by admin | Nov 30, 2011 | Berita
Kunjungan civitas Fakultas Media Rekam ISI Jogjakarta dikuti oleh Dekan FMR ISI Jogjakarta dan beberapa staf dosen dan pegawai, kunjungan ini dilakukan pada hari jumat, 25 Nopember 2011 ke Fakultas seni Rupa dan Desasin ISI Denpasar dimaksudkan untuk memperat silaturahmi antar jurusan dan antar institusi untuk bertukar pikiran dan pengalaman dalam pengelolaan dan manajemen Jurusan yang ada dimasing-masing lembaga.

by admin | Nov 30, 2011 | Berita
SEMINAR DAN WORKSHOP KEMAHASISWAAN dimaksudkan untuk mengembangkan potensi diri mahasiswa sebagai pemimpin masa depan bangsa. Pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan diarahkan agar mahasiswa memiliki keseimbangan perkembangan kemampuan intelektual dan emosional yang dilandasi oleh kematangan spiritual. Dengan demikian diperoleh kader-kader pemimpin masa depan yang jujur, cerdas, tangguh dan peduli serta bertanggung jawab, mandiri, kreatif, inovatif, dan mampu menghadapi perubahan zaman dan tantangan global. 
Seminar dan Workshop mengambil Tema “ORGANISASI KEMAHASISWAAN SEBAGAI WAHANA DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA” Tema ini dipilih mengingatmahasiswa dalam berorganisasi maupun dalam kehidupan kesehariannya sering kehilangan pijakan atau arah yang disebabkan oelh melemahnya kemampuan mahasiswa dalam memahami dan memaknai nilai-nilai karakter bangsa yang disebabkan oleh Degradasi moral yang melanda seluruh bangsa indonesia saat ini.
Oleh karena itu lembaga perguruan tinggi berkewajiban memfasilitasi kegiatan-kegiatan mahasiswa sebagai wahana dan sarana pengembangan diri untuk menanamkan sikap ilmiah, pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama, serta menumbuhkan kejujuran, kecerdasan, ketangguhan dan kepedulian.
Seminar dan workshop yang diadakan pada hari Selasa 29 Nopember 2011 dikuti oleh 20 pengurus organisasi mahasiswa (Senat dan HMJ) FSRD ISI Denpasar dan seluruh mahasiswa semester I s.d V dari semua jurusan. Seminar dibuka Oleh Rektor ISI Denpasar yang diwakilkan kepada Pembantu Rektor III Drs. I Made Subrata, M.Si. Dan dalam pelaksnaannya seminar dan Workshop kali ini mengundang beberapa Pembicara sebagai narasumber Yakni :

Pembicara sesi pertama
1. Drs. I Made Subrata, M.Si
2. Drs. I Gusti Bagus Priatmaka, MM
3. Dra. Ni Made Rinu, M.Si
Pembicara Sesi kedua :
1. Drs. Olih Solihat Karso
2. Drs. I Made Bendy Yudha, M.Sn
3. Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si
dan di pandu Oleh 2 orang Moderator :
1. Drs. I Waya Kondra, M.Si
2. Drs. I Ketut Buda, M.Si
by admin | Nov 30, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman: Kadek Dwi Cipta Adi Kusuma, Mahasiswa PS. Seni Karawitan
I Ketut Jemet adalah salah satu tokoh seniman yang terkenal di Sigaran. Beliau lahir di Keluarga yang sederhana, dengan Ibu Ni Ketut Duruna dan Ayah I Gede Made Giyet. Beliau terlahir di Banjar Sigaran tahun 1918, dengan tiga saudara laki-lagi, beliau yang paling kecil. Beliau pun sangat berbahagia dengan keluarganya walaupun dalam kehidupan yang sangat sederhana.
Di umurnya yang sudah menginjak 10 tahun, beliau pun menuntut ilmu di SD Jegu. Walaupun dengan berjalan kaki dan mamakai pakaian dari kulit kayu, beliau tetap rajin dan tekun belajar demi masa depannya. I Ketut Jemet diajar oleh dua orang guru, yaitu Pak Nebek dan Pak Nerara, tetapi pada jaman itu sekolahnya terganggu karena waktu itu negara Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Setelah belajar di sekolah beliau dan temannya disuruh menanam pohon kapas dan pohon keliki. Saking ketakutannya beliau dan temannya mau melakukannya. Sesampainya beliau di rumah, tidak lupa terus setiap malam belajar nyuling dan menari yang diajari oleh Gurun Serik. Beliau pun belajar dengan tekun, karena beliau sangat senang seni.
Setelah I Ketut Jemet 2 tahun menuntut ilmu di SD Jegu, beliau berhenti sekolah karena semua sekolah diberhentikan oleh Jepang. Pada akhirnya diumurnya yang ke-12 tahun I Ketut Jemet bekerja di PU diajak oleh Jepang, yaitu membawa pisang dari Sigaran ke Peken Badung memakai gedebeg yang didorong dengan berjalan kaki. Beliau bekerja di Kediri tepatnya di Dodik yang diajak Jepang, dimana beliau disuruh membuat rumah dibawah tanah.
Walaupun setiap hari bekerja, I Ketut Jemet juga tidak lupa dengan bakat seninya, setiap malam beliau terus berlatih menari dan nyuling dengan gurunya. Hingga akhirnya beliau pun diajak gurunya meseka Arja, yaitu di Seka Arja Griya Sigaran pada tahun 1933, beliau mendapat peran Kartala karena beliau sudah pintar menari dan menyanyi. Waktu itu Arja Griya Sigaran sangatterkenal karena dihidupkan oleh Kartalanya yaitu I Ketut Jemet. Arja Griya Sigaran sangat digemari oleh penonton, arja itu kupah setiap hari walaupun hanya berjalan kaki yang menyusuri wilayah Tabanan. Tahun 1936 I Ketut Jemet ikut meseka di Seka Topeng Jegu, dimana beliau mendapat peran menjadi Jauk Keras. Topeng itu pun juga terkenal dengan I Ketut Jemet.
I Ketut Jemet mengakhiri masa remajanya tahun 1938 di umurnya yang ke-20 tahun beliau menikah dengan seorang gadis cantik dari Banjar Cepag yang bernama Ni Made Ngebet. Setelah pernikahannya berumur 1 tahun beliau cerai dengan istrinya, karena ada masalah keluarga. 2 tahun beliau membujang beliau pun kawin lagi. Nyentana ke Riang dengan istri Ni Made Ridet, belum ada 2 tahun beliau cerai dengan istrinya. Tahun 1943 beliau lagi kawin dengan gadis dari Sigaran yang bernama Ni Made Sendri. Akhirnya beliau dikaruniai 2 orang anak yang bernama I Wayan Sender dan I Made Ruta, beliau menghidupi keluarganya dengan bekerja menjadi tukang bangunan. Disamping itu beliau mendapatkan sedikit uang dari Griya dan Seka Tupeng Jegu, bertepatan dengan Angklung Sinar Jaya yang mulai berkembang tahun 1955 yaitu mencari gending kekebyaran yang dilatih oleh Pan Losin. Beliau pun ikut meseka Angklung beliau menjadi tukang sulinnya. Angklung Sinar Jaya pun terkenal karena ciri khas dan kepintaran para penabuhnya termasuk I Ketut Jemet. Dan Arja Griya dikembangkan oleh I Ketut jemet, yaitu menjadi Arja Calon Arang yang diiringi oleh Angklung. Arja Calon Arang itu terkenal karena beliau, sampai kupah ke Buleleng, dengan ciri khas Rangda matumbeg. I Ketut Jemet sangat senang karena bisa memajukan Arja Griya dan Angklung Sinar Jaya Sigaran. Akhirnya diumurnya yang ke-50 tahun I Ketut Jemet ditinggal istrinya untuk selamanya dengan 3 orang cucu, yaitu I Wayan Rutika, I Made Satria dan Ni Wayan Rutini. Beliau pun sangat sedih tetapi 1 tahun beliau mengakhiri kesedihannya. Beliau lagi menikah dengan I Wayan Kesel, anak cucunya sangat bahagia walaupun dengan ibu tirinya.
Sekitar tahun 2002 I Ketut Jemet mendirikan Sekehe Shanti yang diberinama Sekehe Shanti Lilacita Dharma Kanti, beliau sebagai tukang suling, selain sekehe itu beliau juga ngebon meseka ke Jegu karena kemahirannya sebagai tukang suling beliaupun banyak mempunyai sekehe. Termasuk beliau menjadi guru Nabe di Paguyuban yang didirikan tahun 2007 yaitu Peguyuban Cipta Dharma Sigaran. Dan sampai sekarang pun ikut maseka Angklung dan beberapa Sekehe lainnya, walaupun di umurnya sudah 93 tahun didarah beliau masih mengalir seni itu.
I Ketut Jemet, selengkapnya
by admin | Nov 29, 2011 | Berita, pengumuman
Unduh Pengumuman, Persyaratan dan calon penerima Beasiswa PPA dan BBM Mahasiswa Baru Tahun 2011 : Klik disini
PENGUMUMAN
Nomor : 3380/IT5.5.1/KM/2011
TENTANG
CALON PENERIMAAN BEASISWA PPA DAN BBM
MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2011
ISNTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
Diumumkan kepada calon penerima Beasiswa PPA dan BBM untuk Mahasiswa Baru semester I Tahun Akademik 2011 ISI Denpasar (nama-nama terlampir), agar segera mengisi form biodata dan melengkapi persyaratan berkas beasiswa (Persyaratan terlampir), dikumpul di bagian kemahasiswaan ISI Denpasar, Gedung Rektorat, lantai satu, paling lambat diterima sampai hari Selasa tanggal 6 Desember 2011.
Demikian disampaikan, untuk segera ditindaklanjuti.
Denpasar, 28 Nopember 2011
a.n. Rektor
Pembantu Rektor III
Ttd.
Drs. I Made Subrata, M.Si.
NIP. 195202111980031002
Tembusan :
1. Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar sebagai laporan
2. Dekan Fakultas Seni Pertunjukan untuk ditindaklanjuti ke masing-masing Jurusan
3. Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain untuk ditindaklanjuti di ke masing-masing Jurusan
by admin | Nov 28, 2011 | Artikel, Berita
Kiriman I Wayan Denny Saputra, Mahasiswa PS. Seni Karawitan ISi Denpasar.
Banjar Binoh kaja atau sering juga disebut Desa Legong Keraton yang terletak Desa Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara. Kegiatan upacara yadnya sering dilaksanakan di Banjar Binoh kaja ini. Untuk mendukung upacara yadnya tersebut biasanya difungsikanlah gamelan palegongan untuk mengiringi upacara yadnya. Gamelan palegongan ini digunakan untuk mengiringi upacara yadnya / piodalan yang ada di Binoh sebanyak 17 kali dalam 6 bulan yang pasti dilaksanakan dari dulu. Itu dikarenakan di Binoh terdapat 14 tempat suci/Pura dan persembahyangan secara rutin di Bale Banjar Binoh .Namun, sebelumnya Banjar Binoh Kaja ini belum memiliki gamelan palegongan yang ada hanya seperangkat gamelan gender wayang dan bebatelan yang difungsikan untuk mengiringi upacara yadnya yang ada di Binoh. Di Banjar Binoh Kaja juga terdapat kesenian gambuh dan gambang. Gamelan palegongan ada di Binoh diperkirakan sekitar tahun 1910-an. Gamelan palegongan berada di Binoh karna adanya faktor sejarah antara Puri Tain Siat dengan krama Binoh ,gamelan palegongan ini diperkirakan berasal dari pemecutan ,sebelum gamelan palegongan ini berada di Binoh , juga pernah berada di Padang Sumbu. Dan sampai sekarang kapan gamelan ini dibuat belum diketahui.
Setelah adanya gamelan palegongan di Banjar Binoh maka di buatlah sekaa palegongan Binoh dengan tujuan untuk upacara yadnya/piodalan. Anggota sekaanya diambil dari setiap keluarga Pura/tempat suci masing-masing sebanyak 2 orang perwakilan. Karena prinsip dasar adanya gamelan palegongan bersama sekaa ini bertujuan untuk upacara yadnya ,karena di Binoh terdapat banyak Pura yang setiap 6 bulan terdapat 17 kali piodalan .
Perkembangan awal gamelan palegongan Binoh berlangsung sekitar 1915 sampai 1925. Pelatih yang didatangkan ke Binoh untuk pertama kalinya adalah Ida Bagus Bode dari Kaliungu dan disusul I Wayan Lotering dari Kuta. Penari Legong Kraton Binoh generasi pertama yang muncul saat itu adalah Ni Mintar (Men Pintu) dan Ni Sempok (Men Mudji). Para penabuh generasi pertama antara lain terdiri atas penabuh kendang Ruging dan Pan Sebut. Gender gede/rambat Wayan Rengga dan Nyoman Tunas, gender barangan Runeng dan Regeg. Dalam pementasan gamelan palegongan dengan bernada 5. Selain mengiringi tarian Legong Kraton, gamelan tersebut juga mengiringi tarian Gambuh. Lagu-lagu disesuaikan dengan nada 5 atau laras pelog dengan perangkat gamelan terdiri dari atas 1 tungguh terompong sebagai pembawa melodi, 2 gender gede, 2 gender barangan, 2 jublag, 2 jegog, 4 gangsa jongkok, 4 gangsa gantung, kempur, kemong, kajar, klenong, cenceng, gentorag, rebab, seperangkat suling, serta sepasang kendang (lanang wadon) yang fungsinya memimpin dinamika lagu.
Sekitar tahun 1967 perangkat gamelan klasik (palegongan) yang kini permanen berada di Banjar Binoh Kaja nyaris lenyap/dileburkan menjadi gong kebyar dikarenakan dampak akibat pengaruh gong kebyar yang luar biasa. Namun berkat peran dan saran seniman muda ketika itu I Wayan Sinti, M.A. Gamelan palegongan tersebut tetap dipertahankan menjadi gamelan palegongan. Di samping menggarap penataan tabuh/tari legong kraton, sekaa di Binoh yang dinakhodai Djesna Winada juga mulai meningkatkan kiprahnya dengan menata lagu pengambuhan yang sudah ada. Gambelan palegongan ini merupakan warisan seni budaya leluhur yang hingga kini tetap dilestarikan dengan kukuh.
Gamelan Palegongan dan Legong keraton merupakan tarian yang paling popular dikalangan masyarakat Bali ,termasuk juga tarian Bali yang paling terkenal di Dunia Barat ,berbagai pakar musik klasik dan tari mengagumi kehalusan,keindahan,kelincahan gerak penari serta keindahan suara gamelan pengiringnya. Dimana pada tahun 1976 -1977 Dra.Gusti Agung Susilawati bersama dengan Ni Ketut Reneng(alm) dan Ni Ketut Arini Alit SST,terlibat dalam proyek penggalian tari legong yang di pusatkan di Banjar Binoh, dengan bantuan dana yang diberikan oleh Ricard Wallis dari kebangsaan Amerika. Sebagai peñata tabuh pada waktu itu adalah Guru Besar I Wayan Lotring,I Gusti Putu Made Geria(alm),I Wayan Beratha,I Wayan Sinti, M.A,dan sesepuh klasik banjar Binoh Kaja I wayan Djiwa,I Wayan Brata,Nyoman Suandi,Made Sumadi,dan Djesna Winada. Sekitar 10 jenis tarian legong klasik ,tabuh petegak ,dan pejongkok yang berhasil di gali dan di rekontruksi yaitu :
- Sekar Gendot
- Liar Samas
- Jagul palegongan
- Tambur
- Angklung
- Gambang
- Kebyang
- Kebyot
- Sadagora
- Kembang Jenar
- Candra Kanta
- Simbar
- Tabuh telu palegongan
- Tabuh-tabuh pegambuhan serta,
- Tabuh bebarongan
Nama Sekaa Palegongan Binoh ini sengaja tidak perlu merubah nama sekaa yang sudah ada karena nama ini merupakan warisan leluhur “ Binoh” yang berarti binawa sehingga banjar binoh adalah banjar yang kabinawa, dan nama Binoh ini juga sudah di kenal di mancanegara .Di Binoh juga mempunyai istilah gamelan yang bagus adalah gamelan yang sering dipukul/dimainkan.
Gamelan Palegongan di Banjar Binoh Kaja, Denpasar Utara