by admin | Sep 8, 2011 | Berita
Jakarta — Wakil Menteri Pendidikan Nasional, Fasli Jalal menilai penting peran ikatan alumni terhadap kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. “Postur alumni akan menunjukkan pencitraan dan kualitas sebuah almamater ” ucapnya ketika menghadiri acara temu Ikatan Alumni Universitas Andalas, Sabtu (3/9) di Jakarta. ” Sebenarnya perlu juga disadari wadah ikatan alumni itu bukan sekadar forum silaturahmi antar alumni saja, tetapi juga wadah untuk berembuk dan mengomunikasikan upaya dan usaha dalam memajukan almamaternya.”
Melihat hal tersebut, tentunya diperlukan pembinaan dan pembangunan ikatan alumni yang kokoh, dan Fasli melihat perguruan tinggilah yang memegang peranan tersebut. “Saya melihat perguruan tinggi harus terlebih dahulu merapatkan barisannya, karena pembangunan ikatan alumni ini pada dasarnya memang untuk almamater, jadi usaha memajukan ikatan alumni ini tidak kalah penting dari pembangunan sarana dan prasarana kampus, ” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun 1982 ini.
Alumni pun akan memiliki peranan penting dalam memberdayakan ikatan alumninya. Kehadiran alumni dalam setiap forum yang menghadirkan para mahasiswa, dan kemudian bercerita mengenai pengalaman kuliahnya hingga apa yang diraihnya sekarang, merupakan inspirasi yang mudah ditanamkan di benak para mahasiswa. “Bila ini berhasil dijalankan secara baik, bayangkan berapa banyak mimpi yang akan dimulai oleh para mahasiswa kita, tidak melulu mesti pejabat, siapa pun dan dari profesi apapun serta tidak harus pengalaman sukses saja tetapi juga kegagalan, karena kita dapat belajar pula dari ketidakberhasilan,” Ucapnya sembari mengatakan bahwa metode serupa telah dijalankan oleh perguruan tinggi ternama dunia, seperti Harvard Universtity dan Cornell University.
Fasli menyarankan agar ikatan alumni tidak hanya aktif berkegiatan di daerah saja. Dia berharap kegiatan bisa bertaraf nasional bahkan internasional. “Dengan banyaknya kegiatan yang digagas oleh ikatan alumni selain akan menjadi sumbangsih yang besar bagi publikasi dan citra almamater yang dicintainya.”
Sumber: kemdiknas.go.id
by admin | Sep 7, 2011 | Berita
Sejumlah 292 mahasiswa baru ISI Denpasar mengikuti pengenalan kegiatan akademik dan kemahasiswaan di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar.Kegiatan ini akan berlangsung selama satu minggu, dimulai sejak hari Senin-Jumat, 5-9 September 2011. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor ISI yang diwakili oleh Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn.
Dalam acara pembukaan yang dihadiri pejabat struktural kedua fakultas ISI Denpasar, Murdana menyinggung tentang signifikansi pendidikan karakter dalam pendidikan Perguruan Tinggi, untuk meningkatkan kualitas masa depan Bangsa. Selain itu, dalam acara pembukaan dilaporkan pula pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru, serta kegiatan pengenalan akademik dan kemahasiswaan.
Mahasiswa baru ISI Denpasar dalam kegiatan ini akan mendapatkan materi tentang paradigm baru pendidikan tinggi, pola pengembangan kemahasiswaan, pendidikan karakter Bangsa, panduan studi dan system informasi akademik, system dan proses pembelajaran, kewirausahaan, program kreativitas mahasiswa,penulisan media kampus, latihan ketrampilan manajemen kemahasiswaan, , etika dan tata pergaulan kampus, gaya kepemimpinan, pengenalan lagu hymne dan mars ISI Denpasar, yang dibawakan oleh dosen ISI Denpasar, serta ceramah narkoba dan kenakalan remaja yang dibawakan oleh petugas Polda Bali.
Pembantu Rektor III, Bidang Kemahasiswaan, I Made Subratha, M.Si. mengatakan bahwa semua mahasiswa baru pada akhir pengenalan kegiatan akademik dan kemahasiswaan ini, akan mengikuti kegiatan kerja bakti di lingkungan kampus. “Mahasiswa baru ini juga diwajibkan membuat karya tulis yang sudah harus dikumpulkan pada hari Jumat (9/9), selain harus mengikuti semua kegiatan selama seminggu ini,”papar Subratha ditemui di sela-sela acara tersebut.
Pada hari kedua acara pengenalan kegiatan akademik dan kemahasiswaan ini, Selasa (8/9) yang lalu rombongan muhibah seni ISI Denpasar juga bertolakke San Fransisco Amerika. Rektor ISI Denpasar,Prof. Rai menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh dosen, staf dan mahasiswa ISI Denpasar yang selalu bekerja dengan baik sehingga setiap kegiatan kampus dapat berjalan dengan baik.
Humas ISI Denpasar melaporkan
by admin | Sep 7, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman I Ketut Gina, Mahasiswa PS. Seni Pedalangan
1). Gedebong
Gedebong atau pohon pisang dalam pertunjukan Wayang Kulit berfungsi untuk tempat menjejerkan wayang-wayang yang mengambil posisi di kelir. Pada saat tokoh wayang yang dimainkan berada pada posisi berdiri, menunduk, maupun duduk, tangkai wayang ditancapkan pada gadebong. Gadebong juga berfungsi untuk menancapkan kayu perentang pada pinggir kelir (kanan dan kiri) dengan posisi vertikal (jelujuh), agar kelir menjadi kencang dan tidak tertekuk-tekuk. Di dalam kitab Dharma Pewayangan disebutkan bahwa gadebong merupakan lambang Pertiwi atau tanah, kelir adalah lambang akasa atau langit dan blencong lambang teja (Triodasa Saksi), yang meliputi Surya, Candra, Wintang Tranggana. Ketiga-tiganya merupakan bagian dari Panca Maha Buta (akasa, teja, bayu, apah, pertiwi).
2). Kelir
Kelir adalah kain putih dibentangkan untuk menggelar wayang, dimana nanti akan muncul bayangan wayang. Dalam Dharma Pewayangan, kelir adalah simbol langit, juga yang membatasi dalang dengan penonton. Akan tetapi pada kenyataannya di lapangan, banyak sekali penonton yang ingin menonton dari balik kelir, agar dapat melihat langsung dalangnya. Pada pagelaran wayang inovatif cenderung menggunakan gayor sebagai tempat untuk mengikatkan tali pembentang kelir. Gayor ada yang dibuat sangat mewah sesuai dengan kebutuhan pertunjukan. Bahannya dari kayu pilihan, ditatah oleh tukang ukir yang berpengalaman, ukiran ini kemudian dipoles dengan cat dasar berwarna merah, kemudian dicat dengan cat warna emas, lazimnya disebut prada, sehingga akan menimbulkan kesan mewah. Ukuran kelir pagelaran wayang inovatif sangat bervariasi, ada yang standar, adapula yang dibuat sangat besar. Hal seperti ini disesuaikan dengan kebutuhan pertunjukan oleh dalang yang akan melakukan pertunjukan. Hal seperti itu sudah tentu akan berpengaruh terhadap penilaian dari masyarakat peminatnya. Kelir yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa adalah kelir yang berukuran normal sesuai dengan ukuran standar kelir tradisi yaitu 2,50 x 1,25 meter.
3). Blencong
Lingkungan masyarakat di Bali, lampu blencong sering disebut sanggokan atau sembe, yang terbuat dari tanah liat kemudian dibakar. Kegunaan blencong adalah untuk alat penerangan oleh dalang di saat pementasan Wayang Peteng. Dalam Kamus Bahasa Jawa-Indonesia, blencong dideskripsikan secara singkat mempunyai kegunaan sebagai lampu untuk penerangan wayang. Dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa, digunakan blencong yang ukurannya hampir sama dengan ukuran blencong pada umumnya. Diameter blencong yang digunaka kurang lebih sekitar 30 cm, tingginya sekitar 28 cm, di dalamnya ada sumbu terbuat dari benang (seperti sumbu kompor minyak tanah), dengan panjang sumbunya sekitar 25 cm, 4 cm di luar, dan sisanya masuk ke badan blencong. Bahan bakar yang digunakan adalah minyak kelapa dengan kapasitas kurang lebih tiga (3) liter. Yang mengontrol nyala blencong di saat pementasan adalah katengkong yang ada di sebelah kanan, agar lebih gampang dari pada katengkong yang ada di sebelah kiri. Tujuan mengontrol blencong agar nyalanya stabil dan tidak menyebabkan pertunjukan terganggu. Tata cahaya yang dipilih oleh dalang Ida Bagus Sudiksa sangat sesuai dengan garapan tradisional. Cahaya blencong mampu memberikan aksen magis dalam pertunjukannya, yang dapat menggiring fikiran penonton seakan dibawa pada masa dimana peristiwa dalam lakon tersebut terjadi. Dalam Dharma Pewayangan disebutkan, bahwa blencong adalah simbol Surya. Cahaya/sinar memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah pertunjukan visual. Intensitas cahaya akan mempengaruhi totalitas dari pertunjukan yang digelar. Begitu pula halnya dengan pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa, cahaya yang dihasilkan oleh blencong sangat berpengaruh terhadap jalannya pertunjukan. Sinar yang dihasilkan oleh blencong menyebabkan wayang yang ada di kelir seakan-akan memiliki nafas, sehingga wayang terkesan hidup meskipun di saat jejer wayang. Bayangan yang dihasilkan oleh sinar blencong secara realitas merupakan cerminan sikap, moral dalam kehidupan.
4). Sound System
Alat pembantu pengeras suara atau sound system memegang peranan yang sangat penting di dalam pertunjukan wayang. Sound system yang membantu dalang agar suaranya terdengar keras dan jelas oleh penonton. Jika rangkaian dari pada sound sysitem bagus dan memadai, maka dalang bisa mengatur penekanan suara yang diperlukan untuk tokoh wayang, antara keras dan lembut tanpa mengeluarkan energi penuh. Sound system yang digunakan dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa merupakan sound yang standar milik pribadinya, yang terdiri dari : amplifire ukuran 500 watt, mikrophon, loud speaker (corong) satu buah, dan dua buah colum medium dengan penyangganya. Alat ini sangat mendukung dalam pertunjukan, sehingga suara dalang dan pesan yang disampaikan oleh dalang kepada penonton dapat didengar dengan jelas.
5). Keropak dan Wayang
Keropak wayang adalah tempat penyimpanan wayang. Keropak pada umumnya terbuat dari kayu nangka atau sering disebut ketewel. Bentuk kotak segi empat panjang yang ada variasinya berupa cekungan, bagian atas keropak berfungsi sebagai penutup yang dirancang sedemikian rupa, sehingga mudah dibuka dan ditutup. Selain cekungannya menambah kesan indah, juga ukuran pantat dalang bisa menempel tepat pada pinggir keropak, sehingga dalang dapat memanfaatkan keropak sebagaimana keperluan dalam pertunjukan wayang. Keropak wayang yang digunakan oleh Ida Bagus Sudiksa terbuat dari kayu nangka, dengan panjang 110 cm, lebar bagian bawah 74 cm, dan lebar bagian atas 54 cm, dengan tinggi berukuran 32 cm. Menurutnya, keropak dengan ukuran tersebut di atas mampu menampung hingga 150 wayang, akan tetapi keropak ini berisi sekitar 80 wayang dari berbagai macam tokoh, karakter termasuk wayang tokoh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tempat keropak wayang di samping kiri dalang. Di sini keropak mempunyai fungsi ganda, selain tempat untuk menyimpan wayang, juga berfungsi untuk memberi aksen bersama sarana yang lain yaitu cepala. Di sisi kanan keropak dirancang secara khusus agar bisa lentur, bisa dibentur-benturkan dengan penampang tempatnya berpasangan. Saat pertunjukan wayang mulai keropak akan dipukul oleh dalang dengan alat pukul yang disebut cepala, untuk memberikan aksen pada pertunjukan. Keras lemah, cepat atau lambatnya pemukulan keropak akan memberikan ritme pada pertunjukan wayang, tentunya disesuaikan dengan situasi yang terjadi di dalam pertunjukan.
Wayang adalah material yang terpenting dalam pertunjukan wayang. Wayang pada umumnya terbuat dari kulit sapi yang ditatah atau diukir dan dicat dengan pewarna sesuai dengan keperluannya masing-masing. Wayang yang digunakan oleh dalang Ida Bagus Sudiksa hampir seluruhnya terbuat dari kulit sapi (belulang sampi). Wayang yang tersimpan dalam keropak wayang miliknya tidak kurang dari 80 wayang. Wayang tersebut terdiri dari kayonan, pamurtian, tokoh-tokoh dewa, tokoh raja, tokoh patih, tokoh pendeta, Rangda, Barong, rarung, para raksasa, punakawan, kayu besar dan kecil, bondres dan lain sebagainya, dengan berbagai bentuk dan karakternya. Ukuran dan bentuk wayang dalam pertunjukan Wayang Calonarang lakon Kautus Rarung oleh dalang Ida Bagus Sudiksa, tidak jauh berbeda dengan ukuran wayang pada umumnya. Bahan yang digunakan sama, yaitu terbuat dari kulit sapi (belulang sampi), dengan tangkai kebanyakan memakai tanduk, tujuannya agar lebih enak di saat menarikannya.
Sarana Pertunjukan Wayang Calonarang Lakon Kautus Rarung Dalang Ida Bagus Sudiksa, selengkapnya
by admin | Sep 7, 2011 | Berita, pengumuman
Nomor : 1202/IT5.1/DT/2011 6 September 2011
Lampiran : 1 (satu) Gabung
Perihal : Undangan
Yth. : Seluruh Dosen FSRD
ISI Denpasar
Di Tempat
Dengan hormat, dengan ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada:
Hari/Tanggal : Jumat, 9 September 2011
Pukul : 09.00 Wita – selesai
Tempat : Gedung PUSDOK ISI Denpasar
Acara : Rapat Umum Dosen Tahun Ajaran 2011/2012
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn.
NIP. 196107061990031005
by admin | Sep 7, 2011 | Berita, pengumuman
PENGUMUMAN
Nomor: 1205/IT5.1/DT/2011
Diberitahukan kepada Mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang telah mendaftar Tugas Akhir (TA) Semester Ganjil 2011/2012 untuk menghadiri Workshop “Kerjasama Sumber Daya Manusia & Sosialisasi Kebutuhan Tenaga Kerja pada PT. PROPAN RAYA” yang akan dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Senin, 12 September 2011
Pukul : 09.00 Wita
Tempat : Gedung PUSDOK ISI Denpasar
Demikian kami sampaikan untuk dapat dilaksanakan. Terima kasih.
Denpasar, 7 September 2011
A.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005