M

Tentang ISI Bali

Sejarah

Pengantar

Akreditasi

Visi dan Misi

Struktur Organisasi

SAKIP

JDIH

Penghargaan

PPID

Green Metric

Pendidikan

Fakultas Seni Pertunjukan (FSP)

Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD)

Pascasarjana

Program Internasional

Alumni

Penelitian

Penelitian, Penciptaan dan Diseminasi Seni dan Desain (P2SD)

Penelitian Disertasi (PDD)

Penelitian Kompetisi Nasional

Penelitian Kerja Sama

Pengabdian

Bali Citta Swabudaya (BCS)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Pusat

Tugas Akhir dan Yudisium

Tugas Akhir dan Yudisium

Mengakhiri semester ganjil 2009/2010 Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar menyelenggarakan Pameran Karya Tugas Akhir pada tanggal 28 s.d 31 Desember 2009 dan dilanjukan dengan Ujian Komprehensip pada tanggal 4 s.d 7 Januari 2010. Rapat kelulusan dilaksanakan pada tanggal 22 Januari 2010 dan Yudisium pada tanggal 23 Januari 2010. Pererta Tugas Akhir sebanyak 23 orang.

Peserta Tugas Akhir (TA) Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar

Semester Ganjil 2009/2010

No. Nama Mahasiswa / NIM L/P Program Studi Judul T.A. Jenis Karya Pembimbing Nama Orang Tua
I Wayan Purbawa

2004020310010

L DKV Perancangan Komunikasi Visual Untuk Mempromosikan Desa Budaya Kertalangu di Jl. By Pass Ngurah Rai Tohpati Studio –          A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn, M.Si

–          I.B. Kt. Trinawindu, S.Sn

–          I Md. Sutapa

–          Ni Nym. Darmini

2. Putu Dodi Wirawan

031511021

L DKV Perancangan Media Komunikasi Visual Dalam Usaha Mempromosikan Museum Bali Studio –          A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn, M.Si

–          I.B. Kt. Trinawindu, S.Sn

–          I Wayan Matra

–          Nengah Wati

3. Ida Bagus Adhiguna

2004020310012

L DKV Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Denpasar Bebas Rabies Studio –          A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn, M.Si

–          I.B. Kt. Trinawindu, S.Sn

–          I.B. Dirga

–          Desak Rai Alit

4. Komang Febri Sadrawan

2004020310056

L DKV Perancangan Komunikasi Visual Untuk Mempromosikan PT. Bali Craft Internasional di Kuta Bali Studio –          A.A. Gde Bagus Udayana, S.Sn, M.Si

–          Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn

–          I Made Ramia

–          Ni Made Sadiari

5. I Gusti Ngurah Dwi Aryawan

2004020310037

L DKV Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Peningkatan Eksistensi Obyek Taman Wisata Alam Sangeh Badung Bali Studio –          Drs. Cok. Gde Raka Swendra

–          Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn

–          I Gst. Ngr. Gede Wenawa

–          I Gst. Ayu Wasni

6. A.A. Sagung Intan Pradnyanita

200506037

P DKV Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Penyuluhan Kesehatan Gigi Anak di Tabanan Studio –          Drs. Cok. Gde Raka Swendra

–          Drs. A.A. Anom Mayun KT.

–          Drs. A.A. Ngr. Gd. Surya Buana, M.Sn

–          Dra. Lies Bandiyah

7. Adhitia Mulyana Kusuma

200506002

L DKV Perancangan Komunikasi Visual Untuk Kampanye Pencegahan Penularan TBC di Denpasar Studio –          Drs. I Wayan Swandi, M.Si

–          Drs. A.A. Anom Mayun KT

–          Muhamad Tedja Purnomo

–          Sumiati Purnomo

8. I Nyoman Anom Fajaraditya

0010005042

L DKV Perancangan Media Komunikasi Visual Promo Album Fauto 61 Band Gianyar Studio –          Drs. I Nym. Mantra Fandy, M.Si

–          Ni Ketut Rini Astuti, S.Sn

–          I Nym. Gde Setiawan

–          Ni Luh Dwi Partiwi

9. Adi Rahmadhani

031521030

L Desain Interior Redesain Interior Fashion Market di Jl. Dipenogoro Denpasar Studio –          Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

–          I.A. Dyah Maharani, ST, M.Ds

–          Suparman

–          Tri Iriani

10. Marsha Hafiria

031521036

P Desain Interior Perancangan Interior Praktik Bersama Metro Medicare Dengan Konsep Holistik Studio –          Drs. IGst. Ngr. Ardana, M.Erg

–          I.A. Kd. Sri Sukmadewi, S.Sn, M.Erg

–          Dewi Hamriena

–          Widhy Firmanto

11. Anggun Prawindari

200505006

P Desain Interior Desain Interior Next Billiard Club & Café Cabang Denpasar Junction Studio –          Dr. Drs. I Nyoman Artayasa, M.Kes

–          I.A. Dyah Maharani, ST, M.Ds

–          Kt. Wijana, SE

–          Ir. Tutut Tutati

12. Gede Sutrawan

2005050007

L Desain Interior Redesain Restaurant Bridge Cafe Studio –          Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg

–          I.A. Dyah Maharani, ST, M.Ds

–          Md. Ledeng

–          Luh Badri

13. Luhtut Maharani

2004020320001

P Desain Interior Desain Interior Lobby dan Restoran Peninsula Studio –          Drs. Cok. Gde Rai Padmanaba, M.Erg

–          Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

–          I Md. Astika

–          Ni Made Muriatini

14. Kadek Dewi Oktaviani

2004020320003

P Desain Interior Desain Interior Museum Barong Bangli Studio –          Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn

–          I Md. Pande Artadi, S.Sn, M.Sn

–          I Md. Suratma

–          Ni Luh Puriani

15. Pande Putu Gede Sarjana

2004020110013

L SRM / Lukis Bentuk Alam Benda Sebagai Sumber Inspirasi Malam Seni Lukis Studio –          Drs. I Made Yasana, M.Erg

–          Dra. Ni Md. Purnami Utami, M.Erg

–          I Made Jana

–          I Ketut Sarji

16. Muh M’ruf

2005040003

L SRM / Lukis Pengalaman Jiwa Pribadi Sebagai Ide Dalam Penciptaan Seni Lukis Studio –          Dra. Ni Made Rinu, M.Si

–          Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn

–          Muh Ichwan

–          Neneh Siti Nuryamah

17. Sirajul Munir

0110005044

L SRM / Lukis Fenomena Ketimpangan Sosial Dalam Bahasa Rupa Studio –          Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn

–          Drs. I Gede Yosef Tjokropramono, M.Si

–          Jumali

–          Khamsiyah

18. Eka Setya Hadi

0210205004

L SRM / Lukis Lebah Sebagai Metafora Kehidupan Dalam  Karya Seni Lukis Studio –          Dra. Sri Supriyatini, M.Sn

–          Drs. I Wayan Gulendra, M.Sn

–          Miswadi

–          Marhamah

19. I Kadek Ari Purwanto

2005040033

L SRM / Patung Apresiasi Tubuh Wanita Dalam Bentuk Figuratif Studio –          Drs. I Ketut Buda, M.Si

–          I Made Jodog, S.Sn, MFA

–          I Made Tana

–          Ni Luh Suarni

20. I Wayan Ekajayaningrat

2005040035

L SRM / Patung Visualisasi Tubuh Wanita ke Dalam Seni Patung Studio –          Drs. I Wayan Sutha S.

–          Drs. Dw. Pt. Merta, M.Si

21. I Gede Sudarsana

2005040038

L SRM / Patung Gerakan Yoga Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Karya Seni Patung Studio –          Drs. I Wayan Sutha S.

–          I Made Jodog, S.Sn, MFA

–          I Made Suarta
22. I Gst. Km. Rai Sartika

2005040032

L SRM / Patung Tokoh-tokoh Politik Sebagai Sumber Inspirasi Dalam Karya Seni Patung Studio –          Drs. I Wayan Sutha S.

–          Drs. Dw. Pt. Merta, M.Si

–          Ni Kt. Wati
23. Dadang L H

0110005015

L Kriya Seni / Keramik Pengaruh Bahan Pendong Pada Lempung ( di Desa Benoh dan Desa Kapal) Terhadap Susut Kering dan Susut Bakar Body Keramik Gerabah Skripsi –          Drs. I Made Mertanadi, M.Si

–          Dra. Ni Made Rai Sunarini, M.Si

–          Alm. Arofik Abuhasan

–          Isti Sugiani

Peserta Pameran :

Nama-nama Peserta Yudisium Semester Ganjil Tahun Akademik 2009/2010 Sesuai lampiran Surat Keputusan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar Nomor: 02/I5.1.10/PP/2010 tanggal 23 Januari 2010:

No. Nama NIM Prog. Studi Predikat
I Wayan Purbawa 2004020310010 DKV Sangat Memuaskan
2. Putu Dodi Wirawan 031511021 DKV Sangat Memuaskan
3. Ida Bagus Adhiguna 2004020310012 DKV Sangat Memuaskan
4. Komang Febri Sadrawan 2004020310056 DKV Sangat Memuaskan
5. I Gusti Ngurah Dwi Aryawan 2004020310037 DKV Sangat Memuaskan
6. A.A. Sagung Intan Pradnyanita 200506037 DKV Sangat Memuaskan
7. Adhitia Mulyana Kusuma 200506002 DKV Sangat Memuaskan
8. I Nyoman Anom Fajaraditya 0010005042 DKV Sangat Memuaskan
9. Adi Rahmadhani 031521030 Desain Interior Memuaskan
10. Marsha Hafiria 031521036 Desain Interior Sangat Memuaskan
11. Anggun Prawindari 200505006 Desain Interior Sangat Memuaskan
12. Gede Sutrawan 200505007 Desain Interior Sangat Memuaskan
13. Luhtut Maharani 2004020320001 Desain Interior Memuaskan
14. Kadek Dewi Oktaviani 2004020320003 Desain Interior Sangat Memuaskan
15. Pande Putu Gede Sarjana 2004020110013 SRM / Lukis Memuaskan
16. Eka Setyo Hadi 0210205004 SRM / Lukis Memuaskan
17. I Kadek Ari Purwanto 200504033 SRM / Patung Memuaskan
18. I Wayan Ekajayaningrat 200504035 SRM / Patung Memuaskan
19. I Gede Sudarsana 200504038 SRM / Patung Sangat Memuaskan
20. I Gst. Km. Rai Sartika 200504032 SRM / Patung Memuaskan
21. Dadang L H 0110005015 Kriya Seni / Keramik Memuaskan

Lampiran 1 Keputusan Dekan FSRD ISI Denpasar Nomor: 03/I5.1.10/PP/2010, tentang Nama-nama mahasiswa karya terbaik semester genap tahun akademik 2009/2010:

No. Nama NIM Program

Studi

Nilai Ket.

Komang Febri Sadrawan 2004020310056 DKV 91,38 Karya Terbaik I
2. Ida Bagus Adhiguna 2004020310012 DKV 90,26 Karya Terbaik II
3. I Gusti Ngr. Dwi Aryawan 2004020310037 DKV 87,18 Karya Terbaik III
4. Adhitya Mulyana Kusuma 200506002 DKV 85,92 Karya Terbaik IV
5. I Gede Sudarsana 200504038 SRM/Patung 85,80 Karya Terbaik V

Lampiran 2 Keputusan Dekan FSRD ISI Denpasar Nomor : 03/I5.1.10/PP/2010, tentang nama-nama mahasiswa IPK terbaik Semester Genap Tahun Akademik 2009/2010:

No. Nama NIM Program

Studi

IPK

Ket.
Gede Sutrawan 200505007 Desain Interior 3,58 IPK

Terbaik I

2 Anggun Prawindari 200505006 Desain Interior 3,46 IPK

Terbaik II

3 I Wayan Ekajayaningrat 200504035 SRM / Patung 3,33 IPK

Terbaik III

4 Ida Bagus Adhiguna 2004020310012 DKV 3,31 IPK

Terbaik IV

5 I Gede Sudarsana 200504038 SRM / Patung 3,28 IPK

Terbaik V

Tijauan Estetis dan Artistik Petulangan

Tijauan Estetis dan Artistik Petulangan

Oleh I Dewa Made Pastika

PetulanganKarya petulangan di samping fungsinya sebagai tempat pembakaran juga memiliki nilai–nilai keindahan dalam seni. Pembuatan petulangan merupakan suatu pengorganisasian atau susunan elemen-elemen bentuk, permukaan dan masa yang muncul dari berbagai jenis ornamen, warna hingga mewujudkan karya yang utuh dan harmonis menghasilkan sensasi yang menyenangkan. Sedangkan ketiadaan susunan akan menyebabkan ketidakpuasan, kekecewaan dan kemuakan. Perasaan atas hubungan-hubungan adalah perasaan keindahan sedangkan sebaliknya ialah perasaan ketidakbaikan. Tidak jauh berbeda dengan karya seni lainnya bahwa pembuatan petulangan didukung oleh rasa kesenangan yang dihubungkan dengan rasa keindahan, menyangkut bentuk, hiasan, pewarnaan serta jenis materialnya. Untuk menilai keindahan bentuk petulangan dapat dilihat dari bentuk secara keseluruhan atau global, menyangkut perbandingan antara bagian-bagian, seperti kepala dengan badan, badan dengan kaki dan lainnya. Untuk itu penting diperhatikan oleh seorang sangging petulangan tentang ukuran.proporsi dan anatomi, untuk bisa mencapai kesempurnaan karya. Sebagaimana yang disebutkan dalam estetika barat bahwa seniman bila berkarya dapat menilai kesempurnaan karya berdasarkan rasa proporsi dan ukuran (measure). Seniman apabila ingin berkarya sebaik-baiknya harus mengetahui dasar-dasar ukuran. Dan bagi setiap seni adalah seni mengukur, tanpa adanya ini tidak mungkin adanya seni. Seorang sangging di Bali menentukan ukuran bangunan dan prorporsinya berdasarkan lontar Asta Kosala Kosali. Lontar ini memuat petunjuk-petunjuk membuat bangunan mulai dari cara waktu penebangan kayu, merancang bangunan serta pelaksanaan upacaranya. Satuan ukuran yang disebut dalam lontar tersebut diambil dari ukuran anggota badan dengan istilah: depa, asta, lengkat, cengkang, musti sangga, nyari, guli madu, leklet. Istilah ini menentukan ukuran panjang dari suatu bentuk dan petunjuk-petunjuk ini sangat ditaati oleh para sangging dan undagi dan dipercaya dengan mengikuti petunjuk tersebut akan menghasilkan karya indah dan berjiwa. Disamping ukuran yang telah disebutkan di atas ada pula istilah pengurip. Pengurip adalah petunjuk yang terbuka bagi sangging untuk menambah atau mengurangi dari ukuran yang telah ditentukan dengan maksud memenuhi selera dari para sangging yang mengerjakan karya seni. Ukuran perbandingan yang umum di Bali ialah ukuran yang disebut: a bah bangun. A bah bangun adalah ukuran perbandingan yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar sebuah bangunan atau bentuk sebuah karya seni. Panjang atau tinggi sebuah bentuk sama dengan diagonal dari bentuk bujur sangkar dari lebar atau dasar bangunan. Jenis perbandingan ini ada persamaan dengan fungsi dan proporsi geometris dari jaman Yunani Kuno di Eropah yang disebut: The Golden Section. The Golden Section itu digunakan untuk menentukan perbandingan antara pajang dan lebar sebuah pintu, pigura, serta buku-buku atau majalah. Malahan konon biola yang baik juga mengikuti hukum itu. Salah satu hukum The Golden Section menyebutkan memotong garis tertentu sehingga perbandingan potongan yang pendek dengan yang panjang sama dengan yang panjang dengan seluruh garis itu. Menurut hukum itu potongan garis yang dimaksud kurang lebih berbanding 2 : 3 sama dengan, 5 : 8 sama dengan 8 : 13, sama dengan, 13 : 21 dan seterusnya (Herbert Read, Pengertian Seni I, 1971,8).

Ukuran a bah bangun di Bali dapat dipakai menentukan perbandingan antara, panjang, lebar dan tinggi ukuran kepala petulangan. Seperti kepala petulangan singa adalah: 3 :2 : 2. sedangkan ukuran kepala petulangan lembu: 2 : 1 : 1. Panjang dan tinggi petulangan dengan perbandingan: 1 : 1 yang disebut perbandingan yang sama (amrepatan). Ukuran perbandingan ini adalah ukuran yang dianggap paling ideal dan indah selama ini. Dengan mengikuti perbandingan itu disertai dengan cita rasa yang tinggi akan tercipta karya petulangan yang mengandung unsur keindahan bentuk dan proprsi yang sempurna yang bersumber pada keindahan alam. Keindahan ini rupanya masih dibayangi oleh keindahan klasik yang memandang bahwa nilai keindahan tertinggi ialah berbentuk sempurna, berproporsi sempurna, mulia dan tenang yang merupakan bentuk idealis dari bentuk manusia (SunjoyoDrs.TinjauanSeni,1976,28).

Ditinjau dari unsur hiasan petulangan, ukuran disesuaikan penempatannya dengan bentuk petulangannya. Unsur-unsur hiasan berfungsi untuk menambah keindahan dengan mengikuti kaedah-kaedah ornamen misalnya hiasan ditempatkan seserasi mungkin pada bagian-bagian tertentu sehingga dapat menambah keindahan dan memperkuat bentuk. Hiasan takep pala dan takep piah ditempatkan di antara badan dan paha, dapat memperkuat bentuk badan dan paha. Fungsi lain dari hiasan ialah menciptakan keseimbangan (balance) antara bagian-bagian yang sangat dominan pengaruhnya menjadi lebih serasi. Misalnya hiasan badong pada leher, hiasan takep jit (tutup pantat), kuer dan sebagainya. Hiasan badong yang digantungkan di leher, diperhatikan tingginya agar leher tetap baik kelihatan dan tidak tertutup semuanya. Demikian pula hiasan lainnya pemasangan harus memperhatikan ukuran, bidang yang dihiasi untuk memperoleh keseimbangan keharmonisan antara bidang dan hiasannya, sehingga pengaruh dominan atau kontrastik dapat diserasikan. Disamping keindahan bentuk proporsi anatomi dan hiasan keindahan warna, tekstur sangat menarik pula kesadaran keindahan kita. Hubungan antara warna kain pembalut petulangan dengan kertas emas yang sangat mengkilap menimbulkan kesan yang kontras. Kesan kontras warna dari kedua bahan itu dapat didamaikan atau dinetralisir dengan warna benang yang berfungsi sebagai pinggiran bentuk hiasan (pengampad), yang berada disampingnya. Benang yang dari bahan katun selain sebagai pinggiran ukiran, dipakai pada lingkaran mata. Benang dengan berbagai warna berdekatan, keharmonisan dapat dicapai dan kesan kontras dihindarkan. Lingkaran mata tampak membulat dengan pancaran yang terang dan tajam memberikan kesan lebih hidup pada petulangan. Hiasan tanduk pada petulangan lembu hanya dibalut dengan kertas emas yang diremas, dengan guratan yang melingkar-lingkar mirip dengan guratan tanduk sapi, menimbulkan tekstur terpecah, memancarkan sinar berkelip-kelip sebagai kilauan batu permata. Hiasan lain seperti rambut petulangan bentuk singa dari bahan alami yaitu dari akar pakis. Tampak berombak, warna hitam lembut alami tanpa ada tambahan bahat cat, berkesan menyatu dengan warna bok api dari kertas prasban (kertas emas), dengan warna pembalut petulangan dan dengan warna benang, menimbulkan warna yang serasi. Semua hiasan yang terdiri dari berbagai material, warna dan tekstur yang berbeda, setelah berada dalam bentuk petulangan, merupakan satu kesatuan yang harmonis, mengandung nilai estetitik dan artistik tersendiri yang menarik perhatian bagi masyarakat.

ISI Denpasar Wakili Asia Dalam Festival Internasional Musik Perkusi di Denmark

ISI Denpasar Wakili Asia Dalam Festival Internasional Musik Perkusi di Denmark

Gamelan Gong KebyarRektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S, MA menyatakan bahwa “Keikutsertaan tim ini merupakan wujud dari ISI Denpasar yang akan ‘go international’. Festival ini diikuti para musisi perkusi dari Amerika, Eropa, Afrika dan Asia,”.
Rombongan dari ISI Denpasar akan tampil Sebanyak 23 anggota, dengan diikuti rektor, pembantu rektor, ketua jurusan karawitan, para dosen serta 19 orang mahasiswa dari Fakultas Seni Pertunjukan. Mereka akan berangkat 27 Januari dan kembali ke Indonesia 9 Februari 2010.
Menurut Wayan Rai, kegiatan ini akan mampu memberi pengalaman dan manfaat yang besar, khususnya bagi mahasiswa ISI Denpasar, karena mereka dapat berinteraksi dengan para seniman kelas dunia di negara lain.
Selain pementasan, tim ISI Denpasar juga diundang untuk memberikan ceramah dan melakukan lokakarya bersama dengan para dosen dan mahasiswa dari The Royal Denish Academy of Music, Kopenhagen.  “Kunjungan ini juga sebagai tindak lanjut rencana penandatanganan MoU antara ISI Denpasar dengan ‘The Royal Denish Academy of Music’, Kopenhagen yang merupakan perguruan tinggi terkemuka di dunia,” katanya.
Ia menegaskan, kerja sama yang memungkinkan dapat terjalin, yaitu pertukaran dosen atau mahasiswa, penelitian bersama, serta kolaborasi seni, yang diharapkan dapat mempercepat visi ISI Denpasar untuk go international.
Pembantu Rektor IV ISI Denpasar I Wayan Sweca, SSkar, MMus menambahkan, festival itu merupakan ajang yang memiliki nilai bergengsi, mengingat diikuti oleh sekitar 100 musisi dan penari kelas dunia.  “Mereka akan bertemu dan berbagi pengalaman dalam satu wadah pementasan. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan berkolaborasi yang inovatif dengan tim dari negara lain, selain gending-gending yang sudah disiapkan, seperti Kebyar Ding,” katanya.
Sweca menjelaskan, penjajakan dilakukan oleh tim monitoring dari Denmark sejak setahun yang lalu. Dari pantauan dan kunjungan mereka ke berbagai daerah di Indonesia, maka dipilihlah ISI Denpasar untuk mewakili Asia.
Ditambahkannya pula bahwa pemilihan pemain, baik penabuh maupun penari sangat selektif. Para penabuh usianya disyaratkan berusia tidak di atas 25 tahun, sementara penarinya tidak lebih dari 20 tahun. “Sehingga potensi ini benar-benar ditujukan kepada generasi muda atau mahasiswa yang memiliki bakat seni. Di Denmark, ISI Denpasar sebagai lembaga pendidikan seni tak hanya tampil dalam ajang bergengsi tersebut, tapi juga menunjukkan kemampuan akademisnya, yaitu melaras gamelan yang ada di Denmark,” katanya.

Keindahan Di Balik Tragedi

Keindahan Di Balik Tragedi

Oleh I Made Saryana

Suzuki Carry Pick Up Ringsek, 2006Berawal dari ketidaksengajaan, sekitar bulan November 2005, ketika saya dalam suatu perjalanan menuju Gunung Kidul untuk melakukan persembahyangan, di kanan kiri Jalan Wonosari selintas terlihat tumpukan mobil ringsek bekas tabrakan berserakan,  berwarna-warni dengan berbagai merek. Hal tersebut mengusik pikiran saya untuk melakukan pengamatan khusus lebih mendalam. Dermawan  (1994: 12) menyatakan, ‘’seperti halnya pelukis hiper-realis Amerika yang tersohor  yaitu Andrew Wyeth juga sering menciptakan karya dengan mengetengahkan objek-objek unik, yang tak diperhatikan orang’’. Memang banyak sekali hal-hal yang dianggap sebagian besar orang sebagai sesuatu yang tidak berguna tetapi oleh seniman yang kreatif justru sebaliknya. Benda-benda seperti itu bisa saja diolah atau didaur-ulang kembali menjadi sesuatu yang ‘’baru’’, bernilai dan bermanfaat, atau dijadikan inspirasi dalam penciptaan karya seni.

Dalam memantapkan tema ini, saya melakukan pengamatan lagi ke beberapa kantor Polisi, baik di Yogyakarta maupun di Bali. Biasanya di kantor-kantor Polisi tersebut terdapat tempat penampungan kendaraan bekas tabrakan. Di tempat ini, puluhan mobil dan ratusan sepeda motor berserakan begitu saja dalam keadaan ringsek, hancur berkeping-keping, penyok, bercat aus kena hujan dan teriknya matahari, hingga benda yang sebelumnya berharga puluhan hingga ratusan juta menjadi tidak berharga lagi.

Transportasi telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar. Itulah sebabnya, mulai dari kegiatan tunggal yang paling sederhana sampai kegiatan hidup yang multicorak, transportasi selalu menjadi bagian yang penting. Transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari satu tempat ke tempat lain, di mana objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu (Miro, 2005: 4).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat proses perkembangan di bidang transportasi yang dari waktu ke waktu terus berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misalkan dari orang berjalan kaki kemudian dapat menaiki sepeda, motor, mobil, transportasi laut maupun pesawat terbang, sehingga jarak dari satu pulau ke pulau lain atau jarak dari satu negara ke negara lain, bukanlah menjadi hambatan lagi.

Disadari bahwa kemajuan di bidang transportasi telah banyak memberikan dampak yang positif bagi kehidupan manusia, namun ternyata juga diiringi oleh dampak negatif  yang dapat merugikan diri manusia sendiri. Polusi udara adalah salah satu contoh sisi negatif yang disebabkan akibat pembuangan gas dari pembakaran alat-alat transportasi saat ini. Contoh lain adalah tragedi kecelakaan sepeda motor, mobil, kereta api, jatuhnya pesawat terbang, bahkan tenggelamnya kapal di lautan yang tentunya juga menimbulkan kerugian material maupun korban manusia yang dapat menyebabkan cacat ataupun kematian. Penggunaan alat-alat transportasi tersebut ibarat sebuah ”pedang bermata dua”, di satu sisi memberikan manfaat dan di sisi lain dapat menghancurkan.

Rapuhnya tatanan transportasi Indonesia yang dikembangkan  tanpa landasan riset teknologi dan kebijakan kuat, memunculkan berbagai persoalan yang mengancam keselamatan dan keamanan pengguna jasa angkutan. Dari data lakalantas tercatat lebih dari 30.000 orang mati dan 1,2 juta orang luka-luka setiap tahunnya. Sepeda motor yang merupakan 72 % dari jumlah kendaraan di Indonesia, sebagai penyumbang terbesar yaitu 73 % dari kecelakaan. (Parikesit, 2007: 1-2)

Terjadinya kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal seperti: faktor kerusakan pada salah satu bagian kendaraan dan faktor manusia yaitu: kelalaian  dari pengendara,  mabuk, mengantuk, ketidakdisiplinan, melanggar rambu-rambu lalu lintas atau karena sempitnya jalan dan sebagainya.

Sebagai peristiwa, kecelakaan menyisakan paling tidak dua realitas, antara yang berkaitan dengan implikasi mental/psikologis, dan lainnya menyangkut fakta-fakta benda yang secara otomatis menciptakan ’’makna’’ baru, atau malah peralihan ke ’’makna’’ lain.

Tumpukan Mobil Bekas Tabrakan, 2007Bagi saya, realitas benda-benda dari mobil yang penyok, cat mengelupas, hingga struktur kendaraan yang tergeletak, atau hangus terbakar, adalah realitas fakta benda yang telah mengalami peralihan ’’makna’’. Sebuah realitas makna paradoks; antara makna yang menunjuk ke sisi traumatik, dan makna yang menunjuk ke artistik visual. Pada makna paradoks inilah, saya menempatkan eksplorasi kreatif penciptaan karya fotografi saya. Berdasarkan pengamatan saya, tercipta sebuah komposisi visual yang tak terduga, ketika kendaraan yang sebelumnya (pra-peristiwa) dikonstruksi dengan sedemikian bagusnya tiba-tiba bertabrakan hingga memunculkan efek: ringsek, penyok, maupun hancur berkeping-keping namun unik dan menarik. Di sinilah saya melihat ’’makna keindahan’’ di balik sebuah tragedi.

Dengan memilih bagian-bagian tersebut yang paling unik dan menarik untuk difoto dengan meng-close up objek tersebut maka terciptalah karya fotografi yang memiliki nilai estetik dan artistik yang khas, maka tajuk penciptaan karya fotografi tugas akhir ini adalah ”Keindahan di Balik Tragedi”.

Berdasarkan penjelasan pada bagian latar belakang penciptaan, maka ide penciptaan dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana proses penciptaan karya fotografi yang berdasar pada pemahaman keindahan di balik tragedi dengan mengeksploitasi subjek fakta benda sebagai akibat kecelakaan transportasi (mobil ringsek, penyok, pecah dan sebagainya) dapat divisualisasikan menjadi karya fotografi ekspresi yang kreatif.

Sedangkan orisinalitas dalam karya saya adalah: menampilkan sisi keindahan bagian-bagian mobil yang ringsek akibat kejadian tabrakan, yang menekankan pada komposisi bentuk,  warna, tekstur, garis, bidang dengan memanfaatkan ikon-ikon yang ada sehingga tercipta karya estetik kreatif. Walaupun sebelumnya telah ada seniman yang memanfaatkan mobil sebagai tema dalam karya-karyanya, baik karya lukis maupun karya fotografi, hal ini dapat dipastikan memiliki  perbedaan dari ide/konsep maupun visualnya.

Gender Wayang Style Kayumas Denpasar: Analisis Struktur Musikal

Gender Wayang Style Kayumas Denpasar: Analisis Struktur Musikal

Laporan Penelitian Hibah I-Mhere Batch III

Oleh: Ni Ketut Suryatini, SSKar., M.Sn dan Ni Putu Tisna Andayani, SS

Abstrak

Gender WayangSemakin berkembangnya minat masyarakat terhadap instrument musik gender wayang ini, menjadi suatu tantangan bagi peneliti untuk lebih mendalami terutama dari aspek struktur unsur-unsur musikalnya. Beberapa kalangan pemerhati seni karawitan beranggapan bahwa instrumen Gender Wayang mememiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk mempelajarinya terutama bagi pemuda. Dengan mengetahui gambaran yang lebih jelas unsur-unsur musikal yang terdapat pada instrumen gender wayang, maka diharapkan instrumen ini akan lebih diperhatikan baik oleh seniman praktisi ataupun dari sudut ilmiah.

Unsur musikal sering pula disebut asosiasi musikal (musical association) yaitu hal-hal yang berhubungan langsung dengan unsur-unsur musik itu sendiri misalnya nada, ritme, tempo, struktur, ornamentasi. Gender Wayang sebagai salah satu instrumen musik tentu dapat pula dikaji melalui unsur-unsur musiknya, khususnya dalam hal ini gender wayang style Kayumas.

Kalau kita lihat lebih mendalam terdapat banyak keunikan yang kita jumpai pada unsur musikal gender wayang terutama pada motif kotekan (interlocing figuration). Hal-hal inilah yang ingin diungkap dalam penelitian ini.

Metode yang digunakan untuk menelusuri keunikan pada unsur musikal gender wayang Kayumas yaitu melalui pemilihan sample-sample gending yang sering dimainkan oleh Bapak I Wayan Konolan dalam mengiringi pertunjukan wayang kulit ataupun pada saat upacara agama. Selain itu memakai pula sample gending gender wayang dari Sukawati sebagai alat pembanding.

Secara keseluruhan target jangka panjang yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menarik minat dari seniman musik baik lokal maupun mancanegara untuk lebih menekuni dan mencintai gender wayang, sehingga bisa mendudukkan Gender Wayang sebagai alat musik yang sejajar dengan alat musik seperti halnya piano, biola dan sebagainya. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberi kontribusi yang bermanfaat sebagai bahan informasi, disamping dapat menanamkan apresiasi budaya dikalangan masyarakat utamanya generasi muda sebagai generasi penerus demi kelangsungan budaya bangsa.

Loading...