Pada hari ini Sabtu (27/11/2021) bertempat di ruang sidang rektorat ISI Denpasar, dilaksanakan kegiatan Diseminasi Hasil Penelitian Matching Fund 2021 yang berjudul ‘Rekacipta Diversifikasi Intensitas Warnabali Untuk Pengembangan Finishing Cat pada Interior dan Arsitektur Modern’. Bertindak sebagai Ketua Peneliti adalah Dr. A.A. Gede Rai Remawa, beranggotakan Dr. I Made Pande Artadi, I Kadek Dwi Noorwatha, M.Ds, Toddy Hendrawan Yupardhi, M.Ds dan Putu Ari Darmastuti, M.Sn; yang kesemuanya berasal dari Prodi Desain Interior ISI Denpasar.
Acara dihadiri oleh Undangan dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Forum Perbekel Provinsi Bali, HDII Bali, praktisi, alumni dan mahasiswa serta Mitra DUDI dalam kegiatan Matching Fund ini yaitu Ir. I Kadek Sosiawan, M.Arst sebagai direktur CV. Racana Design.
Terungkap dalam acara tersebut, warna Bali adalah pengembangan dari cet Bali atau pewarna tradisional untuk pewarnaan seni rupa tradisional Bali, yaitu pewarna topeng (tapel) yang dibuat dari material alami. Materialnya alami didominasi oleh batu dan bahan organik lainnya, seperti: Deluga, Atal, Taum, Pere, Kencu, Mangsi, Tulang/Tanduk. Material tsb. Didiversifikasi secara modern, sehingga didapatkan intensitas warna finishing cat yang relevan untuk interior arsitektur modern.
Proses Diversifikasi Warnabali dilakukan oleh Mahasiswa di Studio Desain Interior ISI Denpasar sebagai cikal bakal Research Center Laboratorium Warnabali ISI Denpasar. Para peserta khususnya dari HDII dan praktisi mengharapkan agar hasil penelitian ini disosialisasikan secara massif dan luas. Demi menguatkan identitas Bali dalam desain interior dan arsitektur modern dan juga melestarikan budaya rupa Bali khususnya warnabali.
Televisi lokal di era konvergensi menghadapi tantangan danpersaingan dari kehadiran media baru. Televisi lokal berperanstrategis untuk menjaga keberagaman konten (diversity of content), dan keberagaman kepemilikan (diversity of ownership). Positioning Bali TV sebagai media pencerah danpelestari seni budaya Bali, dengan upaya mengakomodasidemokrasi penyiaran berupa keberagaman konten yang berlandaskan kearifan lokal. Untuk itu Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar bekerja sama dengan dunia usaha dunia industrIBali Tv merespons fenomena ini dengan program inovatifberupa film televisi drama-musikal yang berjudul “Bung Karnodi Bawah Pohon Sukun”. Produk inovatif ini adalah aktualisasidari Hibah Matching Fund (MF) Vokasi tahun 2021. Drama musikal ini merupakan satu bentuk ekspresi kesenian hasilkolaborasi antara musik, laku, gerak, koreografi, dan tari, dalampenceritaan film. Karya ini mengangkat kisah masa kontemplasiBung Karno saat diasingkan di Ende, Flores yang dikemasmenjadi lima episode dengan durasi 24 menit per episode. Film ini tidak hanya sebatas sebagai hiburan semata, tetapi jugamemiliki visi penyebaran nilai-nilai nasionalisme sertapengingat kembali sejarah lahirnya rumusan Pancasila.
Produk ini bermanfaat sebagai Referensi dalam penciptaan danpenerapan sistem pembelajaran model factory/ teaching industry; Sebagai bentuk sumber dan bahan masukan kepadapara periset dan pencipta untuk mengeksplorasi penelitian danpenciptaan film sejarah; Sebagai bahan pertimbangan untukbadan pemerintah yang akan mengembangkan pembelajaranmodel factory/ teaching industry dan penciptaan film; danSebagai media hiburan dan penyebarluasan nilai sejarah proseslahirnya Pancasila.
Film “Bung Karno di Bawah Pohon Sukun” diproduksi melaluitiga tahapan yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Tahapan praproduksi diawali dengan penyusunan rancangantime schedule dengan melakukan rapat dengan seluruh divisiuntuk menyatukan visi dan misi dari penciptaan film ini.Selanjutnya sutradara membuat mood board untuk menyamakanpersepsi visual yang diinginkan. Tahapan praproduksi juga diisidengan melaksanakan kegiatan workshop penulisan naskah film yang didanai oleh DIPA ISI Denpasar. Kegiatan tersebutberlangsung pada tanggal 20 September 2021 yang dibagi dalamdua sesi yaitu sesi pertama menghadirkan narasumber WarihWisatsana dan Henny Santi, sesi kedua menghadirkan I GustiPutu Bawa Samar Gantang dan Jean Couteu. Dipandu olehmoderator Dr. A.A. Gde Bagus Udayana dan Dr. Ni Made Arshiniwati menghasilkan beberapa point penting dalampenyusunan naskah film “Bung Karno di Bawah PohonSukun” yaitu membangun dramatisasi sosok Bung Karno melalui jalancerita, menegaskan perjuangan sang tokoh melalui musical lagudan juga dialog-dialog yang dibangun.
Gambar 3.6
Poster kegiatan workshop akting dansuasanakegiatan workshopPada tanggal 22 September 2021 dilaksanakan workshop keduayaitu workshop akting dengan tema “Penghayatan karaktertokoh menuju film televisi drama musikal Bung Karno diBawah PohonSukun”, menghadirkan 2 narasumber yaitu Happy Salma dan Ida Bagus Purwasusila. Kegiatan workshop inididanai oleh dana DIPA ISI Denpasar tahun 2021. Padaworkshop tersebut Happy Salma memberikan tips dan prakteklangsung penghayatan peran kahususnya sebagai Inggit. Sebelum memulai Happy Salma menyarankan untukdapatbreakdown tokoh yang diperankan agar mendapatkanpenghayatan yang baik. Sementara narasumber keduamemberikan teknik-teknik acting dengan praktek olah vokal, olah bibir dan penghayatan. Dalam workshop dicontohkandialog-dialog pada skenario film.
Setelah mendapatkan workshop dilanjutkan dengan penyusunannaskah/ skenario lima episode oleh 5 penulis naskah yang dipimpin oleh supervisor naskah. Dalam penyusunan naskahfilm juga telah dilakukan breakdown tokoh film denganmenggunakan 3 dimensi tokoh yaitu fisiologis, psikologis dansosiologis. Dasar dimensi tokoh tersebut digunakan untukmelakukan casting tokoh. Tahapan casting tokoh dilakukandengan metode casting by ability yaitu memilih aktor/ aktrisyang mempunyai bakat dan kemampuan dalam berakting.Setelah menemukan sosok yang tepat dalam proses casting dilanjutkan dengan proses reading dan rehearsal yang melibatkan semua talent yang telah terpilih. Pada tahapanpraproduksi inipun divisi artistic mempersiapkan rancangan tataartistic terutama di dalam ruangan. Dalam rancanganmenggambarkan kebutuhan propety yang harus dipersiapkanpada setiap scene. Divisi make up and hair do juga pada tahapanini menyiapkan rancangan tata rias dan rambut yang dibutuhkanuntuk film ini. Tata rias yang digunakan untuk film ini adalahtata rias korektif jenis natural.
Dilanjutkan dengan tahapan produksi yang didanai oleh program Matching Fund (MF) Vokasi. Produksi film melibatkan 40 timproduksi 30 talent yang dilaksanakan di empat lokasi yaitu diDermaga Teluk Terima, Buleleng, Bukit Kursi Desa PemuteranBuleleng Bali, SMPN 1 Singaraja-Buleleng, serta studio MSB diBangli. Ditengah kondisi pandemi, proses produksi selama 20 hari dilaksanakan dengan menerapkan K3 yaitu (Keselamatandan Kesehatan Kerja) berupa test SWAB antigen sebelumpelaksanaan produksi syuting dilakukan. Setelah tahapanproduksi selesai dilanjutkan dengan tahapan pasca produksiadalah tahapan penyusunan atau penyuntinga gambar sesuaidengan tuntutan skenario.
Guna menyempurnakan produk inovatif ini dilakukan 3 kali FGD yaitu FGD I menghadirkan narasumber diantaranya SatriaNaradha, Direktur Utama Bali Tv sebagai mitra, jajaranpimpinan ISI Denpasar, Budayawan Tommy Awuy, dan Alumni I Gusti Made Aryadi, S.Sn., M.Sn., Produser, Line Produser dantim produksi film lainnya pada tanggal 26 November 2021. PadaFGD II menghadirkan Penulis dan Dokumenteris A.A. Gede RaiPutra Bawantara serta Komposer Wayan Ary Wijaya, S.Sn padatanggal 3 Desember 2021. FGD III menghadirkan masyarakatumum yang dilaksanakan pada 10 Desember 2021.
Film televisi drama musical juga digagas untuk menyambutkurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka sekaligus sebagairuang belajar secara nyata di industri perfilman bagi mahasiswa; menyegarkan kreativitas program acara di DUDI Bali Tv; danmenciptakan karya film dengan visi penyebaran nilai-nilainasionalisme. FTV ini ditayangkan striping dari tanggal 11 hingga 15 Desember 2021 di Bali TV pukul 20.30 wita.
Kiriman : Ni Kadek Dwiyani, S.S., M.Hum (Jurusan Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar)
Abstrak
Kekuatan sebuah film saat ini, tidak hanya dititikberatkan pada jalan cerita atau pemeran pendukung yang ada dalam film tersebut, melainkan juga banyak dipengaruhi oleh keberanian tim produksi untuk menggunakan bantuan teknologi dalam menghasilkan visual yang memanjakan mata penonton. Kekuatan teknologi saat ini mampu menghasilkan pesan visual yang akan memberikan petunjuk realitas kepada penonton untuk lebih mudah memahami pesan yang ingin disampaikan dalam film. Banyak hal yang tentunya secara kasat mata mampu terlihat nyata dalam layar film, padahal sesungguhnya hal tersebut merupakan kekuatan teknologi yang dalam hal ini kita sebut sebagai citra simulasi, yang tentunya hanya merupakan hasil teknologi yang dihasilkan untuk menghasilkan sesuai yang diharapkan memiliki kesamaan dengan hal nyata dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pokok bahasan dalam tulisan ini adalah untuk melakukan identifikasi dan analisis makna pada bentuk-bentuk citra simulasi yang diterapkan dalam film “Bangkit”, dengan menggunakan teori tentang Citra Simulasi dalam ranah Semiotika yang dikemukakan oleh Jean Baudrillard dalam Bambang (2001).
Hasil penulisan ini menunjukan bahwa citra simulasi mampu memudahkan penonton untuk memahami alur konflik dan cerita dalam film “Bangkit” dengan mengiring imajinasi penonton dari hal yang imajinatif menjadi realitas.
Kata Kunci: Citra Simulasi, Semiotika Baudrillard, Realita, Film “Bangkit”