by admin | Apr 28, 2011 | Berita, pengumuman
Unduh Pengumuman Penilaian Proposal Business Plan PMW : Klik disini
Unduh Jadwal Penilaian Proposal Business Plan PMW: Klik disini
PENGUMUMAN
No: 1067/IT5.5.1/KM/2011
Tentang
Presentasi Proposal Business Plan
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW)
Institut Seni Indonesia Denpasar
Tahun 2011
Diumumkan kepada mahasiswa ISI Denpasar, bahwa pelaksanaan presentasi Proposal Business Plan akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 05 Mei 2011
Pukul : 09.00 WITA
Tempat : Gedung Grand Room
Pakaian : Bebas rapi + Jas Almamater
Pada saat pelaksanaan presentasi mahasiswa akan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok. (Kelompok + Jadwal Terlampir) dapat dilihat di website ISI Denpasar (www.isi-dps.ac.id), mahasiswa diharapkan hadir pukul 08.45 WITA.
Demikian agar diperhatikan sebaik-baiknya.
Denpasar, 28 April 2011
a.n. Rektor
Pembantu Rektor III
ttd
Drs. I Made Subrata,M.Si
NIP.195202111980031002
Tembusan
Rektor ISI Denpasar sebagai laporan
Catatan :
1. Presentasi Pemaparan Masing-masing Proposal : 8 Menit
2. Tanya Jawab : 17 Menit
3. Mahasiswa menyiapkan bahan powerpoint untuk presentasi
by admin | Apr 28, 2011 | Berita, pengumuman
Unduh pengumuman Bidik Misi : Klik disni
PENGUMUMAN
Nomor 1072/IT5.5/KM/2011
Tanggal 28 April 2011
Tentang
Perpanjangan Penerimaan Mahasiswa Baru
Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar
Tahun Akademik 2011/2012
Menyusul surat kami nomor 197a/I5.12/KM/2011 Tanggal 18 Maret 2011 perihal Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar, dengan ini kami sampaikan bahwa penerimaan mahasiswa baru melalui Program Beasiswa Bidik Misi Institut Seni Indonesia Denpasar Tahun Akademik 2011/2012 jadwal rekrutmen kami perpanjang sebagai berikut :
Pendaftaran : 1 Pebruari – 21 Juni 2011
Batas Akhir Pengumpulan Berkas : 30 Juni 2011
Seleksi : 11 – 14 Juli 2011
Pengumuman Hasil Kelulusan : 18 Juli 2011
Registrasi : 25 – 29 Juli 2011
Setiap calon pendaftar hanya boleh mendaftar di 1 (satu) perguruan tinggi dengan memilih 2 (dua) program studi. Program studi S1 di lingkungan ISI Denpasar sebagai berikut :
Kode PS |
Nama Program Studi |
91-231 |
SENI TARI |
91-211 |
SENI KARAWITAN |
91-241 |
SENI PEDALANGAN |
90-201 |
SENI RUPA MURNI (minat LUKIS dan PATUNG) |
90-221 |
DESAIN INTERIOR |
90-241 |
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL |
90-211 |
KRIYA SENI (minat KAYU dan KRAMIK) |
91-271 |
FOTOGRAFI |
Tata Cara Pendaftaran :
1. Sekolah mendaftar melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 1:
2. Sekolah merekomendasikan calon melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 2 :
3. Pelamar mendaftar melalui http://bidikmisi.dikti.go.id/pendaftaran tahap 3 :
4. Sekolah mengirimkan berkas pendaftaran secara kolektif ke alamat ISI Denpasar
5. Berkas tambahan bagi calon mahasiswa yang memilih prodi Seni Rupa Murni, Desain Interior, Desain Komunikasi Visual dan Fotografi untuk melampirkan Surat Keterangan Dokter Tidak Buta Warna.
6. Untuk yang sudah mendaftar melalui SNMPTN undangan, bisa langsung ke tahap 3.
Informasi lebih lanjut harus berpedoman pada Panduan Bidik Misi dan Formulir pendaftaran, dapat diunduh di www.dikti.go.id atau www.bidikmisi.dikti.go.id
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Rektor
ttd.
Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA
NIP 195505261981031002
by admin | Apr 28, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: I Ketut Suarjana, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar
1. Deskripsi Garapan
Komposisi karawitan kreasi pepanggulan yang berjudul KUNG merupakan komposisi karawitan instrumental yang berpijak dari pola-pola tradisi yang sudah ada, namun pnggarap memiberikan sentuhan kreatif serta disesuaikan dengan perkembangan nuansa estetika kekinian. Dengan mengembangkan, penataan pola-pola dan unsur musikal baik dari struktur lagu, teknik permainan maupun motif- motif gendingnya dengan penataan dan pengolahan unsur – unsur musikal seperti : nada, melodi, irama ( ritme ), tempo, dinamika. Disamping itu dilakukan penataan dalam penyajiannya agar karya seni yang disajikan tidak hanya enak didengar tetapi juga enak untuk dipandang dalam penyajiuan karya nantinya sebagai sebuah karya seni petunjukan.
Selain hal – hal tersebut diatas, sifat – sifat estetika umum seperti unity ( keutuhan, kekompakan, kebersihan ), complexity ( kerumitan ) dan intensity ( kekuatan, kesungguhan, keyakinan ) juga dijadikan acuan dalam mewujudkan garapan karya seni. Garapan komposisi karawitan kreasi pepanggulan dengan judul KUNG ini mempergunakan kaidah struktur komposisi karawitan kreasi yaitu : kawitan, pengawak, pengecet dan pekaad.
2. Analisa Pola Struktur
Dalam komposisi karya seni dengan judul Kung, penggarap mencoba dalam struktur garap komposisi dibagi menjadi beberapa bagian dalam karawitan tradisi bali masing-masing dari bagian-bagian tersebut seperti yang telah disebutkan sebelumnya diatas. Dari masing-masing bagian dalam garapan memiliki keterkaitan dan saling mengisi dalam setiap dari struktur komposisinya. Untuk memperjelas dari isi sebuah garapan yang penggarap deskripsi kan kedalam karya tulis penggarap dalam perbagian dari beberapa bagian dari garapan karya seni Kung, sebagai berikut:
Bagian I (Kawitan)
Pada bagian ini penggarap menggambarkan suasana ceria yang dimulai dengan intro pukulan gangsa kemudian disusul dengan gending kebyar yang dimulai dengan nada ndang lalu diakhiri di nada ndang. Gending bagian kawitan ini diakhiri dengan gending pengrarang yang dibawakan oleh terompong yang juga bermain silih berganti dengan riong, gangsa, dan kantilan untuk mencari bagian gegenderan.
Bagian II (Bebaturan)
Pada bagian ini penggarap menggambarkan suasana agung, Sebelum menuju bagian bebaturan diantarkan oleh sebuah transisi yaitu gending motif kebyar yang dimulai di nada ndang kemudian berakhir di nada ndang.
Bagian III (pengawak)
Pada bagian pengawak penggarap menggambarkan suasana kangen serta rindu, Bagian pengawak ini adalah bagian terpenting dari sebuah komposisi tabuh telu pegongan. Dari penyajian pengawak komposisi tabuh lelambatan yang dimainkan terkait dengan komposisi tabuh telu ini dipakai suatu pola gending pengawak yang menyerupai pola tabuh pat pegongan.
Bagian IV ( Pengecet )
Pada bagian ini penggarap mengambarkan suasana cinta dan kasmaran. Pengecet adalah salah satu bagian struktur komposisi karawitan bali. Dalam struktur tabuh lelambatan pegongan pengecet adalah bagian keempat yang mempunyai rangka tersendiri berbeda dengan kerangka gending pengawak atau pengisep, Dimana bagian pengecet yang penggarap buat lebih mendominan jenis pukulan kantilan yang menggunakan jenis pukulan kekenyongan yang di mulai dengan nada nding kemudian berakhir di nada ndang di mana pukulan ini berpungsi untuk merperjelas suasana cinta dan kasmaran sesuai konsep penggarap.
Wujud Garapan Komposisi Kung selengkapnya
by admin | Apr 27, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Pande Putu Indra Utama Putra, Mahasiswa PS. Desain Komunikasi Visual, ISI Denpasar.
1. Teknik Frame By Frame
Interactive media frame by frame menggunakan hanya satu scene, dan dalam perancangannyapun sangat mudah. Berikut ini saya mencoba untuk mengajak anda mempraktekan langsung dan saya tuntun anda dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Langkah pertama buka tampilan adobe flash dan tentukan ukuran/size dari tampilan yang anda inginkan.
- Tentukan jumlah halaman yang akan anda inginkan dan masukan keyframe pada frame 1,2,3 dan seterusnya sesuai dengan jumlah halaman(dengan menekan F6 anda telah menambahkan keyframe)spt gambar di bawah ini.
- Disetiap frame berikan background warna yang berbeda dengan menggunakan Rectangle tool.
- Buat layer baru beri nama action
- Ikuti langkan ke 2 dengan menekan F6 disetiap frame dan berikan action ‘stop’(sorot action -> Global Function -> Timeline Control -> stop). Ulangi langkah tadi disetiap frame).
- Buat layer baru dengan nama button next. Kemudian buat button sesuai dengan kreasi anda.
- Berikan action pada button bukan pada frame dengan cara mengklik/mengaktifkan obyek button. (sorot action -> Global Function -> Timeline Control -> goto -> klik type pilih next frame).
- Buat layer baru dengan nama button previous. Kemudian buat button sesuai dengan kreasi anda.
- Berikan action pada button bukan pada frame dengan cara mengklik/mengaktifkan obyek button. (sorot action -> Global Function -> Timeline Control -> goto -> klik type pilih previous frame).
- Buat layer baru dengan nama music.
- Tampilan setiap page sudah anda buat, langkah selanjutnya adalah memasukan sound dengan cara sorot file -> import -> import to stage -> cari folder music anda, secara otomatis music akan berada pada layer music anda.
- Klik frame pada layer music anda dan dibagian bawah akan muncul option music, lihat gambar dibawah ini dan ikuti penjelasan yang ada terutama di bagian Sync: select start dan loop.
Anda telah memiliki basic dari ineteractive media dengan langkah frame by frame.
- Lakukan test movie dengan cara menekan CTRL+Enter.
- Untuk content anda tentukan sendiri mau dibuat seperti apa dan tentunya harus sesuai dengan konsep awal anda. Selamat mencoba.
2. TEKNIK SCENE BY SCENE
Dalam teknik Scene By Scene, kita akan menggunakan banyak scene tergantung dari jumlah page atau halaman yang ada. Kelebihan menggunakan scene by scene adalah pada penampilan animasi, memanage tampilan/halaman lebih mudah dan jika kita menggunakan atau menambahkan sound/suara dalam setiap halaman background sound bisa berubah-ubah sesuai dengan konsep yang ada. Berikut ini saya ajak anda untuk membuat sebuah interactive media menggunakan teknik scene by scene.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Tentukan jumlah halaman kemudian tambahkan scene dengan cara sorot menu utama ‘insert’ kemudian sorot ‘scene’ seperti gambar dibawah ini.
Interactive Media, selengkapnya
by admin | Apr 26, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Gede Suwidnya, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar.
Penulis: Indra Sad Guna
Tahun: 2010
Penerbit: Percetakan Kanisius Yogyakarta
Halaman: XVIII., 74 Halaman
Buku yang sampul depan bergambarkan kepala barong dan sosok seseorang yang memangku sebuah kendang yang pada mulanya adalah publikasi skripsi I Gede Made Sadguna ini membahas berbagai aspek, umumnya tentang Seni Karawitan Bali dan khususnya tentang kendang bebarongan. Kendang merupakan salah satu instrumen musik yang universal, karena hampir di seluruh belahan dunia dipastikan memiliki alat musik yang tergabung dalam alat musik perkusi. Di Bali kendang tidak bisa dipisahkan dari seni karawitan dimilikinya. Dalam buku ini disebutkan bahwa instrumen kendang terdapat pada gamelan golongan madya, yang berfungsi sebagai peminpin dari sebuah barungan gamelan.
Selanjutnya terdapat pada gamelan golongan baru, yang memiliki peranan semakin menonjol dengan teknik dan improvisasi yang semakin kompleks. Di Bali instrumen kendang biasanya dimainkan secara berpasangan dan individu. Jika dimainkan secara berpasangan maka kendang itu dinamakan kendang lanang dan kendang wadon. Kendang lanang ialah kendang yang memiliki suara lebih kecil atau tinggi, sedangkan kendang wadon ialah kendang yang suaranya lebih besar ataupun lebih rendah. Contoh-contoh jenis kendang Bali diantaranya, kendang mebarung, kendang tambur, kendang bedug, kendang cedugan, kendang gupekan, kendang bebarongan, kendang kerumpungan, kendang batel dan kendang angklung.
Salah satu dari kendang tersebut yang memiliki tehnik permainan yang unik dan rumit adalah kendang bebarongan, yang dimana dalam mempermainkannya menggunakan sebuah alat yang disebut panggul kendang, dan tehnik permainannya lebih banyak mempergunakan tehnik mekendang tunggal. Disebut kendang bebarongan karena kendang ini khusus digunakan untuk menyajikan gending-gending bebarongan dan dipergunakakan untuk mengiringi tari barong. Kendang merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam Karawitan Bali. Istilah kendang telah disinggung dalam beberapa literatur yang berasal dari tahun 821 dan 850 Masehi dengan istilah padahi dan muraba. Dalam prasasti bebetin yang berasal dari abad ke-9, kendang disebut dengan istilah papadaha.
Satu diantara sembilan jenis kendang yang terdapat dalam Karawitan Bali bernama kendang bebarongan. Kendang bebarongan adalah kendang yang secara khusus terdapat dalam barungan gamelan bebarongan. Jenis kendang ini mempunyai panjang sekitar 62-65 cm, garis tengah tebokan besar berukuran 26-28cm dan garis tengah tebokan kecil sekitar 21,5-23cm. Kendang bebarongan ini termasuk dalam ukuran kendang yang tanggung (nyalah: Bahasa Bali), karena ukurannya yang tidak terlalu besar maupun tidak terlalu kecil. Ada dua cara untuk memainkan kendang bebarongan, yakni bisa dengan mempergunakan panggul dan juga bisa dimainkan tanpa menggunakan panggul. Adanya jenis-jenis kendang seperti tersebut diatas tidaklah luput dari peranan seniman-seniman yang mempunyai daya kreatifitas tinggi dan suatu pemikiran kritis serta nilai seni tinggi yang disertai tahapan-tahapan atau proses yang meski dilewati.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan kendang bebarongan adalah mencari dewasa ayu – – hari atau waktu yang baik agar mendapatkan keselamatan dalam bekerja dan kendang yang diciptakan nantinya memiliki kwalitas yang baik. Yang diawali dengan mencari waktu untuk menebang pohon yaitu sasih karo, kawulu dan kesanga yang biasanya disebut sasih berag (kurus) yang biasanya menggunakan sesaji berupa canang sari dan segehan. Setelah kayu dipotong maka tukang kendang akan mencari hari baik untuk bekerja atau nuasen. Menurut informasi dari I Putu Gede Sula Jelantik, hari tersebut adalah hari-hari yang jatuhnya bertepatan engan dewasa : karna sula, kala geger, aswajag turun dan bojog turun. Setelah kendang itu selesai digarap lalu di upacarai yang disebut dengan istilah ngupain atau masupati yang bertujuan untuk menghasilkan suara seperti yang diinginkan sekaligus dapat dipergunakan dalam konteks upacara. Setelah semua prosesi ini terlewati maka ada beberapa hal lagi yang harus dikerjakan seperti, membangun bantang dan nukub kendang (memasang kulit kendang).
resensi buku: Kendang Bebarongan Dalam Karawitan Bali Sebuah Kajian Organologi selengkapnya