FSRD ISI Denpasar Yudisium 48 Mahasiswa

FSRD ISI Denpasar Yudisium 48 Mahasiswa

IMG_9983Kiriman: Nyoman Dewi Pebriyani, S.T., M.A. (Dosen PS Desain Interior). 
Denpasar- Bertempat di Gedung Natya Mandala Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, pada hari kamis (28/2), digelar acara Yudisium Mahasiswa Fakultas Seni Rupa Dan Desain ISI Denpasar semester ganjil 2012/2013. Acara yang dihadiri oleh Pembantu Rektor I ISI Denpasar, Dekan, pejabat struktural, senat fakultas, dosen serta pegawai di lingkungan ISI Denpasar, dimulai dari pagi hari dengan agenda utama pembacaan berita acara yudisium ujian sarjana seni.
Kehadiran mahasiswa peserta yudisium lengkap dengan pakaian putih berdasi hitam serta menggenakan jas almamater menunjukkan kesiapan mereka untuk diyudisium pada hari itu. Peserta Yudisium terdiri dari 6 mahasiswa Jurusan Seni Rupa Murni lukis, 1 mahasiswa dari Jurusan Kriya Seni, 6 mahasiswa Program Studi Desain interior, dan 31 mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi Visual, dan 4 mahasiswa Program Studi Fotografi. “Total mahasiswa peserta yudisium kali ini sebanyak 48 orang”, lapor Ketua Panitia, Drs. Olih Solihat Karso, M.Sn.
Penandatangan masing-masing berita acara dilaksanakan dihadapan Dekan serta Pembantu Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Acara kemudian dilanjutkan dengan pengumuman 5 mahasiswa peraih nilai Tugas Akhir terbaik dan 5 mahasiswa peraih nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) terbaik. Masing-masing mahasiswa peraih prestasi tersebut diundang maju keatas panggung untuk menerima penghargaan yang diberikan oleh Dekan FSRD serta Pembantu Rektor I ISI Denpasar.
IMG_9974Perolehan IPK tertinggi diraih oleh I Komang Satwika Swakarma dengan IPK 3.7, kemudian di posisi kedua diraih oleh Wayan Nadendra, terbaik ketiga diraih oleh Kadek Karina Karunia, terbaik keempat diraih oleh Ariyo Agung W, serta terbaik kelima diraih oleh Ni Kadek Sri Wahyuni.
Hasil jerih payah yang telah mereka lakukan selama menimba ilmu di ISI Denpasar terbayar sudah dengan menerima penghargaan maupun berita acara yudisium. Dalam kesempatan ini perwakilan mahasiswa peserta yudisium melaju ke podium untuk memberikan pesan dan kesan, “kami mengucapkan terimakasih atas fasilitas yang telah diberikan kampus ISI Denpasar kepada kami sehingga mampu menunjang kegiatan belajar mengajar serta mengajarkan banyak ilmu pengetahuan maupun pengalaman yang tak ternilai harganya” ucap I Komang Swakarma Satwika yang juga peraih nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi.
IMG_9996Selanjutnya dalam sambutannya, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain mengucapkan selamat kepada mahasiswa yang telah diyudisium, “semoga setelah melalui tahapan yudisium dan wisuda nantinya, mahasiswa akan menjadi alumnus yang tetap mengharumkan nama kampus ISI Denpasar serta menjadi professional yang memiliki karakter original dalam karya-karyanya” ungkap Dra. Ni Made Rinu, M.Si. Harapan tidak hanya dilontarkan oleh dekan FSRD namun juga seluruh dosen dan pegawai di lingkungan ISI Denpasar, yang dalam kesempatan ini diwujudkan dengan foto bersama dan bersalam-salaman diakhir acara.

Portal Akademik ISI Denpasar

PENGUMUMAN

Diberitahukan bahwa mulai tgl 5 Maret 2013 Portal Akademik (SIA) ISI Denpasar untuk sementara tidak dapat diakses karena dalam perbaikan selama ± 3 hari.

Demikian disampaikan untuk malklum.

Teknologi Informasi Sebagai Kreatifitas Dalam Karya Seni Lukis

Teknologi Informasi Sebagai Kreatifitas Dalam Karya Seni Lukis

Kiriman : Sang Made Budiasa ( Mahasiswa Program Pascasarjana ISI Denpasar)

logo ISI DpsPendahuluan.                                                         

Sejak akhir dasawarsa 90-an, di Indonesia muncul bentuk kesenian (seni rupa) yang menggunakan media dan material non-konvensional sebagai medium berkaryanya. Kesenian tersebut semakin berkembang, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini menjadi sentra perkembangan seni rupa di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Bali.

Bentuk kesenian ini kemudian dikenal dengan istilah “seni media baru” (new media art). Penggunaan istilah “media baru” terutama menunjuk kepada medium yang digunakan oleh para perupanya yang sangat berbeda dengan medium (konvensional) berkarya seni rupa pada periode sebelumnya yang lebih dulu dikenal seperti: penggunaan kain kanvas dan cat pada lukisan. Salah satu karakteristik bentuk kesenian “baru” ini adalah penggunaan teknologi serta media komunikasi dan informasi sebagai alat, medium dan sumber gagasan penciptaan berkarya seni.

Beberapa varian dari kesenian yang tergolong dalam media baru tersebut diantaranya: seni internet (web art), video performance, seni video (video art), cellular art, dan lain sebagainya. Para perupa yang menggeluti jenis kesenian tersebut umumnya mahasiswa dan alumni perguruan tinggi seni rupa atau setidaknya pernah mengenyam pendidikan di sekolah tinggi seni rupa.

Di dunia internasional bentuk kesenian dengan karakter pengunaan teknologi serta media komunikasi dan informasi ini telah diakui sebagai bagian dari perkembangan (disiplin ilmu) seni rupa. Jurusan atau program studi yang mengkhususkan pada bentuk kesenian ini telah didirikan di beberapa negara dan umumnya dengan menggunakan label multi-media art. Beberapa event internasional telah diselenggarakan dan diikuti juga oleh para perupa dari Indonesia. Keikutsertaan para perupa Indonesia ini bukan hanya sebagai pertisipan, tetapi telah mendapat pengakuan secara internasional.

Sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia seni rupa, fenomena jenis kesenian yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi sebagai basis kreatifnya perlu mendapat perhatian, bukan saja dikalangan seniman, tetapi juga di kalangan pendidikan, khususnya pendidikan seni rupa. Demikian pula jika melihat perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang tumbuh dengan pesat dipergunakan untuk mempercepat perkembangan berbagai bidang (disiplin) ilmu, maka tidak berlebihan apabila para pengembang kurikulum pendidikan seni rupa mencoba memasukan jenis kesenian ini dalam kurikulum pendidikannya. Seperti yang diterapakan pada program Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar.

Walaupun dengan mudah para pengembang kurikulum pendidikan seni di Indonesia dapat mengadopsi struktur kurikulum dari berbagai negara yang telah lebih dulu membuka Jurusan atau program studi ini, tetapi mengingat konteks budaya yang berbeda antara satu negara dengan negara lainya, beberapa hal yang berkaitan dengan aspek historikal, ideologi, karakteristik bentuk, estetika, medium serta pola belajar yang digunakan oleh para perupanya, harus diketahui dan dipahami dengan baik oleh para pengembang kurikulum pendidikan seni rupa. Pemahaman secara holistik membantu para pengembang kurikulum untuk membuat sebuah struktur kurikulum yang sesuai dengan konteks atau kultur budaya setempat.

Selengkapanya dapa di unduh disini

Hubungan Fotografi Dan Teknologi

Hubungan Fotografi Dan Teknologi

logo-554-x-600-277x300Kiriman: Agung Wijaya ( Mahasiswa Program Pascasarjana ISI Denpasar)

Fotografi secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya “fotografi” sudah tercatat sebelum Masehi. Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong. Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang. Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.

Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan. Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya. Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS. Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji. Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari. Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis. Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.

Kemajuan teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran. Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran. Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar. Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton. Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi. Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Kesimpulannya fotografi tidak bisa dilepaskan dari teknologi karena fotografi tersebut merupakan sebuah penemuan teknologi. Seiring dengan berkembangnya zaman, fotografi dibuat lebih mudah dan efisien dalam pengambilan gambarnya maupun cetaknya.

 selengkapnya dapa di unduh disini

 

PENGUMUMAN TUGAS AKHIR (TA) SEMESTER GENAP 2012/2013

Diberitahukan kepada mahasiswa FSRD ISI Denpasar yang telah mendaftar tugas akhir (TA) semester genap 2012/2013 agar hadir pada :

Hari/Tanggal : Jumat, 1 Maret 2013

Waktu               : pukul 10.00 Wita

Tempat            : Gedung PUSDOK ISI Denpasar

Acara               : Pengarahan TA dari Pembantu Dekan I

Demikian kami sampaikan untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Terima kasih.

Denpasar,27 Februari 2013

A.n Dekan

Pembantu Dekan I

Drs. Olih Solihat Karso,M.Sn

NIP.196107061990031005

 

Loading...