by admin | Apr 25, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika, Drs. A. A. Gede. Yugus, Msi., I Dewa Ayu Sri Suasmini, S. Sn, M. Erg.
Ringkasan Penelitian, Dibiayai oleh dana DIPA ISI Denpasar
Seni lukis gaya Pita Maha adalah seni lukis yang semula tumbuh dan berkembang di desa Ubud, dan kemudian menyebar ke daerah lainnya di Bali. Seni lukis yang berakar dari seni lukis klasik tradisional, mendapat sentuhan seni lukis barat, memiliki corak dan gaya tersendiri yang khas dan unik, dilanjutkan oleh generasi penerusnya sampai sekarang, sebagai seni lukis gaya Ubud.
Dengan adanya perkembangan seni lukis Bali, akibat dari pengaruh yang bersifat positif atau negatif yang berasal dari dalam maupun luar negeri, banyak mengalami pembaharuan, baik dalam hal ide, konsep-konsep atau teknik pengerjaannya. Pembaharuan dalam hal tema, dari tema pewayangan selanjutnya menjadi tema kehidupan sehari-hari dalam berbagai aspek seperti upacara di pura, pertunjukan tarian, kesibukan di sawah dan lainnya. Perkembangan di bidang teknik, proporsi-anatomi, persepektif, sinar bayangan dan pewarnaan. Seni lukis gaya Pita Maha pada saat sekarang masih dipajang di Museum Puri Lukisan Ratna Warta di Ubud, sampai sekarang memiliki koleksi 227 lukisan dan 105 karya patung.
Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah merangsang kreativitas seniman dalam menciptakan karya-karya baru dan menumbuhkan daya kritis yang lebih mendasar. Berkembangnya seni lukis Bali sampai sekarang tidak lepas dari dukungan pelukis tua yang dulu secara langsung mendapat pendidikan dari pelukis barat (Walter Spies dan Rudolf Bonnet), sebagai pelopor berdirinya organisasi Pita Maha. Di dalam hal menghadapi pengaruh ini, seniman memiliki sikap mandiri, toleransi yang tinggi sehingga dapat mengadakan perubahan karya, pembaharuan serta peningkatan kwalitas karya.
Untuk mengetahuai eksistensi seni lukis Pita Maha dalam hal, ciri-cirinya, teknik pelukisan, bahan dan alatnya serta nilai estetisnya, maka yang menjadi subyek penelitian adalah lukisan-lukisan asli karya pelukis anggota organisasi Pita Maha. Dari lukisan-lukisan itu ditetapkan 10 karya lukisan yang dijadikan sampel yang dapat mewakili karya lainnya. Karya lukisan yang didasarkan atas potensi kreatif seniman, dalam menanggapi pengaruh pembaharuan dibagi menjadi 5 kolompok, yaitu: a. Lukisan tetap dengan tema pewayangan, tidak menunjukkan pengaruh pembaharuan. b. Lukisan tema pewayangan dengan pembaharuan dalam susunan dan gaya pewayangan. c. Lukisan yang mengalami pembaharuan dalam tema kehiduan sehari-hari. d. Lukisan mengalami pembaharuan dalam tema, proposi anatomi dan sinar bayangan. Dan e. Lukisan yang mengalami pembaharuan secara utuh, seperti: tema, pewarnaan, sinar bayangan dan proporsi-anatomi. Dari karya lukisan ini dianalisa dan dikaji berdasarkan prinsip-prinsip penyusunan yaitu, kesatuan, penonjolan dan keseimbangan, yang merupakan basis dari prinsip susunan yang berpotensi memberikan rasa keindahan (estetis) karya lukisan. Kajian estetis, terhadap unsur-unsur penentu bentuk dari seni lukis gaya Pita Maha yang terdiri dari: garis, obyek, warna dan tekstur.
Hasil kajian menunjukkan bahwa secara umum unsur garis sangat dominan dalam menentukan obyek lukisan Pita Maha, karena garis adalah paling hakiki dalam seni lukis dan garis adalah ekonomi dalam seni. Garis dapat berdemensi tebal dan tipis. Garis sebagai kontour yang berdemensi sama tebalnya dapat membentuk kesatuan dalam lukisan pewayangan dan garis yang tebal dan tipis pada lukisan yang menekankan sinar-bayangan. Garis contour dapat munjukkan penonjolan pada bagian yang terang dengan garis tipis dan garis tebal pada bagian yang kena bayangan. Persamaan unsur garis dapat juga membentuk keseimbangan bagian-bagian dengan keseluruhan obyek.
Dalam pewarnaan, yang didasari oleh gradasi hitam dan putih, memunculkan kesatuan warna antara satu warna dengan warna lainnya mengesankan warna kelam (olem) yang tidak menjolok, karena ada kesamaan dasar warna. Kesan warna kelam sangat tergantung dari kepekatan gradasi warna hitam-putih dan setiap pelukis berbeda cara memberi penekanan atau kepekatan tinta hitam, ada yang senang dengan tinta yang pekat (gelap) dan ada yang senang lebih encer (terang), tergantung dari karakter masing-masing. Teknik pewarnaan ini menunjukkan ciri khas seni lukis Bali pada umumnya dan seni lukis Pita Maha pada khususnya. Penonjolan warna, ditunjukkan dengan penempatan warna pada bagian obyek yang dianggap lebih penting dengan intensitas yang lebih tinggi. Penerapan warna dengan teknik penyinaran (nyenter) dari campuran warna putih dengan kuning memberi kesan penonjolan pada bagian yang terang (kena sinar), dan juga membentuk kesatuan yang dapat menggugah rasa keindahan karena menimbulkan harmoni dalam perpaduan antara gelap dan terang. Keseimbangan dalam penerapan pewarnaan, dengan penyebaran warna-warna pada setiap bentuk sesuai dengan warnanya masing-masing secara merata, berkesan tidak berat sebelah (seimbang) pada bagian-bagian obyek dan secara keseluruhan.
Penerapan tekstur dalam seni lukis Bali pada umumnya dan seni lukis Pita Maha pada khususnya, bersifat tekstur semu, bidang kelihatan kasar tetapi sebenarnya halus (rata). Tektur muncul dari penerapan teknik sigar mangsi dan atau aburan (gelap-terang), yang membedakan bagian yang berada di dalam (bawah) lebih hitam dan yang di atas lebih putih, sehingga berkesan terpisah, berbeda, yang sebenarnya datar dan sama saja. Dalam seni lukis Pita Maha tidak secara kusus membentuk tekstur, seperti seni lukis gaya lainnya.
by admin | Apr 24, 2010 | Berita
Sebagai lembaga pendidikan seni ISI Denpasar tengah disibukkan dengan kegiatan Tri Darma Perguruan Tinggi. Diawali dengan bidang pendidikan, mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya tengah sibuk mempersiapkan karya untuk Ujian Tugas Akhir (TA) yang akan diujikan sekitar bulan Mei yang akan datang. Sementara dalam bidang penelitian, sebanyak 52 proposal mahasiswa Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) terus melakukan bimbingan, pelatihan oleh salah satu pembimbing, sekaligus Koordinator PKM, yaitu Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd. Ketertarikan mahasiswa untuk melakukan penelitian merujuk pada keberhasilan sebelumnya dimana 11 proposal mahasiswa ISI Denpasar lolos di pusat. Sementara dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, ISI Denpasar yang dipercaya mengisi beberapa kontent acara dalam ajang akbar tahunan yaitu Pesta Kesenian Bali (PKB), saat ini baik mahasiswa maupun dosen sibuk latihan, sejak nuasen tiga hari yang lalu.
Disamping itu tadi pagi (23 April 2010), ratusan mahasiswa dari 2 Fakultas, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Program Kewirausahaan, yang bertempat di Gedung Natya Mandala, ISI Denpasar. Program Mahasiswa Kewirausaha ini adalah program DIKTI yang mengucurkan dana bantuan usaha kepada mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Mahasiswa yang diberi pembekalan ini nantinya akan diminta membuat business plan yang nantinya akan disaring menjadi 88 orang. Ke-88 orang ini adalah yang berhak mendapat bantuan dana baik per orang atau bisa berkelompok dengan maksimal 5 orang per satu kelompok. Uang ini merupakan bantuan modal untuk membuat usaha yang disesuaikan dengan bidang ilmunya. Dana ini termasuk di dalamnya modal usaha, persiapan dan dana operasional sampai usaha tersebut bisa berjalan dan mengalami titik impas (Break Event Point).
PR III ISI Denpasar Drs. I Made Subrata, M. Si menjelaskan bahwa program Mahasiswa Wirausaha ini adalah program periode ke dua, dimana sebelumnya, tahun 2009 ISI Denpasar juga diberikan hibah untuk program ini. Dan bersyukur tahun ini ISI Denpasar kembali diberi kepercayaan untuk mengikuti program Mahasiswa Wirausaha. I Made Subrata menambahkan, program ini merupakan kebijakan dari DIKTI Departemen Pendidikan Nasional yang intinya untuk memberikan modal kepada para mahasiswa di universitas negeri dan politeknik se-Indonesia. Tujuannya jelas untuk mengurangi pengangguran intelektual yang jumlahnya cukup besar di negeri ini dan diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru, dimana mahasiswa sebagai pengelola bisa mengaplikasikan ilmu yang didapatnya di kampus dan menerapkannya di lapangan. Untuk di ISI Denpasar usaha yang coba dijalankan dan yang sesuai dengan pendidikan di ISI Denpasar. Usaha ini dipilih berdasarkan kecocokan dengan apa yang didapat di kampus dan juga peluang untuk usaha ini pada saat sekarang ini masih terbuka lebar dan cukup menjanjikan. Subrata juga menambahkan dalam perjalanannya nanti mahasiswa yang telah lolos seleksi akan dibina dan didampingi oleh dosen yang telah ditunjuk oleh panitia. Mereka juga diwajibkan membuat laporan perkembangan usaha kelompoknya dan mengungkapkan kendala yang dihadapi sehingga bisa dicarikan solusi oleh dosen pendampingnya.
Sementara Sekretaris Panitia Pengelola Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) menyampaikan bahwa untuk persyaratannya adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan semester 4 atau telah mengantongi minimal 80 sks dengan catatan belum mengambil mata kuliah TA (Tugas Akhir). Pendidikan dan Pelatihan Program Mahasiswa Wirausaha ini berlangsung selama dua hari, dengan materi Manajemen Keuangan oleh Drs. Putu Yadnya, M.M., Penyusunan Business Plan oleh Drs. I Gde Kt. Warmika, M.M., Komunikasi Bisnis oleh Sayu Ketut Sutrisna Dewi, SE, MM.Ak, Etika Bisnis oleh Gd. Kajeng Baskara, SE.,MM.Ak, Skim Kredit bagi UKM oleh Nyoman Budiarta, SE, Manajemen Pemasaran bagi UKM oleh Drs. I Nyoman Pernama Ricor dan Ida Ayu Wimba Ruspawati,SST., M.Sn., Manajemen SDM bagi UKM oleh Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd., dan Drs. AA Gde Rai Remawa, M.Sn., Manajemen Produksi bagi UKM oleh Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si dan Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si., Kewirausahaan oleh Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si. Dan Drs. AA Gde Ngr. TY, M.Si., serta Kiat-Kiat Pengusaha Muda Sukses oleh Drs. I Wayan Balika Ika, M.Si, Ni Nyoman Kasih, SST., M.Sn.
Sementara Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. Menyampaikan bahwa keberhasilan mahasiswa ini tidah lepas dari perubahan mind set yang siap bersaing. Jika di jajaran Perguruan Tinggi mereka sudah berbekal kewirausahaan, maka saat menyelesaikan pendidikan di ISI Denpasar mereka telah siap menghadapi tantangan dunia luar. Apalagi tahun 2014 kita dihadapkan pada Asian comunity, sehingga dengan gemlengan kewirausahaan maka mereka akan mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan. Strategi pendidikan yang diwujudkan dalam PMW bertujuan juga membentuk soft skill agar berperilaku sesuai karakter wirausaha.
Humas ISI Denpasar
by admin | Apr 23, 2010 | Agenda, Berita
Pembukaan
Pameran Fotografi & Penayangan Karya Video
FSMR ISI Yogyakarta Bekerjasama Dengan ISI Denpasar
Tanggal 27 April 2010 Jam: 17.00 Wita.
Di Ruang Pameran Fsrd Isi Denpasar
Pembukaan (Pengantar MC)
Sambutan Dekan FSRD ISI Denpasar (Dra. Ni Made Rinu, M.Si.)
Sambutan Dekan FSMR ISI Yogyakarta (Drs. Alexandri Luthfi R., MS.)
Sambutan Rektor ISI Denpasar (Prof. Dr. I Wayan Rai S., MA.)
Sambutan Rektor ISI Yogyakarta (Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, MFA., P.hD.)
Penandatanganan MoU dan Penandatangan Prasasti oleh Rektor ISI Denpasar dan Rektor ISI Yogyakarta
Pertunjukan Tari Kontemporer (Jurusan Tari FSP ISI Denpasar)
Pembukaan pameran dengan tema Jalan Menuju Kreatif 2 oleh Rektor ISI Denpasar dan Rektor ISI Yogyakarta
Peninjauan Karya ke Ruang pameran dipandu oleh ketua panitia
Welcome Party
Penutup
Pembukaan Seminar Akademik
Pendidikan Multimedia Menuju Industri Kreatif
FSMR ISI Yogyakarta Bekerjasama Dengan ISI Denpasar
Tanggal 28 April 2010 Jam: 09.00 Wita.
Di Ruang Pusdok Isi Denpasar
Pembukaan (MC)
Laporan Ketua Panitia (Drs. Anusapati, MFA.)
Sambutan Dekan FSRD ISI Denpasar (Dra. Ni Made Rinu, M.Si.)
Sambutan Pembantu Rektor I sekaligus membuka kegiatan Seminar Akademik dengan tema Pendidikan Multimedia Menuju Industri Kreatif
Pelaksanaan seminar dipandu moderator (Endang Mulyaningsih, SIP., M.Hum)
Key Note Speaker oleh Dekan FSMR ISI Yk. (Drs. Alexandri Luthfi R., MS.)
Presentasi Makalah Televisi (Deddy Setyawan, S.Sn., M.Sn./Ketua jurusan televisi FSMR ISI Yogyakarta)
Istirahat (Makan siang)
Presentasi Makalah Fotografi (I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si./Ketua program studi Fotografi FSRD ISI Denpasar)
Penutup
Pemotretan Model
Pembukaan Workshop Old Print Photograpic Process
FSMR ISI Yogyakarta Bekerjasama Dengan Isi Denpasar
Tanggal 29 April 2010 Jam: 09.00 Wita.
Di Ruang Pameran FSRD ISI Denpasar
Pembukaan (MC)
Sambutan Ketua Prodi Fotografi FSRD ISI Denpasar (I Komang Arba Wirawan, S.Sn., M.Si.)
Sambutan Dekan FSMR ISI Yogyakarta (Drs. Alexandri Luthfi R., MS.), dilanjutkan membuka pelaksanaan workshop Old Print Photograpic Process
Pelaksanaan Workshop oleh narasumber Irwandi, M.Sn. (Staf pengajar program studi Fotografi Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta)
Penutup
by admin | Apr 22, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: Bendi Yudha
Pengantar Karya seni Lukis
Akrilik pada kanvas, 120 cm x 120 cm
Ketika jabang bayi masih ada dalam kandungan telah terjadi adanya dua kekuatan yang saling tarik-menarik berupa kekuatan materi dengan roh. Dua kekuatan ini selalu bergerak sehingga pada saat kelahirannya ia telah memasuki alam kegelapan (awidya) yang dalam proses perjalanan akan berpengaruh terhadap tingkat kesadarannya dalam menentukan sifat baik atau buruk untuk mencapai tujuan hidupnya. Dengan kenyataan ini manusia seyogyanya menghayati kembali nilai-nilai moral dan spiritual sebagai tuntunan hidup sehingga dalam kehidupan ini tetap terjaga keseimbangan hidup jasmani dan rohani dalam upaya menjalin hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya, antara manusia dengan Tuhan.
Gagasan ini diwujudkan melalui figur bayi berwarna kuning sebagai simbol benih kehidupan dan sosok bayi berwarna putih dengan latar belakang warna merah sebagai simbol kehidupan yang telah dipengaruhi oleh unsur-unsur keinginan yang berkaitan dengan kebutuhan materi atau kebendaan. Bentuk-bentuk yang menyerupai batu disimbulkan sebagai lima unsur alam yang memberikan energi terhadap kehidupan ini, sedangkan latar belakang yang berwarna kuning menggambarkan arah terbitnya matahari sebagai simbul dari alam spiritual yang penuh keheningan. Di balik latar yang berwarna kuning muncul bentuk abstraktif yang berwarna-warni disimbulkan sebagai suatu kekuatan-kekuatan yang selalu datang menggoda dan menyelimuti jiwa manusia.
by admin | Apr 22, 2010 | Artikel, Berita
Peranan Bakat Kinestetik dalam meningkatkan Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar
Oleh: Drs. I Nengah Sarwa
Abstrak Penelitian Dosen Muda/Kajian Wanita
Pada era globalisasi dewasa ini, intelegensi (IQ) bukanlah segala-galanya. Gardner menyatakan manusia memiliki Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences) yaitu Kecerdasan Matematis-Logis (Logical Mathematical Intelligence), Kecerdasan Linguistik/verbal (Linguistic/verbal = Word Smart), Kecerdasan Ruang Visual (Visual Spatial Intelligence), Kecerdasan Gerakan Fisik (Bodily-kinesthetic Intelligence), Kecerdasan Musik (Musical Intelligence), Kecerdasan Hubungan Sosial (Interpesonal Intelligence), Kecerdasan Diri (Intrapersonal Intelligence), Kecerdasan Spiritual (Spiritual Intelligence), dan Kecerdasan Natural (Existence Intellegence). Goleman menambahkan satu lagi yaitu Kecerdasan Emosional (Emotional Intelligence). Dalam hal inilah dunia pendidikan ditantang untuk mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak didik, agar dapat menghasilkan manusia-manusia yang memiliki keterampilan hidup (life skill), mempunyai kompetensi pada bidangnya, sehingga dapat sukses menjalani kehidupan di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi dan besarnya kontribusi: antara Bakat Kinestetik terhadap Prestasi Belajar, sehingga dapat diketahui seberapa jauh peranan Bakat Kinestetik di dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Expost Fakto. Sebagai populasi adalah semua mahasiswa yang mengikuti perkuliahan baik teori maupun praktek program S1 Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Denpasar pada semester genap tahun 2008/2009. Sampel diambil secara purposive sampling, sebanyak 35 mahasiswa yang berada pada jurusan/program studi Karawitan Semester 4. Kegiatan penelitian dilakukan dengan langkah-langkah (1) penyusunan instrumen penelitian yang divalidasi, sesuai dengan jenis data yang digali, (2) menggali data dari sumber data yang terdiri dari mahasiswa dengan menggunakan instrumen yang telah disusun, dan (3) melakukan tabulasi, deskripsi, analisis data, dan pemaknaan hasil analisis data, dengan menggunakan Metode Statistik “Uji Korelasi Product Moment Pearson”.
Adapun data yang dikorelasikan adalah skor Bakat Kinestetik dengan skor Prestasi Belajar mahasiswa pada mata kuliah Karawitan, dan hasil analisis data membuktikan bahwa:
(1) Terdapat hubungan yang linear positif dan signifikan antara Bakat Kinestetik dengan Prestasi Belajar mahasiswa, dengan kontribusi 44 %,
(2) Dalam upaya meningkatkan Prestasi Belajar mahasiswa, bakat kinestetik ternyata mempunyai peranan sebesar 44 % dan sisanya 56 % disebabkan oleh faktor yang lain.
Dengan hasil yang diperoleh tentang peranan Bakat Kinestetik dalam pembelajaran, maka diharapkan dalam penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat dijadikan pertimbangan dalam; tes penerimaan mahasiswa baru, maupun dalam pembinaan mahasiswa untuk memilih minat kajian atau minat penciptaan, sehingga pencapaian prestasi belajar mahasiswa dapat diupayakan secara maksimal.
Kata kunci: Pembelajaran, Bakat Kinestetik, Gerak dan Prestasi Belajar