Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian

Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian

Kiriman: I Nyoman Suyadnya, Mahasiswa PS Seni Rupa Murni ISI Denpasar

Unsur fisik seperti garis, bentuk, ruang, warna dan tekstur yang disusun atau diatur secara tepat sesuai dengan ide dalam berkarya seni. Disamping tinjauan elemen juga diuraikan tentang prinsip-prinsip estetik seni lukis yaitu :

a) Komposisi

            Komposisi merupakan suatu cara untuk menyusun suatu bagian sampai keseluruhan didalam mendapatkan suatu wujud. (Poerwadarminta, 1976:17)

            Di dalam karya seni lukis, komposisi nonsimetris biasanya terlihat lebih menarik, karena tidak terkesan kaku, dan bersifat dinamis.

            Komposisi pada karya pencipta bersifat nonsimetris, yaitu pengaturan objek yang sedemikian rupa, untuk menghasilkan keseimbangan dan keharmonisan pada karya.

b) Proporsi

            Proporsi merupakan hubungan antara bagian dari satu desain dan hubungan antara bagian dengan keseluruhan. Wanra, tekstur, dan garis memainkan peranan penting dalam menentukan proporsi (Kartika, 2004:64). Proporsi hubungan ukuran antara bagian dan bagian, serta bagian dan kesatuan/keseluruhannya. Proporsi hubungan erat dengan balance (keseimbangan) , rhythm (irama), harmoni dan unity (kesatuan) (Susanto, 2002:92).

            Proporsi menurut pencipta adalah ukuran yang digunakan dalam penciptaan karya seni, baik dari bentuk, garis, warna, dan lain sebagainya, dengan menentukan suatu ukuran sebagai keluasan, ketinggian, atau kedalaman sehingga dapat memberi pertimbangan hubungan pada tiap-tiap dari wujud yang ditampilkan secara keseluruhan, yang tujuannya untuk menciptakan keseimbangan serta keharmonisan suatu karya.

c) Pusat Perhatian

            Pusat perhatian adalah titik perhatian dimana penonto atau penikmat mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni. Dalam hal ini seniman bisa memanfaatkan warna, bentuk, objek, gelap terang, maupun ide cerita/tema sebagai pusat perhatian (Susanto, 2002:89).

Dalam seni lukis, pusat perhatian merupakan titik dimana penonton atau penikmat mengutamakan perhatiannya pada suatu karya seni, dalam hal ini pusat perhatian dapat lebih mudah dilakukan dengan : Menggunakan kekuatan warna : Pengggunaan warna diperhatikan pada kekuatan antara objek dan latar belakang lukisan. Dengan ukuran ataupun bentuk : Penerapan ukuran bentuk juga diperhatikan dalam penerapan objek dan latar belakang lukisan. Melalui tempat : Melalui ketepatan penempatan segala unsur seni rupa pusat perhatian akan terbentuk lebih menonjol. Dengan menggunakan gelap dan terang : Gelap dan terang sangat berpengaruh dalam penciptaan pusat perhatian pada karya lukis, yaitu gelap terang pada objek dan latar belakang sebuah karya seni lukis. Membuat perbedaan atau pengecualian : Pengecualian dilakukan misalnya pada latar belakang sebuah karya seni, bila seandainya latar belakang memiliki kekuatan yang seimbang dengan objek utama, maka perbedaan perlu diciptakan dengan meniadakan atau pengecualian terhadap bentuk ataupun warna yang mengganggu objek atau pusat perhatian.

            Pusat perhatian dalam karya pencipta adalah suatu bagian dari karya seni yang menjadi focus, yaitu  penonjolan pada objek yang selalu dibuat berbeda dengan baground.

d) Keseimbangan

            Keseimbangan adalah suatu perasaan akan adanya kesejajaran, kesetabilan dari kekuatan suatu susunan dan terbaginya atas tiga jenis keseimbangan yaitu : keseimbangan mendatar, keseimbangan tegak lurus, dan keseimbangan informal atau asimetris. (Suryahadi, 1994:11)

            Keseimbangan disimpulkan sebagai suatu unsur dalam seni lukis yang memberikan kesan stabil dalam suatu susunan, baik yang bersifat formal maupun informal. Keseimbangan formal berfungsi memberikan kesan statis dalam suatu susunan, sedangkan keseimbangan informal berfungsi memberi kesan dinamis dalam suatu susunan.

e) Irama

            irama merupakan suatu pengulangan unsure-unsur pendukung karya seni. Pengulangan ini merupakan selisih antara dua wujud yang terletak antara ruang dan waktu, maka sifat paduannya bersifat satu matra yang dapat di ukur dengan interval ruang, serupa dengan interval waktu antara dua nada musik beruntun yang sama (Kartika,2004:57).

            Irama sangat penting penerapannya dalam seni rupa, karena pengamatan proses berkarya seni sangat membutuhkan waktu sehingga perlu pengetahuan irama dalam persoalan warna, komposisi, maupun garis.

            Berbicara mengenai nilai estetika tentunya terkait dengan nilai-nilai yang terkandung didalamnya, The Liang Gie dalam bukunya ( Garis-garis Besar Estetika) menyebutkan tiga dasar nilai yang terkandung di dalam unsur estetika itu, di antaranya :

a.  Kesatuan (unity)

            Ini berarti nilai estetis itu tersusun secara baik ataupun sempurna bentuk memiliki suatu kesatuan bentuk, antara bagian-bagian sampai keseluruhan (Liang Gie, 1976:48).

            Jadi kesatuan merupakan pennyusunan dari elemen-elemen seni rupa sehingga tiap-tiap bagian tidak terlepas dengan bagian lainnya.

            Dalam ciptaan ini kesatuan diciptakan dengan mengekspresikan warna dengan memadukan tehnik kerok, atau pallet dan tehnik dusel yang di susun sedemikian rupa sehingga mencapai keharmonisan.

b. kerumitan ( complexity )

            benda estetis atau karya seni yang bersangkutan tidak sederhana sekali, melainkan kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan ataupun mendukung perbedaan-perbedaan yang halus.

c. Kesungguhan (intensity)

            Suatu karya estetis yang mampu menunjukkan kualitas tertentu, dan bukan sesuatu yang terlihat sekedarnya. Suatu benda estetis yang baik mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol, dan bukan sekedar suatu yang kosong. Tak menjadi kualitas apa yang dikandungnya (misalnya suasana suram atau gembira, sifat lembut atau kasar) asalkan merupakan suatu yang intensif atau sungguh-sungguh (Liang Gie, 1976:48).

Pembentuk nilai estetika tersebut diatas, menjadi dasar perwujudan karya, sehingga diharapkan mampu memenuhi suatu keindahan yang tersusun secara baik atau sempurna bentuknya tidak sederhana sekali melainkan kaya akan isi serta mempunyai suatu kualitas tertentu yang menonjol dan bukan sekedar yang kosong. Semua itu dilakukan secara intensif atau sungguh-sungguh.

Prinsip-prinsip Penyusunan Seni Rupa Imajinasi Kematian selanjutnya

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini

Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, Dosen PS Seni Pedalangan ISI Denpasar.

Film memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai barang tontonan dan barang dagangan. Kesuksesan film sangat ditentukan oleh penontonnya, sehingga idealnya setiap produser bisa membaca keadaan penonton yang hendak disuguhi tontonan mereka. Selain itu kesuksesan film juga dintentukan oleh mutu film, yang dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu film dengan mengutamakan mutu dagang (commercial Quality) serta mutu seni (Artistic Quality). Kedua unsur tersebut bisa berjalan sejajar atau berlawanan. Contohnya film ‘Biola Tak Berdawai’ memiliki mutu yang bagus namun tidak terlalu laku, sementara film ‘Menculik Miyabi’ mutu filmnya tidak sebaik garapan ‘Biola Tak Berdawai’ namun sangat laku dipasaran. Adapula film yang menjalankan keduamutunya yaitu film ‘Ada Apa Dengan Cinta’ memiliki mutu seni yang baik, terbukti sound track film digarap sangat baik sehingga tidak hanya filmnya yang laris dipasaran tapi juga mutu seni dalam filmya digemari penonton. Euphoria film di Indoensia pasang surut. Pernah menghasilkan kuantitas yang beragam, serta mampu merefleksikan bagian wajah sosial hingga politik Indonesia. namun dari segi kualitas masih sedikit yang bisa diseleksi untuk kompetisi global. Pada aspek film komersial, sinema Indonesia masih belum memiliki keterampilan yang tinggi dan tidak konsisten dalam standarisasi.

Film merupakan dunia yang materialistis, karena uang memegang peranan utama dalam memproduksi film. Sebaik apapun penulis skenario, sutradara, dan tim pembuat film, tidak mungkin dapat melahirkan film tanpa dukungan uang. Majikan dari pembuatan film adalah produser. Dia bertanggung jawab atas modal yang dibutuhkan untuk membuat film. Sehingga bagi produser, film merupakan barang dagangan yang digunakan untuk mencari keuntungan. Banyak upaya yang dilakukan untuk memperoleh keuntungan, diantaranya menyelipkan produk iklan dalam beberapa adegan film. Film adalah salah satu media massa yang menjual dan mampu merayu massa. Dengan dalih ini maka banyak produsen film menjadikan media ini sebagai salah barang dagangan yang ampuh menjual produk.

Iklan yang berfungsi untuk mempublikasikan produk barang ataupun jasanya memerlukan media yang tergolong massa, diantaranya media cetak, elektronik (tv dan radio) serta film.  Iklan sering muncul dalam media cetak, tv dan radio, namun placement iklan dalam film memang jarang ditemui. Dari sekian banyak film yang direlease Hollywood, kemunculan iklan bisa dihitung dengan jari. Diantaranya film ‘God Must Be Crazy” yang secara tidak langsung memperomosikan Coca-Cola sebagai produk minuman penghilang dahaga. Dalam film tergambar bahwa seorang pilot yang menerbangkan pesawat di negeri yang sangat kering yaitu di Kalahari, Afrika. Ditengah suasana panas dan gerah, sang pilot menghabiskan minuman Coca-Cola dengan nikmatnya. Dari pesawat dia kemudian melempar botol minuman yang jelas berlabel ‘Coca-Cola’. Botol tersebut menjadi bagian dari cerita yang berdurasi 2 jam, dan selalu menampilkan label ‘Coca-Cola’ dengan jelas. Placement iklan dalam film memang tidak semudah menampatkan iklan dalam program acara di televisi, yang tinggal memotong programnya untuk memasukkan iklan dalam sajian program. Memasukkan iklan dalam film memerlukan kecerdasan sang sutradara, agar penempatan produk iklan tidak melepas benang merah dalam cerita film tersebut.

Jika dikaitkan di Indonesia, maka strategi ini adalah upaya untuk mempertahankan film Indonesia yang dijajah Hollywood. Salah satu film yang menjadi kajian penulis untuk placement iklan adalah film berjudul ‘Alahkah Lucunya Negeri Ini’. Penulis memilih film ini karena film ini tergolong film yang baik diantara film Indonesia yang menjadikan tema horror dan wanitanya sebagai komodifikasi. Film “Alangkah Lucunya (negeri ini)” yang disutradarai oleh Deddy Mizwar menggambarkan potret kehidupan masyarakat sehari-hari dan berisikan kritikan sosial pada negeri yang bernama Indonesia. Refleksi realita sosial ditampilkan dalam kehidupan para pencopet yang tidak memiliki pilihan selain mencopet untuk bertahan hidup. Datanglah seorang sarjana ekonomi bernama Muluk yang pengangguran untuk mengelola hasil dari mencopet. Muluk mengelola uang hasil copetan dengan menyicilkan sebuah sepeda motor, membayar guru untuk mengajar dan sisanya ditabungkan. Selain banyak konflik dan sindiran yang terungkap, film ini juga menggambarkan rasa kecintaan terhadap tanah air, tanpa memandang siapa pemimpinnya.

Dari pengamatan penulis, dalam film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’ terdapat banyak sisipan produk iklan yang tampil. Diantaranya Yamaha, Sosis So Nice, Hydro, Promag dan Bank Muamalat. Berikut analisis penulis mengenai pelecement iklan pada film ‘Alangkah Lucunya Negeri Ini’:

  1. Sosis So Nice

Sosis So Nice merupakan jenis produk makanan yang kemunculan iklannya paling pertama dalam film ini. Muncul pada menit ke 10.52, menggambarkan tentang anak dari Abah bernama Pipit yang sarjana tapi belum bekerja, hobinya mengikuti kuis di televisi. Dan kuis yang diikuti adalah program kuis So Nice, dengan mengumpulkan bungkus So Nice agar mendapatkan hadiah. Pada menit ke 33.09, 34.39 dan menit 46.51 Muluk, sang pemeran utama membeli oleh-oleh So Nice, sebagai hasil karja pertamanya yang diberikan kepada ayahnya dan calon mertuanya serta Pak Haji. Dalam adegannya, semua menunjukkan ekspresi menyukai oleh-oleh Muluk, sebagai penanda bahwa makanan So Nice itu enak.

  1. Yamaha

Iklan motor Yamaha menjadi bagian dari cerita dan kemunculannya paling banyak diantara produk iklan yang lain. “Motor Yamaha” disebutkan pertama kali pada menit ke 11.08, saat Pipit menyampaikan kepada Abahnya bahwa dia ikut kuis dan hadiahnya adalah “Motor Yamaha”. Selanjutnya di menit ke 16.17 kembali Pipit menonton kuis di tv dengan program kuis interaktif Yamaha. Pada menit ke 35.24 baru tampak produk motor Yamaha ditampilkan dalam film, karena Muluk membelikan motor Yamaha sebagai hasil tabungan dari para pencopet. Di menit ke 41.09 Muluk menunjukkan ke teman-temannya bahwa dia memiliki motor baru Yamaha, dan ekspresi temannya menyatakan bahwa motor yang dibelinya sangat bagus. Gambar motor Yamaha juga jelas ditampilkan pada menit ke 47.30 saat Muluk berkunjung ke rumah calon mertuanya. Terdapat kalimat yang sarat dengan promosi disampaikan oleh calon bapak mertuanya yang menyatakan bahwa “Harga laptopnya 15 juta, lebih mahal dari motor lu donk”. Dari kalimat itu menunjukkan bahwa motor Yamaha itu murah, yaitu kurang dari 15 juta.

Placement Iklan Pada Film Alangkah Lucunya Negeri Ini selengkapnya

Gong Gede Membahana Di FKI VII Surakarta

Gong Gede Membahana Di FKI VII Surakarta

Rombongan ISI Denpasar yang menghadiri Festival Kesenian Indonesia(FKI) ke VII (14-16/10) yang bertolak dari Denpasar pada Rabu, (12/10) tiba di ISI Surakarta Rabu, (13/10).FKI yang didukung oleh BKS-PTSI (Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Seni Indonesia) yang beranggotakan IKJ (Institut Kesenian Jakarta), ISI(Institut Seni Indonesia) Denpasar,ISI Surakarta, ISI Jogjakarta, ISI Padangpanjang, STSI Bandung,dan STKW Surabaya langsung mengadakan glady bersih pada sore hari.

FKI ke VII dimulai pada tanggal 14/10, dan diawali dengan Seminar Internasional Tentang Vocal bertempat di Gedung Teater Besar ISI Surakarta dimana Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A. menjadi salah satu pembicara, selain Edward Herbest dan pembicara luar negri lainnya. Selain itu, Seminar Internasional Tentang Film, Seminar Mahasiswa, juga digelar serentak pada pagi hingga sore hari.

Pada sore hari, digelar deville Delegasi FKI VII, dari semua anggota BKS-PTSI yang mengundang perhatian masyarakat Solo. Apresiasi masyarakat sangat tinggi terhadap kegiatan dua tahunan FKI ini. Jalan sepanjang kampus ISI Surakarta macet total, dan seluruh delegasi memberikan yang terbaik bagi masyarakat. ISI Denpasar tampil dengan gamelan Bleganjur dan mendapat apresiasi tinggi dari penonton. Acara deville yang digelar di seputar kampus di depan Gedung Teater Besar ini dipadati penonton.

Pada malam hari, acara pembukaan FKI VII digelar di Gedung Pendopo ISI Surakarta yang dihadiri oleh Dirjen Dikti, Ketua Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Seni, serta Rektor-Rektor Perguruan Tinggi Seni Indonesia, Rektor PT di Surakarta,serta undangan lainnya. Gong Gede ISI Denpasar tampil di dalam acara pembukaan tersebut, dan mendapat applaus tinggi dari masyarakat Solo.Rektor ISI Denpasar selaku ketua BKS-PTSI 2009-2011 menyampaikan laporan dihadapan Dirjen Dikti. “Terima kasih pada Tuhan, karena atas bimbingan Beliau acara hari pertama FKI VII dapat berlangsung lancar. Hal ini tidak terlepas dari kerja keras semua pihak ISI Denpasar dan juga seluruh anggota BKS-PTSI,”papar Prof Rai.

Wujud Karya Deformasi Bentuk Anjing Dalam  Berkarya Seni Lukis

Wujud Karya Deformasi Bentuk Anjing Dalam Berkarya Seni Lukis

Kiriman: I Ketut  Sudarbawa, Mahasiswa PS. Seni Rupa Murni ISI Denpasar

Pada proses perwujudan karya ini pencipta, menampilkan hasil dari pengungkapan ide atau gagasan yang menvisualkan “Deformasi Bentuk Anjing dalam berkarya seni lukis” dalam memvisualkan karya ini pencipta menekankan pada objek anjing yang dihubungkan dengan kehidupan. Diwujudkan melalui elemen-elemen seni lukis dan prinsip-prinsip estetika. Dimana dalam penggambaran objek karya ditampilkan dengan tekstur nyata dan efek dari hasil penumpukan warna. Namun dalam membuat bentuk anjing pencipta tidak membuat seperti aslinya tetapi sudah dirubah, atau dideformasi, dengan kebebasan emosi dalam membuat karya. Pada latar belakang dibuat permainan bidang dengan maksud membuat suatu kesan ruang. Secara umum dari karya pencipta dapat diuraikan menjadi dua aspek, yaitu aspek idioplastis yang menyangkut tentang gagasan atau ide konsep dan isi dari ide pengungkapan karya tersebut, maupun bobot dari karya seni lukis.

Aspek fisikoplastis menyangkut teknik dari penggarapan karya, maupun dari penerapan elemen-elemen visual seni rupa yang digunakan untuk mendukung ide atau gagasan dalam karya seni lukis. Jadi aspek fisiklopastis yang dimaksud lebih bersifat penampilan fisik dari karya seni lukis.

Aspek Ideoplastis

 Pengertian ideoplastis adalah ide atau gagasan pengalaman, emosi, fantasi. Faktor inilah yang bersifat, yang mendasari karya-karya seni lukis. Aspek ideoplastis yang terkandung pada karya seni lukis yang pencipta sajikan pada karya inilah yang nantinya dalam pengungkapannya bertitik tolak dari kerinduan pencipta akan keunikan tingkah laku maupun dari bentuk anjing, dari itulah menjadi motivator bagi pencipta untuk menvisualkan kedalam karya seni lukis.

Divisualkan melalui beberapa perwujudan seperti :

  1. Perwujudan karakter

Yang bertujuan memberikan ciri tertentu pada objek yang dilukiskan, yakni bagaimana cara menghadirkan tingkah laku anjing dalam karya seni lukis. Diharapkan nantinya bisa berguna bagi kelangsungan kehidupan anjing-anjing liar.

  1. Perwujudan Kesan

Perwujudan kesan bertujuan untuk mewujudkan suasana tertentu pada setiap karya yang dibuat. Melalui warna-warna yang digunakan, obyek yang dilukis dan teknik yang diterapkan pada proses berkarya mampu diterapkan secara maksimal juga warna-warna yang ditampilkan pada objek anjing, khususnya keunikan tingkah laku anjing, teknik yang digunakan ialah teknik campuran karena ingin mewujudkan kebebasan dari emosi pencipta.

Aspek Fisikopatis

Aspek fisikopatis  dalam seni lukis adalah meliputi hal-hal yang menyangkut masalah teknik, termasuk organisasi elemen-elemen visual seperti : garis, warna, bentuk, ruang dan tekstur dengan prinsip-prinsipnya. Dengan demikian faktor ini lebih bersifat fisik. Adapun aspek fisikoplastis yang dapat dilihat dalam karya pencipta yang tercipta dalam bentuk-bentuk dua dimensional, dengan menerapkan elemen atau unsur-unsur seni lukis seperti : bentuk, warna, garis, bidang, ruang, penerapan komposisi, keseimbangan, dengan pusat perhatian yang keseluruhan ini merupakan wujud dari fisik dari karya seni lukis.

Bentuk yang ditampilkan dalam karya ini, pencipta terlepas dari bentuk aslinya. Warna yang ditampilkan merupakan menggambarkan suasana yang ingin disampaikan. Dari uniknya tingkah laku anjing juga kehidupannya.

Penerapan garis adalah sebagai pembatas objek, baik objek utama maupun dengan latar belakang. Ruang pada karya pencipta ditampilkan menggunakan bidang dua dimensional. Merupakan hasil pengaturan antara bidang besar dan kecil, jauh dan dekat dengan mempergunakan sapuan kuas, juga teknik campuran. Pada karya pencipta teknik di dukung dengan tekstur nyata. Dalam mengkomposisikan objek maupun membuat proporsi, mengatur keseimbangan, maupun membuat pusat perhatian dan juga irama. Pencipta tidak terikat salah satu aturan atau fakem tertentu, sehingga dapat menghasilkan karya lukis yang sangat dinamis sesuai keinginan pencipta. Penerapan prinsip-prinsip estetik seperti kesatuan warna, melalui kesan antara bentuk, warna, komposisi bidang, ruang, garis pusat perhatian dan keseimbangan. Sehingga dapat mendukung keharmonisan karya yang berkualitas dan bermutu, yang dikerjakan semaksimal mungkin.

Wujud Karya Deformasi Bentuk Anjing Dalam  Berkarya Seni Lukis selengkapnya

Konsep Dasar DKV Sebagai Sarana Informasi Pencegahan HIV/Aids

Konsep Dasar DKV Sebagai Sarana Informasi Pencegahan HIV/Aids

Kiriman: I Putu Gede Mertanaya, Mahasiswa PS. DKV ISI Denpasar.

Konsep merupakan kerangka atau menterjemahkan ide kedalam bentuk karya. Tanpa konsep, sebuah karya tidak akan mempunyai arti. Konsep merupakan dasar atau landasan dalam membuat desain, yang mudah dikomunikasikan atau disebarluaskan sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak dengan memperhatikan konsep desain sehingga nantinya tidak bertolak belakang dari tujuan desain itu sendiri.

Agar desain yang nantinya akan ditampilkan memiliki kesan kreataif dan inofatif yang tentu saja tidak bertolak belakang dari criteria desain yang baik, dan tentunya mampu untuk menyampaikan pesan kepada khalayak sasaran sesuai tujuan maka dibutuhkan suatu konsep dasar desain. Jadi, konsep yang digunakan dalam mendesain media komunikasi visual ini adalah “simplicity” (kesederhanaan). Dalam arti kata simplicity diartikan yaitu penyampaian pesan yang tidak terlalu rumit, singkat, padat dan jelas. (Poerwadarminta, 2000:888). Konsep ini menampilkan gaya sederhana tetapi mampu menarik perhatian. Dalam tampilan visualnya hal yang lebih diutamakan adalah ilustrasi dari media-media yang didesain. Disini menggunakan ilustrasi sederhana yang mampu menyampaikan pesan tertentu yang tentu saja berkaitan dengan permasalahan yang diangkat. Ilustrasi menggunakan teknik gambar tangan manual yang diolah kembali menggunakan bantuan komputer.

Dalam penyajiannya, ilustrasi digunakan sebagai pusat perhatian dengan latar belakang sederhana yang mengunakan warna merah, kuning dan hitam. Beberapa ilustrasi menggunakan berbagai warna yang memberikan kesan solidaritas. Membentuk suatu komposisi yang baik dan tetap sederhana sesuai konsep, ruang-ruang kosong pada latar belakang akan diberikan effect warna yang tidak terlalu mencolok dan disertakan teks sebagai penjelas pesan.

Skema Pola Pikir

Konsep pola pikir yang dimaksud adalah langkah-langkah pemikiran dalam mendesain suatu media komunikasi visual antara komunikator dan komunikan guna memastikan pesan yang disampaikan tepat sesuai sasaran, adapun pola pikir dalam mendesain sebagai berikut;

Berdasarkan bagan diatas, dalam hal ini manusia sebagai mahluk yang mempunyai akal dan pikiran serta budi pekerti, secara ilmiah memiliki berbagai kebutuhan dan permasalahan dalam hidupnya, dan itu semua juga termasuk kebutuhan atau permasalahan untuk menjelaskan atau menginformasikan sesuatu kepada khalayak sebagai usaha untuk mempromosikan jasa / produk (yang dalam khasus yang diangkat penulis bertema sosial / layanan masyarakat). Berkaitan dengan penyampaian pesan ada tiga unsur yang berperan yaitu komunikator, desainer, dan komunikan, namun untuk menyampaikan pesan melalui media komunikasi visual tidak lain harus memiliki dasar aturan dan perundang-undangan dan batasan-batasan yang tepat, karena dasar dari aturan ini adalah norma-norma yang ada di dalam masyarakat, sedangkan batasan yang dimaksud adalah kriteria – kriteria suatu desain yang baik, agar desain tersebut bisa cepat bersosialisasi kepada masyarakat.

Disini komunikator harus benar – benar mengerti akan permasalahan manusia mengenai kurangnya informasi pencegahan HIV/AIDS, maka komunikator setidaknya harus memberikan informasi atau penjelasan secara rinci dan jelas terhadap seorang desainer  tentang keperluan informasi dan data-data yang lengkap, dimana nanti dari data dan informasi tersebut akan dijadikan acuan dalam mendesain suatu desain yang nantinya diwujudkan  kemudian  akan dilihat atau disimak oleh komunikan yang singkatnya media yang akan diwujudkan akan ditujukan langsung terhadap si penerima pesan (komunikan),  dan media yang akan dibuat oleh desainer untuk di tujukan kepada komunikan antara lain; poster, iklan surat kabar, stiker, brosur, flyer, stand banner, billboard, pin, T-shirt, dan katalog.

Skema Proses Desain

Proses terhadap suatu desain yang akan dibuat, diperlukan pula konsep pola desain. Dimana nanti dari skema pola Desain Media Komunikasi Visual Sebagai Sarana Informasi Pencegahan HIV/AIDS di Denpasar ini akan digunakan untuk mendukung pemecahan masalah secara lebih terperinci.

Untuk itu diperlukan pula data teori dan lapangan yang kemudian akan dilakukan suatu analisis berdasarkan metode pendekatan yang telah ditetapkan dan dipastikan untuk menghasilkan suatu sintesa. Setelah penulisan media dalam sintesa kemudian akan dilanjutkan dengan proses desain awal berupa gambar kasar atau sketsa yang untuk selanjutnya akan dipilih dan diwujudkan melalui proses cetak. Adapun skema proses desain adalah sebagai berikut :

Konsep Dasar DKV sebagai Sarana Informasi Pencegahan Hiv/Aids selengkapnya

Loading...