by admin | Jun 20, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn.
Dalam mengulas karya pribadi, yang dapat dilakukan tidak lebih dari menyampaikan deskripsi, atau mendeskripsikan karya yang dibuat. Ada dua hal yang dapat dilakukan dalam mengulas karya yang dibuat, pertama yang berkaitan dengan fisik karya, M. Dwi Marianto menjelaskan …tiga hal utama dalam dimensi fisik karya seni yang bersangkutan, yaitu: subjek matter, medium, dan form. Yang kedua adalah yang berkaitan dengan isi (contens), berupa makna, pesan atau hal-hal batiniah yang ingin disampaikan melalui karya tersebut, yang merupakan penggambaran perasaan yang dialami saat rangsang awal muncul.
Deskripsi Karya:
Judul Karya Introspeksi. Medium: kayu. Shape: kayu gempinis, kayu mahoni, kayu sonokeling, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): Seekor igure serangga dalam kepompong, Display: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran: 20 X 25 X 80 Cm.
Struktur:
Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dalam abstraksi kepompong. Setting karya merupakan karya mandiri. Serangga (dalam kepompong) sebagai obyek sentral diwujudkan deformatif, bagian depan dipahat dengan teknik auto relief, badan kepompong dihiasi tekstur yang terinspirasi dari tekstur-tekstur kepompong serangga, serta bulatan-bulatan kecil berwarna hitam dengan teknik inlay, bertekstur kasar. Finishing, kombinasi warna-warna gelap dan natural.
Analisis Simbolik:
Introspeksi adalah suatu perilaku lumrah dalam kehidupan manusia, akan tetapi perilaku ini tidak selalu mudah untuk dilakukan. Bagai manapun introspeksi adalah sebuah pilihan sebagai salah satu jalan bagi pendewasaan diri manusia.
Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya I Selengkapnya
by admin | Jun 19, 2010 | Berita
Ditengah hiruk pikuk pelaksanaan Pesta Kesean Bali (PKB) ke-32, ISI Denpasar mendapat kunjungan dari rombongan Guangxi Arts Institute Collage of Dance, Cina. Rombongan yang dipimpin oleh President dari Guangxi Arts Institute Collage of Dance, Zhang Xiaochun disambut hangat oleh Rektor ISI Denpasar beserta jajarnnya (18/6). Mereka datang ke Indonesia khususnya ke Bali hanya untuk mendatangi ISI Denpasar guna melakukan penjajakan sebagai langkah awal kerjasama dua universitas termasuk hubungan kerjasama diplomasi antar dua Negara (Indonesia-Cina). Pada kesempatan itu rombongan juga ingin mengenal kesenian Bali lewat kunjungan singkatnya di ISI Denpasar.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr I Wayan Rai S.M.A., berterima kasih atas kedatangan rombongan ini ke ISI Denpasar, dan dipilihnya ISI Denpasar sebagai relasi untuk menjalin program kerjasama khususnya bidang akademik. Prof. Rai menjelaskan bahwa hubungan antara Cina dengan Indonesia khususnya Bali sudah ada sejak jaman dulu. Hal tersebut banyak dibuktikan dengan banyaknya pengaruh Cina terhadap kesenian tradisional Bali. Diantaranya di daerah Renon, terdapat Tari Baris Cina, dimana gerak tarinya banyak terinspirasi dari gerak-gerak asal Cina. Begitupula instrumennya terselip instrument dengan ciri khas Cina. Yang lebih menarik lagi, saat ada kerauhan, mereka menggunakan bahasa Cina. “Itulah salah satu bukti bahwa hubungan antara Indonesia (Bali) dengan Cina sudah ada sejak lampau” tegas Prof. Rai. Sementara saat mengunjungi museum ISI Denpasar, Pembantu Rektor IV ISI Denpasar, I Wayan Sweca, S.SKar., M.Mus, menambahkan bahwa pengaruh Cina terhadap kesenian Bali juga tampak dalam Barong Landung (landung=tinggi). Sampai sekarang, karakter Barong Landung adalah sama, yang laki-laki berwarna hitam dan yang perempuan berwarna putih. Ini adalah bukti bahwa pernah terjadi perkawinan antara raja Bali dgn putri China (Kang Che We).
Sebagai realisasi kerjasama antara ISI Denpasar dengan Guangxi Arts Institute Collage of Dance, Cina, kedua universitas sepakat untuk mewujudkannya lewat penandatanganan MOU, dengan isian kerjasama diantaranya penelitian bersama, pertukaran pelajar, dosen serta rencana double degree.
Dihari yang sama, Rektor juga menerima kunjungan dari University of Music and Performing Arts Graz/ Austria, Kendra Iris Stepputat. Kendra yang dulunya adalah mahasiswa asing di ISI Denpasar, datang dengan membawa misi untuk mengajak ISI Denpasar bergabung dalam ASEA UNINET (Asia-European University Network). Organisasi ini memiliki tujuan untuk mendorong dan memfasilitasi kerjasama antara institusi akademik/ pertukaran pelajar, mengajar dan kegiatan penelitian, mempromosikan ilmu dan budaya, mendorong dan memprakarsai proyek-proyek bersama yang bermanfaat bagi fakultas, staf dan mahasiswa, membantu dalam membentuk koalisi sumber daya untuk kegiatan akademik antara lembaga anggota, memfasilitasi kontak antara perguruan tinggi, lembaga pemerintah dan non-pemerintah, serta bertindak sebagai forum diskusi
Pada kesempatan itu Prof. Rai menyambut baik program tersebut, dan pihaknya menyatakan bahwa ISI Denpasar siap bergabung sebagai anggota dari ASEA UNINET (Asia-European University Network).
Humas ISI Denpasar melaporkan
by admin | Jun 19, 2010 | Berita
JAKARTA (SI) – Kabar gembira bagi pegawai negeri sipil (PNS),TNI, dan Polri.Pemerintah memastikan akan mencairkan gaji ke-13 bagi mereka pada bulan ini.
Adapun bagi pensiunan, gaji ke-13 dibayarkan Juli 2010. Pembayaran gaji ke-13 tersebut sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 54/2010.“Gaji ke- 13 siap dicairkan,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Perbendaharaan Kementerian Keuangan Herry Purnomo di Jakarta kemarin. Dia menuturkan, saat ini Kementerian Keuangan menunggu kelengkapan berkas dari satuan kerja tiap kementerian/lembaga. Penyerahan berkas sudah bisa dilakukan mulai Senin (21/6).
“Kalau sudah beres, Selasa bisa diberikan,” tuturnya. Deputi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Bidang SDM Aparatur Ramli Effendi Idris Naibaho juga mengungkapkan bahwa gaji ke-13 bagi PNS,TNI,dan Polri akan cair pada Juni ini. Pencairan ini mempertimbangkan adanya kebutuhan pembiayaan pendidikan anak-anak PNS,TNI,dan Polri.
“Gaji ke-13 itu sengaja dibe-rikan menjelang tahun ajaran baru. Tujuannya untuk membantu pegawai negeri yang mempunyai anak sekolah. Gaji ke-13 ini juga merupakan pengganti uang tunjangan hari raya,”tutur Ramli. Dia menjelaskan,pembayaran gaji ke-13 ini akan disalurkan langsung ke rekening bank tiap pegawai. “Itu agar tidak terjadi pemotongan,” tandasnya.
Ramli menegaskan, dengan adanya gaji tambahan ini, sudah tidak ada alasan bagi PNS,TNI, dan Polri untuk tidak menaikkan kinerja. Kepala Biro Humas Kementerian Keuangan Harry Z Soeratin menjelaskan, berdasarkan peraturan Dirjen Perbendaharaan, pengajuan surat perintah membayar oleh tiap satuan kerja ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk pembayaran gaji ke-13 bagi PNS pusat,TNI, Polri, dan pejabat negara dilakukan pada Juni 2010.
Adapun untuk penerima pensiun/ tunjangan dibayarkan melalui PT Taspen (persero)/PT Asabri (persero) bersamaan dengan pembayaran pensiun/tunjangan bulan Juli 2010. Sedangkan untuk PNS daerah, gubernur dan wakil gubernur, bupati/ wali kota, dan wakil bupati/ wakil wali kota dibayarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Be-lanja Daerah (APBD) tiap daerah dengan mengikuti ketentuan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 54 Tahun 2010.
“Pemberian gaji ke-13 ini dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan meringankan biaya hidup pegawai negeri, pejabat negara, dan penerima pensiun,” ujarnya. Dihubungi terpisah,Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan,pembayaran gaji ke-13 PNS,TNI,Polri tidak akan berpengaruh banyak pada inflasi. Bagi Rusman,pembayaran gaji ke-13 merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur negara.
“Kalaupun pembayaran gaji ke-13 diberikan, hal itu tidak akan berpengaruh signifikan pada inflasi,”ujarnya. Dia menilai pemerintah sudah bagus menata sistem penggajian pegawai sehingga kenaikan gaji bagi PNS ataupun pemberian gaji ke-13 tidak berdampak signifikan terhadap inflasi. Hal itu berbeda dengan lima hingga enam tahun lalu. ‘’Dulu setiap kali ada kenaikan, pemerintah mengumumkan besar-besaran, tapi sekarang tidak terlalu direspons oleh pasar.
Dampaknya pada kenaikan harga juga tidak signifikan,” tambahnya. Di bagian lain, sejumlah daerah telah menyiapkan pencairan gaji ke-13. Pemerintah Kota Solo, Jawa Tengah, misalnya, telah mengalokasikan anggaran Rp30 miliar dari APBD 2010. Menurut Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Solo Budi Yulistanto, saat ini pemkot tinggal menunggu dasar hukum pencairan gaji ke-13.
“Sewaktu-waktu setelah itu turun (dasar hukum),gaji ke-13 bisa kita cairkan karena anggarannya telah siap,”ungkapnya di Solo kemarin. Dia menuturkan, pada tahuntahun sebelumnya gaji ke-13 diberikan antara Mei-Juni,bertepatan dengan tahun ajaran baru sekolah. Prosesnya selalu dengan instruksi dari pemerintah pusat. Budi menerangkan, instruksi tersebut berupa surat edaran yang dikeluarkan Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri tentang perintah membayar gaji ke-13 bagi PNS.
Tanpa dasar hukum itu,pemkot tidak berani membagikan dana yang telah disediakan tersebut. Besaran gaji ke-13 yang diterima tiap pegawai disesuaikan dengan nominal gaji bulanan yang mereka terima.“Jumlahnya hampir sama dengan gaji rutin bulanan, terdiri atas gaji pokok dan beberapa tunjangan.Tapi untuk tunjangan beras ditiadakan,”katanya. (bernadette lilia nova/ neneng z/fefy dwi haryanto).
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/332178/38/
by admin | Jun 18, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: Drs. I Made Bendi Yudha, M.Sn
1. Proses Penciptaan
Dalam proses penciptaan karya seni lukis ini, diperlukan suatu metode untuk menguraikan secara rinci tahapan-tahapan yang di lakukan dalam proses penciptaan, sebagai upaya dalam mewujudkan karya seni. Melalui pendekatan-pendekatan dengan disiplin ilmu lain, dimaksudkan agar selama dalam proses penciptaan dapat dijabarkan secara ilmiah dan argumentatif. Dalam kaitan ini Sachari (2000: 223), menguraikan bahwa selama ini penelitian yang bersifat proses penciptaan dengan bahasa rupa dapat dikelompokkan dalam dua katagori, yaitu kajian estetik dan proses desain. Dalam kajian estetik jurus-jurus yang sering dipakai oleh seniman dan perancang dalam penggalian ide dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan: a). heurostik: spontanitas dan kreatif; b). semantik: metafor atau kepatutan; c). sinektik: analogi atau fantasi; d). semiotik: pengkodean atau penandaan; e). simbolik: pemaknaan atau penyimbolan; f). holistik: bersifat universal dan global; g). tematik: pendekatan tema tertentu; h). hermeneutik: tafsiran atau interpretasi.
Sehubungan dengan penciptaan ini, dalam proses penciptaan karya seni lukis ini menggunakan metode pendekatan semiotik, karena data-data yang akan dicermati dalam penciptaan ini berupa tanda-tanda. Sedangkan metode pendekatan hermeneutik dan simbolik digunakan karena data-data yang akan dicermati berupa interpretasi, dan berupa simbol-simbol. Sedangkan metode penciptaan yang digunakan dalam penciptaan ini adalah menggunakan teori Hawkins, karena metode tersebut dapat dipakai sebagai rambu-rambu yang menuntun dan mengarahkan pola pikir dan pola tindak yang lebih sistimatis. Hal ini akan lebih mempermudah langkah-langkah aplikasinya secara teknik, demikian juga dalam mengimplementasikan ide-ide dan tahapan penciptaan, sehingga persoalan-persoalan yang dilakukan dalam penciptaan ini dapat dideskripsikan dengan jelas serta dielaborasi secara optimal.
Hawkins dalam bukunya Creating Through Dance yang diterjemahkan oleh RM. Soedarsono (2001: 207), menyebutkan; penciptaan seni lukis dan seni tari yang baik, selalu melewati tiga tahap: pertama exploration (eksplorasi); kedua improvisation (improvisasi); dan yang ketiga forming (pembentukan atau komposisi). Dalam Hubungan ini Hadi (2003: 24,29,40) menterjemahkan, metode tersebut meliputi: eksplorasi, improvisasi, dan forming (pembentukan).Eksplorasi yang dimaksud dalam hal ini adalah sebagai langkah awal dari suatu penciptaan karya seni. Tahap ini termasuk berpikir, berimajinasi, merasakan dan merspon objek yang dijadikan sumber penciptaan; Improvisasi tahap ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi imajinasi, seleksi dan mencipta dari pada tahap eksplorasi.
Karena dalam tahap improvisasi terdapat kebebasan yang baik, sehingga jumlah keterlibatan diri dapat ditingkatkan. Dalam tahap improvisasi memungkinkan untuk melakukan berbagai macam percobaan-percobaan (eksperimentasi) dengan berbagai seleksi material dan penemuan bentuk-bentuk artistik, untuk mencapai integritas dari hasil percobaan yang telah dilakukan. Forming (pembentukan), tahap ini adalah suatu proses perwujudan (eksekusi) dari berbagai percobaan yang telah dilakukan.
Metode Penciptaan Simbolisasi Bentuk Dalam Ruang Imaji Rupa selengkapnya
by admin | Jun 18, 2010 | Artikel, Berita
Oleh: Ida Bagus Nyoman Mas, SSKar
Bentuk garapan adalah hasil dari pengolahan elemen-elemen musikal dengan pengaturan pola-pola tertentu. Pola-pola tersebut nantinya akan mengalami suatu pembentukan atau proses untuk mencapai komposisi. Pengertian bentuk dalam hal penciptaan komposisi karawitan Bali adalah bentuk karawitan menurut sifat garapannya, seperti klasik tradisi, klasik modern (kreasi baru) dan kontemporer.
Pada dasarnya garapan Cak Lubdhaka adalah bentuk drama-musikal “kreasi baru” atau klasik modern, suatu pengolahan komposisi yang telah memiliki pola-pola tersendiri dengan model pengembangan yang sudah ada serta mengutamakan motif-motif yang lebih dinamis dan bervariasi. Merupakan suatu perwujudan hasil kreativitas yang lebih mengutamakan nilai-nilai dan kebebasan individual. Kendatipun karya olah vokal ini dalam bentuk kreasi baru, namun dalam mengolah materinya masih bertitik tolak pada bentuk-bentuk seni tradisi, yaitu ada keterikatan pada pola yang sudah dianggap baku dan lebih mengutamakan nilai-nilai kolektif.
Menurut Soedarso (1972 : 20), seni tradisi adalah bentuk yang sudah memiliki pola-pola dan standarisasi yang baku sering dikategorikan sebagai seni klasik atau tradisional. Sedangkan kata modern berarti sesuatu yang berkaitan dengan gaya, metode atau gagasan terbaru, tidak ketinggalan zaman, dan berhubungan dengan trend dan aliran masa kini. Bentuk klasik atau tradisional dan kreasi baru atau modern, sesungguhnya saling membutuhkan, saling mendukung dan bahkan saling memperkaya. Untuk menghasilkan karya-karya kreasi baru para seniman tidak harus melepaskan diri dari seni tradisi. Perlu diingat, kesenian tradisional yang dijauhkan dari moderenisasi sama dengan membiarkan kesenian itu mati, dan sebaliknya kesenian modern yang lepas dari akar budaya tradisi akan menyebabkan kehilangan identitas budayanya.
Para seniman tidak membiarkan kesenian tradisi menjadi beku, dan untuk itu setiap generasi terus berusaha untuk melakukan inovasi terhadap kesenian tradisi milik mereka. Para seniman secara sadar, kreatif dan selektif memasukkan ide-ide kedalam kesenian tradisional yang mereka warisi sejak zaman lampau dengan tujuan untuk memberikan “nafas” baru yang dapat mendekatkan kesenian itu dengan masyarakat zaman sekarang.
Bentuk Karya Cak Lubdhaka Selengkapnya