M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Busana Tari Bedaya Gaya Yogyakarta Sebuah Kajian Estetika

Apr 14, 2010 | Artikel, Berita

Oleh: Supriyanto Dosen Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Diterbitkan dalam jurnal AGEM 8 (1) : 1-17 september 2009

Nilai estetis yang terkandung pada tata busana dan tata rias tari bedaya secara visual terkait dengan karakter yang terdapat pada tari bedaya. Artinya penari bedaya yang edial semestinya dipilih kecuali dengan prnilaian kualitas kepenariannya, dan masih diperlukan persyaratan yang berkaitan dengan keserasian dan ketepatan seorang penari mengenakan dodol ageng dan rias paes ageng. Hal ini penting karena tidak semua penari yang baik dan sesuai penari bedaya bisa mengenakan busana dodot ageng dan rias paes ageng,karena ada persyaratan ketentuan fisik yang dapat memenuhi persyaratan keserasian dalam berbusana dodot ageng dan rias paes ageng. Nilai estetis yang terkandungdalam tata busana dan tata rias tari bedaya gaya Yogyakarta mempunyai kaitan erat dengan makna yang terkandung dalam tari bedaya dengan segala unsur yang terdapat di dalamnya. Sehingga apabila terjadi perubahan secara evolutif pada tata busana dan rias tari bedaya maka berarti ada kaitannya dengan makna yang terkandung pada tariannya.

Kata kunci: Tari Bedaya, dodot ageng, dan tata busana.

Categories

Loading...