by admin | Jun 15, 2009 | Berita

(Denpasar-Humasisi)Salah satu faktor penghambat kemajuan kemampuan seorang seniman Lukis adalah kemampuan berbahasa asing, meskipun karya yang dihasilkan luar biasa akan tetapi seniman tidak bisa berinteraksi, mengungkapkan ide dan apa yang ingin dituangkannya kepada orang asing, sehingga berpengaruh terhadap harga jualnya dan peluangnya untuk mengembangkan diri di tingkat inetnasional. Itu terungkap dalam pertemuan Rektor ISI Denpasar dengan mahasiswa lukis yang telah melakukan pameran di Batu-Malang, Art Centre dan di ISI Denpasar ketika berlangsungnya konferensi internasional yang diprakarsai SSEASR, ISI Denpasar dan UNHI.Pada Acara tersebut dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang telah berpameran, PR I Drs. I Ketut Murdana, MSn, PR III Drs. I Made Subrata, MSi, Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi, PD II FSRD Drs. I Made Bendi Yudha, MSn dan jajaran struktural FSRD ISI Denpasar. Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai S., MA menyatakan bangga dan salut atas prakarsa mahasiswa yang telah sukses menggelar pameran, apalagi pada waktu konferensi banyak profesor dari 61 negara menyatakan rasa kagumnya atas kepedulian mahasiswa ISI Denpasar terhadap keberlangsungan Air di dunia lewat karya-karya yang bertemakan Air dengan kualitas yang membanggakan.
Berkenaan dengan hal tersebut, Prof. Rai juga mempertanyakan rencana mahasiswa ke depan dan mengharapkan agar terus diadakan pameran baik di lokal Bali, di Kota-Kota Besar di Indonesia atau di ruang lingkup internasional. Kelemahan mendasar dari mahasiswa yang dicermati Rektor adalah dari segi kualitas karya memang luar biasa kemampuannya namun dari segi kemampuan bahasa asing khususnya bahasa Inggris masih perlu ditingkatkan lagi. Karena terbukti mahasiswa pada waktu menjelaskan idenya atau karyanya lewat bahasa, terkesan mahasiswa gagap atau bahkan kebingungan, ini menyebabkan para tamu internasional kurang menghargai karya tersebut akibat dari kekurang jelasan penjelasan dari sang seniman. Apalagi peluang ke luar negeri bagi mahasiswa sekarang ini sangat terbuka lebar seperti Double Degree Program atau Sandwich program seperti yang digariskan oleh DIKTI. Prof. Rai juga menawarkan program peningkatan kemampuan bahasa Inggris (TOEFL) secara gratis, dimana instruktur dan Laboratorium telah disediakan oleh Institut. Namun Uniknya program bahasa ini diarahkan ke bagaimana seorang seniman membahasakan karyanya sehingga bisa dimengerti oleh orang asing selain bisa berinterkasi dengan masyarakat asing sehingga dapat membuka peluang untuk berpameran di tingkat internasional. Prof. Rai juga mengharapkan prestasi dari mahasiswa dengan jalan selalu aktif berpameran dan berkompetisi.
Dalam pertemuan tersebut juga terjadi dialog dari Mahasiswa seperti Albaniadi yang berencana akan mengadakan pameran bersama ISI Yogyakarta, ISI Surakarta dan ISI Denpasar. Widiantara yang berencana menginginkan pameran di daerah–daerah Bali yang berkelas internasional seperti Gaya Space-Ubud dan Museum Puri Lukisan. Semua hasil diskusi ini akan dijadikan masukan bagi Rektor dan Dekan FSRD khususnya untuk kedepannya. Ini mencerminkan semangat mahasiswa untuk terus mengembangkan dirinya lewat pameran dan akan di dukung secara penuh oleh institusi.
by admin | Jun 15, 2009 | Berita, Prestasi

(Denpasar-Humasisi)Seorang mahasiswa DKV ISI Denpasar I Ketut Adhi Apriana berhasil menggondol juara III tingkat Nasional Lomba Desain Logo 60 Tahun Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2009. Itu terungkap dalam acara penerimaan rektor di Gedung Rektorat ISI Denpasar. Pada acara tersebut juga dihadiri oleh Dekan FSRD ISI Denpasar Dra. Ni Made Rinu, MSi. Mahasiswa DKV Semester 4 ini berhasil menyisihkan ratusan karya dari seluruh Indonesia dan berhak mendapatkan piala dan uang hadiah Rp. 2.000.000,-. Menurut anak muda asal Desa Nyuh Kuning-Ubud ini kunci kesuksesannya adalah semangat dan kegigihannya untuk mengikuti berbagai lomba dari sejak SMA, khusus untuk lomba Logo 60 tahun Universitas Gadjah Mada ini ia sempat berkonsultasi dengan pamannya yang juga seorang kartunis Gun Gun. Adhi juga mengucapkan terima kasih kepada para staf pengajar khususnya dosen DKV ISI Denpasar yang secara tidak langsung memberikan ilmu-ilmu desain sehingga ia bia memenangkan perlombaan ini.
Putra pasangan Dr. I Made Jawi dan Ni Made Suastini ini ternyata cukup aktif mengikuti perlombaan dan banyak memenangkan berbagai perlombaan di bidang DKV dan fotografi seperti Juara I Nasional Lomba Foto Vario 2008, Juara II Lomba Design Logo Gelas Tupperware 2008, Juara II Lomba Glassware Design Kedaung Group 2008, Juara II recycle Thing Global Warming 2007, Finalis Swatch (foto kontes) Jakarta 2008, Juara I Hilo Teen Photo Contest 2008 (Tingkat Nasional) dan yang terakhir juara III Desain Logo 60 tahun Universitas Gadjah Mada 2009. Ternyata bibit- bibit juara telah dipupuk oleh Adhi dari sejak belia, setelah memenangi berbagai kejuaraan lomba lukis di tingkat anak-anak, pada waktu SMA Adhi juga berhasil menggondol juara diantaranya. Juara I lomba Karikatur Balipost Ajeg Bali 2007 dan juara lomba poster pensi Telkomsel 2006.
Dekan FSRD Dra. Ni Made Rinu, MSi menyambut bangga atas keberhasilan mahasiswa untuk menjuarai event tingkat nasional. Itu buktinya bahwa kreativitas anak-anak ISI Denpasar tidak kalah dengan kreativitas anak-anak dari universitas lain. Apalagi Adhi mengikuti lomba ini dengan keinginan sendiri dan usaha sendiri, itu membuktikan bahwa ada keinginan pribadi untuk mengasah dan mengembangkan diri sendiri lewat kompetisi, selain menerima pendidikan formal di kampus. Tentu peran dari para dosen juga tidak bisa dikesampingkan karena bagaimanapun juga peran mereka yang memberikan transfer ilmu desain kepada Adhi. Seiring dengan kesuksesan ini, Rinu juga tidak lelah-lelahnya mendorong mahasiswa dari jurusan lain untuk mengikuti jejak Adhi mengikuti kompetisi-desain dan seni rupa yang ada. Karena selain untuk mengukur kemampuan kita juga mengasah wawasan dan perbendaharaan ilmu kita lewat ajang kompetisi.
Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA menyatakan salut dan bangga atas prestasi yang diraih oleh saudara Adhi ini. Dengan prestasi yang diraihnya ini selain menunjukan kemampuan pribadi, nama fakultas dan tentunya nama Institut. Untuk Kedepan Prof. Rai mengharapkan mahasiswa agar mempersiapkan diri untuk go international, dalam pengertian bukan hanya mengasah kemampuannya di event tingkat nasional juga internasional. Apalagi sekarang DIKTI telah membuka peluang untuk pertukaran mahasiswa ke luar negeri, jadi mahasiswa harus meningkatkan kemampuannya dalam bidang bahasa Inggris untuk mengejar peluang tersebut. Berkenaan dengan peningkatan dalam bidang bahasa Inggris, Prof. Rai berencana akan membuka kursus bahasa Inggris (TOEFL) secara gratis, dimana telah dipersiapkan instruktur dan ruangan Laboratorium Bahasa yang representatif. Semua ini bertujuan agar mahasiswa ISI Denpasar dapat bersaing secara internasional dan mempunyai wawasan global. Juga prof. Rai mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang berkompeten seperti Dekan dan dosen yang telah membimbing Adhi selama ini di kampus.
by admin | Jun 13, 2009 | pengumuman
Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintan yang mengatur tentang Dosen melalui PP nomor 37 Tahun 2009. Lengkapnya dapat di download disini.
Di samping itu untuk mengatur tunjangan Guru dan dosen, tunjangan khusus Guru dan dosen, serta tunjangan kehormatan profesor melalui PP Nomor 41 tahun 2009. lengkapnya dapat di download disini
by admin | Jun 12, 2009 | Berita

Suasana Hunting Fotografi di Tenganan
Budaya Bali memiliki keindahan dan taksu yang tidak pernah tidur dalam sehari pun, aktivitas budayanya hampir setiap hari terus bernafas seperti kehidupan manusia yang perlu oksigen untuk dapat hidup, seperti itulah budaya Bali. Keunggulan budaya yang dimiliki Bali ini dimanfaatkan Program Studi Fotografi sebagai objek eksplorasi yang tidak pernah sepi, ini tidak dapat ditemui di institusi seni lain di Indonesia.
Tenganan Pegringsingan sebagai daerah yang kental dengan aktifitas budaya menarik untuk dieksplorasi oleh dosen dan mahasiswa Fotografi FSRD, ISI Denpasar. Kegiatan utamanya adalah upakara mekare-kare, rejang, dan hampir seluruh kegiatannya mengandung sudut estetis. Eksplorasi selama dua hari membuat kepuasan tersendiri rasa lelah tidak terasa, melihat hasil yang memuaskan.
Anak-anak Fotografi bergulat dengan panas, debu dan lapar namun tetap fokus pada moment yang tidak mau ketinggalan sedikitpun, diantaranya Gung wijaya, Ryo Agung, Avian, Deyu, Teja, Budiwijaya, Gunk Ama, dibimbing Made Saryana, S.Sn., MSn., dan I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi. Yang menemani mahasiswa sampai akhir acara rejang yang sangat mengagumkan. Selanjutnya hasil karya eksplorasi Tenganan Pegringsingan 2009, akan dikurasi untuk dipergunakan sebagai materi pameran fotografi di tingkat nasional dan internasional.
By. I Komang Arba Wirawan,S.Sn.,Msi
by admin | Jun 7, 2009 | Agenda, Berita

SSEASR
Denpasar- Setelah 567 paper didiskusikan dalam Konfrensi Internasional yang diselenggarakan oleh South and Southeast Asia Association For Study of Culture and Religion (Satu organisasi ditingkat Asia dan Asia Tenggara untuk studi agama dan budaya) bekerjasama dengan ISI Denpasar dan UNHI Denpasar, tema : Water in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion, maka pada penutupan konfrensi dideklarasikan untuk konservasi dan pengelolaan air. Selama konfrensi beberapa issu dan masalah terkuak yaitu (1) air memiliki peranan penting untuk bumi dan kehidupan manusia, flora, fauna dan ketahanan eksisitensi bumi, (2) Evolusi umat manusia telah melalui tiga tingkatan, yaitu a. Peradaban air, b. Peradaban industri serta C. Peradaban jasa/ layanan, (3) Dinamika peradaban manusia mengakibatkan penggunaan air yang berlebihan dan berkurangnya sumber mata air, (4) Kondisi penggunaan air berlebih dan berkurangnya sumber mata air telah mengakibatkan berkurangnya kualitas kehidupan di bumi, dengan pertumbuhan dari kebiasaan manusia dan komunitasnya menunjukkan bahwa tanda-tanda konservasi dan pengelolaan air menjadi tuntutan, hasil dalam peningkatan jumlah air dapat digunakan oleh manusia dan mahkluk hidup lainnya di bumi ini.
Sehingga dari issu dan permasalahan tersebut dapat diberikan solusi bahwa: (1) Solusi secara umum adalah untuk mengembalikan semangat guna melakukan strategi dan kegiatan nyata secara bersama-sama untuk konservasi dan langkah-langkah pengelolaan air yang tepat adalah untuk melindungi dan memperbaiki kegiatan melalui Gerakan Penghijauan Bumi (Green Earth Movement). (2) Mempertahankan basis budaya, seperti berbagai kearifan local di wilayah Asia dan Asia Tenggara. Khususnya dari Bali, konservasi air sebagai asset suci dan pengelolaan air melalui organnisasi pertanian “subak”. Protensi air melalui kesrifan local, mitologi masyarakat Bali terhadap air (Dewa Wisnu), eksisitensi dari upacara Sad Kerthi dan juga konsep dari Tri Hita Karana sebagai budaya yang penting serta pondasi spiritual.
Selain itu deklarasi juga menghasilkan percepatan dari pertukaran kerjasama antar bangsa, yang menyatakan bahwa: (1) Pertumbuhan budaya spiritual dan gerakan social dalam sebuah jalan networking dan juga gerakan social untuk melakukan kegiatan nyata untuk pelestarian air, pengelolaan air dan juga memelihara kualitas air. (2) Semua Negara sudah seharusnya memberikan contoh untuk pengelolaan secara berlanjut dan pertukaran komunikasi antar bangsa.
Dalam pendeklarasian hadir ketua panitia Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., Profesor Amarjiva Lochan Presiden SSEASR, Kepengurusan SSEASR dan Presiden IAHR (CIPSH, UNESCO) Prof. Ms Rosalind Hackett, Prof. Rosalind sangat kagum dan bangga dengan kesuksesan acara konfrensi internasional ke-3 SSEASR yang digelar di Bali. Kekagumannya dia ungkapkan saat penyampaian sekapur sirih tentang konfrensi yang merupakan buah hasil kerjasama antara SSEASR dengan ISI Denpasar dan UNHI Denpasar. Dia menyampaikan bahwa konfrensi di Bali ini adalah paling mengesankan. Selain keramah-tamahan yang dia dapatkan selama mengikuti konfrensi, nuansa alam kampus yang lestari juga mengantarkan kesan tersendiri yang tak terlupakan bagi para akademisi untuk dapat bertukar pandangan sesuai tema yang diangkat yaitu Water in South and Southeast Asia: Interaction of Culture and Religion. Apalagi suguhan pementasan tari, tabuh dan pameran mampu menghipnotisnya untuk terus akan mengenang Bali.
Humas ISI Denpasar melaporkan