by admin | Apr 10, 2011 | Berita
Pembelajaran seni merupakan suatu proses yang sangat penting dijalani oleh calon seniman tradisional di Bali. Banyak nilai luhur terkandung di dalamnya yang harus dipelajari secara bertahap untuk mendapatkan kualitas yang baik. Inilah yang terjadi di Geriya Bongkasa selama bertahun-tahun hingga lintas generasi. Perjalanan kesenian yang diwariskan secara turun-temurun ini merupakan suatu hikayat yang bisa dimaknai sebagai sebuah identitas bagi pribadi masing-masing di lingkungan setempat.
Sebuah karya seni yang mencoba untuk menggali nilai-nilai spiritual dan budaya yang terjadi di Geriya Bongkasa termasuk pula merekonstruksi aktivitas kesenian dari masing-masing maestro seni mendiang (Alm.) Ida Pedanda Gede Putra Singarsa, (Alm.) Ida Bagus Made Raka, dan (Alm.) Ida Bagus Karang Arnawa, yang digelar pada :
Hari : Senin, 11 April 2011
Tempat : Geriya Bongkasa, Kec. Abiansemal, Kab. Badung
Waktu : 16.00 WITA-selesai
Pakaian : Adat Madya
by admin | Apr 10, 2011 | Berita
London – KBRI Athena bekerja sama dengan Sekolah Seni terkemuka di Yunani “Athens School of Fine Art” menggelar pelatihan membatik yang diikuti 75 mahasiswa di perguruan tinggi terkemuka itu.
Para mahasiswa Athena itu dengan asyiknya belajar melukis motif batik dengan mengunakan canting di atas selembar kain, demikian keterangan pers dari Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Rabu.
Pelatihan yang dilakukan merupakan acara pembuka dari rangkaian kegiatan “Batik Diplomacy”, terselenggara dengan dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Batik Diplomacy selain pelatihan membatik untuk mahasiswa juga workshop membatik untuk kalangan Women International Club di Athena yang akan diakhiri dengan peragaan busana batik dan angklung interaktif di hotel Divani Caravel, Athena, Kamis (7/4).
Duta Besar RI untuk Yunani Ahmad Rusdi menyampaikan bahwa KBRI Athena memandang penting pelaksanaan pelatihan batik mengingat Batik Indonesia, yang ditetapkan masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia Oktober 2009 oleh UNESCO, yang mendapatkan tempat di hati masyarakat Yunani.
Dubes Rusdi menyampaikan Athens School of Fine Art dipilih sebagai pelaksanaan pelatihan karena di universitas ini terdapat banyak jurusan, termasuk menerapkan teknik membatik dalam kurikulumnya seperti jurusan melukis, mosaic, melukis fresco dan icon, disain grafis, dan jurusan lainnya.
Diharapkan teknik membatik akan banyak diterapkan dalam karya-karya para pelaku seni muda dari negara lain terutama Yunani.
Dubes yang juga berasal dari keluarga pembatik ini, menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada jajaran Universitas yang telah berkolaborasi dengan KBRI Athena dalam penyelenggaraan pelatihan yang sangat langka ini.
Sementara itu, dalam sambutannya, Rektor dari Athens School of Fine Art, Profesor Panagiotis Xaralambos, menyampaikan penghargaan kepada KBRI Athena yang telah memilih sekolah Fine Art Athens sebagai tempat pelaksnaan Workshop.
Menurutnya universitas ini merupakan tempat yang tepat bagi pelatihan batik untuk para siswanya.
Kehadiran peserta melebihi kapasitas, bahkan sebagian harus rela membatik sambil berdiri, menyiratkan antusiasme yang tinggi dari kalangan mahasiswa universitas seni untuk mempelajari batik, seni tradisional dari Indonesia.
Acara pelatihan berlangsung dalam suasana santai dipandu Afif Syakur, perancang busana Indonesia terkemuka dengan enam anggota tim batik yang khusus datang dari tanah air .
Berlokasi di studio lukis universitas, Afif Syakur menerangkan secara singkat filosofi membatik.
Menurutnya, membatik seperti memberikan nyawa pada selembar kain. “Dengan detail teknik membatik yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu membatik, pewarnaan dan pencelupan untuk mendapatkan hasil akhir yang diinginkan”.
Memasuki tahap praktek, peserta sangat antusias menggunakan canthing dan malam sebagai media melukis. Berbagai ide dan ekspresi dituangkan di atas sehelai kain putih.
Dengan berbekal bakat seni mahasiswa beragam motif batik kontemporer berhasil dihasilkan dalam waktu yang sangat singkat.
Ketika praktek memasuki tahap pewarnaan dan pencelupan, banyak pertanyaan yang muncul dari para peserta karena sangat tertarik dengan proses tersebut, terutama karena ternyata kedua proses harus diulang-ulang untuk mendapatkan warna yang diinginkan.
Para peserta yang sebagian besar berasal dari jurusan melukis dan grafis menyatakan kepuasannya dapat mempelajari seni membatik secara langsung dari pakar batik Indonesia.
Seorang mahasiswa, Andreas Kokaliaris menyatakan, pelatihan ini sangat menarik dan bermanfaat bagi dirinya sebagai mahasiswa seni rupa. Menurutnya di Yunani terdapat seni yang mempunyai nilai filososfi yang sama dengan batik yaitu seni mosaic.
Di samping pelatihan, KBRI juga menyelenggarakan pameran kain batik yang berasal dari berbagai daerah dengan beragam motif dan warna.
Pameran ini sangat dihargai oleh para peserta, karena dengan demikian mereka dapat melihat dan membandingkan secara langsung hasil karyanya dengan produksi batik tradisional Indonesia.
Pada penutupan acara pelatihan, peserta dengan berfoto bersama hasil karyanya dan menyampaikan secara langsung kepada Dubes, diplomat karir anak juragan batik asal Pekalongan, yang ikut mendampingi jalannya pelatihan ini, apresiasi dan keinginan mereka untuk menerapkan teknik membatik ini dalam perjalanan seni mereka selanjutnya.
Worksop yang baru pertama kasil diselenggarakan di Athena ini, diharapkan dapat diselenggarakan secara berkesinambungan atas kerja sama Universitas dengan KBRI dan pemerintah Indonesia sebagai ajang promosi negara melalui membatik yang telah mendapat pengakuan dari UNESCO.
Sumber: antaranews.com
by admin | Apr 9, 2011 | Artikel, Berita
Konsep Desain Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Kampanye Imunisasi Campak Di Denpasar Bali
Kiriman I Ketut Baskara, Mahasiswa PS. Desain Komunikasi Visual ISI Denpasar
1. Konsep Dasar Perancangan
Konsep adalah salah satu hal yang paling penting dalam mendesain sesuatu,ini disebabkan tidak lain karena konsep sendiri adalah dasar inspirasi yang nantinya akan digunakan sebagai acuan desainer dalam mendesain media-media komunikasi visual. Selain itu konsep dapat memerikan “jiwa” pada suatu desain sehingga dapat menyajikan desain yang berkesan inofatif, kreatif serta memenuhi kriteria desain yang baik yang nantinya mampu memberikan informasi tentang pelestarian dan pemanfaatan tanaman obat keluarga.
Konsep dasar dalam merancang media-media komunikasi visual yang akan digunakan sebagai sarana bersosialisasi yaitu konsep yang berkesan formal dan tetap menggunakan warna primer. Konsep ini disesuaikan dengan kasus yang diambil yaitu bahaya penyakit campak serta imunisasi campak sebagai pencegahan penyakit campak, dimana merupakan sosialisasi dari pemerintah dan biasanya media sosialisasi yang dibuat tidak terlalu berbelit karena lebih mementingkan isinya. Begitu pula warna yang digunakan adalah warna primer dimana sasaran utama imunisasi ini adalah anak-anak yang pada awalnya hanya membedakan warna atas tiga warna primer. Konsep ini akan lebih banyak menggunakan ilustrasi fotografi berupa foto-foto dari akibat terkena penyakit campak.
Dari kriteria desain yang dipadukan dengan konsep tersebut desainer dapat merancang suatu media desain komunikasi visual yang baik, komunikatif dan tepat sasaran (efektif) sesuai dengan norma-norma yang berlaku, serta dapat memberikan ataupun menambah wawasan dan ketertarikan masyarakat mengenai bahaya penyakit campak serta imunisasi campak sebagai pencegahan penyakit campak secara singkat padat dan jelas sehingga tujuan dapat tercapai
2. Strategi Media
2.1 Khalayak Sasaran
Sasaran yang dituju adalah masyarakat di Bali yang kurang mengetahui mengenai penyakit campak serta pencegahannya.
Adapun dalam strategi media ini penulis uraikan diantaranya :
1. Geografis
Segmentasi Geografis, meliputi: Wilayah propinsi, kabupaten, kota, dengan sifatnya: urbanis / semi urbanis / rural (Santoyo,2006;67). Jadi berdasarkan sasaran yang diinginkan adalah daerah yang menjangkau semua kalangan masyarakat. Secara geografis sendiri masih bisa diperdalam / diperjelas lagi mengenai lokasinya antara lain sebagai berikut:
Kaum urbanis adalah kaum yang pada umumnya bertempat tinggal tetap seperti di wilayah yang telah disebutkan tadi seperti di kota, kabupaten, kecamatan.
Kaum semi urbanis adalah tipe kaum yang pada umumnya adalah pendatang atau orang yang sering berpeindah-pindah lokasi / tempat tinggal yang biasanya diakibatkan karena pekerjaan, masyarakat tipe seperti ini sering kita lihat / jumpai di daerah perkotaan.
Adalah adalah masyarakat yang hidup didaerah pedesaan (perlu di ketahui desa di jaman sekarang ini ilmu dan pengetahuannya sudah cukup bagus karena sarana telekomunikasi dan transportasi yang memadai).
2. Demografis
Segmentasi Demografis, meliputi: jenis kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, dan tingkat penghasilan (Santoyo,2006;67). Jadi berdasarkan sasaran yang diinginkan adalah untuk semua kalangan masyarakat.
Konsep Desain Selengkapnya
by admin | Apr 8, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn., Dosen PS. Desain Interior ISI Denpasar.
Setelah masuknya pengaruh Majapahit di Bali (1343), peradaban Bali kemudian disebut Zaman Bali Madya. Ada juga yang menyebut era Bali Arya, karena banyaknya bangsawan-bangsawan Majapahit (arya) datang ke Bali. Majapahit kemudian membangun pusat pemerintahan di Samprangan (Lingarsapura), Gianyar pada 1352. Selanjutnya pusat pemerintahan berpindah ke Gelgel (Swecapura) pada 1380. Dan akhirnya setelah terjadi pemberontakan di Gelgel, pusat pemerintahan dipindahkan ke Klungkung pada 1686. Keraton Klungkung dibangun pada 1700 dan keratonnya diberi nama Smarapura. Sedangkan kerajaan-kerajaan lain yang ada di Bali, merupakan kerajaan-kerajaan yang berdiri menjelang berakhirnya Kerajaan Gelgel. Kerajaan-kerajaan ini dibangun oleh para bangsawan Majapahit yang telah lama menetap di Bali.
a. Taman Gili
Taman Gili berada di pusat Kota Smarapura (Klungkung), yakni di sudut barat daya perempatan Kota Smarapura (Jl. Surapati – Jl. Raya Gelgel). Pada era 1980-an, pintu masuk ke area Taman Gili adalah dari arah utara (Jl. Surapati). Tetapi di era 2000-an, pintu masuk utara tidak difungsikan. Pintu masuk baru dibuat di bagian timur (J. Raya Gelgel).
Taman Gili adalah karya desain pertamanan peninggalan Kerajaan Klungkung. Taman ini diperkirakan dibuat sekitar 1710 oleh Raja I Dewa Agung Jambe, bersamaan dengan pembangunan Keraton (Puri) Smarapura. Pada mulanya Taman Gili hanya disebut “Bale Kambang”, dengan dimensi tidak begitu besar. Tetapi pada zaman kolonial Belanda dimensinya diperbesar dan kemudian ditetapkan dengan nama “Taman Gili” pada tahun 1929 oleh Dewa Agung Oka Geg, Kepala Pemerintahan Swapraja saat itu. Restorasi besar-besaran terhadap Taman Gili pernah dilakukan dilakukan tahun 1930 dan 1960 (Warsika, 1986: 9).
Letak Taman Gili dalam tata ruang keraton adalah di bagian timur laut keraton atau di timur halaman depan (bencingah) keraton Kerajaan Klungkung. Di sudut timur laut area Taman Gili terdapat bangunan Bale Kertha Gosa, yang pada zaman kerajaan digunakan sebagai balai pertemuan raja-raja Bali dan di zaman kolonial digunakan sebagai balai sidang pengadilan “Rad van Kertha”.
Fungsi Taman Gili di jaman kerajaan adalah sebagai taman peristirahatan dan kadang-kadang juga dimanfaatkan sebagai tempat kegiatan upacara bagi keluarga kerajaan, seperti upacara Potong Gigi. Selain itu Taman Gili juga pernah difungsikan sebagai markas Pasukan Kawal Kehormatan Istana. Dan setelah Belanda menguasai Klungkung, fungsi Taman Gili menjadi tidak jelas (Warsika, 1986: 9).
Taman Kerajaan Bali Madya selengkapnya
by admin | Apr 8, 2011 | Berita
London – Keindahan desain dan motif serta kualitas pakaian batik Pekalongan koleksi perancang Afif Syakur mengundang decak kagum 450 undangan yang hadir pada acara “Peragaan Busana Batik” , yang diadakan di Hotel Divani Caravel, Athena, Kamis siang.
Acara ini dipadukan dengan Konser Angklung Interaktif yang dibawakan dengan memikat oleh lima musisi yang sengaja didatangkan dari kota Bandung, ujar ujar Sekretaris Pertama KBRI Athena Jani Mediawati Sasanti kepada ANTARA London, Jumat.
Kedua pagelaran akbar diadakan mengawali musim semi ini, mendapat dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia kepada KBRI di Athena dengan hadirnya istri Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Ny Triesna Wacik, serta Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kembudpar, dan Ny DR. Sapta Nirwandar.
Sementara itu dari pihak pemerintah Yunani hadir para pejabat pemerintah, isteri pejabat dari Kementerian Luar Negeri Yunani, Dubes dan isteri, kalangan korps diplomatik di Athena, anggota Women International Club Athena, perancang busana terkemuka di Yunani dan warga Yunani pencinta Indonesia.
Dubes RI untuk Republik Yunani, Ahmad Rusdi, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari dua Perjanjian Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Yunani di bidang Budaya dan Pariwisata yang ditandatangani pada tahun 2004 dan 2008.
Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Batik dan Angklung, yang ditetapkan UNESCO masuk dalam Daftar Representatif Budaya Non Benda Warisan Manusia pada tahun 2009 dan 2010 lalu.
Dubes mengharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat setempat terhadap kekayaan budaya Indonesia, selain meningkatkan people-to-people contact antara warga kedua negara.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia yang memungkinkan terselenggaranya acara pagelaran spektakuler ini.
Sementara itu, Dirjen Pemasaran Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, DR. Sapta Nirwandar mengatakan peragaan busana bertujuan tidak saja mempromosikan keanekaragaman budaya Indonesia, tetapi juga menyukseskan Tahun Kunjungan Indonesia 2011.
Kegiatan ini diharapkan berdampak nyata bagi upaya Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara yang ditargetkan sebesar tujuh juta pada tahun 2011.
Perancang busana Batik Indonesia terkemuka, Afif Syakur, membuat debut pertamanya di Athena dengan mengusung tema “Batik: Dari Warisan Budaya Menuju Seni Modern”.
Perancang kelahiran Pekalongan ini hadir dengan ciri khasnya yaitu menggunakan materi batik yang diterjemahkan dalam desain modern dengan palet warna beraksen kuat dan gelap.
Bandul etnik dan manik dipilih sebagai salah satu ornamen penghias, semakin mempercantik bahan sutra, viscos dan tafera yang ada.
Sebanyak 33 karya busana koleksi terkini ditampilkan dalam tiga sesi. Sesi pertama mempersembahkan koleksi pareo, blus dan selendang, dilanjutkan dengan busana siap pakai di sesi kedua dan sebagai puncaknya adalah tampilan gaun malam/pesta yang elegan.
Pragawati Indonesia yang dipadukan dengan delapan model asal Yunani dengan luwes dan anggun membawakan koleksi baju batik, seakan menghipnotis seluruh undangan yang hadir dalam perhelatan akbar ini.
Kehadiran model Yunani telah memberikan warna pada acara ini karena membuktikan bahwa Batik tidak hanya pantas dipakai oleh orang Indonesia tapi juga warga negara lain, khususnya Yunani.
Senandung Tari
Peragaan busana yang dikemas dengan apik, diselingi dengan penampilan tari berjudul “Senandung Tari” oleh Puri, Lisa, Candra dan Hari yang sengaja didatangkan oleh Kembudpar dari Yogyakarta menyiratkan transformasi Batik dari karya seni tradisional menuju haute couture.
Para hadirin yang sebagian besar terdiri dari kalangan perempuan sangat mengagumi tampilan karya Batik Indonesia terbukti dari sambutan meriah yang diberikan kepada perancang Afif Syakur di akhir peragaan.
Selain peragaan busana rancangannya, Afif Syakur, pengrajin batik generasi keempat asal kota Pekalongan, memanjakan mata para pengunjung melalui pameran sembilan belas buah kain batik antik koleksi pribadi yang berasal dari berbagai pelosok Indonesia seperti Madura, Tuban, Kudus, Demak, Lasem, Jogjakarta, Solo dan Pekalongan.
Pameran digelar di lobi ruang Olympia berdampingan dengan gerai koleksi busana batik yang dapat dibeli pengunjung serta stand demonstrasi membatik secara langsung yang diperagakan Kusnan, pengrajin asal Wiradesa Pekalongan.
Keseluruhan pameran dan demonstrasi batik tersebut dapat dinikmati oleh undangan yang membludak baik sebelum dan seusai acara.
Untuk memberi kesan dan nuansa Indonesia, lobi ruang Olympia dipadupadankan dengan berbagai barang dekorasi koleksi KBRI Athena seperti gamelan, wayang golek, keris, payung Bali, topeng tradisional dari Jawa, ukiran Bali, permainan tradisional congklak, serta patung Garuda Jatayu.
Sementara itu, penampilan lima musisi angklung dari kota Priangan, Jawa Barat, tempat lahirnya angklung, mengisi paruh terakhir pagelaran budaya Indonesia di Athena.
Lagu-lagu rakyat Yunani seperti Dinata-Dinata, Zerbas dan S’agapou S’agapou, diaransemen dengan apik dan dimainkan secara kompak oleh anggota Ikakresindo sehingga mengundang tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Para undangan terkagum-kagum mendengarkan persembahan lagu-lagu Yunani yang terkenal dapat dimainkan menggunakan angklung. Mereka, tanpa dikomando, bahkan ikut serta menyanyikan bersama.
Suasana semakin menghangat ketika para hadirin, satu persatu menerima instrumen musik bambu dan memulai sesi angklung interaktif yang dipandu oleh Ika Widianingsih.
Angklung Interaktif
Para undangan diajarkan memainkan angklung dengan benar sehingga hanya dalam waktu singkat secara bersama-sama mereka dapat memainkan lagu Bangawan Solo dan Tender Love.
Dalam kesempatan ini terbukti bahwa Angklung merupakan media yang komunikatif dan efektif untuk membangun persahabatan antar-bangsa yang tidak membedakan usia, ras dan agama.
Kelanjutan dari acara yang dilangsungkan di salah satu hotel Bintang Lima di kota Athena ini, adalah penarikan lucky draws dengan hadiah empat tiket pesawat terbang pulang pergi Athena-Bali khusus bagi undangan asing yang memenangkan lucky draw ini.
Di samping itu, perancang Afif Syakur menyediakan tiga hadiah berupa koleksi batik ekslusif yang diberikan langsung oleh perwakilan dari Kembudpar. Dua orang tamu Christina Kyrou Chaziathanasia dan Marie Blanche Sarika merasa beruntung mendapatkan keempat tiket tersebut berniat untuk segera menggunakannya.
Acara yang berdurasi selama dua jam ini diakhiri dengan jamuan santap siang bersama, berupa kuliner khas Indonesia yang disajikan berupa menu Indonesia seperti ayam woku, sate ikan lilit, gado-gado dan nasi goreng yang disiapkan oleh Darma Wanita Persatuan KBRI Athena bekerja sama dengan pihak hotel, berhasil menggugah selera makan para undangan.
Selama menyantap makan siang, para hadirin dihibur dengan penampilan tari Yapong dan Saman yang dibawakan delapan orang penari warga Negara Indonesia yang tinggal di Yunani, merupakan binaan Fungsi Pensosbud KBRI Athena.
Secara keseluruhan para tamu yang hadir mengungkapkan kepuasan mereka atas terselenggaranya malam budaya Indonesia tersebut, bahkan banyak dari mereka yang menanyakan jadwal kegiatan budaya yang akan dilakukan KBRI berikutnya.
Kegiatan ini juga telah menarik minat para undangan untuk mengetahui lebih jauh mengenai Indonesia dengan menyatakan keinginan untuk berkunjung langsung ke Indonesia.
Acara peragaan busana batik dan angklung interaktif mendapat liputan dari kalangan media di Athena. Tercatat stasiun TV setempat mengirimkan kru untuk meliput gelar akbar ini yang merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Batik Diplomacy Indonesia di Athena.
Sebelum acara tersebut, KBRI atas dukungan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mengelar kegiatan seminar dan workshop batik bagi mahasiswa bekerja sama dengan Athens School of Fine Art dan anggota Women International Club Athena dalam program “Meet My Country” diadakan di Wisma Duta.
Kegembiraan dan kekaguman undangan terlihat dari anggukan kepala dan senyuman yang tersungging tiada henti sembari mengungkapan kekaguman kata-kata amazing, wonderfull dan efkaristo (terima kasih) saat pamitan sambil menenteng angklung sebagai souvenir.
Sumber: antaranews.com