Pembelajaran Bagi Mahasiswa dari UWA

Pembelajaran Bagi Mahasiswa dari UWA

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior

Untuk kedua kalinya Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menerima pertukaran mahasiswa dari University of Western Australia (UWA) selama 3 minggu di Denpasar. Bertempat di Gedung Natya Mandala, hari Senin (25/6), delegasi yang dipimpin oleh Ass/Prof. Paul Trinidad diterima oleh PR IV ISI Denpasar, Bapak I Wayan Suweca, S.SKar., M.Hum yang dalam kesempatan ini mewakili Rektor ISI Denpasar yang sedang bertolak ke Thailand. Sejumlah 11 mahasiswa asing ini akan mengikuti kegiatan yang terbagi dalam dua tahap, yakni tahap pertama selama 2 minggu belajar di ISI Denpasar dan 3 hari belajar lukisan di Kamasan Klungkung, kemudian kembali lagi ke ISI Denpasar untuk menggelar pameran sebagai wujud dari hasil pembelajaran di Bali.

Program ini adalah yang kedua, pertama kali diadakan pada tahun 2011 dengan nama kegiatan International Studio for Arts and Culture FSRD-ALVA (ISACFA), ini merupakan program pertukaran sebagai wujud nyata dari penandatangan MoU antara ISI Denpasar dengan UWA. Acara pembukaan yang bertempat di gedung Natya Mandala berlangsung hingga siang hari dengan disuguhi tarian selamat datang, yakni tari selat segara dan tarian Satya Brasta. Dalam sambutannya, Bapak Suweca mengungkapkan bahwa kedatangan mahasiswa kali ini menunjukkan bahwa program ini sangat diinginkan di sana, saya harap kedepannya semoga program ini bisa berlangsung rutin. Selanjutnya Prof Paul dalam sambutannya mengucapkan terimakasih telah menerima kunjungan ini dengan baik, serta mengungkapkan bahwa program ISACFA mendapatkan respon positif di UWA.

Selama dua minggu belajar di ISI Denpasar, mahasiswa akan diberikan materi mengenai kebudayaan Bali, Photography, desain graphis, dan lukis. Selama mengikuti kegiatan perkuliahan ini, mahasiswa akan mengikuti pelajaran mulai dari pagi hingga sore hari, yang terbagi dalam aktivitas di dalam ruangan dan diluar ruangan. Selain itu dalam program ini, mahasiswa juga diajak untuk ke beberapa objek wisata budaya, seperti museum maupun tempat sakral seperti tirta empul. “Tujuan dari program ini adalah untuk memperkenalkan budaya Bali kepada mahasiswa, sehingga mereka bisa merasakan langsung kehidupan masyarakat Bali”, ungkap Prof.Paul.

Usai pembukaan program ini, mahasiswa diarahkan untuk mengelilingi kampus ISI Denpasar, sebagai bagian dari proses pengenalan lingkungan kampus. Mereka sangat menikmati proses orientasi ini, “kampus ISI Denpasar sejuk banyak pepohonan dan bangunan kampus ini sangat menarik dan klasik”, ungkap salah satu mahasiswa peserta program ini.

Kunjungan SEAMEO SPAFA

Kunjungan SEAMEO SPAFA

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tidak pernah sepi dari kunjungan yang bersifat nasional maupun internasional. Sekali lagi bertepatan pada hari Jumat (22/6), ISI Denpasar menerima kunjungan SEAMEO SPAFA yang terdiri dari guru-guru kesenian dan seniman  yang berasal dari Negara Thailand. Dalam kesempatan ini, delegasi diterima oleh Rektor ISI Denpasar beserta jajarannya di Gedung Green Room, delegasi dijamu dengan makanan tradisional khas Bali dan dalam kesempatan yang sama Rektor ISI Denpasar mempresentasikan mengenai profile kampus dan memperkenalkan jajarannya. Usai menjamu tamunya, Rektor ISI Denpasar mengarahkan delegasi menuju Gedung Wantilan yang letaknya tepat di depan Pura, untuk menyaksikan pertunjukan Gambuh, yang merupakan salah satu kesenian tradisional Bali yang baru saja direvitalisasi.

Gambuh merupakan gabungan alat musik tradisional Bali yang salah satu alat musiknya menggunakan suling gambuh yang bentuknya besar dan terbuat dari bamboo, dalam kesempatan ini, Rektor ISI Denpasar sempat memberikan penjelasan singkat kepada para delegasi mengenai fungsi alat musik ini. “Dalam meniupkan alat musik ini, anda harus berlatih menggunakan pernafasan yang panjang” ungkap Prof Rai dalam penjelasannya. Usai memberi penjelasan tersebut, salah satu delegasi maju kedepan, kemudian tanpa sungkan  mencoba menggunakan alat musik gambuh ini. Salah satu peserta mengatakan, bahwa di Thailand mereka juga memiliki alat musik serupa suling tapi tidak sebesar ini. Kemudian pagelaran gambuh dimeriahkan dengan adanya tari-tarian yang ditarikan oleh beberapa penari dan saling berkait antara penari satu dengan lainnya.

Tak terasa waktu beranjak sore, dimana usai menyaksikan tari-tarian, foto bersama, dan saling tukar-menukar souvenir, delegasi diajak mengelilingi kampus ISI Denpasar, diantaranya Gedung Latta Mahosadi yang menyimpan berbagai koleksi gamelan, kostum tari, dan beberapak tokoh wayang. Delegasi sangat takjub saat diajak mengelilingi gedung ini, beberapa diantaranya berfoto di sela-sela alat musik.

Ketua delegasi SEAMEO SPAFA Dr.Abhakornke, mengungkapkan bahwa delegasinya mengunjungi Indonesia terangkai dalam kegiatan selama lima hari, dimana sebelumnya mereka sempat mengunjungi Pesta Kesenian Bali (PKB) serta mengunjungi museum-museum yang tersebar di Denpasar dan Ubud, dan dihari sabtu (23/6) delegasi juga mengunjungi kampus ISI Denpasar dalam rangka kegiatan pelatihan Panji.

Pembukaan Pameran Pascasarjana

Pembukaan Pameran Pascasarjana

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.

Bertempat di Gedung Pameran Kriya Hasta Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Mahasiswa Pascasarjana jurusan Penciptaan Seni menggelar acara pameran yang mengangkat tema “Inovasi untuk Eksistensi”. Acara yang dibuka pada hari minggu (17/6) bertepatan dengan Banyu Pinaruh ini, dihadiri oleh Rektor ISI Denpasar, Ketua Prodi Penciptaan dan Pengkajian Seni Pascasarjana ISI Denpasar, dosen, mahasiswa, dan pegawai di lingkungan ISI Denpasar, serta beberapa seniman yang memang diundang langsung oleh panitia. Acara yang berlangsung di tengah-tengah kesibukan Pesta Kesenian Bali (PKB) ini cukup mengundang perhatian masyarakat umum untuk datang ke acara tersebut. Acara yang sedianya mulai dibuka pada pukul 18.30, mundur beberapa menit dikarenakan beberapa undangan terjebak macet diseputaran wilayah art center yang letaknya bersebelahan dengan kampus ISI Denpasar.

Walaupun dimulai mundur beberapa menit dari waktu yang ditentukan, tidak mengurangi antusiasme undangan maupun masyarakat umum yang ingin melihat hasil karya mahasiswa ISI Denpasar. Acara diawali oleh sambutan KaProdi Penciptaan dan Pengkajian Seni, Drs. I Ketut Murdana, M.Sn, beliau mengungkapkan bahwa Pameran merupakan suatu aktifitas yang sangat penting artinya dalam proses studi, karena memiliki peran yang amat luas. “Apabila peran ini dimaknai sebagai pembuka jejaring apresiasi, maka ruang akan terbuka semakin lebar tempat pergulatan kreatif dan berkompetisi menentukan kualitasnya”, ungkap Murdana. Usai sambutan dari KaProdi, acara dilanjutkan dengan persembahan mahasiswa S2 berupa gerak dan tari yang berjudul Kelahiran Pascasarjana.

Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan oleh Rektor ISI Denpasar yang sekaligus membuka pameran, beliau mengingatkan kepada para mahasiswa pascasarjana agar mampu menjelaskan konsep maupun makna dibalik hasil karyanya, sehingga penikmat karya seni mampu memahami apa yang ada dibalik dari karya seni itu. “Pelaksanaan acara sehari setelah perayaan Saraswati merupakan pilihan yang tepat, Saraswati diperingati sebagai lahirnya ilmu pengetahuan, dan hari ini pelaksanaan pameran diwarnai dengan gerak dan tari sebagai kelahiran pascasarjana”, tambah Prof.Rai.

Pameran dibuka dengan pemotongan bunga di depan pintu masuk pameran, adapun Rektor ISI Denpasar mengundang beberapa pejabat dan seniman untuk bersama-sama melakukan pemotongan bunga sebgai tanda dibukanya pameran pascasarjana ISI Denpasar. Usai dibuka, selanjutnya undangan dan masyarakat umum segera diperbolehkan untuk menikmati pameran yang akan berlangsung hingga 24 juni 2012.

 

Kunjungan Edith Cowen University

Kunjungan Edith Cowen University

Kiriman Nyoman Dewi Pebriyani, Staf Dosen PS. Desain Interior.

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menerima kunjungan dari perwakilan Edith Cowen University (ECU), yakni Associate Prof. Helen Vita Bonavita, PhD yang menjabat sebagai Dean International. Beliau mengunjungi kampus ISI Denpasar dalam rangka pendekatan kerjasama bersama ISI Denpasar. Diterima oleh Rektor ISI Denpasar di Gedung Rektorat pada hari Senin (18/6), Helen menyatakan ketertarikannya terhadap kampus ISI Denpasar. Beliau memperkenalkan profile kampus Edith Cowen yang bertempat di Perth dan menjelaskan program-program yang ada, dan dalam kesempatan yang sama, Prof. Rai juga mempresentasikan profile kampus ISI Denpasar, dimulai dari sejarah hingga perkembangan ISI Denpasar saat ini. Dan diluar dugaan ternyata banyak jurusan dan program yang ditawarkan oleh ECU juga ditawarkan oleh ISI Denpasar, hal ini semakin menambah keinginan kedua Institusi untuk lebih mengembangkan hubungan ini dalam sebuah kesepakatan.

“Ternyata kampus kita memiliki jenis program yang hampir sama, hal ini tentu saja akan mempermudah kerjasama ke depannya” ungkap Prof Rai. Bagaikan gayung bersambut, Helen mengungkapkan kegembiraannya menemukan kampus yang memiliki visi dan misi yang sama, “dalam waktu dekat pihak kami akan mengajukan Articulation Agreement, kemudian disusul dengan Memorandum of Understanding (MoU)”ungkap Hellen. Rencana kunjungan delegasi ISI Denpasar ke Perth pada November tahun ini pun telah dipilih dan ditetapkan oleh kedua belah pihak sebagai waktu yang tepat untuk penandatanganan MoU di Perth.

Kesempatan mengunjungi kampus ISI Denpasar, tak hanya dihabiskan dengan duduk didalam gedung, Prof.Rai mengajak Helen dan jajarannya untuk mengunjungi dan mengelilingi kampus ISI Denpasar. Tujuan pertama adalah mengunjungi ruang-ruang kelas dan wantilan yang dijadikan tempat mahasiswa latihan tari, kemudian melihat pameran hasil karya mahasiswa pascasarajana ISI Denpasar di Gedung Kriya Hasta Mandala, yang sehari sebelumnya baru saja dibuka. Helen menyempatkan diri berdiskusi dengan mahasiswa dan bertanya-tanya mengenai karya seni yang dipamerkan baik dari segi konsep maupun proses pengerjaannya.

Tempat terakhir yang dikunjungi sebelum meninggalkan kampus ISI Denpasar, adalah museum Gamelan di Gedung Latta Mahosadi yang menyimpan berbagai koleksi gamelan, wayang, dan konstum tari. Kemudian rombongan turun dan berpamitan,“Sampai jumpa di Perth”, ungkap Helen kepada Prof.Rai.

PENGUMUMAN YUDISIUM

DIUMUMKAN KEPADA SELURUH MAHASISWA FSRD YANG TELAH DINYATAKAN LULUS UJIAN TUGAS AKHIR (TA) SEMESTER GENAP 2011/2012. BAHWA YUDISIUM AKAN DILAKSANAKAN PADA :

          Hari/tanggal             : Selasa,26 Juni 2012

          Pukul                             : 08.30 wita

          Tempat                       : Gedung Pusdok

          Pakaian                      : Hitam+Putih+Jas Almameter

         DEMIKIAN KAMI SAMPAIKAN ATAS PERHATIANNYA

TERIMA KASIH.   

                                                         

                                                                                                Ka.Sub.Bag.Akademik dan Kemahasiswaan

 

   ( I KETUT SUWITRA,S.E)

                                                                                                                NIP.197904272001121003

                                                                                                                                                                                                                   

 

Loading...