M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Gamelan Gambang Dalam Upacara Dewa Yadnya

Gamelan Gambang Dalam Upacara Dewa Yadnya

Kiriman I Gede Yudartha, SSKar., MSi

Dosen Program Study Seni Karawitan

Gamelan Gambang

Gamelan Gambang

Dewa Yadnya berarti persembahan suci kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan berbagai manifestasinya. Pelaksanaan upacara Dewa Yadnya biasanya dilakukan di tempat-tempat pemujaan seperti sanggah¸tempat pemujaan keluarga dan pura yang merupakan tempat persembahyangan bagi masyarakat umum atau klen dari keluarga tertentu. Dalam ritual upacara yang dilakukan di pura-pura atau tempat sanggah, dalam suatu tingkatan tertentu biasanya diiringi dengan seperangkat atau lebih gamelan Bali. Adapun gamelan yang biasanya dipergunakan adalah gamelan Gong Gede, Gong Kebyar, Smar Pagulingan, dan berberapa jenis gamelan lainnya termasuk salah satu diantaranya adalah gamelan Gambang.

Dalam pelaksanaan ritual upacara salah satu kesenian yang menonjol penggunaannya adalah seni karawitan. Bunyi gamelan yang digunakan untuk mengiringi ritual keagamaan adalah untuk membimbing pikiran agar terkosentrasi pada kesucian, sehingga pada saat persembahyangan pikiran dapat diarahkan atau dipusatkan kepada Tuhan. Pandangan ini relevan dengan realita kesakralan, karena bunyi gamelan secara psikologis dipandang mampu menciptakan suasana relegius secara sakral. Selain dari pada itu, keterpaduan antara tabuh yang dimainkan dengan pelaksanaan upacara dapat menciptakan suatu keharmonisan atau keseimbangan dalam hidup. Terciptanya keseimbangan ini, dapat dilihat bagaimana penganut agama Hindu menggunakan nilai-nilai estetika untuk menciptakan suatu keharmonisan dan keseimbangan hidup guna mencapai sesuatu yang bersifat religius.

Dipergunakannya gamelan sebagai sarana pengiring upacara karena esensinya adalah untuk membimbing pikiran umat ketika sedang mengikuti prosesi agar terkonsentrasi pada kesucian sehingga pada saat persembahyangan pikiran terfokus kepada keberadaan Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi). Jadi jelas bahwa dalam konteks tersebut gamelan memiliki nilai religius dimana keberadaan gamelan sebagai pengiring upacara keagamaan di suatu wilayah suci hal tersebut dapat menambah religiusitas sebuah prosesi keagamaan. Nilai religius yang dimaksud adalah bahwa gamelan khususnya repertoar-repertoar yang dimainkan memiliki nilai yang sangat penting dalam pelaksanaan aktivitas keagamaan. Hampir tidak ada satupun pelaksanaan upacara keagamaan yang dilakukan tanpa diiringi oleh bunyi-bunyi gamelan.

Lebih lanjut sebagaimana dikatakan Donder (2004:122), hakikat bunyi gamelan pada prosesi ritual Dewa Yadnya antara lain sebagai:

  1. Sebagai persembahan untuk menyenangkan hati para Dewa/Ista Dewata (roh suci)

  2. Sebagai sarana magis untuk mengundang kekuatan spiritual.

  3. Sebagai sarana untuk menetralisir pengaruh negatif.

  4. Untuk mengurangi ketegangan atau emosi

Gamelan Gambang

Gamelan Gambang sedang di tabuh

Dimanfaatkannya Gamelan Gambang sebagai musik pengiring upacara Dewa Yadnya secara umum dapat dimaknai bahwa, gamelan Gambang memiliki makna religius.Terkait dengan fungsi gamelan Gambang dalam konteks upacara Dewa Yadnya, di wilayah Kota Denpasar, pada kenyataannya berbeda dengan pandangan-pandangan serta pemahaman masyarakat selama ini. Sebagaimana diuraikan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, di Bali bagian tengah Gambang dipergunakan sebagai musik pengabenan yang dimainkan selama tiga hari berturut-turut (Dibia, 1978/1979). Pernyataan ini sangat berbeda dengan kenyataan yang terjadi di lapangan dimana gamelan Gambang di wilayah Kota Denpasar yang merupakan daerah yang terdapat pada wilayah Bali bagian tengah, Gambang juga dipergunakan sebagai musik pengiring upacara Dewa Yadnya. Sesuai dengan informasi dari I Nyoman Sukra, selaku klian Gambang Pura Kelaci, Banjar Sebudi Desa Sumerta Klod, sebagai salah satu aset atau duwe (milik) Pura Kelaci, gamelan Gambang yang tersimpan di pura biasanya dipergunakan untuk mengiringi piodalan atau upacara keagamaan yang dilangsungkan bertepatan dengan Hari Raya Saraswati yaitu Saniscara Umanis Watugunung. Bahkan gamelan ini dimainkan berturut-turut selama tiga hari selama Ida Betara di Pura tersebut Nyejer.

Demikian pula halnya gamelan Gambang yang terdapat di Pura Dalem Bengkel, Banjar Binoh. Menurut penuturan I Wayan Sinthi dan I Nyoman Jesna Winada (wawancara tanggal 12 Desember 2009) selaku sesepuh di pura tersebut, keberadaan gamelan Gambang di pura tersebut lebih banyak difungsikan sebagai sarana pengiring upacara yadnya yang dilangsungkan di pura tersebut. Bahkan keberadaannya sangat disakralkan sehingga tidak pernah dipergunakan untuk mengiringi upacara pitra yadnya (ngaben) karena pelaksanaan upacara tersebut dianggap sebel dan dapat mengurangi kesucian dari gamelan tersebut.

Sama halnya dengan keberadaan gamelan Gambang di Pura Dalem Bengkel, di Banjar Bekul Penatih. Gamelan Gambang yang dimiliki oleh masyarakat setempat juga sempat difungsikan sebagai sarana pengiring upacara Dewa Yadnya yang dilaksanakan di sekitar wilayah Desa Penatih dan Desa Kesiman. Sebagaimana penuturan I Nyoman Warka (wawancara tanggal 18 Desember 2009) selaku klian Gambang Banjar Bekul, pada masa yang lampau pada saat piodalan di pura Dalem Kesiman dan di Pura Pengrebongan yang merupakan sebuah pura yang disungsung oleh masyarakat Desa Kesiman, atas permintaan raja yang berkuasa di Puri Kesiman, sekaa Gambang Banjar Bekul diminta untuk berpartisipasi dengan sukarela (ngayah). Namun seiring dengan perjalanan waktu dan situasi kondisi yang ada, sekaa Gambang tersebut tidak pernah lagi berpartisipasi secara aktif pada event tersebut. Saat ini sekaa Gambang di Banjar Bekul hanya berpartisipasi pada saat dilaksanakannya upacara pitra yadnya dalam tingkatan utama (ngewangun) baik di Gria Bajing Kesiman maupun di Puri Kesiman hal ini dikarenakan Gamelan Gambang yang mereka miliki merupakan pica (pemberian), dimana sebagai imbalan atas pemberian tersebut, sekaa gambang memiliki kewajiban untuk berpartisipasi secara aktif.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional RI

Kami Keluarga Besar ISI Denpasar Mengucapkan: Selamat Atas Terpilihnya Bapak Fasli Jalal sebagai Wakil Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Hari Rabu ini, bapak Fasli Jalal, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi akan dilantik oleh Presiden RI sebagai Wakil Menteri Pendidikan Nasional.

Pada saat yang bersamaan juga akan dilantik bapak Dipo Alam sebagai Sekretaris Kabinet; Bapak Anggito Abimanyu sebagai Wakil Menteri Keuangan; bapak Lukita Dinarsyah Tuo sebagai Wakil Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional,  bapak Fahmi Idris sebagai Wakil Menteri Kesehatan, dan bapak Syafrie Sjamsoeddin sebagai Wakil Menteri Pertahanan

Perubahan Jadwal UAS dan Batas Akhir Perbaikan Pengantar Karya

PENGUMUMAN

DIBERITAHUAN KEPADA SELURUH DOSEN DAN MAHASISWA FSRD ISI DENPASAR SEHUBUNGAN DENGAN HARI SIWARATRI TANGGAL 14 JANUARI 2010, MAKA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2008/2009 YANG SEDIANYA DIADAKAN HARI KAMIS, 14 JANUARI 2010 DIPINDAHKAN KE HARI SENIN, 18 JANUARI 2010.

KEPADA MAHASISWA PESERTA TUGAS AKHIR SEMESTER GANJIL 2008/2009, DIBERITAHUKAN BAHWA BATAS AKHIR PERBAIKAN PENGANTAR KARYA / SKRIPSI PADA HARI SABTU, 16 JANUARI 2010.

DEMIKIAN DISAMPAIKAN UNTUK DILAKSANAKAN, TERIMAKASIH

Denpasar, 5 Januari 2010

Pembantu Dekan I,

Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

NIP. 196107061990031005

Program Beasiswa Bidik Misi

Program Beasiswa Bidik Misi

Logo Bidik Misi

Logo Bidik Misi

Beasiswa pendidikan bagi calon mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu departemen pendidikan nasional direktorat jenderal pendidikan tinggi direktorat kelembagaan tahun 2010

Tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Hak setiap warga Negara tersebut telah dicantumkan dalam Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan pasal tersebut, maka Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi, dan masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu diperlukan biaya yang cukup besar. Oleh karena itu bagi setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya kurang mampu membiayai pendidikannya, dan berhak mendapatkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi.

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2010 meluncurkan program Beasiswa Bidik Misi untuk memberikan beasiswa dan biaya pendidikan kepada 20.000 mahasiswa dan atau calon mahasiswa dari keluarga yang secara ekonomi kurang mampu dan berprestasi, baik di bidang akademik/kurikuler, ko-kurikuler maupun ekstrakurikuler.

Agar program penyaluran beasiswa Bidik Misi dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu: Tepat Sasaran, Tepat Jumlah, dan Tepat Waktu, maka diharapkan para pimpinan perguruan tinggi dalam melakukan sosialisasi, seleksi, dan penyaluran Beasiswa Bidik Misi mengacu pada pedoman ini.

Penerbitan pedoman program beasiswa Bidik Misi ini diharapkan dapat memudahkan bagi perguruan tinggi penyelenggara agar penyaluran beasiswa kepada mahasiswa dapat tercapai sesuai dengan harapan kita semua. Selain itu pedoman ini diharapkan juga dapat memudahkan bagi para calon mahasiswa atau mahasiswa yang akan mengusulkan sebagai calon penerima beasiswa, dan memudahkan bagi mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai penerima beasiswa untuk mendapatkan haknya.

Dengan terbitnya buku ini, proses penyaluran beasiswa kepada mahasiswa diharapkan akan berjalan dengan lebih baik, dan mahasiswa dapat menyelesaikan studinya dengan lancar, berprestasi tepat waktu yang akhirnya dapat ikut andil dalam meneruskan perjuangan bangsa menuju pembangunan Indonesia sejahtera.

Akhirnya kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada tim penyusun pedoman ini dan semua pihak yang telah membantu dalam mewujudkan buku pedoman Program Beasiswa Bidik Misi ini.

Jakarta, Desember 2009

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

Fasli Jalal

selengkapnya

Panduan Bidik Misi

Formulir Bidik Misi

Peluncuran Portal Garuda

Peluncuran Portal Garuda

Sumber: http://dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=459&Itemid=1

Garba rujukan digital

Garba rujukan digital

Garba Rujukan Digital (Garuda), sebuah portal rujukan ilmiah nasional secara resmi diluncurkan di Hotel Millenium, Jakarta, pada Selasa (15/12). Portal bisa diakses di http://garuda.dikti.go.id

Di dalam portal ini tersedia e-jurnal domestik dan karya-karya ilmiah seperti laporan penelitian, tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, dan disertasi), patent, prosiding, Standar Nasional Indonesia (SNI), Pidato pengukuhan guru besar para akademisi dan peneliti.

Portal dibangun atas kerjasama antara Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII-LIPI) dan berbagai kontributor.

Garuda bertekad ingin menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah nasional. Diharapkan terjadi kolaborasi penelitian, terwujudnya penelitian bertaraf internasional dan segala plagiarisme, duplikasi penelitian bisa dihilangkan.

Loading...