by admin | Dec 17, 2012 | Berita
Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen PS Pedalangan).
Denpasar- Guna mengembangkan bidang keilmuan, Program Pascasarjana ISI Denpasar secara rutin menggelar seminar akademik. Seminar yang dibuka Pembantu Rektor II ISI Denpasar, Dr. I Gde Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum. mewakili Rektor ISI Denpasar berlangsung pada Rabu 12 Desember 2012, bertempat di gedung Natya Mandala ISI Denpasar. Dalam sambutannya Dr. I Gede Arya menyampaikan bahwa seminar adalah program unggulan bagi Pascasarjana ISI Denpasar. Seminar menjadi keharusan bagi mahasiswa karena dalam seminar akan terjadi pembicaraan bersifat kognitif yang mengandung dua manfaat, yaitu pemecahan masalah dan pengembangan bidang ilmu. Dengan kedua manfaat penting tersebut, maka kegiatan seminar sangat penting membuka cakrawala mahasiswa. Dr. I Gede Arya juga memberikan pencerahan kepada mahasiswa bahwa ketika era modern tidak mampu lagi memberikan kesejahteraan, maka kita kembali pada tradisi yang memiliki keunggulan. Tradisi mampu melahirkan kreativitas yang tanpa batas. sehingga paradigma baru muncul bahwa tradisi melahirkan kearifan likal dan kreativitas. Sekapur sirih dari I Gede Arya membuka seminar yang mengangkat tema “Mengembangkan Keunggulan Lokal Melalui Penciptaan dan Pengkajian Seni”. “Pascasarjana ISI Denpasar harus memiliki identitas, sehingga kegiatan seminar ini perlu terud dikembangkan secara terbuka, yang mampu melahirkan program-program secara kreatif” ujar Dr. Arya.

Dr. I Gede Arya Sugiartha, S.SKar., M.Hum sedang memberi sambutan sekaligus membuka acara seminar
Sementara Ketua Program Studi Penciptaan dan Pengkajian Seni (S2) ISI Denpasar, I Ketut Sariada, S.ST.,M.Si., menyampaikan dalam sabutannya bahwa seminar dirancang sebagai pertemuan akademik dan pertukaran ilmu pengetahuan secara berkelanjutan dan diselenggarakan setiap tahun dalam rangka membahas berbagai isu-isu seni yang sedang berkembang pada saat ini. Tujuan seminar adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan adapat dipercaya dalam rangka penciptaan dan pengkajian seni, untuk menginventarisasi berbagai informasi yang terkait dengan penciptaan dan pengkajian seni serta menghimpun isu-isu strategis tentang penciptaan dan pengkajian seni untuk menambah wawasan yang lebih luas dalam bidang seni.
Seminar diikuti puluhan mahasiswa Pascasarjana ISI Denpasar. Dalam seminar menghadirkan tiga pembicara yaitu I Wayan Sinti, M.A, I Dewa Nyoman Batuan serta I Kadek Jengo Pramarta, dengan moderator Dr. I Gst. Ngr. Ardana, M.Erg.
by admin | Dec 17, 2012 | Berita

Foto bersama usai acara pembukaan
Kiriman: Nyoman Lia Susanthi, S.S., M.A. (Dosen Pedalangan ISI Denpasar)
Karangasem- Dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melaksanakan kegiatan rekonstruksi prasi (komik tradisional) di Kecamatan Sidemen dan rekonstruksi dramatari Gambuh di Banjar Gede, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Karangasem. Acara pembukaan dilaksanakan pada 6 Desember 2012, bertempat di Aula kantor Camat Sidemen Karangasem.
Menurut Ketua LP2M ISI Denpasar yang sekaligus sebagai Ketua panitia, Drs. I Gusti Ngurah Seramasara, M.Hum, rekonstruksi merupakan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat untuk mendorong dan membangkitkan kembali identitas budaya adi luhung yang hampir punah. Side effect rekonstruksi ini adalah mampu melestarikan, mengembangkannya kearah budaya kreatif untuk mendukung pengembangan industri kreatif. “Sangat optimis melalui rekonstruksi mampu melahirkan industri kreatif yang nantinya membantu perekonomian Indonesia dan menyerap tegana kerja, karena industri kreatif mampu menangkal terpuruknya industri global dan mengangkat produk dalam negeri” ujar I Gst. Ngurah Seramasara. Untuk itu LP2M ISI Denpasar memiliki potensi besar untuk meneliti dan mengabdi pada masyarakat guna mengemas seni budaya (local genius) secara kreatif.
Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S., M.A., dalam kesempatan tersebut sangat mendukung pengabdian yang telah dilakukan. Hal ini penting karena pembentukan karakter bangsa harus bermuara pada nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki suatu bangsa, misalnya melalui seni. Hal itu dikarenakan seni tak pernah lepas dari proses perjalanan sebuah bangsa. “Merekonstruksi seni dan budaya lokal adalah implementasi visi ISI Denpasar sebagai kampus seni yang berbasis keunggulan lokal, sehingga dalam mengembangkan diri harus tetap menekankan pada local genius, untuk mewujudkan industri krteatif yang berbasis seni budaya” uangkap Prof. Rai.

Para peneliti dari ISI Denpasar dan masyarakat setempat berbaur berbagi informasi.
Sementara Camat Sidemen yang dalam hal tersebut diwakili oleh Kasi Pemerintahan, I Komang Dunia, S.H., tidak dapat menyembunyikan rasa senang dan bangga karena ISI Denpasar dapat secara tepat membaca apa yang menjadi kebutuhan di Desa Sidemen. Komang Dunia menyampaikan bahwa kerajinan prasi (komik beraksara, berbahasa dan bergambar khas Bali) merupakan warisan adiluhung yang sering digunakan sebagai sarana upacara dan benda kesusastraan yang kini menjadi cindramata. Namun sayang pengrajin prasi sangat minim, sehingga kehadiran ISI Denpasar untuk membangkitkan kerajinan ini bagaikan gayung bersambut. “Tiada hal yang kami sampaikan selain terimakasih, dan kami berharap dengan pelatihan ini semakin banyak minat generasi muda untuk menekuni seni prasi ini, sehingga kerajinan prasi ini dapat lestari dan memberi manfaat bagi kehidupan masyarakat Sidemen” ungkap I Komang Dunia.
Pengabdian ISI Denpasar mendapat respon positif dari kalangan masyarakat setempat. Mereka tampak sangat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara. Usai acara pembukaan mereka berbaur penuh keakraban dengan para peneliti dari ISI Denpasar.
by admin | Dec 14, 2012 | Berita
Kiriman: Nyoman Dewi Pebriyani, S.T., M.A. (Dosen PS Desain Interior).
Denpasar- Bertempat di Ruang Kuliah Desain Fashion, pada hari Kamis (6/12), Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S, MA, menyempatkan diri untuk memberikan kuliah umum kepada mahasiswa Program Studi (PS) Desain Fashion. Dalam kesempatan yang sama beliau juga menjelaskan mengenai sejarah berdirinya Program Studi Desain Fashion yang pada saat pemberian mandat juga berbarengan dengan Program Studi Pendidikan Seni drama, tari, dan musik (Sendratasik), dan Program Studi Film dan Televisi.
“PS Desain Fashion ini baru saja lahir sudah dilirik” ungkap Prof Rai. Hal ini bukan tanpa alasan, sebab belum lama ini ISI Denpasar telah menandatangani MoU dengan Edith Cowan University (ECU) Perth dan pada saat yang bersamaan Program Studi Desain Fashion mengadakan pameran di ECU. Pihak ECU sangat tertarik bekerjasama dengan PS Desain Fashion untuk mengadakan pameran selama satu bulan, seminar, workshop, pertukaran dosen, hingga pertukaran mahasiswa. “Kami telah membuka peluang seluas-luasnya, sekarang tinggal anda sebagai mahasiswa memanfaatkan peluang ini dengan meningkatkan kualitas diri”, tambah Prof Rai.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Program Studi Desain Fashion, Tjok Istri Ratna Cora S, S.Sn.,M.Si, “Atas nama PS Desain Fashion, kami mengucapkan terimakasih atas segala perhatian dan dukungan yang telah diberikan, kami berharap bisa menjadi jembatan budaya khususnya Budaya Bali melalui Desain Fashion”, ungkapnya. Beliau juga menambahkan bahwa kiprah PS Desain Fashion ini baru saja dimulai dan tantangan kedepannya juga semakin berat, sehingga diharapkan mahasiswa sebagai generasi penerus serta tim dosen dapat bekerja sama untuk menjadi tim yang solid.
Kegiatan kuliah umum ini juga turut dihadiri oleh Pembantu Dekan II Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Drs. I Made Bendi, M.Si, yang mewakili Dekan FSRD, Dra. Ni Made Rinu, M.Si, serta PD III FSRD, Drs. D.A. Tirta Ray, M.Si. Ditemui dalam kesempatan yang sama, Drs. I Made Bendi, M.Si mengungkapkan semoga kedepannya PS Desain Fashion mampu melengkapi Program Studi lain yang telah berdiri terlebih dahulu di FSRD, sehingga keragaman yang ada di fakultas ini menjadi sebuah daya tarik yang memikat.
Mahasiswa Desain Fashion sangat antusias dalam mengikuti kuliah umum ini, hal ini terlihat dari keseriusan sikap mereka dalam mendengarkan dan memberikan pertanyaan saat diberikan waktu untuk bertanya. “Siapa diantara kalian semua yang mau ikut pertukaran pelajar?” tanya Prof Rai. Serentak hampir seluruh mahasiswa mengacungkan tangannya. “Wah luar biasa semangat anda semua, semoga dalam waktu dekat segera terlaksana, tapi jangan lupa untuk selalu meningkatkan kualitas diri berbasis kearifan lokal (local genius) dan keunggulan lokal (indigenous) Bali yang nantinya akan membawa nama baik kampus”, tutup Prof Rai dalam kuliah umumnya.