PTN Wajib Aktif Cari Calon Mahasiswa Miskin

PTN Wajib Aktif Cari Calon Mahasiswa Miskin

Jakarta – Kementerian Pendidikan Nasional mewajibkan seluruh perguruan tinggi negeri (PTN) untuk aktif menjaring calon mahasiswa miskin berprestasi untuk mencegah salah sasaran dalam penyaluran beasiswa Bidik Misi.

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengatakan, hal ini disebabkan karena banyak dugaan penyaluran beasiswa “Bidik Misi Kemdiknas” salah sasaran.
“Banyaknya pemberitaan media yang menyebutkan banyak di antara calon mahasiswa penerima Bidik Misi tersebut yang penampilannya tidak mengesankan dari keluarga kurang mampu. Bahkan ada yang menenteng handphone merk terkenal, seperti Blackberry,” katanya ketika ditemui usai pertemuan Rektor di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Rabu.
Selain itu, salah seorang petugas yang menerima pendaftaran mengaku menemukan ada beberapa kejanggalan, misalnya, penerima dari keluarga yang kedua orang tuanya bekerja sebagai PNS dan guru. Ada pula dari keluarga yang memiliki usaha.
“Dalam menangani masalah ini memang kita harus berhati-hati sebab setiap tahun ada sebanyak 20 ribu kursi yang disediakan. Kami akui untuk mendapatkan mahasiswa miskin berprestasi memang tidak mudah,” katanya.
Fasli menyatrakang PTN wajib “jemput bola” dan tidak harus menunggu ujian mandiri dan SNMPTN. “Siapa yang potensial akademik tapi tidak mampu, itu yang harus diambil”.
Dia juga mengatakan PTN harus memenuhi kuota beasiswa Bidik Misi setiap tahun yang didasarkan pada kemampuan dan prestasi akademik dan berasal dari keluarga tidak mampu.
Untuk itu, PTN harus mengecek ulang data siswa yang melamar sebagai penerima beasiswa Bidik Misi.
“PTN harus teliti siapa yang pantas menerima beasiswa tetapi belum dapat. Jika tetap tidak bisa memenuhi kuota, maka dibiarkan saja menjadi sisa anggaran dan dikembalikan ke kas negara. Rata-rata beasiswa Bidik Misi ini menyediakan memberikan beasiswa sebesar Rp 10 juta per anak per tahun,” katanya.
Beasiswa
Mengenai ada dugaan pemenang olimpiade bidang pendidikan tidak diterima melalui jalur undangan di PTN, Fasli Jalal mengatakan tidak semua pemenang olimpiade di bidang pendidikan harus mendapatkan beasiswa dari Kementerian Pendidikan Nasional.
Perolehan beasiswa untuk para pemenang ditentukan oleh kualifikasi dan jenis olimpiade yang diikuti pemenang olimpiade.
“Dalam memberikan beasiswa untuk para pemenang olimpiade mengikuti prosedur berjenjang. Hanya (olimpiade) yang berkualifikasi yang pemenangnya dapat menerima beasiswa. Kalau tidak masuk kualifikasi, ya tidak dapat,” tambahnya.
Dia menegaskan, pihaknya memiliki daftar kualifikasi dan jenis olimpiade yang berhak memperoleh hadiah berupa beasiswa pendidikan dan sudah ada Surat Keputusan (SK) dari Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengatur tentang pemberian beasiswa pemenang olimpiade tersebut.
“Kami memiliki daftar jenis olimpiade apa saja yang masuk kualifikasi. Karena terkadang, ada olimpiade yang hanya diikuti sedikit negara yakni tujuh negara atau 10 negara. Padahal, olimpiade yang masuk kualifikasi tersebut harus diikuti oleh negara-negara yang tingkat kompetensinya cukup tinggi di dunia,” katanya.

Sumber: antaranews.com

Digitalisasi Tidak Matikan Media Cetak

Digitalisasi Tidak Matikan Media Cetak

Denpasar  – Era digitalisasi media seiring kemajuan teknologi informasi tidak akan membuat mati media ceta, deemikian terungkap pada seminar “Masa Depan Digitalisasi dan Interdependensi Media” dalam Kongres ke-23 Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) di Denpasar, Rabu.

Dirut Tempo Bambang Harymurti menyatakan, walaupun tiras media banyak yang turun, tetapi secara akumulatif oplah nasional bertambah cukup signifikan.
Hal itu mengingat banyaknya penerbitan baru di berbagai daerah maupun di Jakarta. “Potensi di daerah-daerah lebih besar. Walaupun oplah masing-masing tidak besar, tetapi jumlah medianya banyak,” katanya.

Bambang memberikan contoh tiras koran dalam setahun naik 5.000 eksemplar, maka kalau jumlahnya 50 penerbitan, maka kenaikannya mencapai 250.000 eksemplar.
Mengenai pendapat yang menyatakan koran akan mati, dia menyamakan dengan kondisi dahulu, ketika berkembang radio, media cetak diperkirakan akan mati, saat berkembang stasiun televisi, radio yang akan tutup.

“Ini paradoks, sudah Maghrib, kok seperti masih duhur,” ucapnya.
Sementara Dahlan Iskan yang pada kongres itu kembali terpilih menjadi Ketua SPS periode 2011-2015, menyatakan dalam empat tahun terakhir tidak ada media anggota SPS yang mati.
“Semuanya tetap mampu bertahan, bahkan diwarnai cukup banyaknya penerbitan baru di daerah-daerah yang mampu terus tumbuh,” kata Dirut PLN itu.

Suratkabar kini tidak bisa lagi menempatkan diri dalam pengertian media cetak semata karena di era digital media cetak juga harus menempatkan berita-beritanya di dunia online.
“Untuk menurunkan berita, kita tidak bisa menunggunya sampai besok. Karena media online lainnya sudah menurunkan beritanya detik demi detik. Sedangkan yang disiarkan pada versi cetak, bisa berita-berita terakhir,” kata GM Kompas Multimedia Eddy Taslim.

Seminar tersebut juga menghadirkan PV Digital Music and Konten Managemen Telkomsel, Krishnawan Pribadi, mewakili Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno.
Dia menyatakan bahwa perangkat yang dimiliki perusahaannya sangat mendukung meningkatkan kerja sama penyiaran berita dengan berbagai media guna merespon perkembangan minat pasar.

Sumber: antaranews.com

FSP ISI Denpasar Yudisium 60 Mahasiswa

FSP ISI Denpasar Yudisium 60 Mahasiswa

Sebanyak 60 mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar, Senin (6/6) mengikuti yudisium di kampus setempat. Mereka masing-masing berasal dari Jurusan Tari: 22 penciptaan, dan 4 pengkajian, Jurusan Karawitan: 27 penciptaan, 1 pengkajian, dan Jurusan Pedalangan: 4 penciptaan, 2 pengkajian.

Rektor ISI Denpasar Prof DR I Wayan Rai S MA yang hadir dalam yudisium tersebut meminta agar calon sarjana ini tidak terjangkit penyakit ‘ngekoh’ (malas). Prof Rai sangat bangga karena dari 60 mahasiswa yang segera menyandang titel sarjana ini sebagian besar ingin melanjutkan pendikan S2 di ISI Denpasar.

Dalam acara yudisum kemarin, juga diserahkan penghargaan kepada peraih nilai tertinggi. Untuk tiga besar dari penciptaan diraih I Made Putra Wijaya (Tari), I Wayan Diana Putra (Karawitan), dan Ni Wayan Nova Jayanti (Tari). Sementara dari Pengkajian: Ni Kompyang Setyawati (Tari), I Gede Gunadi Putra (Tari), dan I Ketut Gina (Pedalangan). 7 isu

Dekan FSP, I Ketut Garwa, S.Sn.,M.Sn. yang ditemui seusai acara yudisium tersebut, kembali menyebut bahwa keberhasilan mahasiswanya dalam menyelesaikan tugas akhir adalah berkat uluran tangan masyarakat. “Tugas akhir mahasiswa tidak akan mampu dilaksanakan dengan baik, tanpa bantuan dari sanggar-sanggar seni maupun banjar-banjar yang ada di seluruh Bali. Terima kasih pula kepada dosen pembimbing, pegawai, danpara pimpinan yang telah mendukung kesuksesan mahasiswa ini,” papar Garwa.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Pameran Tugas Akhir Fakultas Seni Rupa dan Desain 2011

Pameran Tugas Akhir Fakultas Seni Rupa dan Desain 2011

Kiriman Hery Budiana, Staft FSRD ISI Denpasar

Pameran Tugas Akhir Mahasiswa FSRD ISI Denpasar di Bentara Budaya Bali Kegiatan Pameran Tugas Akhir Mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Denpasar Semester Genap tahun ajaran 2010/2011 dibuka pada tanggal 7 Juni oleh Rektor ISI Denpasar Prof. I Wayan Rai S, M.A, bertempat di Bentara Budaya Bali. Pameran kali ini mengusung tema “Lifestyle”, tema ini diangkat sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat saat ini dimana seni rupa tidak bisa dianggap sebelah mata seperti dahulu, namun saat ini sudah merupakan bagian dan gaya hidup dari kehidupan masyarakat.

Acara pembukaan diadakan outdoor/ luar ruangan dengan dimeriahkan oleh persembahan tari dari mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan dan didukung cuaca cerah membuat suasana keceriaan pun terasa. Dalam sambutannya Rektor ISI Denpasar memberikan wejangan kepada mahasiswa peserta TA yaitu Research based creation dimana mengandung pengertian bahwa mahasiswa seni haruslah mengamati serta melakukan riset terhadap hal-hal lain seperti sejarah, kebudayaan, filosofi, dan sebagainya kemudian mengaplikasikan hal tersebut dengan kreativitas sehingga menjadi penciptaan yang baru. Bapak Warih Wasistana selaku koordinator Bentara Budaya Bali juga memberikan sambutan singkat dalam pembukaan ini, dimana beliau mengungkapkan sangat bahagia selaku tuan rumah dalam pelaksanaan pameran ini karena sesuai dengan visi Bentara Budaya untuk mengadakan kerjasama dengan lembaga seni lainnyadalam upaya menciptakan Akademika Bentara Budaya.

Pameran Tugas Akhir diikuti oleh 63 mahasiswa peserta Tugas Akhir yang terdiri dari 16 mahasiswa dari jurusan Seni Rupa Murni, 12 mahasiswa dari Program Studi Desain Interior, 31 mahasiswa dari Program Studi Desain Komunikasi Visual, dan 4 mahasiswa dari Program Studi Fotografi. Pada saat acara pembukaan pameran mahasiswa peserta TA akan hadir dan akan menjelaskan karyanya kepada pengunjung yang hadir, hal ini merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk berinteraksi dengan seniman maupun masyarakat umum. Kesemua mahasiswa peserta Tugas Akhir ini akan memajang karyanya selama kurang lebih dua minggu dari tanggal 7 juni hingga 17 juni 2011. Pelaksaaan Ujian Akhir akan dilaksanakan sehari setelah pembukaan Pameran Tugas Akhir. Pada akhir kata sambutan Dekan FSRD sekaligus laporan singkat, ibu Rinu menambahkan jika dilihat dari statistik jumlah mahasiswa peserta Tugas Akhir, hal ini menunjukkan peningkatan dari jumlah peserta pameran-pameran sebelumnya, dan hal ini merupakan sinyal positif untuk meningkatkan lulusan tepat pada waktunya. Semoga kedepannya hal ini akan tetap berlanjut dan kegiatan Pameran Tugas Akhir akan berlangsung dengan lancar.

 

Pembuatan dan Pelarasan Trompong Gong Kebyar

Pembuatan dan Pelarasan Trompong Gong Kebyar

Kiriman I Putu Juliartha, Mahasiswa PS Seni Karawitan ISI Denpasar

Membuat trompong merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dan keahlian yang khusus dan biasanya dimiliki oleh pande gamelan, dan dalam prosesnya mempergunakan cara-cara dan alat-alat yang masih bersifat tradisional. Meskipun teknologi telah mengalami perkembangan yang tidak bisa dipungkiri mampu mempengaruhi cara kerja pande gamelan yaitu dengan dipakainya alat-alat yang merupakan hasil teknologi modern, namun teknologi tersebut hanya mampu mempengaruhi sebagian kecil dalam pekerjaan membuat gamelan  di Desa Tihingan.

Pembuatan Trompong Gong Kebyar di Desa Tihingan dilakukan dengan dua sistem yaitu: pembuatan trompong dengan menggunakan cara sangat tradisional atau istilahnya “gegarap dresta kuna” dan pembuatan Trompong Gong Kebyar dengan cara modern. Gegarap dresta kuna adalah pembuatan trompong yang dilakukan dengan tidak mempergunakan alat-alat modern atau yang berupa mesin praktis yang merupakan hasil teknologi, sedangkan pembuatan trompong yang mempergunakan cara modern adalah kebalikan cara di atas yaitu sudah dipakainya alat-alat hasil teknologi. Pembuatan trompong dilihat dari tempat pengerjaan dibagi menjadi dua yaitu: proses di dalam prapen dan proses di luar prapen. Proses yang dilakukan di dalam prapen meliputi tahap peleburan dan pembentukan, sedangkan di luar prapen meliputi tahap pembersihan, pelarasan dan finishing.

1.         Pembuatan Trompong Gong Kebyar dengan Cara Dresta Kuna

Pembuatan Trompong Gong Kebyar dengan cara dresta kuna pada dasarnya merupakan teknik pembuatan trompong dengan pengerjaan yang sangat apik dan hati-hati, karena dalam teknik ini lebih mementingkan hasil yaitu memperoleh trompong dengan kualitas yang bagus dari segi suara maupun dari segi kekuatan. Prosesnya yang pelan membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam satu hari hanya dapat menyelesaikan 1 buah trompong saja. Jumlah atau hasil tidak menjadi ukuran kesuksesan dalam sistem kerja ini melainkan kualitas trompong yang bagus merupakan tujuan utamanya.

Dresta kuna merupakan cara pembuatan trompong di Desa Tihingan yang merupakan sebuah warisan dari nenek moyang mereka dari abad ke 18 atau pada masa kejayaan Dalem Sweca Pura di Kabupaten Klungkung. Konon merupakan cara kerja hanya satu-satunya pada masa itu dan menjadi andalan dalam membuat gamelan, cara/teknik ini dipergunakan pada masa itu karena pesanan gamelan masih sedikit, sehingga dalam melakukan pekerjaan selalu mengutamakan kualitas, meskipun memakan waktu lama tidak menjadi masalah. Cara tersebut berkembang dan masih dipertahankan pada masa sekarang ini.

Membuat Trompong Gong Kebyar pertama kali yang dilakukan adalah melakukan persiapan. Hal ini penting dan wajib dilakukan demi mendapatkan kelancaran dalam melakukan pekerjaan. Persiapan yang dilakukan meliputi menyiapkan alat-alat yang akan dipakai dalam proses pekerjaan, berkoordinasi kepada semua pekerja atau karyawan karena satu pun pekerja yang absen maka pembuatan trompong tidak bisa dilakukan, menentukan hari yang baik atau dewasa ayu dan menghindari hari yang buruk dalam memulai pekerjaan. Mencari hari yang baik dalam membuat gamelan bertujuan untuk mendapatkan restu dan perlindungan atau keselamatan dari Yang Maha Kuasa, sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa berjalan lancar dan memperoleh hasil yang baik, disamping hal ini berpengaruh pada suara dan kekuatan/ketahanan gamelan dari segi usia,  kita pun bisa bekerja dengan perasaan tenang. I Wayan Widya, seorang pande gamelan mengatakan “ yen ningehang munyin gamelan ane meduase luwung dugas ngae kanti mekelo nu pedingehang munyine dikupinge apin gambelane sube sing megedig” artinya jika mendengar suara gamelan yang dibuat berdasarkan hari baik maka sangat lama masih terdengar suaranya ditelinga, meskipun gamelan tersebut sudah tidak dimainkan. Seperti pula ungkapan I Made Nik juga seorang pande gamelan mengatakan “jering bine bulun kalonge ningehang gamelan ane meduasa dugase ngae,”artinya bulu kuduk terasa bangun bila mendengar suara gamelan yang dibuat berdasarkan hari baik. Kedua ungkapan ini sebenarnya memiliki makna bahwa gamelan yang dibuat berdasarkan hari baik akan memiliki kekuatan yang bersifat magis.

Pemilihan hari baik dalam membuat trompong dimulai dari proses awal yaitu proses pengeleburan yang disebut nuasen. Hari baik dalam memulai pembuatan gamelan adalah meliputi hari: ayu nulus, kale geger, karma sula dan dauh ayu. Sedangkan hari yang dihindari dalam nuasen atau membuat gamelan bertepatan dengan hari: sampar wangke, kale bancaran, kale beser. Hari-hari tersebut dihindari karena hari tersebut berpengaruh buruk terhadap pekerjaan, sering mengakibatkan hasil tidak bagus dan sering mengalami kegagalan dalam bekerja.

Dalam proses nuasen dilakukan kegiatan persembahyangan dengan mengaturkan sesaji berupa segehan brahma dan peras pejati pada pelinggih prapen yang terletak pada posisi Timur atau Timur Laut di dalam sebuah prapen. Jika pembuatan gamelan atau trompong sudah selesai dikerjakan biasanya dilakukan dengan mengaturkan upacara pemuput yaitu nunas tirta yang diperoleh dari pelinggih prapen dan air bekas sepuhan krawang, serta persembahan sesaji yang berupa: tebasan brahma, tebasan sidakarya, soroan suci, peras pejati, jauman, dan segehan. Upacara ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur karena pekerjaan sudah mencapai hasil yang diinginkan dan trompong yang sudah selesai dibuat dikaruniai umur yang panjang dan bermanfaat dikemudian hari.

Tahap Peleburan

Setelah nuasen dilakukan tahap selanjutnya adalah tahap peleburan yaitu melakukan pencampuran bahan, pencetakan atau membuat lempengan bundar/laklakan sebagai bentuk awal atau bakalan trompong. Membuat laklakan terlebih dahulu dengan mengukur berat dari masing-masing pecahan lempengan, dalam pembuatan trompong hanya dibuat sepuluh buah lempengan karena mengingat jumlah Trompong Gong Kebyar hanya sepuluh buah pencon.

Peleburan diawali dengan mempersiapkan alat-alat yang dipakai dalam proses peleburan seperti mempersiapkan tungku perapian. Tungku perapian biasanya mengalami kerusakan setelah dipakai, maka setelah pemakaian tungku harus kembali diperbaiki. Hal lain yang dipersiapkan juga adalah : landasan dua buah, sebuah palu besi dengan berat 1,5 kg, 2 buah sepit besar, 1 pasang pemuput atau pompa angin, 1 pasang pengulik besar, potongan kayu sebagai alas penghancur krawang dari gamelan bekas maupun yang berupa lempengan, 4-8 buah penyangkaan, 5 buah musa yang isinya 2,5-3,5 kg, arang secukupnya dan 1 liter minyak kelapa.

Pembuatan dan Pelarasan Trompong Gong Kebyar, Selengkapnya

Loading...