by admin | Sep 15, 2011 | Berita
Rangkaian Bhakti Sosial dan Kemah Seni Mahasiswa Baru FSP ISI Denpasar Tahun akademik 2011-2012, berlangsung di Desa Adat Petang Kecamatan Petang, Kabupaten Badung mulai 11-13 September 2011 yang lalu . Agenda kegiatan tersebut bagian dari program yang dilakukan para mahasiswa yang sedang mengikuti masa orientasi, sebelum memasuki masa perkuliahan. Beragam kegiatan yang dijalankan meliputi kerja bhakti di areal Pura Puseh Desa Petang dan penghijauan di areal wantilan serba guna. Dalam kegiatan social tersebut, juga diisi dengan pementasan seni serta ceramah dari para seniman di Desa Petang . Kegiatan ini dihadiri oleh Bendesa Adat Petang, PR III I Made Subrata, M.Si , PD I, PD II dan PD III FSP, serta ketua jurusan di lingkungan FSP. Jumlah mahasiswa baru yang mengikuti dalam ajang ini sebanyak 105 orang. PR III yang juga membidangi kemahasiswaan I Made Subrata menyatakan tujuan kegiatan adalah menanamkan kesadaran kepada mahasiswa bahwa perguruan tinggi seni sebagai lembaga ilmiah pusat seni dan budaya. Dikatakan, dalam kegiatanya itu diharapkan mampu menumbuhkan kemandirian mahasiswa dalam organisasi baik di dalam kampus maupun diluar kampus. “ Kegiatan ini dilaksankan untuk menumbuhkan rasa peduli dan daya kritis mahasiswa dalam mencermati perkembangan zaman, dan meningkatkan rasa solidaritas diantara civitas akademika dan masyarakat,” terangnya. Secara keseluruhan, ISI Denpasar tahun ini menerima 292 mahasiswa baru. Mereka wajib mengikuti pengenalan kegiatan akademik dan kemahasiswaan. Kegiatan ini telah berlangsung selama satu minggu, dimulai sejak 5-9 September 2011 belum lama ini. Mahasiswa baru ISI Denpasar dalam kegiatannya mendapatkan materi tentang paradigma baru pendidikan tinggi, pola pengembangan kemahasiswaan, pendidikan karakter Bangsa, panduan studi dan system informasi akademik, system dan proses pembelajaran, kewirausahaan, program kreativitas mahasiswa,penulisan media kampus, latihan ketrampilan manajemen kemahasiswaan, , etika dan tata pergaulan kampus, gaya kepemimpinan.
by admin | Sep 15, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Lintang Arzia Nur Rachim, Siswa SMAN 1 Kuta Utara
Norma dalam sosiologi adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melaluilingkungan sosialnya. Sanksi yang diterapkan oleh norma ini membedakan norma denganproduk sosial lainnya seperti budaya dan adat. Ada/ tidaknya norma diperkirakanmempunyai dampak dan pengaruh atas bagaimana seseorang berperilaku.
Dalam kehidupannya, manusia sebagai mahluk sosial memiliki ketergantungan denganmanusia lainnya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok, baik kelompok komunalmaupun kelompok materiil.
Kebutuhan yang berbeda-beda, secara individu/kelompok menyebabkan benturankepentingan. Untuk menghindari hal ini maka kelompok masyarakat membuat normasebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan dalam bermasyarakat.
Yang membedakan nilai dan norma adalah nilai merupakan sesuatu yang baik, diinginkan, dicita-citakan dan dipentingkan oleh masyarakat . Sedangkan norma adalah kaidah atau pedoman, aturan berperilaku untuk mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut, atau boleh dikatakan nilai adalah pola yang diinginkan sedangkan norma adalah pedomana atau cara-cara untuk mencapai nilai tersebut.
Menurut kekuatan yang mengikatnya, norma dibedakan menjadi empat yaitu
- Cara (usage) ; cara ini menunjuk pada bentuk perbuatan . cara ini lebih tamapak menonjol dalam hubungan antar individudalam masyrakat. Pelanggaran atau penyimpangan terhadap usage tidak menimbulkan sanksi hukum yang berat tapi hanya sekedar celaan, cemohoon, sindiran, ejekan dsb.
- Kebiasaan (folkways) yaitu perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama dan merupakan bukti bahwa orang banyak menyukai perbuatan tersebut.
- Tata kelakuan (mors) yaitu kebiasaan yang diterima sebagai norma pengatur, atau pengawas secara sadar maupun tidak sadar oleh masyarakat terhadap anggota-anggotanya.
- adapt-istiadat (custum) yaitu tata kelakuan yang kekal serta kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Anggota masyarakat yang melanggaradat-istiadat akan mendapat sanksi keras yang terkadang secara tidak langsung diperlukan.
Fungsi norma social dalam masyarakat.
Fungsi norma social dalam masyarakat secara umum sebagai berikut :
- Norma merupakan factor perilaku dalam kelompok tertentu yang memungkinkan seseorang untuk menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan akan dinilai orang lain.
- Norma merupakan aturan , pedoman, atau petunjuak hidup dengan sanksi-sanksi untuk mendorong seseorang, kelompok , dan masyarakat mencapai dan mewujudkan nilai-nilai social.
- Norma-norma merupaakan aturan-aturan yang tumbuh dan dan hidup dalam masyarakat sebagai unsur pengikat dan pengendali manusia dalam hidup masyarakat.
3. Ciri-Ciri Nilai Sosial
Apa sajakah ciri-ciri nilai sosial itu? Sekarang kita akan mengidentifikasi beberapa ciri nilai sosial, di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Konstruksi masyarakat yang tercipta melalui interaksi sosial antarwarga masyarakat. Artinya nilai sosial merupakan sebuah bangunan kukuh yang berisi kumpulan aspek moral dan mentalitas yang baik yang tercipta dalam sebuah masyarakat melalui interaksi yang dikembangkan oleh anggota kelompok tersebut.
b. Ditransformasikan dan bukan dibawa dari lahir. Artinya tidak ada seorangpun yang sejak lahir telah dibekali oleh nilai sosial. Mereka akan mendapatkannya setelah berada di dunia dan memasuki kehidupan nyata. Hal ini karena nilai sosial diteruskan dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain melalui proses sosial, seperti kontak sosial, komunikasi, interaksi, sosialisasi, difusi, dan lain-lain.
c. Terbentuk melalui proses belajar. Nilai sosial diperoleh individu atau kelompok melalui proses pembelajaran secara bertahap, dimulai dari lingkungan keluarga. Proses ini disebut dengan sosialisasi, di mana seseorang akan mendapatkan gambaran tentang nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
d. Nilai memuaskan manusia dan dapat membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosialnya. Artinya dengan nilai manusia mampu menentukan tingkat kebutuhan dan tingkat pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Kesesuaian antara kemampuan dan tingkat kebutuhan ini akan mengakibatkan kepuasan bagi diri manusia.
e. Sistem nilai sosial bentuknya beragam dan berbeda antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Mengingat kebudayaan lahir dari perilaku kolektif yang dikembangkan dalam sebuah kelompok masyarakat, maka secara otomatis sistem nilai sosial yang terbentuk juga berbeda, sehingga terciptalah sistem nilai yang bervariasi.
f. Masing-masing nilai mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap setiap orang dalam masyarakat. Artinya tingkat penerimaan nilai antarmanusia dalam sebuah kelompok atau masyarakat tidak sama, sehingga menimbulkan pandangan yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya.
g. Nilai-nilai sosial memengaruhi perkembangan pribadi seseorang, baik positif maupun negatif. Adanya pengaruh yang berbeda akan membentuk kepribadian individu yang berbeda pula. Nilai yang baik akan membentuk pribadipribadi yang baik, begitupun yang sebaliknya. Contohnya orang yang hidup dalam lingkungan yang lebih mengutamakan kepentingan individu daripada kepentingan kelompok mempunyai kecenderungan membentuk pribadi masyarakat yang egois dan ingin menang sendiri.
h. Asumsi-asumsi dari bermacam-macam objek dalam masyarakat. Asumsi adalah pandangan-pandangan orang mengenai suatu hal yang bersifat sementara karena belum dapat diuji kebenarannya. Biasanya asumsi-asumsi ini bersifat umum serta melihat objek-objek faktual yang ada dalam masyarakat.
Norma selengkapnya
by admin | Sep 14, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman Ni Wayan Ekaliani, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar
Sesaji merupakan bentuk/sarana persembahan yang dihaturkan masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Desa Bangle tampak selalu menghaturkan sesaji terlebih dahulu jika akan mementaskan tari Legong Sambeh Bintang ini di pura. Sesaji yang dihaturkan tersebut antara lain : pejati dan perani.
Di bawah ini adalah banten pejati yang dihaturkan masyarakat ketika mementaskan tari Legong Sambeh Bintang.
Banten Pejati tersebut terdiri dari : peras, kelanan, daksina, penyeg-jeg, sayut nasi, bayuan, pesucian, teenan, segehan. Banten ini dihaturkan setelah para penari selesai menari, sebagai persembahan rasa syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena pementasan yang dilakukan telah berjalan lancar.
Selain menghaturkan pejati, masyarakat setempat juga menghaturkan banten perani, yaitu rangkaian sesaji yang disusun dari buah-buahan yang ditusuk-tusuk dalam batang pisang memiliki ukuran tinggi kira-kira 15 cm, beralaskan dulang (alas sesaji berkaki). Oleh masyarakat setempat, sesaji seperti ini disebut sebagai pajegan. Adapun bentuk pajegan tersebut adalah sebagaimana tampak dalam foto di bawah ini.
Setelah sesaji ini selesai dihaturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka para penari tari Legong Sambeh Bintang dipersilakan untuk memakan buah dan jajanan yang ada disesaji tersebut bersama-sama. Buah-buahan yang dimakan tersebut oleh masyarakat setempat dianggap sebagai berkah agar para penari tersebut selalu dilindungi oleh Tuhan.
Tempat Pementasan Tari Legong Sambeh Bintang
Dalam seni pertunjukan terdapat beberapa jenis stage, antara lain seperti stage arena, stage procenium, dan stage tapal kuda. Stage prosenium adalah sebuah tempat pementasan yang jarak antara penonton dan pertunjukan yang ditampilkan agak jauh serta penonton yang menikmati pertunjukan itu hanya dapat menonton pertunjukan itu dari satu arah saja. Contohnya seperti Panggung Natya Mandala ISI Denpasar. Sedangkan, stage tapal kuda adalah sebuah tempat pementasan yang bentuknya seperti tapal kuda. Jarak antara penonton dan pertunjukan yang ditampilkannya agak jauh sebagaimana stage prosenium serta penonton yang menikmati pertunjukan itu bisa menikmati pertunjukan dari tiga arah, yakni dari arah depan, samping kanan, dan samping kiri. Contohnya seperti Panggung Ardha Candra, Art Center. Stage arena adalah sebuah tempat menampilkan pertunjukan yang memper-gunakan area pentas berbentuk setengah lingkaran, jarak antara penonton dan penari sangat dekat, serta pertunjukan yang ditampilkan itu dapat dinikmati penontonnya dari tiga arah, yakni dari arah depan, samping kanan dan samping kiri.
Alam sakral dan alam profan masih berpengaruh pada seni pertunjukan daerah Bali. Orientasi arah kaja (utara) dan kelod (selatan), kepercayaan kepada adanya wilayah kekuasaan Dewa Siwa (siwaloka) dalam jagat raya, kepercayaan kepada wilayah lebih depan, lebih suci (luwanan), dan wilayah belakang, tidak suci (tebenan), serta sikap menghargai gunung dan laut sebagai bagian bumi yang dahsyat memberi landasan kuat untuk perkembangan seni pertunjukan sakral dan sekuler dalam masyarakat. Pementasan tari ditempatkan pada daerah aksis tertentu dari Tri Mandala, yaitu :
1. Pembagian ruang atas (utama) dipentaskan tari wali.
2. Pembagian ruang tingkat menengah (madya) dipentaskan tari bebali.
3. Pembagian ruang tingkat paling bawah (nista) dipentaskan tari sekuler. Dari pembagian tata-ruang tersebut di atas tampak jelas adanya perbedaan antara tari sakral dan tari sekuler, sebagaimana tari Sambeh Bintang yang diciptakan untuk persembahan serta dipentaskan masyarakat setempat di area utama Pura Desa.
Tempat pementasan tari Legong Sambeh Bintang ini adalah di halaman tengah (jaba tengah) Pura Desa. Sebagai sebuah tari sakral, tarian ini hanya dipentaskan di Pura Desa.
Sesaji Dan Tempat Pementasan Tari Legong Sambeh Bintang, selengkapnya
by admin | Sep 14, 2011 | Berita, pengumuman
PENGUMUMAN
Nomor: 1229/IT5.1/DT/2011
Diberitahukan kepada Mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang telah mendaftar Tugas Akhir (TA) Semester Ganjil 2011/2012 agar hadir pada:
Hari/Tanggal : Senin, 19 September 2011
Jam : 10.00 Wita
Tempat : Gedung PUSDOK ISI Denpasar
Pakaian : Atas Kemeja Putih Berdasi & Bawah Hitam
Demikian kami sampaikan untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Terima kasih.
Denpasar, 14 September 2011
A.n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005
by admin | Sep 14, 2011 | Berita, pengumuman
Kepada Yth.: 1. Seluruh Pejabat Struktural FSRD ISI Denpasar
2. Dosen Pembimbing TA
3. Senat Fakultas FSRD ISI Denpasar
Dengan hormat,
Dalam rangka Peresmian Tugas Akhir (TA) Semester Ganjil 2011/2012 FSRD ISI Denpasar, dengan ini kami mohon kehadiran Bapak/Ibu pada:
Hari/Tanggal : Senin, 19 September 2011
Pukul : 10.00 Wita – selesai
Tempat : Gedung PUSDOK ISI Denapasar
Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.
a.n. Dekan,
Pembantu Dekan I,
Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn
NIP. 196107061990031005