by admin | Jun 8, 2011 | Berita, pengumuman
PENGUMUMAN
Nomor: 958/IT5.1/DT/2011
Diberitahukan kepada Mahasiswa FSRD ISI Denpasar peserta Ujian Tugas Akhir (TA) Semester Genap 2010/2011 bahwa:
1. Perbaikan Tugas Akhir (TA) dikumpul paling lambat tanggal 24 Juni 2011
2. Hardcopy dibuat 7 buku
3. Softcopy 2 CD; cover luar dan dalam seperti contoh terlampir.
Demikian kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan. Terima kasih.
Denpasar, 8 Juni 2011
A.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005
by admin | Jun 8, 2011 | Berita
Jakarta – Hubungan bilateral antara Indonesia dan Amerika bidang pendidikan di perkuat melalui kerja sama untuk penelitian dan pemberian beasiswa. Pemerintah Amerika Serikat melalui duta besarnya di Indonesia, Scot Marciel, mengucurkan US$150 juta atau sekitar Rp1,5 triliun untuk kebutuhan kerja sama pendidikan selama lima tahun ke depan.
“Tujuan kerja sama ini adalah untuk mempromosikan pendidikan di kedua negara guna meningkatkan jumlah pelajar Indonesia di Amerika. Begitu pun sebaliknya,” ujar Scot Marciel usai seminar Post Joint Declaration On The Comprehensive Partnership, di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Selasa (1/06).
Menurut Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal, banyak perguruan tinggi di Amerika Serikat yang bisa dijadikan tempat belajar yang baik bagi mahasiswa Indonesia. Kendalanya, sejak tragedi 9 September 2001, sulit bagi calon mahasiswa Indonesia untuk mengurus visa belajar di sana. Kesulitan tidak hanya dialami calon mahasiswa, tapi orang tua mahasiswa pun sulit untuk mengunjungi anak-anak mereka. “Karena soal climate change, science, technology, engineering, mathemathics and business, adalah ilmu-ilmu yang kita perlukan, dan Amerika memiliki universitas terbaik untuk ilmu tersebut,” kata Wamendiknas.
Namun sekarang, 95 persen dari permohonan visa mahasiswa Indonesia telah dikabulkan. Fasli berharap 100 persen permohonan bisa dipenuhi agar peluang untuk calon mahasiswa berikutnya menjadi lebih besar. “Kita harus akui, bahwa Duta Besar Amerika Serikat sudah mengusahakan yang terbaik agar permohonan visa kita bisa dikabulkan semua. Saat ini sudah 95 persen, kita berharap bisa 100 persen nantinya,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, pemerintah Amerika Serikat menjembatani kerja sama antar universitas bagi kedua negara. Kerja sama tersebut berupa penelitian maupun bentuk lain. “Tergantung kesepakatan antaruniversitas, pemerintah Amerika Serikat tidak memiliki wewenang untuk intervensi ke dalam kampus,” ujar Dubes Scot.
Saat ini Indonesia memiliki tujuh universitas kelas dunia. Untuk itu, Wamendiknas mengatakan, kesiapan untuk mendukung universitas kelas dunia perlu dipacu, agar perguruan tinggi di Indonesia lebih siap menerima mahasiswa-mahasiswa asing. “Kita harus lebih mempersiapkan untuk kredit transfer, dan program-program studi internasional, jadi kita bisa membawa mereka (mahasiswa asing) lebih banyak kesini,” katanya.
Sumber: kemdiknas.go.id
by admin | Jun 7, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Drs I Wayan Mudana, M.Par. Dosen Seni Murni FSRD. ISI Denpasar)
1. Pendahuluan
Terjadi pergeseran yang mengakibatkan munculnya totalitas social baru dengan berbagai pengorbanan dan prinsip-prinsip komodifikasi yang berlebihan dapat menyebabkna kaburnya kultur dengan menampilkan karya-karya yang bersifat tiruan. Setiap komoditas mempunyai nilai ganda. Disatu pihak mempunyai nilai pakai (use value) dan dilain pihak mempunyai nilai tukar(exchange) yang memiliki keterkaitan terhadap tenaga kerja yang terlibat dalam suatu produksi komoditas. Setiap obyek terlepas apakah obyek tersebut komoditas atau bukan bisa memiliki nilai kalau tenaga manusia dikembangkan untuk memproduksinya, dan inilah yang disebut proses dalam teori tenaga kerja.
Merupakan suatu perkembangan yang yang relative mutahir sebagai sebuah fenomena empiris dan histories. Berbagai pandangan dari berbagai kalangan, dengan latar belakang dan disiplin ilmu berbeda mencoba memberikan tapsir. Salah satu implikasi penting terhadap karya-karya seni yang dijadikan suatu produk industri (komoditi) yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat global yang memiliki pemahaman terhadap bentuk, fungsi dan makna berbeda. Hubungan antara supplier dan dimand yang menghasilkan barang dan jasa, sering kali menimbulkan “sinkristissisme baru “ dalam usaha menciptakan produk-produk yang mencerminkan (made to order ). Para pelaku seni dengan senang hati mengikuti keinginan para pembeli dan berusaha sedapat mungkin untuk memberikan kepuasan pada pembeli, sambil mempromosikan produk-produk yang dihasilkan dengan harapan untuk mendapatkan imbalan berupa uang yang lebih banyak. Sering kali akibat komersialisasi yang berlebihan menghasilkan produk-produk yang terkesan melecehkan(dampak negatif). Latar belakang budaya, kemampuan ekonomi, kepercayaan, ilmu pengetahuan , pengalaman dan pangsa pasar seringkali dipakai sebagai kekuatan untuk menekan para pelaku seni untuk melakukan daya tawar yang serendah-rendahnya ( pawer ) sehingga seniman tidak berdaya untuk menerima tawarannya. Sedangkan “interest “merupakan bagian terhadap keterkaitan berhubungan dengan selera yang bias terjadi dari adanya kenangan, kesejarahan
Dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, seni rupa dengan berbagai macam jenis dan sifatnya bagaikan seekor kumbang dengan sekuntum bunga. Dua jenis asal-usul yang berbeda spesies itu menjadi suatu pasangan yang sulit dipisahkan, saling tergantung, dan sama-sama diuntungkan (mutualisme). Rasa saling membutuhkan satu sama lainnya adalah sesuatu yang amat wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebagai industri budaya, karya seni yang diciptakan pada awalnya untuk memenuhi ekpresi jiwa untuk berkomunikasi melalui karya cipta seni sehingga para seniman akan merasa terangkat harkat dan martabatnya sebagai seniman. Karya-karya ciptaan dengan latar belakang ngayah mulai diekplorasi dengan menggunakan pendekatan ekonomi sebagai realita seniman memang sangat membutuhkan. Sebagai peluang, karya seni mampu menapkahi untuk memenuhi kebutuhan seniman yang perlu hidup sarat dengan kebutuhan material berupa sandang , pangan, papan, dan mewah. Sebagai tantangan, seniman sudah dicekoki pikiran komersial, sehingga pemikiran fundamental sebagaiseniman lama-lama terkikis dan luntur oleh komersialisasi. Sebagai akibat dari komersialisasi uang menjadi penglima sehingga seniman memposisikan karya-karyanya dengan standar-standar tertentu, ada karya yang diciptakan khusus sebagai idealisme dengan standar lebih tinggi ada juga karya diperuntukan untuk dapur memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kualitas lebih rendah. Sebagai akibat dari adanya pemikiran yang mendua tersebut memunculkan identitas semu. Terkadang tidak jarang pelukisnya tidak mengakui karya yang pernah dibuat karena dipasarkan pada kelas standar rendah.
Sebagai industri karya seni lukis sudah mengalami pasang surut semenjak abad ke-21 dimana seorang pebisnis berkebangsaan Jerman bernama Neohaus yang sering disebut Tuan “be” (Mister ikan) yang menetap di Br Sindu Sanur memiliki akuarium besar untuk memelihara ikan hias. Atas bujuk rayu Tuan Walter Spies dan Rudolf Bonnet untukmembuka gallery yang bergerak dalam bidang seni untuk menampung , membeli dan memasarkan karya-karya yang diciptakan seniman Bali yang pada waktu itu sebagai hobi atau profesi sampingan. Karena Tuan Be, membeli karya dengan harga murah dengan kualitas karya yang sangat baik pada awalnya karyapun dipasarkan di Jerman(Eropa pada umumnya) dengan harga murah dengan harapan cepat laku memuaskan konsumen dan dapat membeli karya seniman Bali lebih banyak lagi. Ternyata karya susah dijual atau dipasarkan dengan catatan semua pengunjung atau yang melihat terkagum-kagum dengan keindahan karya orang Bali dengan tema-tema yang sangat unik. Lama tidak dapat menjual lukisan menjadikan dia stres, tidak memiliki harapan. Akhirnya, harga karya dinaikan 1000 % dicoba dipasarkan dengan pendekatan yang sudah prustasi. Diluar dugaan ternyata karya-karya yang pada awalnya dipasarkan dengan harga rendah tidak terjual satupun, ketika dinaikkan berlipat lipat ganda habis terjual tanpa sisa. Tuan Be bangkit, untuk cepat ke Bali mencari karya seni. Derajat seniman naik, hidup terjamin dan tuan Be memiliki koleksi terbanyak tentang lukisan tradisional Bali.
Komersialisasi seni lukis mengalami kemajuan semenjak dibukanya jalur penerbangan Ngurah Rai di Tuban, yang diiringi dengan semakin banyaknya wisatawan yang terbang langsung ke Bali disusul dengan semakin pesatnya pertumbuhan pembangunan tempat penginapan, villa, cottages, hotel dll. Banyak wisatawan yang pada awalnya hanya berlibur sesaat setelah melihat aktifitas warna lokal dan budaya menjadi sangat tertarik dan akhirnya menetap di Bali.
Munculnya seni kreatif akibat dari adanya sinkritisisme baru antara orang lokal dengan orang asing yang mengagumi budaya Bali, orang Bali bahkan agama Hindu, menimbulkan trobosan-trobosan baru dibidang seni kreatif, karena kreatifitas dan inovasi merupakan ‘ruh’ dari seni itu sendiri, dan cara kerja utama dalam kreativitas seni sehingga potensi-potensi yang berkaitan dengan kebutuhan orang wisatawan dimaksimalkan tanpa menghilangkan identitasnya. Sebagai ‘motor’ kreatifitas dan inovasi ini hanya dapat di realisasikan bila sumber daya dan modal yang ada secara optimal. Sebagai industri kreatif harus mampu membangun sebuah lingkungan kerja yang sehat agar dapat mendorong tumbuhnya karya-karya kreatif dan produk- produk inovatif, untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Produk-produk kreatif dapat dikelompokan menjadi: 1) Ide adalah produk kreativitas, berupa: a) ide baru, b) pengenalan ide baru, c) penemuan, d) pengenalan penemuan, e) ide yang berbeda dari bentuk-bentuk yang ada, f) pengenalan sebuah ide yang mengganggu kebiasaan umum. 2). Inovasi dapat berupa: a) inovasi bentuk, b) fungsi, c) tehnik, d) material, e) manajemen atau pasar. 3) Pribadi kreatif kadang- kadang tidk cukup, karena kreatifitas tertentu justru memerlukan kerja kelompok dan kemitraan yang sinergis. Originalitas dapat berarti kemampuan menghasilkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya atau modifikasi dari yang ada untuk memberi makna baru. Makna dan perubahannya dengan demikian sangat sentral dalam kreativitas.
Industrialisasi Karya Seni Lukis : Dari Persefektif Bisnis Antara Peluang Dan Tantangan Industri Budaya, selengkapnya
by admin | Jun 7, 2011 | Berita, pengumuman
Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Denpasar mengadakan pameran karya tugas akhir mahasiswa pada :
Tanggal : 7 – 15 Juni 2011
Tempat : Bentara Budaya Bali, Jl. Raya Prof. Ida Bagus Mantra 88 A
Pembukaan : 7 Juni 2011, Pukul 18.00 wita
Ujian tugas akhir dilaksanakan di kampus ISI Denpasar pada tanggal 8 – 17 Juni 2011, jadual dapat didownload disini.
Denpasar, 7 Juni 2011
Kasubag Akademik dan Kemahasiswaan
TTD
I Ketut Suwitra, SE
by admin | Jun 6, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Kadek Suartaya, S.Skar., Msi., Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar
Garuda nan gagah perkasa. Telah sekian masa merajut kesatuan negeri tercinta ini. Susastra Hindu menuturkan, begitu menetas dari telurnya, Garuda mengguncang jagat semesta, terbang membelah angkasa, menyapu mega-mega. Diceritakan, pada suatu hari, kepakan sayap putra Bagawan Kasyapa ini menerjang Sorgaloka. Para dewa tak kuasa menghadapi amukan dahsyat Garuda yang menginginkan tirta amerta untuk diberikan kepada Naga Kadru sebagai balasan hutang ibunya. Dewa Wisnu menganugrahkan air kehidupan abadi itu dengan syarat Garuda bersedia menjadi wahananya, bersama-sama menumpas kebatilan serta menjaga keharmonisan, kedamaian dan kesejahteraan umat manusia. Kisah keluhuran budhi dan kepahlawanan Sang Garuda itulah yang menggugah para pendiri bangsa ini mengukuhkan Garuda sebagai lambang Negara Indonesia.
Masyarakat Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar yang mensyukuri rahmat hidup Hyang Widhi ini, juga mengusung Garuda sebagai maskot dan spirit warganya, ditandai dengan sebuah patung Garuda yang terbuat dari beton setinggi lima meter bertengger persis di tengah-tengah desa setempat. Syahdan pada tahun 1970-an, ketika dunia kepariwisataan Bali mulai bangkit, para perajin atau seniman Desa Guwang mendapat berkah dari membuat seni ukir patung kayu yang banyak diminati oleh kalangan wisatawan. Ada pun bentuk atau figur yang seakan serentak dibuat oleh masyarakat setempat saat itu adalah patung Garuda yang dikendarai Dewa Wisnu.
Kekaguman dan rasa takzim masyarakat Desa Guwang terhadap Sang Garuda tetap bergelora hingga kini. Tengokkan Sabtu (16/4) sore lalu di panggung terbuka Balai Budaya Gianyar. Lewat ungkapan seni pertunjukan kolosal, para pelaku seni Banjar Buluh Guwang menyajikan kisah burung agung Garuda, disaksikan ribuan penonton yang menyesaki Lapangan Astina Gianyar. Garapan seni bertajuk “Garuda Sang Pangayu Jagat” ini ditampilkan dalam Pawai Budaya berkaitan dengan hari jadi ke-240 Kota Gianyar.
Mitologi tentang burung Garuda sangat lekat dengan kebudayaan Hindu. Di tengah masyarakat Bali masa kini, Garuda dalam berbagai ekspresi seni, patung dan lukisan misalnya, tidak hanya memiliki nilai komersial kepariwisataan namun dimuliakan penuh respek sebagai raja diraja burung yang berkepala, paruh, sayap dan cakar elang, tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia. Patung Garuda ditempatkan sebagai penyangga bale gede pada bangunan arsitektur tradisional. Di Bali, bahkan, Garuda bukan hanya melayang-layang dalam kisahan dan dongeng tetapi “hidup“ menerjang lincah dalam seni tontonan, jadi ikon pahlawan pembela kebenaran dalam puspa warna seni pertunjukan seperti tampak pada Wayang Kulit, Calonarang, Wayang Wong, dan Sendratari.
Internalisasi tokoh Garuda yang begitu kokoh di tengah masyarakat Bali mengalir dari masa kejayaan kerajaan Hindu di Jawa. Pada masa keemasan Majapahit misalnya, Sang Garuda diusung sebagai lambang kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Sebagai kendaraan Wisnu, Garuda juga memiliki sifat pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta. Penghormatan terhadap Garuda sebagai wahana Wisnu dapat dijumpai dalam berbagai candi kuna peninggalan Hindu Jawa seperti pada candi Pranbanan, Mendut, Penataran, Belahan, Sukuh dan Cetho dalam bentuk relief atau arca. Sebuah arca menggambarkan Airlangga sebagai Wisnu tengah mengendarai Garuda yang ditemukan di candi Belahan, merupakan arca Garuda Jawa Kuna paling terkenal yang kini disimpan di Museum Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Ratusan tahun, dari zaman ke zaman Sang Garuda mengepak-ngepak dalam imajinasi generasi terdahulu. Maka, ketika bangsa Indonesia memerlukan lambang negara, burung mitologi Hindu ini seakan meluncur dari langit khatulistiwa dan hinggap menjadi penanda keindonesiaan kita. Garuda sebagai lambang negara, dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut dengan menambahkan “jambul” pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita. Disain Garuda lambang negara itu tak berubah hingga kini. Pekik “Garuda di dadaku” kini menjadi api semangat dan kebanggaan bangsa Indonesia.
Garuda Di Dadaku Dalam Debur Pentas Seni, selengkapnya