitan dengan hari raya nyepi, penulis ingin berbagi sedikit tentang sejarah awal hari raya nyepi.kita semua tahu bahwa agama hindu berasal dari india dengan kitab sucinya weda. Di awal abad masehi bahkan sebelumnya, negeri india dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan.pertikaian antar suku-suku bangsa, al. (suku saka, pahiava, yueh chi, yavana dan malaya) menang dan kalah silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan antar suku menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan beragama itu. Pola pembinaan kehidupan beragama menjadi beragam, baik karena kepengikutan umat terhadap kelompok-kelompok suku bangsa, maupun karena adanya penafsiran yang saling berbeda terhadap ajaran yang diyakini.
Dan pertikaian yang panjang pada akhirnya suku saka menjadi pemenang dibawah pimpinan raja kaniskha i yang dinobatkan menjadi raja dan turunan saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 saka, pada bulan maret tahun 78 masehi.
Dari sini dapat diketahui bahwa peringatan pergantian tarikh saka adalah hari keberhasilan kepemimpinan raja kaniskha i menyatukan bangsa yang tadinya bertikai dengan paham keagamaan yang saling berbeda.

Sejak tahun 78 masehi itulah ditetapkan adanya tarikh atau perhitungan tahun saka, yang satu tahunnya juga sama-sama memiliki 12 bulan dan bulan pertamanya disebut caitramasa, bersamaan dengan bulan maret tarikh masehi dan sasih kesanga dalam tarikh jawa dan bali di indonesia. Sejak itu pula kehidupan bernegara, bermasyarakat dan beragama di india ditata ulang.
Oleh karena itu peringatan tahun baru saka bermakna sebagai hari kebangkitan, hari pembaharuan, hari kebersamaan (persatuan dan kesatuan), hari toleransi, hari kedamaian sekaligus hari kerukunan nasional. Keberhasilan ini disebar-luaskan keseluruh daratan india dan asia lainnya bahkan sampal ke indonesia.Kehadiran sang pendeta saka bergelar aji saka tiba di jawa di desa waru rembang jawa tengah tahun 456 masehi, dimana pengaruh hindu di nusantara saat itu telah berumur 4,5 abad.Dinyatakan sang aji saka disamping telah berhasil mensosialisasikan peringatan pergantian tahun saka ini, jüga dan peristiwa yang dialami dua orang punakawan. Pengiring atau caraka beliau diriwayatkan lahirnya aksara jawa onocoroko doto sowolo mogobongo padojoyonyo. Karena aji saka diiringi dua orang punakawan yang sama-sama setia, sama-sama sakti, sama-sama teguh dan sama-sama mati dalam mempertahankan kebenaran demi pengabdiannya kepada sang pandita aji saka.

Rangkaian peringatan pergantian tahun saka peringatan tahun saka di indonesia dilakukan dengan cara nyepi (sipeng) selama 24 jam dan ada rangkaian acaranya antara lain :

  1. Upacara melasti, mekiyis dan melis intinya adalah penyucian bhuana alit (diri kita masing-masing) dan bhuana agung atau alam semesta ini. Dilakukan di sumber air suci kelebutan, campuan, patirtan dan segara. Tapi yang paling banyak dilakukan adalah di segara karena.sekalian untuk nunas tirtha amerta (tirtha yang memberi kehidupan) ngamet sarining amerta ring telenging segara. Dalam rg weda ii. 35.3 dinyatakan apam napatam paritasthur apah (air yang murni baik dan mata air maupun dan laut, mempunyai kekuatan yang menyucikan).
  2. Menghaturkan bhakti/pemujaan Di balai agung atau pura desa di setiap desa pakraman, setelah kembali dari mekiyis.

Tawur agung/mecaru. Di setiap catus pata (perempatan) desa/pemukiman, lambang menjaga keseimbangan. Keseimbangan buana alit, buana agung, keseimbangan dewa, manusia bhuta, sekaligus merubah kekuatan bhuta menjadi div/dewa (nyomiang bhuta) yang diharapkan dapat memberi kedamaian, kesejahteraan dan kerahayuan jagat (bhuana agung bhuana alit). Dilanjutkan pula dengan acara ngerupuk/mebuu-buu di setiap rumah tangga, guna membersihkan lingkungan dari pengaruh bhutakala. Belakangan acara ngerupuk disertai juga dengan ogoh-ogoh (symbol bhutakala) sebagai kreativitas seni dan gelar budaya serta simbolisasi bhutakala yang akan disomyakan. (namun terkadang sifat bhutanya masih tersisa pada orangnya).

  1. Nyepi (sipeng) Dilakukan dengan melaksanakan catur brata penyepian (amati karya, amati geni, amati lelungan dan amati lelanguan).
  2. Ngembak geni. Mulai dengan aktivitas baru yang didahului dengan mesima krama di lingkungan keluarga, warga terdekat (tetangga) dan dalam ruang yang lebih luas diadakan acara dharma santi seperti saat ini.

Hari Raya Nyepi Dalam Konteks Seni Di Desa Pupuan selengkapnya

Taman Permandian Tirta Empul dan Taman Permandian Gua Gajah

Taman Permandian Tirta Empul dan Taman Permandian Gua Gajah

Kiriman Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn., Dosen PS. Desain Interior ISI Denpasar.

Taman Permandian Tirta Empul kini berada di dalam lingkungan Pura Tirta Empul, yang lokasinya berdekatan dengan Istana Presiden di desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Berdasarkan prasasti batu yang terdapat di Pura Sakenan Desa Manukaya, disebutkan bahwa permandian ini dibangun oleh Raja Sri Candrabhaya Singha Warmadewa pada 962 Masehi, di bulan Kartika (Oktober), saat bulan terang tanggal 13 (dua hari sebelum purnama), hari pasaran Kajeng (Soebandi, 1983: 58). Namun hasil pembacaan prasasti oleh Prof. Dr. Stutterheim (Belanda) dengan yang dilakukan kemudian oleh Dr. L C Damais (Perancis) berbeda. Hasil pembacaan ulang Damais menguraikan bahwa, raja yang membangun permandian Tirta Empul adalah  E(e)dra Jaya Singha Warmadewa pada 882 Saka atau 960 Masehi (Sashtri, 1963: 42).

Selanjutnya pada masa pemerintahan pasangan Raja Sri Dhanadhiraja Lancana – Sri Dhanadewi Ketu (Masula – Masuli) yang memerintah pada 1178 – 1255, dibangunlah Pura Tirta Empul. Pembangunan Pura Tirta Empul ini dimaksudkan sebagai tempat suci (padharman) Bathara Indra, dirancang oleh I Bandesa Wayah. Semua pancuran di Taman Permandian Tirta Empul kemudian diberi tanda sesuai dengan fungsinya (Soebandi, 1983: 59-60).

Mata air Tirta Empul berada di halaman dalam (Jeroan) Pura Tirta Empul ditampung dalam sebuah kolam besar dan dinamakan Taman Suci. Kolam dengan pancuran yang ada di sisi barat Pura disebut Tirta Surya Bulan Bintang. Sedangkan Taman Permandian Tirta Empul berada di sisi selatan Pura, terdiri dua buah kolam yang dipisahkan oleh jalan menuju ke dalam Pura. Kolam permandian dengan 13 pancuran yang ada di barat jalan berfungsi untuk pembersihan rohani dan untuk air suci upacara kematian. Kolam dengan pancuran di timur jalan berfungsi untuk air suci upacara keagamaan. Di halaman luar (Jabaan) Pura Tirta Empul juga dibangun kolam renang, serta permandian umum untuk pria dan wanita, berupa pancuran di bagian tenggara halaman.

Taman Permandian Gua Gajah

Taman permandian Gua Gajah terletak di obyek purbakala Gua Gajah, yang berada di Banjar (dusun) Goa, desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, wilayah  Kabupaten Gianyar. Taman permandian yang berupa kolam dan pancuran ini ditemukan pada 1954 oleh Krijgsman dari Dinas Purbakala, sedangkan guanya sendiri ditemukan lebih awal, yakni pada 1923 (kempers, 1960: 39 dan 42). Kolam permandian Gua Gajah  berada di depan gua dengan letak lebih rendah dari gua. Di sebelah timur permandian tersebut dibangun Pura Gua Gajah, yang dulunya berada di lokasi Taman Permandian, saat permandian tersebut masih tertimbun tanah.

Permandian Gua Gajah menghadap ke barat, terdiri dari 2 kelompok permandian yang dipisah oleh sebuah kolam kecil di tengah-tengahnya. Arca-arca pancuran berbentuk wanita yang semula ditemukan di depan gua, kemudian dikembalikan pada tempatnya di permandian, serta difungsikan sebagai arca pancuran. Sumber air pancuran dialirkan dari timur gua melalui saluran aslinya, yang berupa terowongan di dalam tanah.

Taman Permandian Tirta Empul selengkapnya

Sejarah Filsafat Barat

Sejarah Filsafat Barat

Kiriman; Saptono, SSn., Dosen PS. Seni Karawitan ISI Denpasar.

Filsafat Sokrates sampai fil Max

1.Pendahuluan

Filsafat diambil dari bahasa Arab. Falsafah berasal dari bahasa Yunani Philosophia, kata majemuk yang terdiri dari dua kata philos artinya cinta atau suka, dan kata sophia yang artinya bijak. Dengan demikian jelas bahwa kebijaksanaan itu belum diraih, seorang filsuf adalah orang yang sedang mencari kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah usaha manusia dengan akalnya untuk memperoleh suatu pandangan dunia dan hidup yang memuaskan hati.(Harun, 1980:7-8)

Mempelajari filsafat Yunani berarti menyaksikan kelahiran filsafat. Filsafat dilahirkan kerena kemenangan akal atas dongeng yang memberitakan tentang asal mula segala sesuatu baik dunian maupun manusia.

Pra Sokrates

THALES adalah filsuf yang termasuk tujuh orang bijak, menurut dia yang menjadi asal mula segala sesuatu adalah air.

Tokoh berikutnya Anaximandros (610 -540 SM), beliau tidak setuju dengan air sebagai asal mulanya, karena air adalah sebagai hal yang terbatas. Bagaimana dengan hal yang tak terbatas itu terjadi di dunia ini ? Ia berpandangan bahwa hal ini disebabkan karena penceraian (ekkrisis) dari to apeiron (yang tak terbatas) dilepaskan anasir-anasir yang saling berlawanan, yaitu;antara panas dan dingin, kering dan basah. Maka dalam dunia ada hukum keseimbangan dan antara anasir-anasir yang berlawanan ada yang menjadi dominan, hukum keseimbangan tadi mengusahakan akan adanya keseimbagnan lagi dan seterusnya.

Pandangan tersebut di atas juga dibantah oleh filsuf Anaximenes, ia mengemukakan bahwa segala sesuatu berasal adalah dari hawa/udara. Udara yang menjadikan manusia hidup. Manusia akan mati apabila ia tidak bernapas (Harun, 1980:18)

Seperti yang telah dikemukakan para filsuf di atas adalah filsuf alam (hukum alam), karena alam semesta senantiasa berubah menjadikan siang-malam, terang-gelap, panas-dingin, dan sebagainya.

Sokrates

Sokrates hidup tahun 469-399 MS, ia memindahkan filsafat dari langit ke bumi sasaran yang diselidiki bukan lagi jagat raya, melainkan manusia sebagai obyeknya. Beliau memberikan ajarannya dengan kebijakan atau kautaman (arate), yaitu pengetahuantentang yang baik adalah satu dan menyeluruh (ibid:37).

Kemudian Protagoras filsafatnya bahwa manusia menjadi ukuran bagi segala sesuatu yang ada dan yang tidak ada. Bagi orang sehat angin dirasa segar, akan tetapi bagi orang sakit angin dirasa dingin, menggigilkan.

Plato (427-347 MS), ia seorang fulsuf Yunani yang terkenal, murid dari Sokrates ini berpandangan bahwa filsafatnya adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli (Juhaya, 2003 : 2). Bagi plato idea bukanlah gagasan yang hanya terdapat dalam pikiran saja (subyektif), dan bukan gagasan yang dubuat dan ditemukan oleh manusia. Sebab idea ini bersifat obyektif artinya berdiri sendiri, dan tidak tergantung kepada pemikiran manusia. Dalam ini idealah yang memimpin pikiran manusia (Harun 1980:40).

Aristoteles (384-322 SM),ia adalah murid dari Plato. Pandangan filsafatnya ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estatika (Juhaya 2003:2). Ajarannya tentang manusia melalui dua tahap, yang pertama ia masihdipengaruhi Plato, sehingga masih mengajarkan dualisme antara tubuh dan jiwa. Akan tetapi dualisme ditinggalkan dengan dijembatani jurang ‘yang ada’ diantara tubuh (materi) dan jiwa (bentuk). Hal ini disebabkan tubuh menjadi tubuh yang hidup, dan jiwa adalah asas hidup dalam arti yang seluas-luasnya (Harun, 1980:51).

Sejarah Filsafat Barat selengkapnya

Sinopsis  Tari Kupu-Kupu Kuning Angarung Samudra

Sinopsis Tari Kupu-Kupu Kuning Angarung Samudra

Kiriman; AAA Kusuma Arini, SST., MS.i., Dosen PS Seni Tari ISI Denpasar.

Tersebutlah tiga raja bersaudara sebagai raja II kerajaan Karangasem yang berpusat di puri Amlaraja yakni I Gusti Bagus Anglurah Wayan Karangasem, I Gusti Bagus Anglurah Nengah Karangasem dan I Gusti Bagus Anglurah Ketut Karangasem yang ingin mengembangkan daerah kekuasaan.

Dalam hal ini ada dua versi. Ada berupa cerita orang-orang tua dan ada pula yang termuat dalam Babad. Menurut versi pertama disebutkan sebagai berikut. Untuk keinginannya itu, ketiga raja menghadap kemenakannya yang telah menjadi Betara bersemayam di Pura Bukit. Ida Betara Bagus Alit adalah kemenakan raja, putra dari satu-satunya saudara perempuan raja yang bernama I Gusti Ayu Rai Ratna Inten. Beliau sebagai seorang yang sakti karena merupakan putra dari Betara Gede Gunung Agung, sudah tahu gelagat pamannya ingin mengembangkan kekuasaan kearah Barat. Kemenakannya kemudian menjawab: “Tidak ada gunanya karena berani melawan raja penguasa Bali yaitu Ida Dewa Agung di Klungkung. Lihatlah ke seberang lautan di Timur kita, tanahnya luas dan subur, bisa akan dikuasai. Arahkan perhatian Uwa ke Nusa Sasak”

Versi kedua menyebutkan adanya keresahan dan perpecahan di pulau Lombok antara kerajaan Selaparang dan Pejanggik. Adalah seorang yang berpengaruh di kerajaan Selaparang bernama Arya Banjar Getas yang diusir oleh raja karena persoalan wanita. Dia seorang yang tampan, pintar dan berwbawa. Suatu saat putri raja jatuh dari tangga lantaran melihat Banjar Getas sedang menghadap ayahnya di balairung. Raja murka mengira Banjar Getas bisa ilmu sihir dan hendak dibunuh kemudian diusir. Banjar Getas kemudian lari kearah Timur sampai di kerajaan Pejanggik. Disini ia juga disayang raja dan diangkat menjadi adipati. Lantaran wanita pula, tatkala istrinya diganggu raja, Banjar Getas berontak dan mengutus adiknya Arya Kertawaksa minta bantuan pada raja Karangasem untuk menyerang kedua kerajaan di Lombok.tersebut. Selanjutnya raja I Gusti Bagus Anglurah Nengah Karangasem meyuruh adiknya I Gusti Bagus Anglurah Ketut Karangasem yang memegang pasukan kerajaan untuk membantu Arya Banjar Getas. Segera raja menentukan hari baik untuk berangkat ke Lombok bersama Arya Kertawaksa. Anglurah Ketut Karangasem yang menjadi pimpinan pasukan, mohon restu dan jimat kekebalan pada Betara Bagus Alit agar selamat diperjalanan sehingga dapat menguasai Lombok. Permohonan itu dijawab oleh beliau, tidak usah membawa jimat dan pergilah ke seberang jangan banyak membawa laskar, nanti akan saya ikuti perjalananmu. Atas petunjuk keponakannya itu, berangkatlah pada hari yang telah ditentukan yaitu Anggara Umanis Perangbakat saka 1614 atau 1692 M.

Pagi-pagi hari itu berangkatlah empat buah perahu berlayar dari pantai Jasri yang dipimpin raja Anglurah Ketut Karangasem bersama Arya Kertawaksa serta diiringi oleh 40 orang prajurit kebal dari desa Seraya. Mula-mula menyusuri pantai, kemudian mengarungi samudra lepas Selat Lombok. Waktu itulah nampak diangkasa yang cerah, ribuan kupu-kupu kuning terbang bergelombang ikut menyeberangi selat Lombok yang terkenal deras arusnya. Kupu-kupu itu datang dari arah Barat Laut mengikuti perahu yang meniti arus, terbang menatap cahaya surya, nampak bagaikan emas gemerlap. Ada beberapa kelompok mendahului perahu, seakan-akan sebagai petunjuk jalan, penunjuk arah yang harus diikuti. Beberapa kelompok yang lebih besar jumlahnya berada di belakang perahu, kadang-kadang melaju ke depan, lagi ke belakang, seolah-olah menjadi tunggul dan bendera kerajaan. Semua orang di atas perahu menjadi heran memandang ribuan kupu-kupu kuning terbang memenuhi angkasa menyertai perjalanan mereka.

Ternyata kupu-kupu kuning yang jumlahnya ribuan inilah diberikan oleh Ida Betara Alit Sakti di Pura Bukit untuk mengikuti perjalanan pamannya. Sesaat setelah keberangkatan perahu yang mengangkut laskar Karangasem itu, daun kayu kepel yang lebat di Pura Bukit, berguguran menjelma menjadi kupu-kupu kuning yang terbang memenuhi angkasa, mengikuti perjalanan raja Anglurah Ketut Karangasem mengembangkan daerah kekuasaan ke Pulau Lombok. Konon pohon kayu kepel yang hingga kini masih kokoh berdiri di Pura Bukit adalah tongkat dari ibunda Betara Alit Sakti tatkala berjalan dari puri Amlaraja menuju arah Timur hingga sampai ke sebuah dataran tinggi yang kemudian disebut Pura Bukit dimana akhirnya tongkat itu ditancapkan.

Sinopsis  Tari Kupu-Kupu Kuning Angarung Samudra selengkapnya

Loading...