by admin | Aug 14, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Gd Lingga Ananta Kusuma Putra, SSn., Alumni PS. DKV ISI Denpasar
Katalog
Penulis akan membahas tentang visualisasi desain pembuatan media katalog.
Unsur Visual Desain
1. Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari katalog ini adalah berbentuk daun dengan ukuran 10.5 cm x 14.85 cm.
2. Ilustrasi
Dalam perancangan mediakatalog ini, untuk cover depan adalah ilustrasi logo SD Saraswati 2 dan dua murid. Sedangkan pada halaman 1 berisi kata pengantar dari penulis, dan berikutnya berisi desain-desain beserta penjelasan perwujudan mulai ukuran, teknik cetak dan bahan. Desain-desain tersebut antara lain poster, animasi, CD Interaktif, stiker, X-banner, pin, brosur, papan nama, pembatas buku dan halaman terahkir ucapan terimakasih dari penulis.
3. Teks
Pada katalog ini, cover menggunakan teks diataranya nama: Gede Lingga Ananta Kusuma Putra, nim: 2006.06.015, program studi: DesainKomunikasi Visual yang merupakan identitas penulis. Serta teks judul tugas akhir yang diambil yaitu Perancangan Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Promosi SD Saraswati 2 Denpasar. Selain itu teks lembaga yakni jurusan desain fakultas seni rupa dan desain Institut Indonesia Denpasar 2011.
4. Huruf / Typografi
Perancangan media promosi ini menggunakan 2 jenis huruf atau typografi, yaitu:
– Huruf jenis Times New Roman dihampir digunakan pada keseluruhan teks, huruf ini dipilih karena bentuknya yang sederhana serta mudah dibaca.
– Huruf Freestyle digunakan pada nama di cover katalog.
Keseluruhan jenis typografi tersebut diatas dikomposisikan menurut ukuran dan keseimbangan guna mendapatkan kesatuan serta ritme yang tepat dimana nantinya dapat memberikan keseimbangan informasi yang dinamis pada sebuah katalog.
5. Warna
Dalam perancangan katalog ini menggunakan warna sebagai berikut :
– Untuk background menggunakan warna hijau, kuning dan putih pada halaman pertama dan biru pada halaman berikutnya.
– Sedangkan warna teks menggunakan warna hijau tua.
Warna tersebut digunakan agar huruf/teks mudah dilihat dan dibaca, karena kontras dengan warna background lebih soft.
6. Bahan
Perancangan media katalog ini menggunakan bahan art paper 210 gsm yang finishingnya diberi lapisan doff agar lebih kuat dan tahan lama.Kertas art paper 210 gsm dipilih karena memiliki kualitas dan ketebalan yang bagus, sehingga lebih awet serta tidak mudah rusak.
7.Teknik Cetak.
Untuk mewujudkan media ini menggunakan teknik cetak digital.Digunakan teknik cetak ini karena lebih cepat, praktis dan efisien.
Kreatif Desain
Kreatif desain merupakan proses kreatif yang terdiri dari layout/gambar kasar dan gambar detail, serta mempertimbangkan indikator serta unsur-unsur desain dan bobot penilaian desain sebagai acuan desain terpilih. Dalam proses kreatif perancangan desain katalog ini, dibuat 3 alternatif desain.
Desain katalog ini dipilih karena jika dibandingkan dengan 2 alternatif desain yang lainnya, tata letak dalam desain ini dianggap lebih menarik, lebih banyak memenuhi kriteria desain serta paling sesuai dengan konsep perancangan yang digunakan yaitu “ceria dan informatif”. (untuk lebih jelasnya lihat lampiran)
Pembatas Buku
Penulis akan membahas tentang visualisasi desain pembuatan media pembatas buku yang digunakan sebagai salah satu media promosi SD Saraswati 2 Denpasar.
Unsur Visual Desain
1. Bentuk Fisik
Bentuk fisik dari media promosi pembatas buku ini adalah persegi panjang dan mempunyai ukuran 15 x 3,5 cm.
2. Ilustrasi
Dalam perancangan media pembatas buku ini, ilustrasi yang digunakan adalah seekor gajah yang menggunakan mahkota, yang merupakan simbolisasi Dewa Ganesha (logo SD Saraswati 2 Denpasar).
3. Teks
Bagian depan pembatas buku ini hanya berisikan nama SD Saraswatiu 2 Denpasar, dan dibelakangnya berisi mengenai informasi lokasi SD ini.
4. Huruf / Typografi
Menggunakan 2 jenis huruf, yaitu Jokerman dan Times New Roman. Huruf jenis ini digunakan karena bentuknya yang sesuai konsep. Keseluruhan jenis typografi tersebut diatas dikomposisikan menurut ukuran dan keseimbangan guna mendapatkan kesatuan serta ritme yang tepat dimana nantinya dapat memberikan keseimbangan informasi yang dinamis.
5. Warna
– Untuk background bagian depan menggunakan Hijau dan kuning.
– Untuk ilustrasi menggunakan warna merah pada baju, abu pada kulit dan kuning pada mahkota. Pewarnaan dilakukan dengan teknik digital painting, dengan penambahan shadow pada setiap pewarnaan illustrasi.
– Tulisan menggunakan warna putih, hijau, kuning dan hitam.
Warna-warna ini khususnya wrna hijau dan kuning dipilih karena merupakan warna ciri khas dari SD Saraswati 2 Denpasar.
6. Bahan
Perancangan media pembatas buku ini menggunakan bahan art paper 210 gsm. Kertas art paper 210 gsm dipilih karena memiliki kualitas dan ketebalan yang bagus, sehingga pembatas buku lebih awet dan tidak mudah rusak.
7. Teknik Cetak
Untuk mewujudkan media promosi pembatas buku ini menggunakan teknik cetak digital.
Kreatif Desain
Kreatif desain merupakan proses kreatif yang terdiri dari layout/gambar kasar dan gambar detail, serta mempertimbangkan indikator serta unsur-unsur desain dan bobot penilain desain sebagai acuan desain terpilih. Dalam proses kreatif perancangan desain pembatas buku ini, dibuat 3 alternatif desain.
Desain pembatas buku ini dipilih karena jika dibandingkan dengan 2 alternatif desain yang lainnya, tata letak dan ilustrasi dalam desain ini dianggap lebih menarik, lebih banyak memenuhi kriteria desain serta paling sesuai dengan konsep perancangan yang digunakan yaitu “ceria dan informatif”. Teks yang digunakan dalam desain ini berupa nama dan lokasi sekolah. (untuk lebih jelasnya lihat lampiran)
Katalog dan Pembatas Buku Sebagai Sarana Promosi SD Saraswati 2 Denpasar, selengkapnya
by admin | Aug 13, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman Made Agus Wardana, S.Sn., alumni PS. Seni Karawitan, STSI/ISI Denpasar
Disampaikan pada seminar dalam rangka diesnatalis dan wisuda tahun 2011
Festival Ogoh Ogoh terbesar di Luar Indonesia.
Sorak sorai pengusung ogoh ogoh, alunan lembut kidung warga sari, hentakan keras gamelan bleganjur luar biasa mengugah perhatian ratusan pengunjung yang berkerumun memadati Taman Indonesia seluas 6 hektar di Taman Wisata Parc Pairi Daiza Brugellette Belgia pada hari Sabtu tgl 11 Juni 2011. Sebuah promosi seni budaya Indonesia dengan bertema Festival Ogoh Ogoh berlangsung semarak dan meriah. Ditengah suasana dingin berawan, rintik-tintik hujan, tidak menyurutkan semangat peserta festival melakukan parade mengelilingi hamparan sawah berundag undag tanpa merasa letih sedikitpun. Mereka berbaur larut dalam kegembiraan bahwa festival Ogoh-Ogoh yang baru pertama kalinya dilakukan di Eropa merupakan ogoh ogoh terbesar dan termegah di luar Indonesia.
Festival Ogoh-Ogoh ini diselenggarakan oleh Kedutaan Besar RI Brussel bekerjasama dengan Parc Pairi Daiza dan Banjar Shanti Dharma Belgia (Perkumpulan Masyarakat Hindu Bali – Indonesia). Festival ini merupakan rangkaian promosi budaya Indonesia sekaligus menyambut perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66. Tiga Ogoh-Ogoh yang langsung didatangkan dari Bali ini antara lain : Raksasa/Detya Niwatakawaca dengan tinggi 4 meter, Arjuna Menunggang Kuda (3,5 meter) dan Dewi Saraswati (3,5 meter) yang dibuat oleh I Wayan Candra dari Sanggar Seni GASES, Sesetan Denpasar-Bali.
Hadir dalam festival tersebut adalah Bapak Arif Havas Oegroseno Duta Besar RI untuk Kerajaan Belgia dan Keharyapatihan Luxembourg dan Uni Eropa beserta Staf KBRI Brussel, CEO Parc Pairi Daiza Mr. Eric Domb/Pemilik Parc Pairi Daiza, Masyarakat Hindu Bali se-Eropa, Masyarakat Indonesia, friends of Indonesia, Pecinta Indonesia, Pelajar Indonesia serta Pengunjung dari masyarakat Belgia dan sekitarnya.
Walaupun tidak seramai bila diselenggarakan di tempat asalnya, Bali, akan tetapi adanya Festival ini mengobati kerinduan tersendiri bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Eropa. Paling tidak juga sebagai tempat silaturahmi, karena bertemu dengan sesama masyarakat Bali-Indonesia yang tidak dapat ditemui setiap saat karena kesibukan masing-masing.
Acara ini dimulai pada pukul 10.00 dengan doa bersama di Pura Agung Shanti Bhuwana yang dihadiri oleh ratusan umat hindu Bali yang berdomisili di Belgia, Luxembourg, Jerman, Perancis, Swiss dan Belanda. Pada pukul 14.00 ditampilkan kesenian Bali seperti Genjek, tari Baris, tari Pendet serta penampilan perdana penabuh dan penari cilik binaan KBRI brussel. Sedangkan Parade festival Ogoh-Ogoh dimulai pada pukul 14.00, diawali dengan barisan penari cilik, penabuh cilik, busana adat bali, gebogan, tedung, layangan, ogoh-ogoh dan terakhir diiringi gamelan bleganjur oleh Penabuh grup Saling Asah Belgia.
Dokumentasi Janger Pegok 1937
Berawal dari rasa penasaran, mendengar nasehat seniman Janger Pegok, I Wayan Randug bersama istrinya Ni Wayan Kondri yang mengatakan ”pidan janger pegok metaksu, misi kerahuan lan pepes keupah teken Tuan Mayeur/Mayor ”. (Tuan Mayeur/Le Mayeur seorang pelukis Belgia yang menikah dengan Ni Polok/Penari Kedaton). Nasehat tersebut menggugah niat kami untuk mencari dokumentasi Janger Pegok melalui internet, buku-buku seni dsbnya. Pada tahun 2010 seorang warga Jerman posting video kesenian Bali kuno di Facebook. Betapa terkejutnya kami, bahwa Janger Pegok terlihat di video tersebut. Dengan penuh kehati-hatian kami mengamati setiap wajah, gerak tari, kostum dan tempat dimana video itu direkam.
Menurut dokumentasi ini, Pelukis asal Basel-Swiss, Theo Meier melihat tari Sanghyang Janger yang mengalami unsur kerauhan/trance hanya terdapat di Pegok. Ceritanya bersumber dari Calonarang, dimana penari Janger menggantikan peran sisya. Janger ini merupakan pertunjukan sakral, dalam perkembangannya berfungsi sebagai hiburan untuk pernikahan, odalan, pemelaspasan serta untuk tontonan para wisatawan.
Pada tanggal 9 Juli 2011 Video Janger Pegok yang berdurasi 10 menit tersebut dipertontonkan di Banjar Pegok Sesetan. Ratusan masyarakat Pegok yang terdiri dari Sesepuh Janger, Prajuru Banjar, Tokoh Seni, Sekehe Teruna Teruni hadir berdesakan dengan penuh antusias.
Kesimpulan
15 tahun adalah waktu yang sangat panjang dan lama. Menebar seni selama periode itu memberi kontribusi positif terhadap perkembangan kebudayaan Bali, Indonesia di Eropa. Perbedaan kultur masyarakat Eropa dengan budaya Indonesia tidaklah menjadi persoalan penting, malahan menjadi cambuk untuk saling menghargai satu sama lain. Perbedaan itu melahirkan kolaborasi seni. Seniman Bali dan seniman Eropa berpadu dalam ritme, dalam gerak dan membangun bingkai harmonisasi. Bingkai ini dipoles dengan unsur-unsur indah dengan gaya kreatif, adaptif dan inovatif.
Sementara itu, pemanfaatan kecanggihan masa kini seperti penggunaan website, video sharing youtube, jejaring sosial facebook dan twitter adalah sangat diperlukan. Hasil dari karya seni itu bisa dengan mudah diakses oleh pengguna internet diseluruh dunia. Disamping itu berbagai kesenian bali kuno dapat dengan mudah untuk diketahui, diamati, dibandingkan, dipelajari kembali sebagai sebuah dokumentasi berharga seperti dokumentasi Janger Pegok yang dapat dilihat oleh generasi muda kini.
Kesenian Bali sebagai bagian dari kebudayaan Indonesia merupakan salah satu dari ribuan wajah unik Indonesia. Keunikan ini menjadi sumber inspirasi untuk memotivasi masyarakat Bali, Indonesia agar tetap mengajegkan budaya Bali, mengembangkannya, menjaga keasliannya, melestarikan keunikannya dan tentunya menebarkannya kepada seluruh lapisan masyarakat di Eropa.
Sekian
Made ’Agus’ Wardana, S.Sn
Email : [email protected]
Facebook : made agus wardana
Twitter : made agus wardana
www.salingasah.be
phone +32 476 52 92 17
KBRI Brussel
Staf Pensosbud/Diplomasi Publik
Boulevard de la woluwe, 38
1200 Brussels Belgium
Phone +32 2 779 09 15
www.embassyofindonesia.eu
Ciaaattt…….15 Tahun, Menebar Seni Bali di Eropa, selengkapnya
by admin | Aug 12, 2011 | Berita
Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar pada hari Rabu, 10/8 yang lalu melaksanakan kegiatan ‘ngayah’ pada acara Karya Mamungkah, Mupuk Pedagingan, Ngenteg Linggih, Dirgayusa Bumi, Padudusan Agung lan Ngusaba Dalem ring Pura Dalem, Desa Pekraman Serongga. ‘Kami sangat berterima kasih kepada kampus ISI Denpasar yang telah berkenan ngaturang ayah pada karya yang puncaknya akan jatuh pada hari Saniscara pon pahang 13 Agustus 2011,” ujar bendesa adat serongga: Ida Bgs Nym Bajera, didampingi mengala karya: Ida Bgs Agung Manuaba serta pemangku Dalem: mangku kadek mertanadi.
Adapun tari-tarian yang dipersembahkan adalah Tari Rejang, Baris Gede, Topeng, serta Wayang, yang dibawakan oleh Dosen dan Mahasiswa Jurusan Tari, Karawitan, serta Pedalangan. Rombongan “pengayah” ini dipimpin langsung oleh Pembantu Rektor IV, bidang kerjasama I Wayan Suweca,S.Skar.,M.Mus. “Kegiatan ngayah ini merupakan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian masyarakat. Kami sangat berterima kasih kepada masyarakat Serongga yang telah memberi kesempatan kepada ISI Denpasar untuk ikut serta dalam karya agung di Pura Dalem Serongga,”ucap Suweca didampingi PD I FSP, serta beberapa dosen FSP lainnya yang turut serta dalam acara ngayah tersebut.
Rombongan mulai ngayah sejak pagi hari hingga siang hari. Masyarakat sangat antusias menyambut “ayah-ayahan” seniman akademisi ini. Talenta seni yang dikaruniakan Tuhan, dipersembahkan kembali kepada Tuhan berupa ayah-ayahan tari dan tetabuhan.
by admin | Aug 12, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Drs. I Wayan Mudra, MSn. Puslit Seni Kreasi Baru LP2M ISI Denpasar.
Disampaikan pada Pelatihan Pembuatan Kemasan pada Kegiatan Pembinaan Kemampuan Teknologi Industri di Kota Denpasar. 19 s/d 23 April 2010.
PENDAHULUAN
Pada dunia pemasaran persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan ini. Salah satu diantaranya adalah membuat desain kemasan produk yang menarik sehingga dapat mengundang konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan. Menurut Christine Suharto Cenadi, daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan “pemicu” karena ia langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif.
Desain kemasan di Bali belum begitu populer, karena pemahaman tentang manfaatnya belum dirasakan. Disamping itu untuk usaha-usaha mikro dan idustri kecil rumahan, kemasan masih dipandang hanya sebagai pembungkus semata bukan sebagai media pemikat konsumen. Demikian juga kemasan masih dianggap penyebab ongkos produksi tinggi.
DEFINISI KEMASAN
Kemasan/packaging berasal dari kata package yang artinya sepadan dengan kata kerja ‘membungkus’ atau ‘mengemas’ dalam bahasa Indonesia, sehingga secara harfiah pengertian packaging dapat diartikan sebagai pembungkus atau kemasan. Maka secara sederhana kemasan dapat diartikan sebagai suatu benda yang berfungsi untuk melindungi, mengamankan produk tertentu yang berada di dalamnya serta dapat memberikan citra tertentu pula untuk membujuk penggunanya. Secara fungsi wujudnya harus merupakan kemasan yang mudah dimengerti sebagai sesuatu yang dapat dibawa, melindungi dan mudah dibuka untuk benda atau produk apapun. Terpenting ia harus berhasil dalam uji kelayakan sebagai fungsi pengemas, dapatkah ia menjaga produknya secara keseluruhan, dapatkah ia menjaga untuk mengkondisikan produk tersebut dalam jangka waktu tertentu dan karena perpindahan tempat.2.
Ada tiga alasan utama untuk melakukan pembungkusan, yaitu:
- Untuk keamanan produk yang dipasarkan.
Kemasan dapat melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh cuaca.
- Untuk membedakan dengan produk pesaing.
Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran. Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk pesaing. Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan membedakan produknya.
- Untuk meningkatkan penjualan.
Karena itu kemasan harus dibuat menarik dan unik, dengan demikian diharapkan dapat memikat dan menarik perhatian konsumen.3. SEJARAH KEMASAN
Menurut Christine Suharto Cenadi, kemasan telah dikenal sejak jaman manusia purba. Orang- orang primitive menggunakan kulit binatang dan keranjang rumput untuk mewadahi buah-buahan yang dipungut dari hutan. Kemudian 8.000 tahun yang lalu, bangsa Cina membuat aneka ragam keramik untuk mewadahi benda padat ataupun cair. Orang-orang Indonesia kuno membuat wadah dari bambu untuk menyimpan benda cair. Menjelang abad pertengahan, bahan-bahan kemasan terbuat dari kulit, kain, kayu, batu, keramik dan kaca. Tetapi pada jaman itu, kemasan masih terkesan seadanya dan lebih berfungsi untuk melindungi barang terhadap pengaruh cuaca atau proses alam lainnya yang dapat merusak barang. Selain itu, kemasan juga berfungsi sebagai wadah agar barang mudah dibawa selama dalam perjalanan.
Sebenarnya peranan kemasan baru dirasakan pada tahun 1950-an, saat banyak munculnya supermarket atau pasar swalayan, di mana kemasan harus “dapat menjual” produk-produk di rak-rak toko. Tetapi pada saat itupun kemasan hanya berfungsi memberikan informasi- memberitahu kepada konsumen tentang apa isi atau kandungan di dalam kemasan tersebut.
FUNGSI KEMASAN
Hermawan Kartajaya, seorang pakar di bidang pemasaran mengatakan bahwa teknologi telah membuat packaging berubah fungsi, dulu orang bilang “Packaging protects what it sells (Kemasan melindungi apa yang dijual).” Sekarang, “Packaging sells what it protects (Kemasan menjual apa yang dilindungi).” 3 Dengan kata lain, kemasan bukan lagi sebagai pelindung atau wadah tetapi harus dapat menjual produk yang dikemasnya.
Perkembangan fungsional kemasan tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Sekarang ini kemasan sudah berfungsi sebagai media komunikasi. Misalnya pada kemasan susu atau makanan bayi seringkali dibubuhi nomor telepon toll-free atau bebas pulsa. Nomor ini bisa dihubungi oleh konsumen tidak hanya untuk complain, tetapi juga sebagai pusat informasi untuk bertanya tentang segala hal yang berhubungan dengan produk tersebut. Kemasan juga dapat berfungsi untuk mengkomunikasikan suatu citra tertentu. Contohnya, produk-produk makanan Jepang. Orang Jepang dikenal paling pintar membuat kemasan yang bagus. Permen Jepang seringkali lebih enak dilihat daripada rasanya. Mereka berani menggunakan bahan-bahan mahal untuk membungkus produk yang dijual. Walaupun tidak ada pesan apa-apa yang ditulis pada bungkus tersebut, tapi kemasannya mengkomunikasikan suatu citra yang baik.
Desain Kemasan Produk, selengkapnya
by admin | Aug 12, 2011 | Berita, pengumuman
PENGUMUMAN CALON MAHASISWA BARU