Tidak Semua PTN Tolak Permendiknas

Tidak Semua PTN Tolak Permendiknas

DEPOK — Banyaknya Perguruan Tinggi Negeri yang menolak nilai Ujian Nasional (UN) dijadikan parameter masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), tidak membuat Universitas Indonesia (UI) ikut menggelengkan kepala. Menurut Rektor UI, Gumilar Ruslawi Soemantri, ada baiknya PTN mendukung ketetapan yang telah dibuat pemerintah tersebut.
“Kalau memang hal tersebut merupakan kebijakan pemerintah, kita sama-sama dukung dan kita cermati. Yang terpenting, itu adalah bahan bagi kita untuk mulai bekerja,” katanya ketika dihubungi Republika, Kamis (7/4).
Apabila nanti dalam perkembangannya ada hal-hal yang kurang sempurna, kata dia, hal tersebut akan dicermati bersama dan berusaha diperbaiki. Misalnya indikasi sekolah-sekolah tertentu yang akan melakukan mark up nilai siswa-siswanya karena menganggap nilai UN merupakan gengsi daerah. Dalam hal ini, pengawasan dari PTN paling penting.
Dalam prosesnya akan ada formulasi nilai. Artinya, nilai UN itu harus dilihat sedemikian rupa dan tidak langsung diambil mentah-mentah. “Nilai tersebut nanti kita lihat berapa besar yang bisa ikut mendukung faktor untuk diterima di PTN. Tidak langsung diambil saja, tetapi ada formulasinya,” Hal ini dilakukan secara bertahap dan bisa saja ditingkatkan presentasenya sampai nilai UN sendiri bisa menjadi kredibel.
Sementara itu Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Herry Suhardianto, juga merasa hal tersebut harus didukung. “Kita melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) no. 34/2010. Hal ini merupakan salah satu komponen dalam penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN jalur undangan. Karena itu, pengumuman hasil SNMPTN jalur undangan nanti akan menunggu hasil UN terlebih dahulu,” ungkapnya.
Ia memandang hal ini tidaklah kontroversi. Menurutnya, semua itu ditentukan oleh bagaimana cara PTN menggunakan hal tersebut. “Saya rasa tidak masalah. Bergantung bagaimana kita melaksanakannya saja. Nilai rapor kita konsider dulu, lalu kita lihat hasil UN-nya,” ujarnya. Sebanyak 85 persen mahasiswa baru di IPB akan diterima melalui SNMPTN jalur ujian tertulis dan undangan.
Senada dengan Gumilar, Rektor Universitas Padjadjaran Bandung (UNPAD), Ganjar Kurnia, menyatakan perlu ada pengkajian lebih lanjut mengenai nilai UN yang menjadi parameter untuk masuk PTN ini. “UNPAD sendiri belum dapat memutuskan hal ini. Sekarang kami sedang pelajari terlebih dahulu.” ujar Ganjar ketika dihubungi Republika.
Pihaknya sudah pernah mengajukan usulan mengenai parameter ini, akan tetapi hal ini masih perlu dikaji lagi. Apabila memang ini kebijakan pemerintah, kata Ganjar, kita ikuti saja. Sebanyak 83 persen mahasiswa baru yang masuk ke IPB tahun 2011 ini berasal dari seleksi nasional (SNMPTN), baik jalur undangan maupun jalur ujian tertulis. Herry mengatakan dirinya belum mendapat kabar tentang kuota yang akan diterima melalui SNMPTN jalur undangan ini.
Pemerintah sendiri melalui peraturannya telah menetapkan sebanyak 60 persen mahasiswa baru di PTN harus berasal dari seleksi nasional. Akan tetapi tidak ditentukan berapa besar jumlah mahasiswa baru yang nanti akan diterima melalui SNMPTN jalur undangan. “Kuotanya bergantung universitas masing-masing. UNPAD sendiri menerima 60 persen dari seleksi nasional, yang 10 persennya dari jalur undangan,” tambah Ganjar.
“Tiap PTN mempunyai jumlah masing-masing untuk mahasiswa yang akan diterima. Jadi kuota untuk jalur ini tidak ada,” ungkap Gumilar.

Sumber: republika.co.id

Teknik Kekendangan Gupekan Nunggal

Teknik Kekendangan Gupekan Nunggal

Kiriman Tri Haryanto, SKar., MS.i. Dosen PS. Seni Karawitan ISI Denpasar.

Sesuai dengan program yang telah dijalankan dalam program ini, dapat dibahas beberapa hal penting dalam penguasaan kendang Nunggal Gupekan. Disadari betul bahwa penguasaan teknik dimaksud tidak saja hanya dapat dipraktekkan semata, tetapi bagaimana menterjemahkannya dalam berbagai konteks yang ada. Beberapa yang dapat diungkap antara lain:

Tategak/Sikap

Sebelum memulai mempraktekkan bermain Nunggal Gupekan, tategak/sikap pengendang menjadi hal yang harus dipahami betul karena bagaimanapun juga berpengaruh terhadap kandungan estetika. Fase ini menjadi bahasan paling awal karena bermain kendang tentu tidak hanya dinikmati secara audio saja, tetapi bagaimana seorang pengendang dapat tampil secara performan di atas pentas sesuai dengan kaidah-kaidah tukang kendang.

Berdasarkan proses latihan/magang yang dilakukan tersebut, untuk memainkan kendang Gupekan harus dipangku di atas paha dalam posisi duduk bersila dengan kaki kiri berada di luar/di depan. Untuk  lebih jelasnya dapat dilihat sesuai dengan gambar berikut.

Sikap kaki kiri di depan. Posisi ini jelas memiliki perbedaan dengan memainkan kendang kakebyaran dengan posisi kaki kiri dilipat di depan. Alasan mengapa kaki kiri didepan, karena dari sudut penempatan kaki akan membantu kendang tidak banyak bergerak, dan posisi badan bisa lebih nampak gagah.

Posisi badan tegak lurus dengan pandangan serong kekiri  kurang lebih 10 derajat. Dengan posisi seperti itu disamping penampilan secara estetika menarik dan meyakinkan juga dari segi memainkan alat tersebut tenaga akan dapat tersalur secara terkonsentrasi sehingga pukulan yang dilakukan memiliki bobot kekuatan atau kualitas pukulan yang baik. Tategak/posisi tersebut di atas merupakan satu jabaran yang telah disepakati dan berlaku secara konvensional baik dalam lingkungan kampus maupun pada seniman-senimang yang telah biasa memainkan instrumen kendang.

Salah satu pengendang yaitu Bapak I Wayan Suweca, SSKar. dalam suatu kesempatan ketika mengajar mata kuliah Karawitan Spesialisasi (kendang) juga mengungkapkan hal yang sama tentang posisi memainkan kendang Gupekan Nunggal. Suatu keharusan posisi kaki kiri ditempatkan di depan karena memainkan kendang akan lebih mudah dan secara tategak dapat tampil lebih bagus, menarik, memukau, dan tertata.  Dengan posisi demikian bunyi yang dihasilkan dapat mencapai kualitas jangkauan sesuai dengan yang diharapkan.

Teknik Kekendangan Gupekan Nunggal Selengkapnya

Rogoh USD 500 juta Demi Sekolah di Mancanegara

Rogoh USD 500 juta Demi Sekolah di Mancanegara

JAKARTA – Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) mencatat bahwa saat ini sekitar 50 ribu pelajar/mahasiswa asal Indonesia tengah menempuh pendidikan di luar negeri. Sekretaris Dewan Perguruan Tinggi pada Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiknas, Prof Nizam, dari jumlah itu estimasi biaya pendidikan pelajar dan mahasiswa Indonesia di luar negeri setiap tahunnya diperkirakan mencapai USD 500 juta, atau USD 10 ribu untuk setiap pelajar/mahasiswa.

Hal itu diungkapkan Nizam dalam diskusi bertema “Pendidikan Tinggi: Untuk Komersialisasi atau Masyarakat?” di ruang FPKB di DPR, Jakarta, Rabu (6/4). Menurutnya, sebenarnya uang hingga ratusan dolar itu bisa digunakan untuk membangun sejumlah perguruan tinggi bertaraf internasional. ”Kalau pemerintah mau menginvestasikan dana sebesar itu untuk membangun perguruan tinggi di Indonesia, saya yakin devisa negara yang sebesar itu dapat dihemat. Dunia pendikan juga akan jauh lebih maju dari sekarang,” tambahnya.

Dalam diskusi yang juga dihadiri Direktur Pendidikan Tinggi Islam (DIKTIS) Kementerian Agama, RI Prof Dr H Machasin MA dan pengamat pendidikan Darmaningtyas itu, Nizam juga menegaskan, 50 ribu pelajar/mahasiswa yang menempuh pendidikan di luar negeri jelas bukan angka yang kecil. Dirincikannya, saat ini saja sekitar 10 ribu Warga Negara Indonesia (WNI) menempuh pendidikan Australia. Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 7 ribu WNI yang tengah menimba ilmu. Sedangkan di Jepang, terdapat sekitar dua ribu WNI yang juga tengah menempuh. Ada pun di Mesir sebanyak 5 ribu WNI.

Nizam menambahkan, kondisi ini semestinya membuat perguruan tinggi (PT) di Indonesia merasa termotivasi. “Ini menunjukkan saudara-saudara kita memiliki minat yang tinggi akan pendidikan yang berkualitas. Ini harus menjadi cambuk bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk kualitasnya,” imbuhnya.

Lebih lanjut Nizam mengungkapkan, saat ini lulusan PT di tanah air dihadapkan pada tantangan yang berat. Sebab, lapangan pekerjaan yang tersedia tak seimbang dengan jumlah lulusan PT.

Tidak hanya itu, lanjut Nizam, saat ini warga negara asing lulusan PT di luar negeri  juga mengincar lapangan peklerjaan di Indonesia. “Dari India dan Vietnam itu sudah ada yang mencari pekerjaan di Indonesia,” bebernya.

“Karena itu perguruan tinggi di dalam negeri harus bisa menciptakan mahasiswa dan lulusan yang berkualitas. Syukur-sukur di tengah angka pengangguran yang mencapai dua juta orang lulusan PT bisa mandiri dan menyediakan lapangan pekerjaan,” paparnya.

Sementara Darmaningtyas mengatakan, orientasi PT di Indonesia untuk bisa bersaing di tataran internasional justru sering menjerumuskan kalangan PT pada jebakan kapitalisme. Menurutnya, selama ini pemeringkatan perguruan tinggi dunia lebih didasarkan pada jumlah jurnal akademik, ataupun penggunaan teknologi informasi di dunia pendidikan.

“Apakah pemeringkatan itu juga sudah memperhitungkan asas manfaat perguruan tinggi bagi masyaraklat di sekitarnya” Pemeringkatan itu juga tidak memasukkan KKN (Kuliah kerja Nyata) yang jelas bermanfaat bagi masyarakat. Jadi jangan karena mengejar peringkat lantas masuk jebakan kapitalisme dan meninggalkan asas manfaat bagi masyarakat kita sendiri,” cetusnya.

Sumber: jpnn.com

Penerapan Dan Pengembangan Sistem Informasi ISI Denpasar

Penerapan Dan Pengembangan Sistem Informasi ISI Denpasar

Sistem Informasi yang digunakan ISI Denpasar mengunakan metode terpusat yang dikemas dengan memamfaatkan teknologi yang sedang menjadi trend dewasa ini yaitu teknologi berbasis web.

Sistem informasi tersebut dikemas sedemikian rupa bersama dengan layanan lainnya sehingga penguna system informasi tidak akan merasa terbebani dengan system ini karena merupakan bagian dari pekerjaan atau tugas utama dari pengguna.

system informasi ISI Denpasar tebagi menjadi 4 bagian yaitu

1. PENGGUNA/OPERATOR

Pengguna/operator adalah orang yang berinteraksi langsung dengan system tersebut yaitu pegawai, dosen dan mahasiswa, serta  pengguna layanan yang dapat berfungsi sebagai pengawasan pada management ISI Denpasar yaitu Masyarakat umum, dan stakeholder.

Pengguna sistem informasi ISI Denpasar.

1.      PEGAWAI

2.      DOSEN

3.      MAHASISWA

4.      MASYARAKAT & STAKEHOLDER

2. INTERAKSI

Interaksi Sistem Informasi ISI Denpasar terdiri dari : Input, User Interface dari system aplikasi, imput hardware seperti cctv, card reader, finger print, dll. Interaksi lainnya dari proses pengumpulan data juga didapat dari proses interaksi tanpa bantuan campur tangan manusia seperti interaksi antar sub bagian system informasi yaitu antara system system informasi yang ada dan aplikasi layanan penunjang lainnya.

Yang menjadi bagian terpenting dari kekhususan Sistem Informasi di ISI Denpasar adalah keterpaduan antara system system informasi yang ada dengan layanan penunjang lainnya seperti web, email, chating service. Sistem Informasi ISI Denpasar memadukan layanan yang sudah umum di internet dengan system aplikasi sehingga pada level pengguna tidak akan merasa terbebani dengan system baru dimana diharapkan meningkatkan pemamfaatan Sistem Informasi pada kinerja manajemen secara keseluruhan. Contoh paling trend saat ini adalah penggunan jejaring social yaitu facebook sebagai sarana menyapaikan pengumuman dengan sinkronisasi otomatis pada web resmi ISI Denpasar. Contoh lainnya adalah ketika dosen dan mahasiswa melakukan aktifitas pembelajaran melalui portal akademik yang menyediakan fasilitas virtual class. Disini proses interaksi yang terjadi akan di loging oleh sistem yang kemudian dicatat sebagai presence daftar hadir pada proses belajar mengajar.

Penerapan Dan Pengembangan Sistem Informasi ISI Denpasar selengkapnya

Indonesia Rangkul Amerika dalam Kerja Sama Pendidikan Tinggi

Indonesia Rangkul Amerika dalam Kerja Sama Pendidikan Tinggi

Jakarta, 5 April 2011–Indonesia siap membangun kerja sama dengan Amerika, sebagai tindak lanjut dari kunjungan Presiden Barrack Obama tahun lalu.

Amerika sangat terbuka menjalin berbagai kerja sama dengan pendidikan tinggi di Indonesia. Beberapa tahun silam, ratusan mahasiswa Indonesia kuliah di Amerika. Namun menurut Ketua The United States-Indonesia Society (USINDO) David Green kini, jumlah mahasiswa Indonesia di Amerika kian menurun. “Beberapa jenis kerja sama saat ini sedang dikembangkan. Nantinya akan ada perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Amerika,” ungkap David.

Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P2M) Dikti Suryo Hapsoro juga berharap, kerja sama yang dibangun bukan hanya pertukaran mahasiswa. USINDO harus mampu mengembangkan penelitian yang topic dan pembiayaannya dikembangkan bersama. Sebelumnya, Indonesia telah bekerja sama dengan Pemerintah Perancis dan Australia dalam pengembangan penelitian bersama.

Menanggapi hal ini, USINDO membuka setiap kesempatan kerja sama berbagai program studi dan penelitian. Selain itu, David juga mengungkapkan kemungkinan untuk kerja sama dengan pendidikan vokasi, termasuk dengan Politeknik. Dengan kerja sama ini, diharapkan mahasiswa maupun dosen merubah paradigma akademik menjadi vokasi.

Sekretaris Dewan Pendidikan Tinggi (DPT) Nizam menyambut baik kerja sama ini. Selain pemberian beasiswa, “Kami mengundang pimpinan perguruan tinggi di Indonesia untuk saran rembuk dalam kerja sama dan peningkatan jumlah mahasiswa ke Amerika,” ujar Nizam. Nizam juga berharap USINDO memberikan informasi terkait program unggulan pendidikan tinggi di Amerika.

Sumber: dikti.go.id

Loading...