Fungsi Hiburan Gambuh Kedisan

Fungsi Hiburan Gambuh Kedisan

Kiriman I Wayan Sucipta, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISI Denpasar

Seni pertunjukn klasik yang ada di Bali keberadaannya perlu mendapatkan sebuah perhatian yang lebih. Terlebih seni pertunjukan yang kental dengan aturan-aturan yang mengikat dalam sebuah bentuk tarian maupun pertunjukannya, misalkan saja pertunjukan Gambuh. Kesenian yang merupakan sumber tari dan gamelan Bali ini jaman sekarang kurang diminati oleh generasi muda. Mereka cenderung menyukai kesenian yang lebih menunjukan humoris dari pada pakem-pakem tarian. Sehingga pertunjukan jaman sekarang lebih banyak didominasi oleh penari bondres (lawak) untuk menarik perhatian penonton, di mana dapat mengulas realita kehipun pada jaman sekarang, serta lelucon yang bisa menarik tawa penonton. Melihat pertunjukan Gambuh Kedisan, hal tersebut sangat sulit untuk diwujudkan karena tidak adanya peran parekan yang dapat memberikan nuansa humor pada sela-sela adegan. Menurut Jro Mangku Made Manggih Kesenian Gambuh Kedisan, kehidupannya sekarang tidak mungkin difungsikan sebagai tontonan. Karena di lihat dari segi penari kebanyakan sudah berumur tua, dan Gambuh tersebut dalam pertunjukannya masih menggunakan bentuk-bentuk pertunjukan yang klasik tanpa diselingi dengan suasana humoris, yang mengakibatkan pertunjukan ini kurang diminati oleh penonton. Masyarakat umum kini menyukai seni pertunjukan yang lebih menonjolkan sisi humornya ketimbang bentuk-bentuk pertunjukan yang klasik. Meskipun secara kontekstual Gambuh ini tidak difungsikan untuk balih-balihan pada upacara, akan tetapi ketika melakukan pertunjukan dalam kontek bebali secara tidak langsung juga berfungsi sebagai Bali-balihan.

Fungsi Balih-balihan

Secara khusus dalam konteks upacara yadnya kesenian Gambuh Kedisan tidak difungsikan untuk hiburan, yang semata-mata memberikan kesenangan/hiburan terhadap masyarakat. Akan tetapi difungsikan dan dimaknai sebagai pelengkap (bebali) di setiap tahapan-tahapan upacara. Ketika kesenian Gambuh Kedisan  pentas di setiap tahapan upacara, secara tidak langsung pementasan Gambuh tersebut menjadi tontonan atau hiburan terhadap masyarakat yang berada di lingkungan upacara atau pementasan tersebut. Pertunjukkan tersebut menjadi hiburan tersendiri terhadap para pelakunya, baik pemain gamelan maupun penari Gambuh yang melakukan pertunjukan. Jadi secara tidak langsung kesenian Gambuh ini berfungsi sebagai hiburan ketika melakukan pertunjukan dalam konteks upacara. Gambuh Kedisan difungsikan untuk hiburan hanya dalam konteks pariwisata. Sebagai hiburan para wisatawan yang ingin menyaksikan pertunjukan Gambuh Kedisan.

Fungsi Priwisata

Pariwisata merupakan sebuah industri yang sangat berkembang khususnya di Bali. Perkembangan pariwisata di Bali sangat banyak memberikan perkembangan terhadap perekonomian masyarakat Bali. Banyak masyarakat yang memanfaatkan pariwasata sebagai peluang kerja, baik kerjaan utama maupun sampingan. Hal tersebut dapat memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan dalam persefektif dan material ekonomi, seperti membuat art shop untuk sufenir dan pernak-pernik yang mencirikan pulau Bali. Di samping itu pariwisata dapat memberikan kontribusi yang kuat terhadap perekonomian masyarakat Bali, juga dapat mengancam sebuah sisi kebudayaan  tradisi masyarakat Bali. Sejalan dengan perkembangan pariwisata, juga akan berpengaruh pada masyarakat Bali tentang pola hidup modern, yang sedikit demi sedikit mengikis kebudayaan yang merupakan identitas dari pulau Bali. Mengutip pendapatnya  Koentjaraningrat  ketika diskusi kebangkitan nasional tahun 1979, pada buku “Komersialisasi Seni Budaya dalam Pariwisata”. Mengatakan “bahwa paling penting adalah sifat khas dari kebudayaan yang kita miliki, dengan demikian identitas bangsa indonesia akan kelihatan”.

Wisatawan secara tidak langsung memberikan pengaruh modern terhadap budaya dan seni pertunjukan Bali, juga di lain hal dapat memberikan perkembangan terhadap kehidupan seni pertunjukan. Seperti dikatakan oleh I Gusti Bagus Ngurah Panji dalam seminar perkembangan teknologi dan seni pertunjukan tradisional: Sisi merugikan dari pariwisata di Bali sejauh ini masih bisa dikecilkan. Pariwisata tidak harus merugikan perkembangan seni pertunjukan dan kesenian tradisional pada umumnya. Dengan pengolahan yang baik dan terarah pariwisata dapat menguntungkan kesenian tradisional di samping melancarkan usaha sendiri…

Seni dan budaya dapat mengambil peran yang cukup positif dalam perkembangan pariwisata di Bali. Sebut saja seni pertunjukan Bali mampu meraih peluang dalam perkembangan pariwisata, dengan jalan mengemas sebuah seni pertunjukan baik yang sifatnya klasik maupun modern, dan difungsikan untuk sajian hiburan bagi wisatawan. Gambuh Kedisan sempat melakukan pertunjukan untuk para wisatawan pada tahun 1983. Menurut I Gusti Ngurah Puja dan anaknya I Gusti Ngurah Widiantara kesenian Gambuh yang terdapat di Desa Kedisan dipertunjukkan satu sampai dua kali dalam satu minggu, sesuai dengan wisatawan yang ingin menonton pertunjukan Gambuh. Pementasan tersebut mengambil tempat di ancak saji Puri Kedisan. Ketika itu perogram pementasan Gambuh untuk wisatawan ini diprakarsai oleh I Ngusti Ngurah Berata.

Fungsi Hiburan Gambuh Kedisan, selengkapnya

RI-Australia Bentuk Kemitraan Pelatihan Pengelolaan Sekolah

RI-Australia Bentuk Kemitraan Pelatihan Pengelolaan Sekolah

Jakarta —   Sampai saat ini masih sering ditemui penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tidak tepat waktu. Padahal, BOS diberikan untuk mendukung otonomi  sekolah, sehingga bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik. Untuk membantu mengatasi kendala-kendala yang sering dialami di lapangan dalam penyaluran dana BOS, pemerintah Indonesia dan Australia (melalui AusAID) berinisiatif membentuk suatu Kemitraan Pendidikan.

Salah satu komponen yang akan dibantu melalu kemitraan pendidikan ini adalah manajemen kabupaten dan sekolah/madrasah, termasuk pelatihan BOS. Pelatihan ini akan mengundang 656.073 orang yang berasal dari 218.681 sekolah dan madrasah, negeri dan swasta. Masing-masing sekolah dan madrasah mengirimkan tiga orang, yaitu kepala sekolah, bendahara, dan perwakilan masyarakat di komite sekolah atau tim BOS sekolah.

“Pelatihan ini akan dilakukan kepada seluruh sekolah dan madrasah setingkat SD dan SMP di seluruh Indonesia, yang tujuannya adalah peningkatan tata kelola dan akuntabilitas sekolah/madrasah agar dapat memanfaatkan dana BOS dan sumber lainnya di sekolah secara efektif, efisien, dan akuntabel,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Dasar saat memberikan laporan dalam rangka pembukaan acara pelatihan BOS tahun 2011 bantuan pemerintah Australia, di Gedung Kemdiknas, Selasa (7/06).

Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh mengatakan, adanya pelatihan ini perlu untuk meningkatkan kemampuan mengelola sekolah. “Karena kewenangan tanpa kemampuan mengelola, hasilnya tidak akan baik,” katanya.

Pelatihan secara masif ini dilakukan 7-9 Juni 2011 dengan melatih 60 master trainer terlebih dahulu. Calon master trainer diambil dari unsur LPMP, Pusdiklat Kemenag, Kepala dan Pengawas Sekolah, Perguruan Tinggi, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdiknas dan staf perwakilan dari Dit Pembinaan SD, Dit Pembinaan SMP dan Dit Madrasah Kemenag.

Selanjutnya, akan diberikan tambahan pelatih sebanyak 1.379 orang di tingkat kabupaten/kota, yang akan dilakukan di empat region, yaitu Batam dan Surabaya (14-17 Juni) dan Makassar dan Bogor (4-7 Juli). Setelah itu baru akan disosialisasikan ke sekitar 656.073 pemangku kepentingan pendidikan dasar di seluruh Indonesia.

Diharapkan, pada Oktober 2011, pelatihan kepada sekolah/madrasah di seluruh kabupaten/kota sudah selesai. Pelatihan ini didanai oleh dana hibah dari pemerintah Australia sebesar AUS$26 juta (Rp234 miliar).  Dana tersebut bagian dari bantuan Australia AUS$500 juta (Rp4,5 triliun) yang ditujukan untuk membantu pencapaian program-program prioritas RENSTRA 2010-2014, yaitu untuk pencapaian akses yang merata bagi pendidikan hak belajar pendidikan dasar sembilan tahun, dan memperbaiki kualitas pendidikan di seluruh sekolah setingkat SD dan SMP, termasuk madrasah.

Selain pelatihan untuk penyaluran dana BOS, pelatihan ini juga digunakan untuk pelatihan pendidikan karakter. Mendiknas meminta, agar dalam pendidikan karakter yang akan disosialisasikan ke sekolah-sekolah harus menanamkan tiga hal. Pertama, harus ditanamkan karakter saling menghargai, menghormati dan mengasihi, sehingga kekerasan bisa hilang dari sekolah. Kedua, karakter yang menimbulkan kepenasaranan intelektual, dan yang ketiga, karakter yang menimbulkan kecintaan dan kebanggaan menjadi warga negara Indonesia.

Sumber: kemdiknas.go.id

Malaysia Ikuti Pawai Budaya di Bali

Malaysia Ikuti Pawai Budaya di Bali

Denpasar  – Tim kesenian Malaysia mengikuti pawai budaya yang akan mengawali pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-33 selama sebulan penuh yang dimulai 10 Juni 2011.

“Tim itu merupakan satu-satunya tim kesenian luar negeri yang tampil dalam atraksi pawai budaya di sela-sela penampilan duta seni dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Ketut Suastika, SH di Denpasar, Kamis.
Ia mengatakan, tujuh grup kesenian dari lima negara akan turut memeriahkan aktivitas seni tahunan di Pulau Dewata, namun hanya Malaysia yang tampil dalam atraksi pawai budaya.
Enam grup kesenian lainnya hanya tampil dalam acara pementasan di Taman Budaya Denpasar, tempat PKB berlangsung, dengan jadwal yang telah diatur sedemikian rupa dengan penampilan 334 kesenian di Pulau Dewata.
Grup kesenian luar negeri yang tampil dalam PKB terdiri atas Jepang tiga grup, serta satu grup dari Amerika Serikat, India, Australia dan Malaysia.
Tim kesenian Malaysia dalam pawai budaya tersebut menampilkan “Wau Bulan”, sebuah persembahan seni budaya yang selama ini sangat dikenal masyarakat negeri jiran itu.
Delegasi yang diwakili utusan sebuah perguruan tinggi seni di negeri itu (UPSI) dengan mengenakan busana tata rias, props dan lagu Wau Bulan menyambut musim manusal.
Wau Bulan merupakan sebuah layang-layang yang dibuat dari kertas dan bulu dimainkan oleh orang Melayu. Penampilan duta seni Malaysia di tengah-tengah dari sembilan duta seni delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Kegiatan pawai kali ini menurut I Ketut Suastika, tidak dilaksanakan secara seremonial untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dan seniman berapresiasi secara penuh.
Pawai sebagai atraksi arak-arakan seni budaya, juga dimaksudkan untuk memelihara identitas dan membangun kekhasan seni budaya di masing-masing Kabupaten/Kota.
PKB yang akan berlangsung selama sebulan, mulai 10 Juni 2011 mengusung tema “Desa Kala Patra” Adaptasi diri dalam multikultura, masing-masing kabupaten/kota melakukan persiapan secara matang.
Lima agenda pokok PKB, selain pawai budaya juga pementasan berbagai jenis lesenian, pameran industri kecil dan keajinan rumah tangga, perlombaan, sarasehan dan festival film dokumenter.
Pagelaran yang menjadi salah satu agenda PKB melibatkan 334 sekea kesenian melibatkan sekitar 15.000 seniman, menampilkan berbagai jenis kesenian, mulai dari tradisional, pengembangan dan kesenian unggulan, tutur Ketut Suastika.

Sumber: antaranews.com

Wamendiknas: Tak Perlu Paksakan Penuhi Kuota Bidik Misi

Wamendiknas: Tak Perlu Paksakan Penuhi Kuota Bidik Misi

Jakarta – Beasiswa Bidik Misi yang diberikan Kementerian Pendidikan Nasional diduga banyak yang salah sasaran.  Bea siswa yang mestinya untuk anak orang tidak mampu, ternyata justru diterima oleh calon mahasiswa dari keluarga mampu.

Karena itu, Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal meminta kepada setiap perguruan tinggi untuk mengevaluasi kembali apakah beasiswa tersebut benar-benar diberikan kepada yang membutuhkan. Dia mewanti-wanti agar jangan sampai anak-anak miskin tidak mendapat kesempatan kuliah, karena Bidik Misi yang salah sasaran.

“Kalau memang tidak pantas ya (beasiswa Bidik Misi) jangan diberikan, perguruan tinggi harus mencari lagi yang berhak menerima,” ujar Wamendiknas seusai menghadiri dialog dengan pakar pendidikan tinggi Bank Dunia, di Gedung D Kemdiknas, Rabu (8/06).

Penerima beasiswa Bidik Misi diutamakan dari jalur undangan. Kalau dari jalur undangan belum mencukupi kuota, baru akan dicari lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi (SNMPTN). Jika semua jalur telah ditempuh, namun jumlah penerima masih belum mencukupi kuota, Fasli meminta agar perguruan tinggi tidak memaksakan diri.

“Kalau memang yang berhak menerima sudah didapatkan semua, tapi kuotanya masih berlebih, ya biarkan saja. Uangnya akan dikembalikan ke kas negara, daripada dipaksa untuk diberikan kepada yang kaya,”  ujarnya.

Sumber: kemdiknas.go.id

ISI  Denpasar  Tampil Mempesona  Dalam ‘Saber’

ISI Denpasar Tampil Mempesona Dalam ‘Saber’

Kiprah ISI Denpasar untuk mencapai visi menjadi pusat unggulan (centre of excellence) dalam bidang penciptaan, pengkajian, dan penyaji serta pembina kesenian baik di tingkat lokal, nasional, maupun  internasional, tidak pernah surut. Setelah sebelumnya tampil dalam Ministerial Conference and Commemorative Meeting of the Non-Aligned Movement di Grand Hyatt Hotel Nusa Dua, ISI Denpasar kembali tampil dalam acara tingkat internasional bertajuk Ministerial Forum and Conference on System Assessment and Benchmarking for Education Result (SABER)-East and Southeast Asia Pilot, yang dihadiri oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof.  Dr. Ir. H.Mohammad Nuh, DEA. serta delegasi dari Kamboja, Malaysia, Mongolia, Lao PDR,Thailand, Korea, Vietnam, Cina, serta Bank Dunia. Acara ini berlangsung dari tanggal 4-8Juni di hotel Westin, Nusa Dua.

ISI Denpasar menampilakn Tari Pendet pada acara pembukaan. Pesona Tari Pendet memenuhi ruang pertemuan tersebut. Pada acara makan malam yang dihadiri oleh seluruh delegasi, ISI Denpasar kembali menampilkan Tari Satya Brasta dan Oleg Tamulilingan, yang mengundang decak kagum seluruh hadirin malam itu. Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. yang hadir pada acara dinner malam itu, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya. Ditemui seusai foto bersama Mendiknas dan seluruh delegasi, dia memaparkan  bahwa kesuksesan ISI Denpasar adalah berkat kerja keras seluruh keluarga besar ISI Denpasar.

“Terima kasih dan syukur pada Hyang Widhi yang selalu menuntun kita sehingga setiap kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Terima kasih pula kepada pihak panitia dari Kementrian Pendidikan Nasional  yang telah memberi kesempatan ISI Denpasar tampil pada acara tingkat internasional tersebut,”ucapnya sambil tersenyum.

Humas ISI Denpasar melaporkan.

Loading...