M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Karya Kriya “Tameng Bhuwana” Dosen ISI Denpasar Lolos Seleksi Pameran Nasional

Karya Kriya “Tameng Bhuwana” Dosen ISI Denpasar Lolos Seleksi Pameran Nasional

untitled-11

Wayan Suardana dan karyanya

(Denpasar-humasisi) Satu prestasi kembali diukir oleh salah satu Dosen Kriya Seni ISI Denpasar Drs. I Wayan      Suardana, MSn, yaitu lolos seleksi pameran dan seminar nasional “Seni Rupa Nusantara 2009” dengan mengambil  tema “Menilik Akar”. Karya Suardana termasuk kedalam 85 karya yang lolos dari 600 karya yang diseleksi dari  seluruh Indonesia. Khusus daerah Bali meloloskan 6 karya termasuk karya Suardana dan salah satunya adalah karya  maestro seni lukis Bali yaitu Nyoman Gunarsa. Yang membanggakan adalah ISI Denpasar meloloskan 4 karya yaitu 1  karya Dosen kriya (Suardana) dan 3 karya alumnus ISI Denpasar ( I Gst. Putu Hardana Putra, I Wayan Sedana Yasa,  Wayan Dania). Hal tersebut menambah daftar prestasi yang diraih oleh ISI Denpasar. Rencananya karya-karya  tersebut akan dipamerkan di Galery Nasional Indonesia-Jakarta dari tanggal 19-31 Mei mendatang dan rencananya  akan dibuka oleh Menbudpar Republik Indonesia yaitu Ir. Jero Wacik, SE.

Mengenai karya yang lolos seleksi tersebut Suardana merasa bangga dan senang, mengingat ini adalah suatu event  besar dunia seni rupa Indonesia, saingan yang begitu banyak dan proses seleksi yang ketat. Ditanya kenapa karyanya  tersebut bisa lolos seleksi, Suardana menjelaskan menurutnya karya tersebut sangat dekat dengan tema yaitu “Menilik  Akar” dimana sumber idenya menggali kembali (akar) tradisi daerah . Karyanya “Tameng Bhuwana” menurutnya  mengambil dari konsep penjaga bhuwana(dunia), dimana di Bali dunia dibagi menjadi Bhuwana Agung (alam) dan  bhuwana Alit (badan manusia). Jadi kita harus menjaga alam dan manusia ini agar seimbang dan harmonis. Pria  asal Petulu Ubud ini menjelaskan, untuk pengambilan bentuk dasar diangkat “lesung” yang merupakan perlambang dari Pertiwi(Yoni/Ibu/Bumi) dan Senjata Dewata Nawa Sanga yang merupakan Dewa-Dewa penjaga arah mata angin di Bali. Dari material juga dipakai limbah kayu jati, jadi memanfaatkan barang bekas untuk menghasilkan karya seni yang tinggi.

Bapak 3 orang anak dan putra kandung dari salah satu seniman patung terkenal dari Petulu Gunung-Ubud pak Made poleng ini, mengharapkan kedepannya dengan keberhasilannya ia akan lebih termotivasi untuk membuat karya yang lebih monumental lagi dan pada saat pameran ia akan berpromosi tentang keberadaan kampus ISI Denpasar. Ketua jurusan Kriya Seni ISI Denpasar Drs. I Made Suparta, M.Hum menyambut gembira menyambut hal ini dan tidak lelahnya mencari celah-celah yang ada apalagi pada waktu dekat ini mahasiswa kriya pada khususnya akan melakukan temu Karya Mahasiswa Kriya Seni di Solo, inilah salah satu dari beberapa cara untuk lebih mempromosikan jurusan dan kampus di tingkat nasional dan internasional. Sementara PD II FSRD ISI Denpasar Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn menyambut gembira dan terus mendukung semangat berkompetisi baik bagi dosen maupun mahasiswa untuk menunjukkan kualitas pendidikan di ISI Denpasar. Senada dengan Bendi, PD I ISI Denpasar Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn dengan lolosnnya karya Suardana ini membuktikan kualitas dosen ISI Denpasar sehingga mahasiswa terpacu dan bangga untuk mengikuti jejak dosennya tersebut. Sehingga atmosfir pendidikan di kampus menjadi lebih kompetitif dan berkualitas.

Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi saat dihubungi menyambut bangga dan gembira atas antusiasme dosen dan mahasiswa untuk mengikuti kompetisi di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi bersamaan dengan semangat Hari Pendidikan Nasional, semoga lolosnya salah satu dosen ISI Denpasar makin meningkatkan semangat civitas kampus untuk lebih kompetitif dan meningkatkan kualitasnya dalam bidang pendidikan. Rinu sebagai Dekan juga tidak lelah-lelahnya mendorong para dosen dan mahasiswa untuk terus mengikui event-event nasional maupun internasional selain untuk mengasah dri sebagai pribadi juga turut juga mempromosikan kampus secara tidak langsung. Sehingga visi kita untuk “go international” dapat terwujud dengan semangat kompetisi untuk mengasah diri. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menyambut gembira atas lolosnya Suardana ini dan berpesan pada jaman globalisasi ini berkompetisi di segala bidang adalah hal yang sangat mutlak adanya. Jadi kita sebagai institusi seni harus bersiap diri untuk menghadapi iklim kompetisi ini, dan tidak ada jalan selain terus mengasah diri dan menempa diri sesuai kapasitasnya masing-masing, namun tetap mempertahankan etika profesi dan jati diri kita. Semoga dengan event-event seperti ini ISI Denpasar semakin terpacu untuk mengembangkan diri untuk menuju World Class University.

ISI Denpasar Ngayah ke Lombok, Disambut Antusias Oleh Umat Hindu Lombok

ISI Denpasar Ngayah ke Lombok, Disambut Antusias Oleh Umat Hindu Lombok

img_0957

Dosen dan Mahasiswa Jurusan Karawitan di Lombok

Lombok– Bertepatan dengan odalan pujawali di Pura Dalem Karangjangkong, Cakranegara, Lombok-Nusa Tenggara Barat, yang diadakan pada tilem kedasa, tanggal 24 April 2009, ISI Denpasar merasa terpanggil untuk ikut memberikan sumbangsih dalam bentuk “ngayah”. Rentetan upacara piodalan berlangsung dari tanggal 23 April dengan agenda Mapepade atau Macaru, tanggal 24 April, piodalan/ pujawali serta tanggal 25 April upacara nyineb. Rombongan ISI Denpasar yang melibatkan 85 dosen, staf dan mahasiswa mendapat kesempatan untuk ngayah pada tanggal 23 dan 24 April 2009. Adapun sesolahan yang ditampilkan oleh ISI Denpasar adalah tabuh Semarpagulingan persembahan dari Asti Pertiwi (kumpulan penabuh wanita ISI Denpasar), Wayang Lemah yang dibawakan oleh Asti Kumara (kumpulan anak-anak dosen dan staf ISI Denpasar), Tari Jauk Manis, Baris Gede dan Rejang. Selain rombongan dari ISI denpasar ada juga beberapa sanggar yang turut ngayah, diantaranya Angklung dari Karang Kecicang, Gong dari Truna Sari-Karang Kubu, Tabuh dan Tari dari sanggar Samsam Gadang, Banjar Pande, Lombok. Pada malam hiburan ISI Denpasar juga mendapat kesempatan untuk “mebarung” dengan Sanggar Samasam Gadang Banjar Pande Lombok, yang digelar di Jaba Pura Dalem Karangjangkong. Adapun hiburan yang ditampilkan ISI Denpasar adalah Lelambatan Tabuh Kutus Pelayon, Tari Penyambutan Selat Segara, Jauk Manis, Oleg Tambulilingan, Truna Jaya, Satya Brasta serta karya seni yang mengkolaborasikan antara vocal dan music yaitu Kebyar Dang Cita Utsawa. Sementara sanggar seni Samsam Gadang, Banjar Pande, Lombok menampilkan Tabuh Lelambatan Mina Ing Segara, serta gadung kasturi sementara Tariannya menampilkan Legong Keraton Lasem, Jauk Manis, Truna Jaya serta Satya Brasta. Para dosen, staf dan mahasiswa ISI Denpasar, tampak bekerjasama dan responsif untuk menghasilkan pementasan yang baik. Sementara umat Hindu di Lombok yang menyaksikan berbagai rentetan persembahan dari ISI Denpasar tampak antusias untuk menyaksikan aksi panggu dari ISI Denpasar. Selain untuk melakukan persembahyangan mereka juga berbondong-bondong untuk menyaksikan hiburan Mabarung antara ISI Denpasar dan Sanggar Samsan Gadang Lombok.

Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Wayan Sweca, M.Mus yang sekaligus sebagai ketua rombongan mengungkapkan kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat serta pengajaran kepada mahasiswa untuk dapat secara langsung mengaplikasikan ilmu di masyarakat serta bentuk pertanggungjawaban ISI Denpasar Kepada Masyarakat. Ajang ini juga sangat tepat untuk mempromosikan dan mencitrakan ISI Denpasar di luar Bali, sehingga melalui kegiatan ini akan mampu menarik para calon-calon seniman di Lombok untuk bergabung di ISI Denpasar. Sweca menambahkan, selain rombongan melaksanakan persembahyangan bersama guna “nunas ica” agar seluruh keluarga besar ISI Denpasar diberikan keselamatan, rombongan ISI Denpasar juga berkesempatan untuk melakukan tirta yatra ke Pura Narmada, Suranadi, Lingsar dan Batu Bolong.

Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A, mengungkapkan kedepan model kegiatan seperti ini akan terus dikembangkan untuk keharmonisan bersama, sehingga konsep Tri Hita Karana dan menyama braya dapat dijadikan modal dasar untuk menciptakan keharmonisan dan kebersamaan. Selain mencari bibit-bibit baru dari Lombok kegiata ini juga akan mampu menggali warisan-warisan budaya Timur yang sudah menjadi kewajiban ISI Denpasar untuk turut melestarikannya, mengingat ISI Denpasar adalah satu-satunya perguruan tinggi Seni yang berada di kawasan timur Indonesia. Sehingga kedepanpun kegiatan serupa akan diprioritaskan di kawasan timur Indonesia.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Dari Pameran Mata Air III “Variation of Mind” Mahasiswa Lukis ISI Denpasar di Batu-Malang

Dari Pameran Mata Air III “Variation of Mind” Mahasiswa Lukis ISI Denpasar di Batu-Malang

dsc04153

Batu-Malang– Gallery Raos yang terletak di suatu daerah yang terkenal sebagai kota sejuk yaitu Batu-Malang, tiba-tiba menjadi ramai dan hangat pada malam tanggal 26 April 2009 pada saat pembukaan Pameran Lukis Mata Air III “Variation of Mind” mahasiswa lukis semester 6 ISI Denpasar. Bahkan pemiliknya Djoeari Soebardja tampak sumringah dan tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya atas pameran ini, selain memang kualitas karya yang cukup mumpuni untuk kelas mahasiswa juga pada pembukaannya juga dihadiri langsung oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA yang langsung terbang dari Bali. Menurut Djoeari ini merupakan kali pertama seorang rektor membuka pameran di gallerynya, sungguh pengalaman yang membanggakan. Pada pameran tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa dari Universitas Negeri Malang, seniman dan masyarakat pencinta seni se-batu malang dan juga jajaran struktural Jurusan Seni rupa Murni ISI Denpasar. Tampak Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, M. Si, PD 2 Drs. I Made Bendhi Yudha, PD 3 I Wayan Suwandhi, M.Si, Ketua Jurusan Seni Rupa Murni Drs. I Made Ruta, Sekretaris Jurusan Drs. I Ketut Karyana, Kaprodi Seni Lukis Dra. Ni Made Purnami Utami, M. Erg dan Kaprodi Seni Patung Drs. I Wayan Sutha. Pameran yang berlangsung dari 26 April sampai 2 Mei 2009 ini juga juga mengadakan kegiatan Workshop Seni Lukis wayang dan Diskusi masalah Seni rupa.

Menurut Pembantu Dekan 2 sekaligus pembimbing pameran ini Drs. I Made Bendi Yudha, M.Si menyambut gembira dengan diadakannya kegiatan pameran ini, apalagi apresiasi masyarakat batu sangat baik terbukti dengan banyaknya komentar positif tentang keberadaan pameran ini. Pameran ini juga menunjukan kemandirian mahasiswa semester 6 untuk mengembangkan potensi dirinya melalui kegiatan pameran sehingga arah pengembangan kesenimannya sudah mulai matang. Terbukti konsep ciptaannya yang mulai nampak dewasa dengan membungkus nilai-nilai tradisi dengan bahasa kontemporer, terbukti dengan menggunakan bahasa simbol (metafora) dalam penyampaian pesan dan imajinasinya. Mahasiswa semester 6 juga dapat mewakili perkembangan seni rupa akademis Bali pada umumnya, sehingga dengan pembimbing yang tepat diharapkan akan menjadi seniman yang berkualitas baik di tingkat nasional maupun internasional.

Menurut Bendi pameran ini merupakan salah satu kesinambungan dari kegiatan Kamasra (Ikatan Mahasiswa Seni Rupa) di ISI Denpasar yang sempat mandek, dan pameran ini merupakan suatu semangat baru untuk membangkitkan gairah pameran mahasiswa seni rupa sehingga dapat meningkatkan citra seni rupa ISI Denpasar di mata masyarakat. Pesannya agar terus tertantang untuk menggali potensi dirinya dan terus mengasah diri lewat pameran baik di tingkat nasional maupun internasional, dengan terus menjaga sikap kekompakan, kerjasama baik antar mahasiswa mapun dosen.

Bendi memaparkan pada pameran ini kebanyakan mengangkat fenomena sosial yang terjadi masyarakat sekarang dam kaca mata seniman. Contohnya karya I Nyoman Suartana (Rako) dengan judul “Mimpiku di atas “dampar” yang menampilkan atau memotret generasi muda sekarang yang menganggur atau karya I Gede Jaya Putra (Dexde) dengan judul “Senyum sesaat” yang menampilkan potret seorang Ibu yang tersenyum sambil memamerkan uang bantuan Langsung Tunai-nya (BLT), sebuah pemandangan ironi pada saat sekarang. Yang menarik juga karya Diah ardanareswari seorang mahasiswi yang mencoba memformulasikan benda-benda pabrik dengan teknik kolase sehingga tampak eksotisme seorang perempuan yang masuk ke dalam budaya konsumerisme.

Senada dengan yang diungkapkan Bendi, Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, Msi mengucapkan terima kasih kepada Rektor, jajaran struktural FSRD dan pihak2 yang telah berkeja keras sehingga kegiatan pameran dapat berlangsung dengan lancar. Menurutnya pameran ini merupakan suatu proses pembelajaran yang sangat penting dalam karier kesenimanan mahasiswa. Dimana kritikan dan masukan yang ada dapat lebih apresiatif dalam pengembangan kreativitas dan kualitas karya mahasiswa. Semoga kegiatan ini dapat dilanjutkan oleh adik kelasnya dan Jurusan lain di FSRD, dimana Rinu sebagai dekan tidak henti-hentinya mendorong agar diadakan kegiatan seperti ini untuk meningkatkan citra kampus di masyarakat. Ke depannya mahasiswa semester 6 akan melanjutkan pameran ini ke kota2 lainnya di pulau jawa seperti Jakarta, Bandung dan Yogyakarta.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Puluhan Mahasiswa ISI Denpasar Siap Buka Usaha Sendiri

Puluhan Mahasiswa ISI Denpasar Siap Buka Usaha Sendiri

img_7971-copy

Pembekalan Wirausaha

Denpasar- Setelah melalui seleksi yaitu pembuatan business plan, akhirnya dari 113 mahasiswa yang mengajukan, loloslah 88 Mahasiswa ISI Denpasar dari 2 Fakultas untuk menerima dana bantuan kewirausahaan. Sebelum mengaplikasikan usahanya, mereka diberikan Pendidikan dan Pelatihan Program Kewirausahaan selama tiga hari dari tanggal 30 April – 2 Mei 2009, bertempat di Ruang Sidang Gedung Lata mahosadi ISI Denpasar. Program Mahasiswa Kewirausaha ini adalah program DIKTI yang mengucurkan dana bantuan usaha kepada mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Ke-88 orang ini berhak mendapat bantuan dana sekitar 8 juta rupiah per orang atau bisa berkelompok dengan maksimal 5 orang per satu kelompok, dengan bantuan yang didapat perkelompok sebesar 40 juta rupiah. Uang ini merupakan bantuan modal untuk membuat usaha yang disesuaikan dengan bidang ilmunya. Uang ini termasuk didalamnya modal usaha, persiapan dan dana operasional sampai usaha tersebut bisa berjalan dan mengalami titik impas (Break Event Point). Untuk persyaratannya adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan semester 4 atau telah mengantongi minimal 80 sks dengan catatan belum mengambil mata kuliah TA (Tugas Akhir).

PR III ISI Denpasar Drs. I Made Subrata, M. Si yang juga ketua panitia program kewirausaha ini menjelaskan program ini merupakan kebijakan dari DIKTI Departemen Pendidikan Nasional yang intinya untuk memberikan modal kepada para mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Tujuannya jelas untuk mengurangi pengangguran intelektual yang jumlahnya cukup besar di negeri ini dan diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru, dimana mahasiswa sebagai pengelola bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di kampus dan menerapkannya di lapangan. Untuk di ISI Denpasar usaha yang coba dijalankan dan yang sesuai dengan pendidikan di ISI Denpasar adalah percetakan Sablon bagi FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) dan Tata Rias bagi FSP (Fakultas Seni Pertunjukan). Usaha ini dipilih berdasarkan kecocokan dengan apa yang didapat dikampus dan juga peluang untuk usaha ini pada saat sekarang ini masih terbuka lebar dan cukup menjanjikan. Subrata juga menambahkan dalam perjalanannya mahasiswa yang telah lolos seleksi ini akan dibina dan didampingi oleh dosen yang telah ditunjuk oleh panitia. Mereka juga diwajibkan membuat laporan perkembangan usaha kelompoknya dan mengungkapkan kendala yang dihadapi sehingga bisa dicarikan solusi oleh dosen pendampingnya.

Sementara Pembantu Rektor I ISI Denpasar, Drs I Ketut Murdana, M.Sn yang mewakili Roktor ISI Denpasar dalam pembukaan pendidikan dan pelatihan mengungkapkan pemberian modal usaha kepada mahasiswa yang pertama kali ini diharapkan benar-benar dimanfaatkan secara baik oleh mahasiswa. Guna mendapatkan lulusan yang berkualitas lembaga harus melewati 3 tahapan yaitu input, proses dan output. Selain input dalam hal ini calon mahasiswa yang memiliki minat dan bakat yang berpotensi, selama melalui proses inilah sebagai kunci utama pembentukan karakter mahasiswa sehingga menghasilkan output, sumber daya yang berkualitas. Sehingga jika mahasiswa sukses dengan program wirausaha ini maka nantinya ISI Denpasar akan mampu melahirkan tamatan yang bermutu, apalagi hal ini sangat sesuai dengan visi ISI Denpasar sebagai pusat unggulan penciptaan dan pengkajian. Murdana juga berpesan agar mahasiswa mampu mengimbangi antara soft skill dan hard skill serta untuk mencapai keberhasilan mahasiswa harus disiplin dan sadar tugas dan kewajiban sebagi mahasiswa.

Untuk acara pembekalan program mahasiswa wirausaha di lingkungan ISI Denpasar mahasiswa hari pertama tanggal 30 April 2009 mendapat pelatihan dari para dosen Fakultas Ekonomi Unud, tentang Manajemen Pemasaran bagi UKM oleh Drs. I.G.A.Kt. Giantari, M.Si, Manajemen SDM bagi Usaha Kecil oleh I Nyoman Sudarma, SE, MM., dan Manajemen Produksi bagi UKM oleh Drs. Kastawan Mandala MM. Dihari kedua peserta pelatihan mendapat materi tentang Manajemen Keuangan Bagi UKM dengan penyaji oleh Ni Made Dwi Ratnadi, S. M.Si.,AK., Kewirausahaan oleh Drs. Komang Ardana, MM, Implementasi/ Revisi Business Plan dan Komunikasi Business oleh Drs. I Gede Ketut Warmika, MM. Dihari terakhir tanggal 2 Mei peserta mendapat materi tentang Etika Bisnis oleh I Gede Kajeng, SE, MM.AK, Skim Kredit Bagi UKM oleh perwakilan dari BRI Cabang Denpasar yaitu S. Purba, Kebijakan Pembinaan UKM oleh Ir. Ngakan Putu Widnyana MM dari Dinas Koperasi dan UKM Denpasar.

Humas ISI Denpasar melaporkan

Pembentukan UNIMA Indonesia

Bima

Indonesia merupakan negara yang sangat kaya dengan budaya teater figur. Penggunaan media seperti wayang, baik berupa bayangan, kertas maupun tiga dimensi seperti golek atau teater boneka menjadi kekayaan yang dimiliki bangsa kita sejak lama. Kekayaan ini bahkan sudah banyak dikenal dan dipelajari oleh bangsa tetangga. Lalu apa kabar teater figur di tanah kita sendiri? Apakah kita sudah mengenal satu sama lain? Bagaimana perkembangan teater figur di negara kita? Siapa saja para pelaku teater figur di tanah air? Siapa saja teman yang berekspresi dengan media yang sama dengan kita?

Berangkat dari pertanyaan “Siapakah yang peduli ?” dan kegelisahan untuk membangun jejaring antara para pelaku, penggemar dan pecinta teater figur baik dari kesenian tradisi maupun kontemporer, maka muncullah ide untuk membentuk sebuah organisasi yang diharapkan mampu mengakomodir pertukaran informasi antara para pelaku, penggemar dan pecinta teater figur ini.
Di tengah kondisi inilah muncul sebuah ide untuk berkumpul dan membentuk sebuah organisasi bersama. UNIMA menjadi gagasan pertama yang kemudian cukup menarik untuk kita bicarakan bersama.

Apakah UNIMA?

UNIMA (Union Internationale de la Marionette) adalah lembaga internasional yang mewadahi pertemuan manusia berbagai negara untuk turut berkontribusi dalam perkembangan seni teater figur (puppetry) di dunia, dengan tujuan untuk menggunakan media ini dalam pendekatan nilai-nilai kemanusiaan seperti mewujudkan perdamaian, menumbuhan kesaling-pengertian antar umat manusia, tanpa mempedulikan perbedaan ras, kepentingan politik, agama, budaya, sebagai bentuk kepedulian terhadap hak asasi manusia yang telah disahkan pada Deklarasi Hak Asasi Manusia oleh PBB tahun 1948.

Keuntungan membentuk UNIMA Indonesia antara lain :
1. kita bisa mewujudkan jaringan para pelaku,pecinta dan penggemar teater figur di Indonesia
2. membuka peluang besar untuk membangun jaringan dengan para pelaku,pecinta dan penggemar teater figur mancanegara (mengingat UNIMA adalah organisasi internasional yang terdapat di berbagai negara di dunia)
3. dengan adanya sistem yang baik, kita bisa mewujudkan upaya melestarikan kebudayaan bangsa sendiri
4. terbukanya peluang untuk membuat dan menghadiri festival berskala internasional (karena informasi tentang para anggota akan disebarluaskan di antara anggota UNIMA di berbagai negara).
5. dan lain sebagainya….

Loading...